Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN BONE

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PALAKKA KAHU
Alamat : Desa Palakka Kec. Kahu Kab. Bone
92767 Email : sdmkpalakkakahu@gmail.com

PROFIL RISIKO TAHUN 2023

a. PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU

1. Kepatuhan Kebersihan Tangan :


Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan kebersihan
tangan sesuai denganketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengulangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Defenisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak
kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alcohol
(alcohol based handrubs) dengan kandungan alcohol 60-
80% bila tangan tampak tidak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar adalah
kebersihan tangan sesuai indikasi langkah kebersihan
tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat pelayanan kesehatan sebagai
upaya untuk mencegah penularan mikroba melalui
tangan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri dari :
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu
sebelum menyentuh tubuh / permukaan
tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan pasien..
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu kebersihan
tangan yang dilakukan sebelum melakukan tindakan
steril atau aseptic, seperti : pemasangan intra vena
kateter (Infus), perawatan luka, pemasangan kateter
urin, suctioning,pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien seperti
muntah, darah, nanah, urin, faces, kateter urine, setelah
melepas sarung tangan dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien yaitu
melakukan kebersihan tangan setelah tangan petugas
menyentuh permukaan, sarana prasarana, dan alat
kesehatan yang ada dilingkungan pasien, seperti :
menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat-alat disekitar pasien atau peralatan lain
yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah waktu/priode yang diperlukan untuk
melakukan kebersihan ditangan diantara indikasi kebersihan
tangan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah penilaian
kepatuhan pemberi pelayanan yang melakukan kebersihan
tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan toolyang telah
ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi dalam
satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang di butuhkan untuk
melakukan observasi meksimal 20 menit (rerata 10
menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang di observasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang di observasi pada waktu
observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar dapat
mencatat semua indikasi kegiatan yang dilakukan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan dengan
(Pembilang) benar
Denominator Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
(Penyebut) dilakukan dalam periode observasi.
Target Pencapaian ≥ 85%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan

X 100
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang seharusnya
dilakukan dalam periode observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 peluang
Cara Pengambilan Non probability sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Table Run chart
Periode analisa dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Sriyanti As’ad, AMK

2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Pemikiran Menteri Kesehatan Mengenai
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai penanggulangan
penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kedaruratan
kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan..
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan
pemberi pelayanan dalam menggunakan APD sesuai
dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layana dengan cara mengurangi risiko infeksi.
Defenisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat
yang dirancang sebagai penghalang terhadap
penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau transmisi
infeksi atau penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melkukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah
atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya
berdasarkan jenis risiko transmisi (kontak, droplet, dan
airbone).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai indikasi
dengan tepat saat memberikan pelayanan kesehatan pada
periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,bidan,
perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi atau
penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang telah
di tentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan sebagai
periode yang ditetapkan dalam proses observasi penilaian
kepatuhan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD sesuai indikasi
(Pembilang) dalam periode observasi
Denominator Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD
(Penyebut) dalam periode observasi.
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalamperiode observasi
X
100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode
observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Pengambilan Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30 )
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30 )
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode analisa dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien


Judul Indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indicator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Dengan adanya indicator tersebut
diharapkan pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
identifikasi pasien dalam melakukan tindakan pelayanan.
Defenisi Operasional 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan
tenaga kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses identifikasi
yang dilakukan pemberi pelayanan dengan menggunakan
minimal dua penanda identitas seperti : Nama lengkap,
tanggal lahir, nomor rekam medic, NIK sesuai dengan
yang ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien secara
benar pada setiap keadaan yang terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan, dan
tindakan kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostic : pengambilan sampel
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi pelayanan
melakukan identifikasi seluruh tindakan intervensi yang
di lakukan dengan benar.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
(Pembilang) pasien secara benar dalam periode observasi.
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
(Penyebut) observasi.
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang patuh menggunakan
APD sesuai indikasi dalam periode observasi
X
100 %
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Pengambilan Data
Besar Sampel 3. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30 )
4. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30 )
Cara Pengambilan Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode analisa dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

4. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Semua Kasus Sensitif Obat (SO)


Judul Indikator 1. Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Semua
Kasus Sensitif Obat (SO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN
2. Peraturan Menteri Kesehatan Mengenai
Penanguulangan Toberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus minimal 90% dengan mempehatikan upaya
penurunan angkaputus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak
dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka penularan
penyakit TB
Defenisi Operasional 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
penyakit menular yang disebabkanoleh Mycobacterium
Tuberculosis, yang dapat menyerang paru dan organ
lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau tes
cepat molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih
sensitive terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(Pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti Tuberkulosis yang terdiri dari
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol
(E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan penobatan pasien TB adalah angka yang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap diantara semua pasien
TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua
kasus dan angkapengobatan lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negative dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap dalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negative dan diakhir pengobatan tidak ada bukti
hasil pemerksaan bakteriologis (tidak dilakukan
pemeriksaan bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilanpengobatan pasien
TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari pasien
dinyatakan positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atauTCM sampaidengan
pasiendinyatakan sembuh dan pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar dengan
hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) TB
kepada pasien TB dan keluarga, pembuatan
kesepakatan pasien dalam menjalankan pengobatan
TB termasuk penunjukkan Pengawas Minum Obat
(PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record) secara
lengkap dan benar di setiap tahapan pengobatan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
(Pembilang) lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas.
Denominator Jumlah semua pasien TB SO yang diobati pada tahun berjalan
(Penyebut) di wilayah kerja Puskesmas
Target Pencapaian 90 %
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pasien TB SO yang menjalani pengobatan di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan.

Kriteria Eksklusi :
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TB.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan dengan
TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau bulan
ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa pengobatan
Formula Jumlah semua pasienTB SO yang sembuh
dan pengobatan lengkap pada tahun
berjalan di wilayan kerja Puskesmas
X
100 %
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

Metode Pengumpulan Retrospektif


Data
Sumber Data Formulir TB / Sistem Informasi TB (SITB)
Instrumen Data sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Table
Run chart
Periode analisa dan Triwulan, Semesteran, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung jawab Program TB

5. Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan Ante Natal Care (ANC) Sesuai Standar
Judul Indikator Ibu Hamil Yang Mendapatkan Pelayanan (ANC) Sesuai
Standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJM
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Pelayanan Kesehatan Ibu
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan
target
pada RPJM 2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan pada
akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada keamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga factor risiko
dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup
baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas dan tercegah dari risiko Stunting.
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi, pada pasien/pengguna
layanan.
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang sesuai
standar
Defenisi Operasional 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selamaperiode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari :
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada trimester
ke-1 (satu)/0-12 minggu,
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua) / >
12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/24
minggu – sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas adalah pelayanan antenatal yang
yang memenuhi 10T meliputi :
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status Gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan
24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut nadi janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan tetanus
toksiod (TT) bila di perlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi :
1) Golongan darah
2) Kadar hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) Termasukpemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar


pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang
telah mendapatkan pelayanan ANC sesuaistandar pada
masa kehamilan pada tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap
(Pembilang) sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh Ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
(Penyebut) Puskesmas pada tahun berjalan
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria Inklusi :
seluruh Ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi :
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan
K4 (premature).
Formula Jumlah Ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai standar di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
X 100 %
Jumlah seluruh Ibu hamil yang telah
bersalin yang mendapatkan
pelayanan
ANC di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Metode Pengumpulan Observasional retrospektif
Data
Sumber Data 1. Kohort ibu, kartu ibu, PWS KIA, Buku register ibu
2. e-Kohort

Instrumen Data sekunder


Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode analisa dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung jawab Program KIA

6. Kepuasan Pasien
Judul Indikator Kepuasan Pasien
Dasar Pemikiran 1. Undang – undang pelayanan public
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.

Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien


Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-
upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan
disemua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.
Defenisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survey sedang
berada dilokasi unit pelayanan, atau yang pernah
menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan.
4. Survey kepuasan pasien adalah kegiatan pengukuran
secara kemprehensif tentang tingkat kepuasan terhadap
kualitas layanan yang diberikan leh fasilitas pelayanan
kesehatan kepada pasien.
5. Unsur pelayanan adalah factor atau aspek yang terdapat
dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai variabel
penyusunan survei kepuasan untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.
6. Unsur survey kepuasan pasien dalam peraturan ini meliputi
:
a. Persyaratan
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
c. Waktu penyelesaian
d. Biaya / tarif
e. Produk spesifikasi jenis pelayanan
f. Kompetensi pelaksana
g. Perilaku pelaksana
h. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
i. Sarana dan prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari kegiatan
Survei kepuasan berupa angka.
Jenis Indikator Outcome
Satuan Pengukuran Indeks
Numerator Tidak ada
(Pembilang)
Denominator Tidak ada
(Penyebut)
Target Pencapaian ≥ 76.61
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien
Kriteria Eksklusi :
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi.
Formula
Total nilai persepsi seluruh responden
X 100 %
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

Metode Pengumpulan Survei


Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Kuesioner (terlampir)
Pengambilan Data
Besar Sampel Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan
Cara Pengambilan Stratified Random Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Semesteran
Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode analisa dan Semesteran, Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Mutu

b. PROFIL RISIKO MUTU PRIORITAS PUSKESMAS

No Indikator Target
1 Desa STBM 50%

PROFIL RISIKO MUTU PRIORITAS PUSKESMAS

1. Desa STBM
Judul Indikator Desa STBM
Dasar Pemikiran Pemikiran Menteri Kesehatan tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mewujudkan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter
secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Defenisi Operasional Desa STBM adalah desa yang telah menjalankan 5 Pilar
STBM melalui pemberdayaan masyarakat.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah desa yang telah diverifikasi dan lolos/memenuhi
(Pembilang) syarat menjadi desa STBM .
Denominator Jumlah seluruh desa diwilayah kerja UPT Puskesmas Kahu.
(Penyebut)
Target Pencapaian 50 %
Formula Jumlah desa yang telah diverifikasi dan lolos/
memenuhi syarat menjadi desa STBM
X
100 %
Jumlah seluruh desa diwilayah kerja
UPT Puskesmas Kahu
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Format Laporan Sanitasi
Pengambilan Data
Periode Pengumpulan Tahunan
Data
Periode analisa dan Tahunan
Pelaporan
Penanggung Jawab Penanggung jawab Sanitasi
c. PROFIL RISIKO MUTU PELAYANAN
1. KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)

N JENIS KRITERIA INDIKATOR NILAI


O PELAYANAN
1 Perencanaan Input SK Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas Ada
Puskesmas
Proses Penyusunan RUK sesuai PMK No.44 Tahun 100%
2016
Output Tersedianya Dokumen Renstra, 100%
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP),
Profil Puskesmas, Laporan Kinerja
Outcome Kegiatan Terlaksana sesuai rencana 90%
2 Mini Input Pedoman Lokakarya Mini Ada
Lokakarya
Proses Lokmin Bulanan terlaksana tiap bulan 100%
Output Dokumen Lokmin Lengkap 100%
Outcome Kehadiran pegawai saat Lokmin Bulanan ≥80%
3 Manajemen Input Tenaga Medis dan Paramedis yang 100%
SDMK melakukan pelayanan Memiliki STR masih
berlaku
Proses Tiap pegawai memiliki Uraian Tugas 100 %
Output Setiap Pegawai mempunyai arsip data yang 100 %
lengkap dan mutakhir
Outcome Kinerja Pegawai Bernilai Baik ≥80%
4 Manajemen Input Juknis Pelaksanan Pengelolaan Keuangan Ada
Keuangan
Proses Ketepatan waktu penyetoran laporan ≥90%
pertanggung jawaban
Output Pelaporan keuangan tepat waktu ≥90%
Outcome Hasil Audit Keuangan WTP
5 Rumah Tangga Input Pedoman pengelolaan barang dan Buku Ada
Inventaris
Proses 1. Tersedia Kartu Inventaris Ruangan (KIR) 100%
pada tiap unit pelayanan
2. Pemantauan Kondisi Alkes tiap bulan 100%
Output Barang/Aset Terinventarisir 100%
Outcome Tidak ada kejadian barang hilang 100%
6 Simpus Input Sarana online (wifi) 24 jam 100%
Proses Entri Data pasien BPJS secara online tepat 100%
waktu setiap hari
Output Laporan Lengkap 100%
Outcome Ketepatan waktu penyetoran laporan ≥90%

b. INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

NO JENIS KRITERIA INDIKATOR NILAI


UPAYA
1 Upaya Input Pedoman Pelaksanaan Upaya Promosi Ada
Promosi Kesehatan
Kesehatan Proses 1. Penyuluhan dilangkah 4 Posyandu 8 87%
kali per tahun
2. Desa dengan kegiatan SMD dan MMD 100%
Output Cakupan posyandu strata purnama dan 87%
mandiri
Outcome Presentase cakupan SPM bidang kesehatan 100%
2 Upaya Sanitasi Input Pedoman Pelaksanaan Upaya Sanitasi Ada
Proses Monitoring desa STBM disetiap desa 100%
Output Desa STBM bertambah 3 desa 100%
Outcome Masyarakat memanfaatkan 5 pilar STBM 100%
pada 5 desa
3 Upaya KIA- Input 1. Pedoman Pelaksanaan Upaya KIA-KB Ada
KB
2. Ketersediaan bidan di puskesmas 100%
Sesuai persyaratan permenkes nomor
43 tahun 2019
Proses Kepatuhan pelayanan ANC sesuai standar 100%
( prosedur) 10 T
Output 1. Cakupan pelayanan nifas meningkat 95%
2. Cakupan pelayanan bayi meningkat 90%
3. Cakupan pelayanan balita meningkat 90%
4. Cakupan layanan KB meningkat 70%
Outcome Menurunnya angka kematian maternal dan 100%
neonatal
4 Upaya Gizi Input 1. Ketersediaan tenaga gizi ≥2
Masyarakat orang
2. Pedoman Pelaksanaan Upaya Gizi di Ada
Puskesmas
Proses 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita di 100%
Posyandu 12 kali pertahun
2. Pemantauan Pemberian ASI Eksklusif 100%
12 kali per tahun
3. Pemantauan Konsumsi Garam 100%
beryodium 2 kali per tahun
Output 1.Cakupan D/S Meningkat ≥80 %
2.Cakupan ASI Eksklusif Meningkat ≥50%
3.Cakupan Garam Beryodium %100
Outcome Keluarga Sadar Gizi Meningkat ≥75%
a. TB Input Pedoman Pelaksanaan Program TB Ada
Proses Penemuan Suspek penderita TB ≥95%
Output Angka kesembuhan dan pengobatan ≥90%
lengkap
Outcome Kasus TB MDR ≤2%
b. Kusta Input Pedoman Pelaksanaan Program Kusta Ada
Proses Penemuan penderita Kusta ≥70%
Output Angka kesembuhan ≥90%
Outcome Tercapai Eliminasi Kusta (1/10.000 pddk) Maks.2
0arng
c. Imunisasi Input Pedoman Pelaksanaan Program Imunisasi Ada
Proses Pengimputan Data Imunisasi Dasar 100%
(Aplikasi ASIK)
Output Imunisasi Dasar Lengkap 95%
Outcome Universal Chil Imunisation (UCI) desa 100%
d. Surveilans Input Pedoman Pelaksanaan Program Surveilans Ada
Proses Verifikasi Sinyal Penyakit berpotensi KLB 100%
Output Data Kewaspadaan Dini KLB lengkap 100%
Outcome Tidak terjadi KLB 100%
e. Kecacingan Input Pedoman Pelaksanaan Program
Kecacingan
Proses Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) 100%
kecacingan pada anak
Output Tidak Ada Kasus Kecacingan 100%
Outcome Tidak terjadi masalah gizi pada anak akibat 100%
kecacingan
f. HIV-AIDS Input 1. Pedoman Pelaksanaan Program HIV- Ada
AIDS
2. Petugas Pengelolah HIV-AIDS terlatih ≥1
orang
Proses 1. Skrining HIV-AIDS pada ibu hamil 100%
2. Skrining HIV-AIDS pada pend. TB 100%
Output Semua penderita HIV-AIDS diobati 100%
Outcome Kepatuhan Penderita terhadap prosedur 100%
penanganan HIV-AIDS
g. Upaya Input 1. Ketersediaan tenaga kesehatan, D.III ≥2
Penyakit Kebidanan/ Keperawatan orang
Tidak 2. Pedoman Pelaksanaan Upaya PTM di Ada
Menular Puskesmas
(PTM) Proses Pelayanan deteksi dini Faktor Risiko PTM 100%
di posbindu
Output Cakupan Pelayanan deteksi dini Faktor 80%
Risiko PTM di posbindu
Outcome Faktor Risiko PTM di Masyarakat 80%
Terkendali
6 Upaya Input Pedoman pelaksanaan Upaya Kesehatan Ada
Perkesmas Perkesmas
Proses Pembinaan Keluarga Risti 100%
Output Kemandirian Keluarga Meningkat 80%
Outcome Indek Keluarga Sehat meningkat 0,300
7. Upaya Input Pedoman pelaksanaan Upaya Kesehatan Ada
Kesehatan Jiwa
Jiwa Proses Pendampingan penderita gangguan jiwa 100%
berat
Output Semua penderita gangguan jiwa berat 100%
tertangani
Outcome Bebas Pasung 100%
8. Upaya UKS/M Input Pedoman pelaksanaan Upaya UKS/M Ada
Proses Skreening Kesehatan Anak sekolah 100%
Output Penanganan Anak sekolah terjaring 100%
Outcome Seluruh UKS berfungsi baik 100%
9. Upaya Input Pedoman pelaksanaan Upaya UKGS/M Ada
UKGS/M
Proses Skreening Kesehatan Gigi Anak sekolah 100%
Output Penanganan Anak sekolah terjaring 100%
Outcome Seluruh Anak dengan masalah kesehatan 100%
Gigi tertangani
10. Upaya Input Pedoman pelaksanaan Upaya Kesehatan Ada
Kesehatan Indera
Indera Proses Skreening Kesehatan Anak sekolah 100%
Output Penanganan Anak sekolah terjaring 100%
Outcome Seluruh masalah kesehatan indera 100%
disekolah tertangani
11. Upaya Kes. Input Pedoman pelaksanaan Program Kesehatan Ada
LANSIA Lanjut Usia
Proses Kunjungan pembinaan Posyandu Lansia 12 100%
kali se Bulan
Output Deteksi Faktor Risiko penyakit 100%
Outcome Pengendalian Faktor Risiko penyakit pada 100%
Lansia
12. Upaya Input Pedoman pelaksanaan Program Kesehatan Ada
KESORGA Olahraga
Proses Pelaksanaan Tes Kebugaran ASN 100%
Pergerakan GERMAS untuk pengendalian 100%
PTM prioritas 12 Desa/Kelurahan
Output Faktor Risiko PTM (Obesitas, GDS, 75%
Kolesterol, Asam Urat) terkendali
Outcome Kebugaran ASN meningkat 75%
13. Upaya Input 1. Ketersediaan tenaga kesehatankerja ≥2 org
Kesehatan & 2. Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesehatan Ada
Keselamatan dan Keselamatan Kerja
Kerja (K3) Proses Pembinaan GP2SP di setiap institusi / 100%
perkantoran
Output Pelaksanaan GP2SP di setiap instirusi / 100%
perkantoran
Outcome Tidak terjadi Kecelakaan Akibat Kerja dan 100%
Penyakit Akibat Kerja

3. KESEHATAN PERORANGAN & PENUNJANG (UKPP)

NO JENIS KRITERI INDIKATOR NILAI


PELAYANAN A
1. Pendaftaran & Input Pedoman Pelayanan Rekam Medis Ada
Rekam Medik terUpdate
Proses 1. Jam buka pelayanan pendaftara 100%
sesuai dengan ketentuan:
- Senin-Kamis 08.00 - 12.00
wita
- Jumat 08.00 - 10.00
wita
- Sabtu 08.00 - 11.00
wita
2. Waktu Pengambilan RM <5 menit
Output Rekam Medis Kembali tepat waktu 100%
Outcome Kepuasan pasien ≥80%
2. Pemeriksaan Umum Input Pemberi Pelayanan dokter Umum ≥70%
dokter
Proses Waktu pelayanan pasien poli 100%
umum 5-10 menit
Output Rujuk kefasilitas kesehatan ≤10 %
lanjutan
Outcome Kepuasan pasien ≥80%
3. Kesehatan Gigi dan Input Pemberian pelayanan dokter gigi ≥80%
Mulut dan perawat gigi memiliki STR dan
SIP
Proses 1. Jam buka pelayanan sesuai ≥80%
ketentuan :
- Senin s/d kamis 08-00 s/d
14.00 wita
- Jumat 08.00 s/d 11.00 wita
- Sabtu 08.00 s/d 13.00 wita
2. Waktu pelayanan pasien poli 100%
gigi 15-30 menit
Output Semua pasien terlayani sesuai ≥90%
standar waktu
Outcome Kepuasan pasien ≥80%
4. Poli KIA-KB Input Pemberian layanan adalah bidan 100%
minimal berijazah DIII dan
memiliki STR
Proses 1. Kelengkapan pengisian buku 100%
KIA
2. Waktu pelayanan ibu hamil 25- 100%
30 menit
Output Ibu hamil terlayani sesuai standar 100%
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
5. Poli MTBS Input Petugas pelayanan MTBS minimal ≥ 80%
pendidikan DIII kebidanan,
memiliki STR dan SIP
Proses 1. Jam buka pelayanan sesuai ≥ 80%
ketentuan
- Senin s/d kamis 08-00 s/d
14.00 wita
- Jumat 08.00 s/d 11.00 wita
- Sabtu 08.00 s/d 13.00 wita
2. Waktu pelayanan poli MTBS 100%
15-30 menit
Output Semua Balita Sakit melalui Poli 100%
MTBS
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
6. Poli Lansia Input Tenaga pemeriksa memiliki STR 100%
dan SIK
Proses Pengkajian P3G pada pasien lansia 100%
Output Semua pasien lansia dilakukan 100%
pengkajian P3G
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
7. Klinik Gizi Input Pelaksana asuhan gizi rawat jalan ≥ 80%
minimal pendidikan S1 gizi
Proses 1. Adanya rujukan interna dari ≥80%
poli umum dan poli KIA
(sesuai indikasi)
2. Waktu konseling maksimal 10- 100%
15 menit
Out put Pasien mendapatkan salinan ≥80%
ketetapan diet dan anjuran gizi
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
8. Klinik Sanitasi Input Pelaksana asuhan Klinik Sanitasi ≥ 80%
minimal pendidikan S1 Sanitasi
Proses 1. Adanya rujukan interna dari ≥80%
poli umum (sesuai indikasi)
2. Waktu konseling maksimal 10- 100%
15 menit
Output Pasien mendapatkan salinan ≥80%
ketetapan dan anjuran sanitasi
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
10. Pelayanan Lab. Input Tenaga pelaksana minimal D.III 100%
Sederhana Analis, memiliki STR dan SIK
Proses 1. Waktu tunggu hasil 100%
pemeriksaan Laboratorium <30
menit
2. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
Output Tidak ada kejadian kesalahan 100%
pemeriksaan Labotratorium
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%

11. Farmasi / Obat Input Pemberi Pelayanan adalah 100%


Apoteker/Asisten Apoteker
memiliki STR dan SIK
Proses 1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%
2. Waktu tunggu resep racikan 100%
≤15 menit
Waktu tunggu resep non
racikan ≤5 menit
3. Penulisan Resep sesuai ≥ 80%
formularium
Output Tidak ada kejadian kesalahan 100%
pemberian obat
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
12 UGD dan Ruang Input Petugas UGD memiliki minimal 1 100%
Tindakan sertifikat kegawatdaruratan
(CaCLs, ATLS, BLS, BTLS,
GELS) peralatan sesuai standar
permenkes 43 tahun 2020
Proses Ketepatan pelaksanaan TRIASE 100%
Respon Time <5 menit 100%
Output Seluruh pasien gawat darurat 100%
tertangani
Kematian Pengguna Layanan UGD <10%
<8 jam
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
13 Pelayanan Input Penolong persalinan normal adalah 100%
Persalinan bidan minimal berijazah DIII dan
terlatih MU (Midwifery Update)
Proses Penanganan persalinan normal 100%
sesuai standar
Output 1. Semua persalinan terlayani 100%
sesuai standar
2. Rujuk kefasilitas kesehatan ≤10 %
lanjutan
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%
14 Pencegahan dan Input 1. Ada anggotaTim PPI yang Ada
Pengendalian terlatih (pernah mengikuti
Infeksi (PPI) pelatihan wordshop / seminar
terkait PPI)
2. Tersedia Handsanitezer dan 75%
APD yang memadai di setiap
ruangan
Proses 1. Kepatuhan Kebersihan Tangan ≥85%
2. Kepatuhan memakai APD 100%
Output 1. Staf mengetahui standar ≥85%
minimal PPI
2. Seluruh staf maupun ≥85%
pengunjung mengetahui cara
hand hygiene yang baik (patuh
terhadap kebersihan tangan dan
penggunaan APD)
Outcome Tidak terjadi infeksi Nosokomial 100%
Pada Pasien maupun petugas
15 Ambulans Input Pengemudi Ambulans 1 orang dan 100%
berpengalaman
Proses Waktu tunggu persiapan <30 menit >80%
Rujukan melalui Sisrute 100%
Output Rujukan sesuai SOP 100%
Outcome Kepuasan pelanggan ≥80%

KEPALA UPT PUSKESMAS PALAKKA KAHU,

JAMALUDDIN
Pangkat: Pembina Tk.I

Anda mungkin juga menyukai