Anda di halaman 1dari 69

INHOUSE

TRAINING PPI

KLINIK PRATAMA LARISA


2023
APA ITU PPI??
PPI
(PENCEGAHAN  upaya untuk mencegah dan meminimalkan
terjadinya infeksi pada pasien, petugas,
DAN pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas
PENGENDALIA pelayanan kesehatan
N INFEKSI)
3 KATA MENGGAMBARKAN PPI

RIBE
T CEREWET
MAHAL
PROGRAM PPI

KEWASPADAAN
KEWASPADAAN ISOLASI STANDAR
KEWASPADAAN
PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES TRANSMISI
HAIS

SURVEILANS HAIS

PENDIDIKAN PELATIHAN PPI

PENGGUNAAN ANTIMIKROBA YANG


BIJAK
KEWASPADAAN STANDAR

KEBERSIHAN TANGAN

APD

PENYUNTIKAN YANG AMAN

ETIKA BATUK

KESEHATAN PETUGAS

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

PENGENDALIAN LIMBAH

MANAJEMEN LINEN

PENEMPATAN PASIEN

PENGELOLAAN ALAT
KEBERSIHAN
TANGAN /  Ada berapa metode kebersihan tangan?

HAND
HYGIENE
HANDRUB HANDWASH

durasi 20-30 detik 40-60 detik


2 METODE HAND HYGIENE
bahan alkohol Air mengalir + sabun

waktu
HANDRUB
Menjaga kebersihan tangan
HANDWASH
Jika tangan terlihat kotor
/
maksimal 5x
Setelah 5x harus handwash
CUCI
unlimited TANGAN

Catatan
1. Pastikan aksesoris seperti cincin, jam tangan, gelang tidak dipakai
2. Tangan harus sudah kering sebelum menyentuh pasien
5 MOMEN CUCI TANGAN (WHO)

1. Sebelum bersentuhan dengan pasien

2. Sebelum melakukan tindakan aseptic

3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien

4. Setelah bersentuhan dengan pasien

5. Setelah keluar dari lingkungan pasien


 adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk

APD melindungi pemakainya dari cedera atau


penyebaran infeksi yang dihasilkan oleh
virus dan bakteri atau penyakit
4 UNSUR DIPATUHI SAAT PENGGUNAAN APD

TETAPKAN INDIKASI PENGGUNAAN


JENIS/RISIKO PAPARAN, DINAMIKA TRANSMISI

CARA MEMAKAI
(DONNING) APD DENGAN BENAR

CARA MELEPAS (DOFFING )DENGAN BENAR

CARA PENGUMPULAN
( DISPOSAL ) SETELAH PAKAI
Contoh pada case
RISIKO PAPARAN covid-19
APD
Masker bedah

Masker bedah,sarung tangan, goun

Masker bedah, sarung tangan, pelindung


kepala ,apron/gown,gogles/faceshield,sepatu
pelindung
13

Masker N95,sarung tangan,pelindung kepala ,


apron/gown, gogles, faceshield,sepatu pelindung
JENIS SARUNG TANGAN

Sarung Tangan Bersih

Melindungi petugas pemberi pelayanan kesehatan sewaktu melakukan pemeriksaan atau


pekerjaan rutin. (sesuai indikasi)

Sarung Tangan Steril

Dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan.

Sarung Tangan Rumah Tangga


Dipakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan-bahan
terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang
terkontaminasi.
BOLEH / TIDAK ?

1. Tidak melakukan kebersihan tangan sebelum & setelah tindakan


2. Ganti sarung tangan bila rusak atau tampak kotor
3. Tangan kanan menggunakan gloves tangan kiri tidak
4. Menyentuh mata hidung mulut kita saat menggunakan gloves
5. Mencuci tangan/hand rub saat memakai gloves
6. Digunakan untuk menulis, membawa rekam medis, dll
MASKER

Masker digunakan untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dari cipratan darah dan cairan tubuh, mengirup udara
yang terkontaminasi dan melindungi pasien atau permukaan lingkungan udara dari petugas pada saat batuk atau bersin.
Masker Bedah

Masker bedah, untuk tindakan bedah atau mencegah penularan melalui droplet.
Masker respiratory ( N95/KN95/FFP2

Masker respiratorik, untuk mencegah penularan melalui airborne. melindungi


seseorang dari partikel berukuran <5 mikron yang dibawa melalui udara
GAUN PELINDUNG

Indikasi
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi baju/
tubuh petugas dari kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh,
sekresi, ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada tindakan
steril. Merawat pasien suspek atau konfirmasi menular melalui droplet

Jenis – Jenis Gaun

Gaun steril dan Non steril, gaun kedap air dan tidak kedap air

Contoh Tindakan
Rawat luka, drainage, insisi , dll
GOGGLES DAN PENUTUP WAJAH

Indikasi
Melindungi mata dan wajah dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan
eksresi. Merawat pasien dengan gejala pernafasan
Jenis
Goggle dan face shield
Tutup mata mengggunakan goggle dengan ukurn sesuai dan wajah menggunakan
face shield

Contoh Tindakan
Pada saat tindakan operasi, pertolongan persalinan dan tindakan persalinan,
tindakan perawatan gigi dan mulut, pada perawatan pasien covid
HEAD CAP

Indikasi
untuk mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan
kulit kepala petugas terhadap alat-alat/daerah steril atau membran
mukosa pasien dan juga sebaliknya untuk melindungi
kepala/rambut petugas dari percikan darah atau cairan tubuh dari
pasien.
Contoh Tindakan

Tindakan operasi, Tindakan insersi CVL, Pertolongan dan


tindakan persalinan
SEPATU PELINDUNG

Indikasi
melindung kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan
Sepatu boot
Tertutup, Bersifat kuat, tahan air dan tahan air

Contoh Tindakan
Tindakan operasi, Pertolongan dan Tindakan persalinan,
Penanganan limbah, pembersihan
CARA PEMAKAIAN (donning) & PELEPASAN (doffing)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BENAR
Memakai APD

Melepas APD

21
PENGUMPULAN ( DISPOSAL)

 APD SINGLE  MASUKKAN KE TEMPAT SAMPAH INFEKSIUS


 REUSABLE  DIKEMAS DALAM KANTONG PLASTIK INFEKSIUS TERTUTUP RAPAT
Tidak memakai ulang jarum suntik
PENYUNTIKAN
YANG AMAN Upayakan tidak menggunakan obat-
obatan/cairan multidose

Pertahankan Teknik aseptic dan antiseptic


pada pemberian suntikan

Buang jarum suntik habis pakai

Tidak menutup kembali /recapping jarum


suntik habis pakai

Penggunaan APD yang tepat


TEKNIK PENYARUNGAN JARUM SUNTIK DENGAN SATU
TANGAN
ETIKA BATUK
KESEHATAN
PETUGAS
 Upaya perbaikan kualitas udara, kualitas air, dan permukaan
lingkungan
PENGENDALIA  Disain dan konstruksi bangunan
N  Dilakukan untuk mencegah transmisi mikroorganisme
LINGKUNGAN kepada pasien, petugas, dan pengunjung
KUALITAS UDARA

 Pembatasan jumlah orang di ruangan


 Ventilasi yang memadai
 Tidak dianjurkan:
 Fogging dan sinar uv untuk kebersihan udara
 Tidak direkomendasikan melakukan kultur permukaan lingkungan secara rutin kecuali ada outbreak
atau renovasi/pembangunan baru
KUALITAS AIR

 Persyaratan kualitas air bersih: bau, rasa, warna, susunan kimia, dan debit (sesuai peraturan perundangan)
 Perhatikan:
 Sistem jaringan (ada saluran cadangan)
 Sistem stop kran dan valve
 Tempat penampungan air bersih
 Sumber air : sumber air tanah/sumur, pdam, air hujan
PERMUKAAN LINGKUNGAN

 Permukaan lingkungan datar  Tidak dianjurkan:


 Bebas debu  Penggunaan karpet di ruang rawat

 Bebas sampah  Menempatkan bunga segar, tanaman pot, bunga plastik di ruang rawat

 Bebas serangga  Pembersihan permukaan dapat menggunakan klorin 0,05 %, H2O2 0,5
– 1,4 %, bila ada cairan tubuh gunakan klorin 0.5 %
 Bebas binatang pengganggu
 Dibersihkan secara rutin

 SOP pembersihan, SOP disinfeksi permukaan lingkungan, SOP disinfeksi tempat tidur, SOP diinfeksi
peralatan disamping tempat tidur dan pinggiran yang sering tersentuh
 Identifikasi,
 Pemisahan,

PENGENDALIA  Labeling,

N LIMBAH  Pengangkutan,
 Penyimpanan
 Pembuangan/pemusnahan.
 Tempatkan limbah sesuai jenisnya:
 Limbah infeksius: Limbah yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh masukkan kedalam kantong plastik berwarna
kuning.
 Limbah non-infeksius: Limbah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh, masukkan ke dalam kantong plastik
berwarna hitam.
 Limbah benda tajam: Limbah yang memiliki permukaan tajam, masukkan kedalam wadah tahan tusuk dan air.
 Limbah cair segera dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah cair (spoelhoek).
SAFETY BOX

Semua jenis limbah tajam yang


berpotensi melukai jaringan
PENGANGKUTAN

 Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang kuat, tertutup dan mudah dibersihkan, tidak boleh
tercecer, petugas menggunakan APD ketika mengangkut limbah.
 Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah sebelum dibawa ke tempat penampungan akhir pembuangan.
 Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
 Beri label pada kantong plastik limbah.
 Setiap hari limbah diangkat ke TPS minimal 2 kali sehari.
 Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus.
 Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup limbah tidak boleh ada yang tercecer.
 Gunakan APD ketika menangani limbah.
 TPS harus di area terbuka, terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
MANAJEMEN
LINEN
FLOW CHART SISTIM PENGELOLAAN LINEN
Linen infeksius
Linen kotor/non infeksius
Collection

 KEBERSIHAN
TANGAN Kontak langsung
 APD use sorting Percikan
 PENGENDALIAN LAUNDRY aerosol
LINGKUNGAN
 KESEHATAN
PETUGAS

Kontaminasi lingkungan

Cleaning
transfer
process
LINE
N

PENGAWASAN terkontami Kotor


KEPATUHAN nasi
TERHADAP
STANDAR PPI
Hilangkan Kantong Kantong
bahan padat kuning hitam

Troley
tertutup
PERSYARATAN PPI DI AREA LAUNDRY
 Fasilitas laundry harus memiliki kebijakan yang akan memastikan bahwa area laundry berada di ruang
sendiri dan khusus laundry
 Terpisah area ruang kotor, bersih dan steril
 Area kotor memiliki sirkulasi negatif dengan rekayasa lingkungan dengan sistem ventilasi
mengarahkan aliran udara dari area bersih ke area yang terkontaminasi / kotor
 Staf tidak mengonsumsi makanan atau minuman di area laundry
 lantai dan dinding terbuat dari bahan tahan lama yang dapat menahan kerasnya area cucian (yaitu, tahan
air / uap)
 Fasilitas kebersihan tangan terletak di semua area kerja laundry
 Terpisah antara trolly bersih dan trolly kotor
 Peralatan laundry digunakan dan dirawat sesuai dengan petunjuk pabrik
 Ada prosedur yang ditetapkan untuk menentukan kapan cucian harus disortir di fasilitas laundry (yaitu,
sebelum atau sesudah pencucian)
 Kantong Trolly linen dicuci setelah digunakan dan dapat dicuci dengan siklus yang sama dengan linen
yang ada di dalamnya (dimasukan ke mesin cuci)
 Cucian bersih disortir, dikemas, diangkut dan disimpan dengan metode yang akan memastikan
kebersihannya dan melindunginya dari debu dan tanah selama pemuatan, pengangkutan, dan
pembongkaran.
PENGELOLAAN LINEN

1. PENGUMPULAN 3. PENCUCIAN
1. Pastikan petugas menggunakan APD sesuai indikasi 1. Pastikan petugas menggunakan APD sesuai indikasi
2. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius 2. Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan
dimulai dari sumber dan memasukkan linen kedalam kapasitas mensin cuci dan kebutuhan deterjen dan
kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label : disinfektan.
Infeksius dan kotor dan nama unit
3. Membersihkan
linen kotor dari tinja, urin, darah dan
3. Menghitung dan mencatat linen diruangan muntahan dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
4. Dilarang melakukan perendaman linen kotor di 4. Mencuci dikelompokan berdasarkan tingkat kekotorannya.
ruangan sumber. 5. Pengeringan
linen dengan mesin pengering (dryer)
2. PENERIMAAN sehingga didapat hasil pengeringan yang baik.
1. Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara 6. Penyeterikaan tidak dilakukan di lantai
infeksius dan non infeksius dan tidak membongkar 7. Linen
bersih harus ditata sesuai jenisnya didalam lemari
kantong linen infeksius yang bersih dan tidak lembab
2. Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
PENGELOLAAN LINEN INFEKSIUS

1. Linen yang kotor harus ditempatkan di tempat yang berlabel jelas, Plastik atau wadah
anti bocor
2. Pencucian dengan mesin cuci dengan air hangat di 60−90 ° C dan detergen kemudian
dikeringkan.
Jika mesin cuci tidak memungkinkan, linen bisa direndam panas air dan sabun dalam ember besar
menggunakan tongkat untuk mengaduk, ambil hati-hati untuk menghindari percikan. Ember
kemudian harus dikosongkan, dan seprai direndam dalam 0,05% klorin selama kurang lebih 30
menit. Terakhir, cucian harus dibilas dengan bersih air dan seprai dibiarkan mengering
sepenuhnya, jika memungkinkan sinar matahari
3. Jika Linen sekali pakai, mereka harus diperlakukan sebagai limbah infeksius; jika dapat
digunakan kembali, mereka harus diperlakukan sebagai linen kotor infeksius
PENEMPATAN
PASIEN
PERMENKES NO 27 TH 2017 ttg PEDOMAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

1. Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non infeksius, disesuaikan dengan pola
transmisi infeksi (kontak, droplet, airborne)
2. Bila tidak tersedia ruang tersendiri, diterapkan sistem cohorting dengan jarak >1 meter
antar pasien
3. Batasi mobilisasi pasien infeksius yang jenis transmisinya melalui udara (airborne)  pasien
Riwayat batuk >3minggu tdk boleh jalan jalan di klinik)
 DEKONTAMINASI
Suatu proses untuk menghilangkan/
memusnahkan mikroorganisme dan
PENGELOLAA kotoran yang melekat pada peralatan
medis/objek, melalui proses pre

N ALAT cleaning, cleaning, desinfeksi &


sterilisasi sehingga alat tersebut siap,
aman untuk digunakan kembali .
KLASIFIKASI ALAT
PENGAWASAN PPI : PENGELOLAAN

 Disain & lay out


 Pintu masuk barang kotor
 Pintu keluar barang bersih
 Sarana transportasi
 Pre Cleaning
 Penggunaan APD
 Limbah Infeksius (darah, produk darah) di buang ke Spoel
hock
 Menggunakan air mengalir

 Pembersihan
 Gunakan APD
 Pencucian dengan air mengalir
 Lokasi penirisan hindari resiko kontaminasi
 Menggunakan meja yang tidak menyerap air (steinless)
 Area bebas kontaminasi
 Ruangan harus bersih
 Sterilisasi
 Sesuai dengan jenis peralatan
 Dilakukan pengawasan & pengukuran
 Indikator mutu
PENGAWASAN PPI : TRANSPORTASI
 Trolly
 Dibedakan antara pengantar dan mengambil
 Menggunakan kode kantong yang berbeda
 Kuat dan mudah dibersihkan
 Alur masuk
 Petugas pengantar tidak masuk ke area bersih
 Alat kotor berbeda dengan alat bersih
 Menggunakan tempat tertutup/troly
 Penempatan ;
 Hindari pencemaran lingkungan
 Pisahkan peralatan yang berisiko : pecah atau kontaminasi
PENGAWASAN PPI : PENYIMPANAN
 Penyimpanan
 Pada ruang bersih dengan sirkulasi udara yang
baik untuk menjamin sterilitas
 Penempatan peralatan : FIFO
 Stock management

 Syarat ruangan ;
 Ruangan harus kering, sudut lantai melengkung
 Bersih dan sirkulasi udara yang baik
 System FIFO (First In First Out)
 Secara rutin di bersihkan

 Syarat almari :
 Harus kering
 1 x seminggu dibersihkan
AUDIT
PPI
ICE BREAKING
KEWASPADAA
N TRANSMISI
 TRANSMISI KONTAK  TRANSMISI DROPLET  TRANSMISI AIRBORNE
TRANSMISI MELALUI KONTAK

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi patogen yang dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien (kontak kulit-ke-kulit yang terjadi
selama aktivitas perawatan pasien) atau kontak tidak langsung dari permukaan
lingkungan yang terkontaminasi atau layanan kesehatan
2. Contoh : skabies
3. Sarung tangan dan gaun harus dipakai selama merawat pasien
4. Kebersihan tangan menjadi hal yang utama untuk mencegah transmisi

KONTAK
PRINSIP KEWASPADAAN TRANSMISI KONTAK

1. Petugas mematuhi kewaspadaan standar


2. Tidak menyentuh sesuatu secara langsung tanpa memperhatikan jenis pajanan.
3. Prosedur PPI :
 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien.
 Kenakan celemek plastik sekali pakai saat memberikan perawatan langsung. Lepaskan tanpa menyentuh area
yang terkontaminasi.
 Kenakan sarung tangan sekali pakai saat memberikan perawatan langsung.
TRANSMISI DROPLET ( PERCIKAN)

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi pathogen yang dapat
ditularkan melalui jalur droplet. Pencegahan droplet mencegah penyebaran
organisme yang ditularkan oleh partikel tetesan besar (ukuran > 5 mikron). Partikel
percikan dihasilkan ketika pasien batuk, berbicara atau bersin, melayang dalam
jarak pendek (biasanya dalam jarak 1 meter)
2. Contoh : influenza, pertusis, dan rubella
3. Masker bedah harus dipakai selama merawat pasien suspek infeksi dalam jarak satu
meter
4. Dalam pengaturan rawat jalan, tempatkan pasien dengan jarak 1 meter dan lakukan
pemeriksaan sesegera mungkin dan instruksikan pasien untuk mematuhi Etika
Batuk / Kebersihan Pernafasan

DROPLET
KEWASPADAAN AIRBORNE (UDARA)

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi pathogen yang
dapat ditularkan melalui jalur udara. Mikroorganisme dapat tetap
tersuspensi dalam udara untuk jangka waktu yang lama
2. Mikroorganisme yang ada udara dipertimbangkan dengan merekayasa
ventilasi
3. Contoh infeksi yang ditularkan melalui udara adalah tuberkulosis
paru,cacar air, campak, dan herpes zoster diseminata.
4. Prosedur yang menghasilkan aerosol dapat menimbulkan penularan
infeksi airborne misalkan Tindakan pelayanan Gigi
5. Respirator N95 harus dipakai selama perawatan pasien suspek infeksi
airborne

AIRBORNE
Penerapan kewaspadaan Transmisi UDARA

Ruangan isolasi bertekanan negatip, pertukaran udara setiap 5-10 menit


Ventilasi menggunakan saringan udara hepa-filter
Dikeluarkan ke udara luar yang aman
Pintu selalu TERTUTUP
Pasien dikohort / infeksi yang sama dikumpulkan
Gunakan respirator N95
Kenakan masker surgikal pada pasien bila dibawa ke luar ruangan
Petugas yang rentan (hamil, kurang sehat) tidak dibenarkan mendekati pasien
BUNDLES
SURVEILANS
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai