Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

UPTD PUSKESMAS JAYAPURA


KECAMATAN JAYAPURA PROVINSI SUMATERA SELATAN
Jln. Raya Desa Bunga Mayang Kec. Jayapura Kab. OKU Timur Kode Pos
32181
email : pkmjayapuraokut@gmail.comTelp. 082278783737

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS JAYAPURA
NOMOR: /SK/PKM.JYPR/2022

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS JAYAPURA

KEPALA PUSKESMAS JAYAPURA

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Jayapura perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien serta mematuhi
protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di UPTD
Puskesmas Jayapura.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015, tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Tempat Praktek Mandiri
Dokter Gigi;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 808
Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
6. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskemas pada Masa Pandemi
Covid19.
7. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease
(Covid-19) oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Maret 2020;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS JAYAPURA TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS JAYAPURA
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

KEDUA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat pelaksanaan surat


keputusan ini dibebankan pada anggaran UPTD Puskesmas
Jayapura.

KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jayapura
Pada tanggal : Januari 2022
KEPALA UPTD PUSKESMAS JAYAPURA

ASMU’I, SKM., M.Kes


LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS JAYAPURA
NOMOR : /SK/PKM.JYPR/2022
PERIHAL : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS JAYAPURA

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS JAYAPURA

1. PENDAFTARAN PASIEN
a. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas, dengan
memperhatikan protokol kesehatan selama masa pendemi.
b. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :bekerja di unit pendaftaran >3 tahun.
c. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
d. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis.
e. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur, dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain
harus dapat disediakan di tempat pendaftaran.
f. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
g. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.

2. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


a. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian dan sesuai dengan protokol kesehatan.
b. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
c. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
d. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu
e. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
f. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
g. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
h. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
i. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
j. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
k. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
l. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
m. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
n. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
o. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu.
p. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien.
q. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
r. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya.
s. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
t. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
u. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
v. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

3. PELAKSANAAN LAYANAN
a. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
dan sesuai dengan protokol kesehatan.
b. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
c. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
d. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis.
e. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
f. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
g. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
h. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
i. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
j. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
k. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
l. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal).
m. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
n. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.
o. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
p. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti.
q. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
r. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
s. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
t. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
u. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
v. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
w. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan.

4. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


a. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
b. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
c. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani.
d. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
e. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
f. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
g. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
h. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten.
i. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan

Anda mungkin juga menyukai