MENETAPKAN :
Ditetapkan di
Pada Tanggal :
Dr. Ihsan
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
KLINIK PRATAMA RAWAT JALAN IHSAN
MEDIKA
NOMOR :
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
FARMASI DI KLINIK PRATAMA RAWAT
JALAN IHSAN MEDIKA
B. PERENCANAAN
1. Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat. Pedoman yang di pakai
perencanaan dengan mempertimbangkan :
a. Anggaran yang tersedia
b. Penetapan prioritas
c. Sisa persediaan
d. Data pemakaian periode lalu
e. Waktu tunggu pemesanan
f. Rencana pengembangan
2. Perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaidilakukan
oleh kepala instalasi farmasi setiap tahun dengan mengacu pada :
2.1. Estimasi akhir tahun dari realisasi kebutuhan diseluruh unit pada tahun berjalan.
2.2. Disesuaikan dengan rencana program kerja unit pelayanan baik rawat inap
maupun rawat jalan
3. Perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaiyang
sudah dianggarkan tahunan akan diajukan menjadi perencanaan tri wulan kepada tim
pengadaan obat/alkes untuk direalisasikan.
4. Pengajuan perencanaan dianggarkan untuk persediaan minimal 3 (Tiga) Bulan dan
maksimal 6 (enam) bulan untuk sediaan fast moving dan 1 (satu) kemasan terkecil untuk
sediaan slow moving.
C.,PENGADAAN
1. Untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaiyang terdapat
dalam daftar e catalog.pengadaan dilakukan secara elektronik (e-purchasing).
2. Untuk pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakaiprogram pemerintah (FDC obat antituberkulosis) dan vaksin Rumah sakit Waras
wiris berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali.
3. Sistem pengadaan dengan pembelian secara e-purchasing melalui e-katalog dilakukan
setiap hari kerja,negosiasi dengan pemasok (principel dan distributor) dilakukan oleh
unit Layanan pengadaan (ULP).
4. Penyedia barang yang di pilih harus memenuhi standar mutu dan memenuhi persyaratan
pemasok sebagai berikut :
a. Memiliki Surat izin usaha pedagang besar farmasi dari badan POM RI.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
c. Memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak beserta nomor pokok wajib pajak
(NPWP).
d. Memiliki Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
e. Lebih diutamakan pemasok yang memiliki sertifikat mutu.
f. Memberikan jaminan pelayanan
5. Pengadaan obat di luar e catalog dilakukan dengan penunjukan langsung.
6. Untuk memenuhi kebutuhan obat yang kosong atau tidak tersedia,Rumah sakit
bekerjasama dengan rumah sakit lain yang telah MoU
D. PENERIMAAN
1. Penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaidilakukan
oleh Asisten Apoteker yang di tunjuk,di bawah pengawasan Kepala Instalasi farmasi.
2. Semua perbekalan farmasi yang diterima harus di periksa dan disesuaikan dengan
spesifikasi pada surat pesanan dan faktur.
3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaiyang diterima oleh
petugas gudang farmasi dari distributor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
ini :
a. Jenis, Jumlah, No. Batch perbekalan sesuai dengan surat pesanan dan faktur / nota
b. Bentuk fisik baik (antara lain bentuk sediaan, kemasan, kejernihan)
c. Tanggal kadaluarsa
d. Penerimaan bahan kimia, bahan berbahaya dan beracun juga reagensia harus
dilengkapi dengan MSDS.
e. Stándar suhu penyimpanan obat,misalnya untuk obat yang di simpan dalam suhu 2-
8°C harus didistribusikan menggunakan ice box.
E. PENYIMPANAN
a. Penyimpanam Sediaan farmasi,Alat kesehatan,dan Bahan Medis Habis Pakai harus
dapat menjamin kualitas dan keamanan sesuai persyaratan kefarmasian, meliputi :
1. Stabilitas terhadap suhu penyimpanan
2. Keamanan dari kehilangan dan pencurian selama penyimpanan.
3. Sanitasi/sistem pembuangan limbah farmasi.
4. Stabilitas terhadap cahaya.
5. Kelembaban udara ruang penyimpanan.
6. Sirkulasi udara yang berpengaruh terhadap kelembaban ruang penyimpanan.
b. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakaidisimpan dan di susun
secara alfabetis dengan prinsip FIFO (First in First out) dan FEFO (First Expired First
Out) sehingga memudahkan proses distribusi untuk mengeluarkan terlebih dahulu
barang yang datang lebih awal dan barang yang memiliki waktu kadaluarsa lebih dekat.
c. Penyimpanan narkotik sesuai dengan peraturan penyimpanan narkotik.Narkotik di
simpan dalam lemari yang terkunci ganda (doble) dan setiap pengeluaran harus di
ketahui oleh penanggungjawabnya dan di catat.
d. Obat golongan High Alert Medication (HAM) di simpan di rak khusus dengan
penandaan dan pemberian label yang jelas berupa sticker “High Alert,double
check”dengan warna dasar merah.
e. Obat golongan Look Alike Sound Alike (LASA/NORUM) tidak di simpan pada posisi
yang berdampingan /bersebelahan secara langsung dengan pasangan/padanannya,dan di
beri sticker “LASA”.
f. Pemberian label nama obat pada tempat penyimpanan obat golongan LASA yang
memilikipenulisan nama mirip ditulis dengan metode Tallman Lettering dimana nama
yang berbeda di tulis lebih besar dengan huruf kapital,misalnya TB vit dengan HB vit
g. Obat golongan HAM berupa elektrolit konsentrat di simpan dengan di beri sticker
“HIGH ALERT.double check” dengan warna dasar merah dan “ELEKTROLIT
PEKAT,HARUS DIENCERKAN”
h. Elektrolit pekat yang di simpan di ruang perawatan disimpan di tempat khusus dengan
akses terbatas (di simpan di kotak khusus yang di beri penandaan/garis merah dan
sticker obat high alert/ HAM).
i. Perbekalan farmasi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (mudah
terbakar,mudah meledak,toksik,karsinogenik,iritatif,korosif) digolongkan dalam
kelompok bahan B3 dan harus di simpan di ruangan khusus yang terpisah dari
perbekalan farmasi lain.
j. Ruang penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Lokasinya harus jauh atau bukan merupakan tempat aktivitas.
2. Terpisah dengan penyimpanan perbekalan farmasi lain dan di beri pelabelan yang
jelas.
3. Dekat dengan hidrant atau safety shower.
4. Cukup luas untuk melindungi kualitas produk B3.
5. Dapat menjamin keamanan produk B3.
6. Menjamin keamanan petugas yang menangani dan menggunakan B3.
7. Terdapat rambu/tanda peringatan,denah lokasi dan jalur evakuasi.
8. Bahan B3 tidak diletakkan langsung di lantai (diberi alas pallet).
9. Jauh dari sumber listrik.
10.Terdapat alat pengukur suhu dan kelembaban udara.
11.Terdapat alat pendeteksi kebakaran,APAR dan APD bagi petugas.
12.Terdapat MSDS bahan berbahaya dan beracun yang disimpan.
13.Terdapat spill kit untuk mengatasi tumpahan B3.
k. Pengelompokan dan pemberian tanda peringatan dalam penyimpanan berdasarkan sifat
kelompok B3 meliputi mudah terbakar,mudah meledak,toksik,mengiritasi,korosif dll.
l. Tempat penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan spill kit dan memiliki pintu keluar
darurat yang langsung tembus keluar.
m. Penyimpanan B3 harus dilengkapi dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) yang
diletakkan di dekat bahan B3 yang bersangkutan.
n. Gas medis di simpan dengan posisi berdiri,terikatdengan rantai untuk meminimalkan
potensi terjadinya cedera (KPC/kejadian potensial cedera), dan di beri penandaan untuk
menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis.
o. Penyimpanan tabung gas medis harus disertai dengan pemberian label yang jelas berisi
keterangan jenis gas yang terdapat di dalamnya,isi/volume gas,tanggal pertama kali
tabung gas digunakan,dan tanggal gas habis.
p. Penyimpanan tabung gas medis kosong dipisahkan dengan tabung gas medis yang masih
ada isinya.
q. Setiap obat atau bahan kimia yang dikeluarkan dari wadah aslinya (kemas
ulang/repacking)harus diberi label identitas yang memuat informasi sebagai berikut :
1. Nama produk
2. Jumlah isi dan kekuatan produk
3. Tanggal kadaluarsa
4. Peringatan khusus
r. Obat emergency di simpan dalam trolley/box/kit emergency,terkunci,dan menggunakan
kunci yang memiliki no.registrasi.Tempat penyimpanan Obat Emergency harus mudah
di akses dan terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian.
s. Tempat penyimpanan perbekalan farmasi harus dilakukan monitoring suhu dan
kelembaban udara setiap hari,termasuk hari libur.
t. Monitoring suhu dan kelembaban udara di ruang penyimpanan perbekalan farmasi di
instalasi farmasi dilakukan oleh petugas farmasi,sedangkan di ruang perawatan pasien
dilakukan oleh perawat ruangan.
u. Monitoring suhu dan kelembaban udara di instalasi farmasi non 24 jam pada hari libur
dilakukan oleh apoteker/tenaga teknis kefarmasian yang bertugas.
2. PELAYANAN KEFARMASIAN
Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian maka di atur kebijakan sebagai berikut :
A. Pengkajian Resep
Kegiatan ini meliputi upaya pengkajian resep untuk mengidentifikasi
permasalahan terkait obat (Drug related Problem),baik permasalahan
administrasi,farmasetis maupun permasalahan klinis baik untuk rawat jalan maupun rawat
inap.
a. Persyaratan administrasi meliputi :
1. Kelengkapan identitas pasien meliputi : nama pasien,tanggal lahir,nomor rekam
medis dan alamat pasien.
2. Kelengkapan informasi khusus meliputi : diagnosa,berat badan,jenis kelamin,riwayat
alergi obat.
3. Kelengkapan identitas penulis resep meliputi : nama dan paraf dokter.
4. Tanggal penulisan resep.
5. Poliklinik/ruang rawat pasien.
b. Persyaratan farmasetis meliputi :
1. Nama obat
2. Bentuk sediaan
3. Kekuatan sediaan
4. Dosis obat
5. Jumlah obat
6. Stabilitas sediaan
7. Aturan dan cara penggunaan
c. Persyaratan klinis meliputi :
1. Ketepatan indikasi,dosis dan waktu penggunaan obat.
2. Duplikasi pengobatan
3. Alergi dan ROTD (Reaksi Obat Yang Tidak dikehendaki)
4. Kontraindikasi
5. Interaksi obat
D.Konseling
Konseling di lakukan secara selektif maupun sewaktu oleh apoteker yang di tunjuk.
Adapun kriteria pasien yang diberikan konseling dan KIE adalah :
1. Pasien dengan penyakit khronis (TB,DM,Epilepsi dan lain lain)
2. Pasien yang mendapatkan obat lebih dari lima komponen (Polifarmasi)
3. Pasien yang mendapatkan obat indeks terapi sempit (digoksin,Phenitoin)
4. Pasien yang mendapatkan obat dengan instruksi khusus (kortikosteroid dengan
tappering down/off)
5. Pasien baru dan akan pulang untuk pasien rawat inap.
6. Pasien kondisi khusus (pediatri,geriatri,gangguan fungsi ginjal,ibu hamil dan menyusui)
E. Rekonsiliasi Obat
Ada tiga proses rekonsiliasi yaitu
1. Rekonsiliasi admisi
Rekonsiliasi saat pasien masuk pertamakali rawat inap
2. Rekonsiliasi transfer
Rekonsiliasi saat pasien pindah antar ruang perawatan
3. Rekonsiliasi discharge
Rekonsiliasi saat pasien pulang
F. Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker.Visite
dilakukan secara mandiri.