Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS I MENDOYO
Jln.Denpasar-Gilimanuk km 90, Desa Pergung
Telp.03654501626
Email : puskesmas1mendoyo@gmail.com, Kode PKM:
P5101030201

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS I MENDOYO
NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


UPTD PUSKESMAS I MENDOYO

KEPALA UPTD PUSKESMAS I MENDOYO

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin tercapainya hasil mutu


pelayanan yang sesuai harapan pasien, diperlukan
pemahaman tentang kebijakan pelayanan klinis;
b. Sehubungan pertimbangan diatas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas I Mendoyo kebijakan pelayanan klinis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004, tentang Praktek Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009, tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, tentang
Gawat darurat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan
No.290/MENKES/PER/III/ 2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.71/MENKES/PER/
2013 tentang Pelayanan Kesehatan dan Jaminan
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.75/MENKES/PER/
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
128/Menkes/ SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS I MENDOYO


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
KESATU : Menentukan kebijakan pelayanan klinis (mulai dari
pendaftaran sampai dengan pemulangan dan rujukan)
sebagaimana terlampir dalam keputusan ini;
KEDUA : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan, dan apabila terdapat kekeliruan dalam surat
keputusan ini maka akan diadakan perbaikan
seperlunya;

Ditetapkan di : Mendoyo
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS I MENDOYO

dr. Kadek Ayu Dewi Damayanti


NIP. 19800612 201101 2 011
Lampiran : Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas I Mendoyo
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kebijakan Pelayanan
Klinis UPTD Puskesmas
Mendoyo

A. PENDAFTARAN PASIEN
1) Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2) Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Sudah berpengalaman di bagian pendaftaran
b. Pernah mengikuti pelatihan di bagian rekam medis
3) Pelaksanaan pendaftaran dilaksanakan sesuai jam kerja
4) Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
5) Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien, nama kepala
keluarga, alamat, dan nomor rekam medis
6) Informasi tentang pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, jadwal
pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang
lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran
7) Hak dan kewjiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
layanan yang dimulai dari pendaftaran
8) Hak-hak pasien meliputi :
 Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas
 Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
 Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
 Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar operasional prosedur
 Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
 Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
 Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Puskesmas
 Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
 Memberikan persetujuan atau menolak tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
 Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
 Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Puskesmas
 Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap
dirinya
 Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar, baik secara
pidana maupun perdata
 Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
9) Kewajiban pasien meliputi
 Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
 Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
 Mematuhi ketentuan yang berlaku di Puskesmas I Mendoyo
 Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
10) Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
dan ditindak lanjuti

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1) Kajian awal dilakukan secara paripurna oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2) Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3) Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar asuhan
4) Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu
5) Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan
yang lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6) Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP
7) Pasien dengan keadaan gawat darurat harus diutamakan dalam pelayanan
8) Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
professional yang kompeten
9) Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia
10) Peralatan dan tempat pelayanan harus menjamin keselamatan pasien dan
petugas
11) Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
harus melalui proses pendelegasian wewenang
12) Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan minimal petugas kesehatan yang sudah memiliki STR
13) Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai
14) Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15) Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara secara kolaboratif dalam
tim layanan yang terpadu
16) Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien
17) Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan biologis, psikologis,
spiritual, social, dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18) Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya
19) Risiko yang mungkin terjadi (resiko jatuh dan resiko alergi) dalam
pelaksanaan layanan harus diidentifikasi
20) Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien
21) Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22) Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN KLINIS


1) Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis
2) Pedoman dan prosedur pelayanan klinis meliputi pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3) Pelaksanaan layanan sesuai dengan rencana layanan
4) Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis
5) Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6) Tindakan medis/pengobatan yang berisiko harus diinformasikan kepada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan
7) Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) perlu
didokumentasikan
8) Pelaksanaan pelayanan klinis harus dimonitor, dievaluasi serta ditindak
lanjut oleh tim audit internal
9) Evaluasi harus dilakukan terhadap masalah dan tindak lanjut
10) Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat
11) Dana untuk seluruh pelaksanaan pelayanan klinis Puskesmas dibebankan
kepada dana operasional Puskesmas
12) Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi
13) Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universalterhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal)
14) Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic
15) Kinerja pelayanan klinis harus dimonitoring dan dievaluasi dengan indicator
yang jelas
16) Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan saat pemberian layanan
17) Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindaklanjuti
18) Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
19) Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampaidengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungan nya
20) Pasien berhak untuk menolak pengobatan
21) Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk kesarana kesehatan lain
22) Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu
oleh prosedur yang baku
23) Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan wajib diberikan
informasi tentang hak untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan
tanggungjawab mereka berkenaan terhadap keputusan tersebut
24) Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu oleh prosedur yang baku
25) Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
26) Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
27) Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anastesi dan pembedahan
28) Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1) Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku
2) Dokter yang menangani bertanggungjawab untuk melaksanakan proses
pemulangan dan rujukan
3) Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4) Jika pasien tidak mungkin dirujuk Puskesmas wajib memberikan alternative
pelayanan
5) Rujukan pasien harus disertai dengan resume pasien
6) Resume klinis pasien meliputi nama pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7) Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8) Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten
9) Kriteria merujuk pasien meliputi :
 Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tetapi tidak bisa
dilakukan di Puskesmas
 Membutuhkan fasilitas atau peralatan yang tidak dimiliki Puskesmas atau
peralatan yang dibutuhkan sedang rusak
 Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat di Rumah
sakit yang dituju
 Ruang rawat inap Puskesmas penuh
 Tenaga profesional (ahli) yang tidak dimiliki Puskesmas
10) Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan
11) Kriteria pemulangan pasien meliputi :
 Pasien tidak mengalami demam selama 24 jam tanpa pemberian
antibiotic.
 Pasien mengalami kemajuan keadaan klinis.
 Vital sign dalam batas normal atau dapat dikontrol dengan rawat jalan.

E. PENCEGAHAN PENGULANGAN YANG TIDAK PERLU DAN KEWAJIBAN UNTUK


MENJAMIN KESINAMBUNGAN PELAYANAN
1) Dibutuhkan keterkaitan antar unit pelayanan, mulai dari pendaftaran ke
rekam medis, petugas menyerahkan rekam medis ke unit pelayanan yang
dituju sampai ke kamar obat
2) Dari unit pelayanan yang dituju jika dibutuhkan pelayanan interprofesi maka
dilakukan rujukan internal
3) Unit pelayanan juga dapat melakukan rujukan spesialis jika dibutuhkan
penanganan spesialistik
4) Semua kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan standar operasional
prosedur
5) Semua kegiatan yang dilakukan harus tercatat dalam rekam medis

F. PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DAN RESIKO TINGGI


1) Penanganan pasien gawat darurat dan resiko tingi dipandu oleh prosedur
yang baku
2) Kriteria pasien gawat darurat yang biasa ditangani diantaranya :
 Demam tinggi (suhu >390C)
 Kejang demam
 Hiperglikemia Hiperosmular non Ketotik
 Hipoglikemia
 Syok
 Angina Pectoris
 Infark Miokard Akut
 Stroke
 Persalinan
 Preeklamsia
 Benda asing pada mata/hidung/mulut
 Kecelakaan
 Kolic abdomen
 Gangguan jiwa (gaduh, gelisah, tindakan membahayakan diri
sendiri/orang lain)
3) Kriteria pasien resiko tinggi yang biasa ditangani diantaranya :
 Campak
 Varicella
 Herpes Zosper
 TBC
 HIV/AIDS
 Malaria
 Demam Berdarah Dengue
 Pneumonia

G. PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN


1. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari sebagian
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya
dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).
Pendidikan dan penyuluhan pasien adalah suatu kegiatan penyampaian
informasi kepada pasien yang bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit dan kebutuhan klinis pasien
demi untuk tercapainya hasil klinis yang optimal.
2. Tujuan
Tujuan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarga pasien adalah:
 Tersampainya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis pasien
kepada pasien dan keluarga pasien
 Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina
dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif
dalam upaya mewujudkan hasil klinis yang optimal
 Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga, yang sesuai
dengan konsep hidup sehat.
3. Sasaran
 Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang dapat dilakukan di Puskesmas
 Keluarga adalah keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, diantaranya
adalah anggota keluarga yang menderita penyakit menular, penyakit
kronis, keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk,
keadaan gizi yang buruk.
4. Hasil yang diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam diri pasien
dan keluarga sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih sehat
dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
5. Tempat penyelenggaraan
Ruang Konseling terpadu

Anda mungkin juga menyukai