TRAINING PPI
RIBE
T CEREWET
MAHAL
PROGRAM PPI
KEWASPADAAN
KEWASPADAAN ISOLASI STANDAR
KEWASPADAAN
PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES TRANSMISI
HAIS
SURVEILANS HAIS
KEBERSIHAN TANGAN
APD
ETIKA BATUK
KESEHATAN PETUGAS
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LIMBAH
MANAJEMEN LINEN
PENEMPATAN PASIEN
PENGELOLAAN ALAT
KEBERSIHAN
TANGAN / Ada berapa metode kebersihan tangan?
HAND
HYGIENE
HANDRUB HANDWASH
waktu
HANDRUB
Menjaga kebersihan tangan
HANDWASH
Jika tangan terlihat kotor
/
maksimal 5x
Setelah 5x harus handwash
CUCI
unlimited TANGAN
Catatan
1. Pastikan aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang tidak dipakai
2. Tangan harus sudah kering sebelum menyentuh pasien
5 MOMEN CUCI TANGAN (WHO)
CARA MEMAKAI
(DONNING) APD DENGAN BENAR
CARA PENGUMPULAN
( DISPOSAL ) SETELAH PAKAI
Contoh pada case
RISIKO PAPARAN covid-19
APD
Masker bedah
Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh, mengirup udara
yang terkontaminasi dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin.
Masker Bedah
Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet.
Masker respiratory ( N95/KN95/FFP2
Indikasi
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju/
tubuh petugas dari kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh,
sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan
steril. Merawat pasien suspek atau konfirmasi menular melalui droplet
Gaun steril dan Non steril, gaun kedap air dan tidak kedap air
Contoh Tindakan
Rawat luka, drainage, insisi , dll
GOGGLES DAN PENUTUP WAJAH
Indikasi
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi. Merawat pasien dengan gejala pernafasan
Jenis
Goggle dan face shield
Tutup mata mengggunakan goggle dengan ukurn sesuai dan wajah menggunakan
face shield
Contoh Tindakan
Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan,
tindakan perawatan gigi dan mulut, pada perawatan pasien covid
HEAD CAP
Indikasi
untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan
kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau membran
mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi
kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari
pasien.
Contoh Tindakan
Indikasi
melindung kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan
Sepatu boot
Tertutup, Bersifat kuat, tahan air dan tahan air
Contoh Tindakan
Tindakan operasi, Pertolongan dan Tindakan persalinan,
Penanganan limbah, pembersihan
CARA PEMAKAIAN (donning) & PELEPASAN (doffing)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BENAR
Memakai APD
Melepas APD
21
PENGUMPULAN ( DISPOSAL)
Persyaratan kualitas air bersih: bau, rasa, warna, susunan kimia, dan debit (sesuai peraturan perundangan)
Perhatikan:
Sistem jaringan (ada saluran cadangan)
Sistem stop kran dan valve
Tempat penampungan air bersih
Sumber air : sumber air tanah/sumur, pdam, air hujan
PERMUKAAN LINGKUNGAN
Bebas sampah Menempatkan bunga segar, tanaman pot, bunga plastik di ruang rawat
Bebas serangga Pembersihan permukaan dapat menggunakan klorin 0,05 %, H2O2 0,5
– 1,4 %, bila ada cairan tubuh gunakan klorin 0.5 %
Bebas binatang pengganggu
Dibersihkan secara rutin
SOP pembersihan, SOP disinfeksi permukaan lingkungan, SOP disinfeksi tempat tidur, SOP diinfeksi
peralatan disamping tempat tidur dan pinggiran yang sering tersentuh
Identifikasi,
Pemisahan,
PENGENDALIA Labeling,
N LIMBAH Pengangkutan,
Penyimpanan
Pembuangan/pemusnahan.
Tempatkan limbah sesuai jenisnya:
Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna
kuning.
Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik
berwarna hitam.
Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air.
Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair (spoelhoek).
SAFETY BOX
Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan mudah dibersihkan, tidak boleh
tercecer, petugas menggunakan APD ketika mengangkut limbah.
Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke tempat penampungan akhir pembuangan.
Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
Beri label pada kantong plastik limbah.
Setiap hari limbah diangkat ke TPS minimal 2 kali sehari.
Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup limbah tidak boleh ada yang tercecer.
Gunakan APD ketika menangani limbah.
TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
MANAJEMEN
LINEN
FLOW CHART SISTIM PENGELOLAAN LINEN
Linen infeksius
Linen kotor/non infeksius
Collection
KEBERSIHAN
TANGAN Kontak langsung
APD use sorting Percikan
PENGENDALIAN LAUNDRY aerosol
LINGKUNGAN
KESEHATAN
PETUGAS
Kontaminasi lingkungan
Cleaning
transfer
process
LINE
N
Troley
tertutup
PERSYARATAN PPI DI AREA LAUNDRY
Fasilitas laundry harus memiliki kebijakan yang akan memastikan bahwa area laundry berada di ruang
sendiri dan khusus laundry
Terpisah area ruang kotor, bersih dan steril
Area kotor memiliki sirkulasi negatif dengan rekayasa lingkungan dengan sistem ventilasi
mengarahkan aliran udara dari area bersih ke area yang terkontaminasi / kotor
Staf tidak mengonsumsi makanan atau minuman di area laundry
lantai dan dinding terbuat dari bahan tahan lama yang dapat menahan kerasnya area cucian (yaitu, tahan
air / uap)
Fasilitas kebersihan tangan terletak di semua area kerja laundry
Terpisah antara trolly bersih dan trolly kotor
Peralatan laundry digunakan dan dirawat sesuai dengan petunjuk pabrik
Ada prosedur yang ditetapkan untuk menentukan kapan cucian harus disortir di fasilitas laundry (yaitu,
sebelum atau sesudah pencucian)
Kantong Trolly linen dicuci setelah digunakan dan dapat dicuci dengan siklus yang sama dengan linen
yang ada di dalamnya (dimasukan ke mesin cuci)
Cucian bersih disortir, dikemas, diangkut dan disimpan dengan metode yang akan memastikan
kebersihannya dan melindunginya dari debu dan tanah selama pemuatan, pengangkutan, dan
pembongkaran.
PENGELOLAAN LINEN
1. PENGUMPULAN 3. PENCUCIAN
1. Pastikan petugas menggunakan APD sesuai indikasi 1. Pastikan petugas menggunakan APD sesuai indikasi
2. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius 2. Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan
dimulai dari sumber dan memasukkan linen kedalam kapasitas mensin cuci dan kebutuhan deterjen dan
kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label : disinfektan.
Infeksius dan kotor dan nama unit
3. Membersihkan
linen kotor dari tinja, urin, darah dan
3. Menghitung dan mencatat linen diruangan muntahan dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
4. Dilarang melakukan perendaman linen kotor di 4. Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat kekotorannya.
ruangan sumber. 5. Pengeringan
linen dengan mesin pengering (dryer)
2. PENERIMAAN sehingga didapat hasil pengeringan yang baik.
1. Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara 6. Penyeterikaan tidak dilakukan di lantai
infeksius dan non infeksius dan tidak membongkar 7. Linen
bersih harus ditata sesuai jenisnya didalam lemari
kantong linen infeksius yang bersih dan tidak lembab
2. Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
PENGELOLAAN LINEN INFEKSIUS
1. Linen yang kotor harus ditempatkan di tempat yang berlabel jelas, Plastik atau wadah
anti bocor
2. Pencucian dengan mesin cuci dengan air hangat di 60−90 ° C dan detergen kemudian
dikeringkan.
Jika mesin cuci tidak memungkinkan, linen bisa direndam panas air dan sabun dalam ember besar
menggunakan tongkat untuk mengaduk, ambil hati-hati untuk menghindari percikan. Ember
kemudian harus dikosongkan, dan seprai direndam dalam 0,05% klorin selama kurang lebih 30
menit. Terakhir, cucian harus dibilas dengan bersih air dan seprai dibiarkan mengering
sepenuhnya, jika memungkinkan sinar matahari
3. Jika Linen sekali pakai, mereka harus diperlakukan sebagai limbah infeksius; jika dapat
digunakan kembali, mereka harus diperlakukan sebagai linen kotor infeksius
PENEMPATAN
PASIEN
PERMENKES NO 27 TH 2017 ttg PEDOMAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
1. Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius, disesuaikan dengan pola
transmisi infeksi (kontak, droplet, airborne)
2. Bila tidak tersedia ruang tersendiri, diterapkan sistem cohorting dengan jarak >1 meter
antar pasien
3. Batasi mobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya melalui udara (airborne) pasien
Riwayat batuk >3minggu tdk boleh jalan jalan di klinik)
DEKONTAMINASI
Suatu proses untuk menghilangkan/
memusnahkan mikroorganisme dan
PENGELOLAA kotoran yang melekat pada peralatan
medis/objek, melalui proses pre
Pembersihan
Gunakan APD
Pencucian dengan air mengalir
Lokasi penirisan hindari resiko kontaminasi
Menggunakan meja yang tidak menyerap air (steinless)
Area bebas kontaminasi
Ruangan harus bersih
Sterilisasi
Sesuai dengan jenis peralatan
Dilakukan pengawasan & pengukuran
Indikator mutu
PENGAWASAN PPI : TRANSPORTASI
Trolly
Dibedakan antara pengantar dan mengambil
Menggunakan kode kantong yang berbeda
Kuat dan mudah dibersihkan
Alur masuk
Petugas pengantar tidak masuk ke area bersih
Alat kotor berbeda dengan alat bersih
Menggunakan tempat tertutup/troly
Penempatan ;
Hindari pencemaran lingkungan
Pisahkan peralatan yang berisiko : pecah atau kontaminasi
PENGAWASAN PPI : PENYIMPANAN
Penyimpanan
Pada ruang bersih dengan sirkulasi udara yang
baik untuk menjamin sterilitas
Penempatan peralatan : FIFO
Stock management
Syarat ruangan ;
Ruangan harus kering, sudut lantai melengkung
Bersih dan sirkulasi udara yang baik
System FIFO (First In First Out)
Secara rutin di bersihkan
Syarat almari :
Harus kering
1 x seminggu dibersihkan
AUDIT
PPI
ICE BREAKING
KEWASPADAA
N TRANSMISI
TRANSMISI KONTAK TRANSMISI DROPLET TRANSMISI AIRBORNE
TRANSMISI MELALUI KONTAK
1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi patogen yang dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien (kontak kulit-ke-kulit yang terjadi
selama aktivitas perawatan pasien) atau kontak tidak langsung dari permukaan
lingkungan yang terkontaminasi atau layanan kesehatan
2. Contoh : skabies
3. Sarung tangan dan gaun harus dipakai selama merawat pasien
4. Kebersihan tangan menjadi hal yang utama untuk mencegah transmisi
KONTAK
PRINSIP KEWASPADAAN TRANSMISI KONTAK
1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi pathogen yang dapat
ditularkan melalui jalur droplet. Pencegahan droplet mencegah penyebaran
organisme yang ditularkan oleh partikel tetesan besar (ukuran > 5 mikron). Partikel
percikan dihasilkan ketika pasien batuk, berbicara atau bersin, melayang dalam
jarak pendek (biasanya dalam jarak 1 meter)
2. Contoh : influenza, pertusis, dan rubella
3. Masker bedah harus dipakai selama merawat pasien suspek infeksi dalam jarak satu
meter
4. Dalam pengaturan rawat jalan, tempatkan pasien dengan jarak 1 meter dan lakukan
pemeriksaan sesegera mungkin dan instruksikan pasien untuk mematuhi Etika
Batuk / Kebersihan Pernafasan
DROPLET
KEWASPADAAN AIRBORNE (UDARA)
1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi pathogen yang
dapat ditularkan melalui jalur udara. Mikroorganisme dapat tetap
tersuspensi dalam udara untuk jangka waktu yang lama
2. Mikroorganisme yang ada udara dipertimbangkan dengan merekayasa
ventilasi
3. Contoh infeksi yang ditularkan melalui udara adalah tuberkulosis
paru,cacar air, campak, dan herpes zoster diseminata.
4. Prosedur yang menghasilkan aerosol dapat menimbulkan penularan
infeksi airborne misalkan Tindakan pelayanan Gigi
5. Respirator N95 harus dipakai selama perawatan pasien suspek infeksi
airborne
AIRBORNE
Penerapan kewaspadaan Transmisi UDARA