Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KOTA

DEPOK DINAS KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS BEJI
Jl. Bambon Raya No. 7B RT.01 RW. 01 Kel. Beji Timur, Kec.
Beji Telp. (021) 775 7033 Email :
uptdpuskesmasbeji@gmail.com/bludpuskesmasbeji@gmail.com
Kota Depok, 16422

KERANGKA ACUAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI )

UPTD PUSKESMAS BEJI

TAHUN 2023

A. Pendahuluan

Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu puskesmas
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan (Permenkes 43 tahun 2019). Masyarakat yang
menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung di
puskesmas dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi, baik karena berobat atau
datang berkunjung ke puskesmas. Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi
di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).

Permenkes nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, ditujukan untuk
seluruh fasilitas kesehatan baik FKTP maupun untuk rumah sakit, tanpa kecuali
milik pemerintah maupun swasta. Pada Pasal 3 ayat (4) Permenkes 27 tahun
2017 tersebut, menyebutkan bahwa Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mencakup infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) dan infeksi yang
bersumber dari masyarakat. Penjelasan tentang PPI terkait HAIs cukup detail,
dengan asumsi penerapan PPI berlaku sama baik untuk FKTP maupun rumah

1
sakit. Sementara itu, PPI yang bersumber dari masyarakat belum diatur secara
jelas baik bentuk program maupun kegiatannya.

Meskipun penerapan PPI di fasilitas pelayanan kesehatan berlaku sama,


namun karena adanya perbedaan ketersediaan sumber daya manusia,
kompetensi dan kewenangan, ketersediaan alat kesehatan, sarana, prasarana,
pembiayaan, longkungan, sasaran maupun pelaksanaan kegiatan maka
penatalaksanaanya perlu penyesuaian. Kemenkes kemudian mengeluarkan
Pedoman Teknis Penerapan PPI di FKTP tahun 2020, agar dapat menjadi
acuan bagi FKTP, khususnya Puskesmas dalam menyusun perencanaan dan
pelayanan PPI.

Atas berbagai pertimbangan tersebut maka UPTD Puskesma Beji telah


menyusun Kerangka Acuan PPI ini sebagai dasar dalam memberikan pelayanan
baik dalam fasilitas kesehatan maupun pelayanan yang diluar faskes agar
sesuai dengan standar PPI dimaksud.

Dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya di wilayah


kelurahan Beji Timur, maka kegiatan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
visi, misi dan tata nilai UPTD Puskesmas Beji Kota Depok. Visi yaitu
mewujudkan masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Beji yang maju,
berbudaya dan sejahtera. Misi yaitu meningkatkan tata kelola/manajemen
puskesmas dan pelayanan puskesmasyang modern dan partisipatif, serta
mewujudkan masyarakat kelurahan beji timur yang sehat, aman, tertib dan
nyaman. Tata nilai UPTD Puskesmas Beji yaitu SEHATI (Senyum, Harmonis,
Tanggung jawab, Inovatif).

B. Latar Belakang

Kejadian infeksi adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat atau rawat jalan di puskesmas beji hal ini merupakan persoalan
serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi mungkin tidak menyebabkan
kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat
lebih lama. Penyebabnya oleh kuman yang berada di lingkungan puskesmas
beji atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman

2
endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi adalah
infeksi yang secara potensial dapat dicegah. Salah satu hal yang perlu
disadari bahwa kualitas pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas
beji yang masih sangat rendah, berdampak pada rendahnya mutu pelayanan
maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh penderita.

Suatu kejadian infeksi pada pasien akan mengakibatkan hal-hal seperti


memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan terjadinya kematian
ataupun kecacatan, perpanjangan waktu perawatan yang juga berdampak pada
perpanjangan waktu tunggu bagi pasien lainnya, serta peningkatan biaya
pengobatan yang ditanggung oleh pasien. Untuk meminimalkan terjadinya infeksi
di Puskesmas beji , maka Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI)
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pencegahan
dan pengendalian infeksi di Puskesmas beji menyusun program kegiatan tahun
2023.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus

1. Tujuan Umum

Tersusunnya kerangka acuan PPI sebagai acuan bagi seluruh petugas baik
dalam menyusun kegiatan, memberikan pelayanan, melakukan monitoring
dan evalusai agar pelayanan yang diberikan memenuhi standar mutu dan
prinsip pelayanan sesuai dengan standar PPI.

2. Tujuan Khusus

a. Terlaksananya kewaspadaan standar sesuai konsep PPI


b. Terlaksananya surveilans HAIs berdasarkan tindakan pelayanan yang
dilakukan di UPTD Puskesmas Beji
c. Melindungi pasien dari penularan infeksi Puskesmas beji .
d. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi Puskesmas beji .
e. Melindungi pengunjung puskesmas beji dan masyarakat di lingkungan
puskesmas beji dari infeksi .
f. Melindungi lingkungan di dalam dan sekitar Puskesmas beji

3
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

Kegiatan pokok dan rincian adalah langkah-langkah kegiatan yang harus


dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Prinsip Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

A. Kewaspadaan Standar

1. Cuci tangan dan kebersihan tangan.


 Penyediaan sarana cuci tangan
- Wastafel dengan kran Panjang
- Sabun cair
- Tisu Kertas tebal
- Handrub di setiap ruangan dan meja periksa
- Petunjuk kebersihan / cuci tangan
 Pemantauan pelaksanaan cuci tangan dan kebersihan tangan

2. Penggunaan Alat pelindung Diri (APD)

 Menyusun kebutuhan APD sesuai Indikasi


- Sarung tangan
- Masker
- Kaca mata
- Pelindung wajah
- Penutup kepala
- Gaun (baju kerja . celemek)
- Sepatu
 Evaluasi dan Revisi SOP Pemakaian dan Pelepasan APD
 Pemantauan penggunaan APD

3. Pengelolaan peralatan perawatan pasien

 Penyediaan sarana :
- Mengusulkan penyediaan Unit Sterilisasi yang ter sentralisasi
- Mengusulkan pembuatan pintu masuk kotor dan pintu masuk bersih
- Mengusulkan perawatan atau perbaikan autoclave

4
 Mengusulkan petugas khusus terlatih dalam melakukan sterilisasi alat
kesehatan
 Evaluasi dan Revisi SOP pengelolaan peralatan perawatan pasien jika
tidak sesuai dengan Prinsip PPI
 Pemantauan Pengelolaan peralatan perawatan pasien

4. Penyuntikan yang aman

 Menyediakan Sarana tempat jarum suntik bekas pakai yang sesuai


standar
 Evaluasi dan revisi SOP penyuntikan yang aman

5. Pengelolaan Limbah

 Penyediaan tempat sampah sesuai standar


 Evaluasi dan revisi SOP Pengelolaan Limbah
 Pemantauan / Monitoring Pengelolaan Limbah jika tidak sesuai dengan
Prinsip PPI

6. Pengelolaan Kebersihan Lingkungan

 Penyediaan sarana sesuai standar


 Evaluasi dan revisi SOP pengelolaan kebersihan lingkungan jika tidak
sesuai dengan prinsip PPI
 Pemantauan pengelolaan kebersihan lingkungan

7. Pengelolaan Linen

 Penyediaan sarana berupa troly linen infeksius dan non infeksius


 Evaluasi dan revisi SOP pengelolaan linen jika tidak sesuai dengan
prinsip PPi
 Pemantuan pengelolaan linen

8. Kebersihan pernafasan dan Etika Batuk

 Melakukan Sosialisasi mengenai etika batuk kepada pasien /


pengunjung puskesmas saat di ruang tunggu pasien
 Pemantauan etika batuk

9. Penempatan Pasien

5
 Melakukan pemantauan (monitoring) terhadap sistem ventilasi

10. Kesehatan Petugas

 Melakukan edukasi kepada petugas terhadap resiko penularan infeksi


 Melakukan pemeriksaan berkala terhadap semua petugas kesehatan
terutama pada area resiko tinggi
 Membuat kebijakan penatalaksanaan paska luka tusuk jarum bekas
pakai
 Melakukan monitoring kepatuhan petugas terhadap standar

B. Kewaspadaan yang berdasarkan penularan / transmisi

 Mengidentifikasikan penyakit yang berdasarkan transmisi


 Evaluasi SOP pelayanan yang berhubungan dengan transmisi (Airbone,
kontak, dan droplet)
 Melakukan monitoring kewaspadaan transmisi.

C.Penerapan PPI pada pelayanan di dalam dan diluar gedung baik yang
bersifat UKP maupun UKM

 Membuat SOP penerapan PPI di tiap layanan sesuai Pedoman PPI


 Melakukan pemantauan dan monitoring secara periodic terhadap
tingkat kepatuhan petugas pada SOP yang telah dibuat.

2. Pencegahan dan pengendalian infeksi dengan bundles

 Menerapkan kewaspadaan standar (cuci tangan, pemakaian apd sesuai


indikasi dan jenis paparan, perawatan dan pemeliharaan alat kesehatan
yang diperlukan, pengelolaan limbah infeksius dan limbah benda tajam)
 Melatih tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan pemasangan kateter,
pemasangan IV kateter, sesuai SOP yang ditetapkan.

3. Surveilans PPI

Rincian Kegiatan:

a. Pengumpulan data kejadian infeksi di puskesmas beji meliputi infeksi


daerah luka Operasi (IDO), KIPI, dan abses gigi.
b. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD.

6
c. Pengolahan data untuk menentukan insidens rate suatu infeksi
Puskesmas beji, angka mortalitas, lama hari rawat.
d. Pelaporan kepada Kepala Puskesmas setiap 6 bulan

4. Pendidikan dan pelatihan PPI Puskesmas Beji.

 Melakukan pelatihan PPI rutin periodik pada seluruh


karyawan Puskesmas Bejii
 Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan
pengunjung Puskesmas Beji.
 Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi
anggota Tim PPI Puskesmas Beji baik IPCO (Infection Prevention Control
Officer), IPCN (Infection Prevention Control Nupuskesmase) dan
IPCLN (Infection Prevention Control Link Nupuskesmas).

5. Monitoring Penggunaan Antibiotik yang rasional

Bekerjasama dengan farmasi dalam memonitor penggunaan antibiotic dalam


pelayanan sehari hari.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Surveilans HAIs

Data infeksi puskesmas merupakan salah satu indikator kinerja


puskesmas sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar agar
mendapatkan data yang akurat yang menggambarkan keadaan
sesungguhnya. Data yang akurat akan membantu mengidentifikasi
permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan mutu pelayanan pasien
yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai dengan yang telah
ditetapkan dan telah diinformasikan kepada unit yang terkait.

Ruang lingkup pelaksanaan surveilans di UPTD Puskesmas Beji


adalah di semua unit pelayanan perawatan / kesehatan langsung kepada
pasien dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data yang terkait dengan
risiko infeksi pada:

a. Proses membantu jalannya proses persalinan.

7
b. Lokasi operasi seperti penjahitan luka robek dan type pembalutan
luka dan prosedur aseptik.
c. Pencabutan /pemeriksaan gigi.
d. Lokasi dan proses pemasangan/pencabutan KB
implant Pelayanan Pasien
e. kejadian Pasca Imunisasi (KIPI)

Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI UPTD Puskesmas


Kecamatan Beji adalah:

a. Surveilans IDO,
Infeksi daerah Operasi (IDO) Atau surgical Site Infection (SSI) merupakan
infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi meliputi
kulit dan jaringan subkutan (insisional superfisial dan/atau jaringan lunak
dalam sayatan dan atau bagian manapun dari anatomi dibuka atau
dimanipulasi selama operasi dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
 Gejala infeksi : kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa
terganggu
 Cairan purulent.
 Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan
superfisial. Kriteria Inklusi :
 Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incisional
 Pasien terindentifikasi IDO pasca operasi Superficial Incisional di FKTP
terkait
Kriteria eksklusi :
 Pasien dilakukan tindakan operasi Superficial Incisional di fasilitas
kesehatan lain.
Menggunakan metode Surveilans komprehensif (wide hospital
surveillance) yaitu dilakukan di ruang tindakan (IGD) dan ruang bersalin,
maupun saat pelayanan KB Implant.

IDO =Jumlah kasus IDOx 100

Jumlah seluruh tindakan operasi

8
b. Surveilans Abses Gigi,
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar
gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi bengkak, rasa sakit saat
mengunyah dan menggigit, sakit giigi menyebar ke telinga, rahang, dan
leher, bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi
menjadi indicator surveillance pada kasus sesuai kriteria HAIS ( tindakan
pelayanan gigi yg sbelumnya.
Kriteria Inklusi :
 Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periondontal akibat tindakan Superficial Incisional
 Semua pasien yang terindentifikasi abses
gigi Kriteria eksklusi :
 Pasien sudah terjadi abses gigi sebelum tindakan gigi dilakukan
 Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan
periondontal di FKTP lain

Abses Gigi =Jumlah kasus abses Gigi x 100 %

Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incicional paa area gigi dan jaringan periondontal

c. Surveilans KIPI
Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara
penyuntikan, dimana ditemukan tanda tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak didaerah tubuh yang mengalami injeksi
pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas

9
Gejala KIPI Berat
 Alergi berat
 Jumlah trombosit menurun
 Kejang
 Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami akan
terlihat lemas dan tak berdaya
Kriteria Inklusi :
 Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi di
FKTP tersebut
Kriteria eksklusi :
 Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain

KIPI =Jumlah kasus KIPI x 100 %

Jumlah pasien yang dilakukan tindakan imunisasi

Pencatatan dilakukan oleh perawat yang ditunjuk (IPCN) dibantu oleh


IPCLN yang ada di setiap unit perawatan dengan menggunakan format harian
puskesmas yang mencakup semua variabel (satuan) yang ada dalam formula
dari seluruh jenis infeksi puskesmas yang ada. Pencatatan dilakukan bila
ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi Puskesmas yang ada maka petugas
ruangan atau IPCLN yang pertama kali menemukan pasien terinfeksi harus
langsung mencatat dan melaporkannya kepada IPCN.

Indikasi adanya infeksi Puskesmas juga dapat dengan melakukan


telaah/kajian laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau
isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan
kegiatan surveilans.

Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi dengan dokter yang
merawat untuk menegakkan apakah hal tersebut dapat diindikasikan sebagai
data infeksi Puskesmas.

10
2. Investigasi outbreak/wabah/KLB
Surveilans atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap
temuan adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging
atau reemerging)
Suatu kejadian disebut outbreak/KLB adalah meningkatnya suatu
kejadian, kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan
adalah:
a. Timbulnya penyakit/infeksi dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada.
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah
yang terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun
sebelumnya.

3. Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Monitoring kesehatan karyawan/petugas dilakukan dengan berkoordinasi


dengan K3 yang meliputi beberapa kegiatan antara lain :
a. Pemeriksaan berkala
b. Pemberian imunisasi yang pelaksanaannya tergantung pada:
 Risiko ekspos petugas
 Kontak petugas dengan pasien
 Karakteristik pasien puskesmas
 Dana puskesmas
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk jarum)
d. Pengobatan dan atau Konseling.

4. Membuat Pengkajian Resiko Pengendalian Infeksi.

Pengkajian resiko pengendalian infeksi terdiri dari tiga tahapan :


identifikasi resiko, analisa resiko dan evaluasi resiko.
a. Identifikasi resiko dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan bidang
pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjaminan mutu
dan tim patient safety. Identifikasi resiko ini didasarkan pada issue infeksi.
b. Analisa resiko, resiko yang sudah teridentifikasi dilakukan grading dengan
memberikan skor pada probabilitas , dampak dan kesiapan system di
Puskesmas. Analisa resiko ini dilakukan oleh Komite PPI dengan

11
melibatkan bidang pelayanan medis, bidang pelayanan keperawatan, unit
penjaminan mutu dan tim patient safety.
c. Evaluasi resiko adalah tahapan melihat resiko mana yang paling tinggi
nilainya dengan cara mengalikan skoring risiko probabilitas dengan
dampak dengan kesiapan system yang ddilakukan oleh Komite PPI
dengan melibatkan bidang pelayanan medis, bidang pelayanan
keperawatan, unit penjaminan mutu dan tim patient safety.

5. Monitoring pelaksanaan sterilisasi Puskesmas Beji

Monitoring pelaksanaan sterilisasi dilakukan minimal 1 kali tiap bulan meliputi,


pembersihan alat, pengeringan, sterilisasi / dekontaminasi, pengemasan,
pelabelan kadarluarsa steril alat, penyimpanan. Monitoring juga dilakukan
terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan APD, pencatatan suhu,
tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring akan dilaporkan tiap
bulan.

6. Monitoring pelaksanaan manajemen loundry dan linen.


Monitoring manajemen linen meliputi kegiatan monitoring pada prosedur
penerimaan linen kotor, pemilahan linen infeksius dan non infeksius,
perendaman, pencucian, pengeringan, penyimpanan dan pendistribusian
linen serta alur linen kotor dan bersih. Kegiatan monitoring dilakukan minimal
1 kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

7. Monitoring pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya


Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan
cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan, laboratorium) termasuk
kantong sampah yang digunakan,serta mengidentifikasi dan menginventaris
proses penampungan sementara limbah sampai dikelola oleh pihak ketiga.
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

8. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum.


Monitoring penerapan kewaspadaan isolasi lainnnya termasuk penanganan
dan pengeloaan benda tajam yang dilakukan setiap hari bersamaan dengan
kunjungan ruangan, meliputi prosedur yang benar tentang pembuangan
benda tajam dan prosedur yang benar tentang penggunaan benda

12
tajam/jarum. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.

9. Monitoring pembongkaran, pembangunan, dan renovasi


Monitoring pelaksanaan pembongkaran, pembangunan, dan renovasi
bangunan dipuskesmas dilakukan bila ada kegiatan seperti pembongkaran
gedung (demolution), perbaikan gedung, penambahan bagian dari gedung
utama dan atau pembangunan gedung baru. Monitoring dilakukan sebelum,
selama dan setelah dilakukan renovasi/rekontruksi bangunan. Hasil
monitoring yang dilakukan IPCN Komite PPI akan dituangkan dan disusun
dalam Laporan ICRA (Infections Control Risk Assessment)
renovasi/rekontruksi yang akan dilaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
Kec. Beji.

10. Monitoring hand hygiene pada pasien, penunggu dan petugas/staf

a. Monitoring hand hygiene pada pasien dilakukan dengan memberikan


informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi kapan harus
melakukan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan hand
rub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area
pasien juga dimonitor ketersediaannya.
b. Monitoring hand hygiene pada penunggu dilakukan dengan memberikan
informasi kepada penunggu tentang kapan harus cuci tangan dan
bagaimana cara melakukan kebersihan tangan, juga diberikan informasi
kapan harus melakukan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan
dengan hand rubb. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan
tangan pada area pasien juga dimonitor ketersediaannya.
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/ staf dilakukan dengan Audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan
analisanya dibuat setiap 3 (tiga) bulan. Audit dilakukan terhadap petugas
yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan,
kamar bersalin dan ruang tindakan/IGD.

13
11. Monitoring penggunaan alat pelindung diri (APD)

Monitoring penggunaan APD yang dilakukan setiap hari terhadap petugas di


unit perawatan terutama di ruang TB, Petugas Laboratorium, Kamar
Bersalin, KIA, ruang tindakan dilakukan bersamaan dengan kunjungan
ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap 1 bulan.

12. Monitoring pengendalian lingkungan puskesmas.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan monitoring kebersihan


lingkungan puskesmas, lingkungan masing-masing unit pelayanan, prosedur
penatalaksanaan pengendalian lingkungan seperti mengepel lantai,
membersihkan dinding dan dekontaminasi permukaan termasuk prosedur
pembuatan/pencampuran larutan desinfektan. Kegiatan monitoring
dilaksanakan tiap hari dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

13. Monitoring pelaksanaan PPI di Ruang Tunggu

Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu pasien baik di ruang rawat inap
maupun di rawat jalan meliputi pembuangan sampah, kebersihan
lingkungan, etika batuk, pemakaian masker, dll. Kegiatan dilakukan setiap
hari bersamaan dengan kunjungan harian IPCN.

14. Monitoring sarana pendukung penerapan PPI di unit pelayanan

Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung


penerapan PPI di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan
tangan (wastafel, sabun, larutan desinfektan / antiseptik, tisu, handrub).
Rekomendasi PPI dalam pengadaan sarana pendukung PPI akan dibuat
dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun oleh Komite PPI untuk
diajukan kepada bidang yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam RAB
puskesmas.

15. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi tenaga IPCN.

Perkembangan ilmu dan tekhnologi harus diimbangi dengan pelatihan bagi


IPCN yang berkesinambungan dan ter-up date sesuai dengan
perkembangan kondisi saat ini. Komite PPI membuat daftar kebutuhan
pelatihan untuk diajukan ke bidang pelayanan .

14
16. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi tenaga IPCLN.

Adanya beberapa petugas IPCLN yang pindah tugas ke unit/ruangan lain


menyebabkan upaya untuk mencarikan pengganti yang tentu belum
tersentuh lebih jauh tentang pemahaman PPI. Oleh karena itu Komite PPI
membuat daftar kebutuhan pelatihan untuk IPCLN agar bisa diajukan ke
bidang pelayanan

17. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI


bagi seluruh petugas Puskesmas Beji (medis dan non medis).
Program in house training PPI akan berkoordinasi dengan bidang pelayanan
yang dilaksanakan rutin dan berkesinambungan

18. Mengikuti seminar/simposium/work shop tentang PPI baik nasional


maupun internasional.

Agar lebih cepat mendapatkan up date tentang PPI, Komite PPI membuat
usulan supaya Tim PPI sebagai pelaksanaan kegiatan operasional Program
PPI bisa mengikuti seminar/simposium/work shop yang berhubungan
dengan PPI, baik Nasional maupun internasional. Usulan ditujukan kepada
Pj Tim PPI yang ditembuskan kepada kepala UPTD Puskesmas Kec. Beji.

Adapun untuk melakukan kegiatan di atas maka dilakukan:


1. Rapat Internal PPI dalam perencanaan kegiatan program untuk satu tahun
2. Rapat Internal PPI dalam penyusunan kerangka acuan Program PPI
3. Rapat Internal PPI dalam membuat dan merevisi SOP
4. Rapat Internal PPI dengan PJ ruangan dalam identifikasi Resiko Infeksi
5. Rapat evaluasi tiap 3 bulan
6. Kerjasama dengan pihak farmasi PPI dalam memonitor penggunaan
antibiotic dalam pelayanan sehari hari, penggunaan Formularium dan
penyediaan sarana Handrubb dan APD.
7. Kerjasama dengan pihak diklat dalam pendidikan dan pelatihan
8. Kerjasama dengan pihak K3 Puskesmas dalam kesehatan karyawan
9. Kerjasama dengan pihak PJ Sarpras dalam penyediaan sarana dan
prasarana
10. Kerjasama dengan pihak kesehatan lingkungan dalam pemeriksaan air
dan udara serta limbah

15
11. Audit kepatuhan PPI ke ruangan / unit kerja dan kepatuhan petugas
12. Kerja sama dengan pihak laboratorium
13. Monitoring Rutin
14. Surveilance HAIs setiap hari ke unit kerja

F. Sasaran

a. Sasaran program dengan melibatkan:


1. Seluruh staf Puskesmas
Seluruh staf puskesmas dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan
pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di
unitnya masing masing.

2. Pasien dan keluarga


Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut
serta dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan
secara langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan
dalam bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.

3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RS
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi
pasien-pasien dengan penyakit menular, immunocompromissed, maupun
tentang upaya lain yang berhubungan dengan PPI.

b. Menurunkan Angka Insiden /incident rate HAIs


Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi di UPTD Puskesmas Beji tahun 2022 untuk menurunkan angka insiden
Infeksi adalah:
1. Surveilance
a. Angka insiden IDO < 2 kasus per- 100 tindakan operasi (<2%),
meliputi semua pasien paska tindakan operasi minor yang ditangani di
IGD dan Ruang Bersalin maupun saat pemasangan implan KB.
b. Angka insiden abses gigi < 2 kasus per- 100 tindakan operasi (<2%),
meliputi semua pasien paska dilakukan tindakan pada area gigi dan
jaringan periondontal akibat Superficial Incisional

16
c. Angka insiden KIPI < 2 kasus per- 100 tindakan operasi (<2%),
meliputi semua pasien paska tindakan imunisasi yang diberikan secara
penyuntikan.

2. Audit Kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua
petugas kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, petugas radiologi,
petugas laboratorium, petugas rekam medik yang terlibat langsung
dalam pelayanan pasien meliputi di ruang pelayanan umum, kamar
bersalin, IGD, ruang farmasi, ruang laboratorium, KIA dan pelayanan
penunjang lainnya. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan
adalah > 85% dalam jangka waktu 3 bulan.
b. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap minggu bersamaan
dengan kunjungan lapangan ke unit-unit pelayanan/perawatan untuk
melihat apakah sarana dan prasarana pendukung di semua unit
tersedia, tidak lengkap atau salah/tidak digunakan. Sasaran
pencapaiannya adalah > 85% dalam waktu 3 bulan.

3. Edukasi

Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan


program edukasi dibagi dalam kategori yaitu staf baru dan staf lama
(medis dan non medis), pasien, keluarga pasien/pengunjung serta
petugas/pekerja non petugas UPTD Puskesmas Beji yang tidak melayani
pasien langsung tetapi berada di UPTD Puskesmas Kec. Beji seperti
petugas keamanan, petugas parkir.

a. Staf Baru :
Staf baru tidak dibedakan perawat, dokter , bidan atau staf lain
diberikan edukasi PPI saat mereka memulai bekerja atau mulai
menjadi karyawan di UPTD Puskesmas Kec. Beji. Kegiatan ini bekerja
sama dengan Bagian Bidang Pelayanan. Sasaran pencapaian adalah
semua staf baru yang akan bekerja di UPTD Puskesmas Kec. Beji
sudah teredukasi PPI (100%).

b. Staf Lama

17
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pengendalian infeksi akan
dilakukan inventarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani
edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui siapa yang belum
menjalani kegiatan edukasi. Peningkatan pengetahuan untuk seluruh
staf dalam bentuk in house training PPI sehingga mempunyai persepsi
dan pemahaman yang sama untuk pengendalian infeksi.

c. Peserta didik
Pelaksanaan program edukasi bagi peserta didik, diberikan saat
pertama kali kegiatan orientasi dan praktek klinik di UPTD Puskesmas
Beji. Sasaran pencapaian adalah semua peserta didik sudah
teredukasi PPI sebelum praktik klinik di UPTD Puskesmas Beji (100%)
dalam 1 tahun.

d. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dengan penyuluhan
tetang kebersihan tangan , pencegahan penyebaran penyakit infeksi
UPTD Puskesmas Beji, dan pengelolaan penyakit infeksi di UPTD
Puskesmas Beji. Sasaran pencapaian edukasi kepada pasien adalah
lebih dari 80% pasien yang datang ke UPTD Puskesmas Beji dapat
teredukasi PPI dalam waktu 6 bulan.

e. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung/keluarga pasien dilaksanakan
berkoordinasi Informasi puskesmas dan petugas ruang perawatan
(PONED). Kegiatan dilakukan di ruang perawatan, meliputi kebersihan
tangan, pencegahan penyebaran penyakit infeksi di puskesmas,
kebersihan lingkungan, pengenalan penyakit seperti penyakit menular,
DM, penyakit Jantung, dll. Sasaran pencapaiannya adalah > 80%
pengunjung dapat teredukasi dalam waktu 3 bulan.

18
c. Memaksimalkan Kepatuhan Dalam Penerapan Kebijakan, Pedoman Dan
atau SOP Tentang PPI Di Semua Unit Pelayanan
1. Area Pelayanan
a. Monitoring pengendalian lingkungan UPTD Puskesmas Kec. Beji
Sasaran yang dicapai adalah seluruh lingkungan UPTD Puskesmas
Beji yaitu semua lingkungan di unit-unit pelayanan/perawatan dan
lingkungan di sekitar Puskesmas.

b. Monitoring pelaksanaan sterilisasi puskesmas


Sasaran yang dicapai adalah disemua ruang yang ada sterilisasinya
yang meliputi petugas, alat-alat, mesin .

c. Monitoring pelaksanaan manajemen linen


Sasaran yang dicapai adalah di Instalasi laoundry yang meliputi
petugas, linen, alat-alat/mesin dan lingkungan.

d. Monitoring pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh.


Sasaran yang dicapai adalah di ruang-ruang perawatan dan
laboratorium.

e. Monitoring penanganan pembuangan darah dan komponen darah.


Sasaran yang dicapai adalah di laboratorium meliputi petugas, darah
dan komponen darah serta lingkungan di sekitarnya.

f. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum.


Sasaran yang dicapai adalah di ruang perawatan, laboratorium dan
incenerator meliputi petugas, tempat sampah benda tajam/sharp box
dan lingkungan.

g. Monitoring pelaksanaan renovasi/rekontruksi bangunan di UPTD


Puskesmas Beji.
Sasaran yang dicapai adalah bila ada kegiatan renovasi/rekontruksi
seperti pembongkaran gedung (demolution), perbaikan gedung,
penambahan bagian dari gedung utama dan atau pembangunan
gedung baru.

19
h. Monitoring pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum.
Sasaran yang dicapai adalah di ruang perawatan, kamar bersalin
ruang tindakan, ruang KIA, laboratorium dan radiologi meliputi hasil
dokumentasi pencatatan dan pelaporan insiden sehingga semua
insiden dapat terlaporkan (100%).

20
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Bulan Ket


Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Rapat Internal Tim PPI dalam √
Perencanaan Kegiatan 1 tahun

2 Rapat Internal Tim PPI dalam √


Penyusunan Kerangka Acuan Program
PPI

3 Rapat Tim PPI Internal dalam membuat √


dan merevisi SOP

4 Rapat Tim PPI dengan PJ ruangan √ Tentative


dalam Identifikasi Resiko Infeksi

5 Rapat Internal PPI dalam Penerapan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ PPI dalam dan lingkungan


Program PPI Puskesmas Beji (tentative)

6 Penyusunan SOP √ √ √ √ √ √ Tentative

7 Rapat Evaluasi Program PPI √ √ √ √

8 Sosialisasi Program PPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengikuti jadwal lokmin

9 Sosialisai PPI kepada Pegawai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengikuti jadwal Lokmin


Puskesmas (Tentative)

10 Sosialisasi PPI kepada Pasien dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ (Tentative)


Pengunjung Puskesmas

2
11 Surveilance IDO, Abses Gigi, KIPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

12 Monitoring kepatuhan kebersihan tangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 Monitoring kepatuhan penggunaan APD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

14 Monitoring kelengkapan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
prasarana/sarana PPI

15 Monitoring kebersihan Lingkungan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

16 Monitoring Strelisasi alat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

17 Monitoring Loundry dan linen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

18 Monitoring Pengendalian dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


pembuangan limbah berbahaya, benda
tajam dan jarum

19 Monitoring pembongkaran, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sesuai dengan kegiatan


pembangunan dan renovasi pembongkaran atau
removasi gedung

20 Monitoring Farmasi (Penggunaan AB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


yang rasional)

21 Monitoring Kegiatan UKM di luar gedung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


Puskesmas

22 Monitoring Kewaspadaan Transmisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

23 Monitoring Tatalaksana Pajanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

24 Monitoring Kepatuhan Budle HAIs √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2
25 Supervisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

26 Monitoring Kesehatan karyawan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

27 Rapat Tim PPI dengan Unit Lain √ √ 2 kali setahun (tentative)

28 Usulan pelatihan Dasar PPI √ √ 2 kali setahun

30 Seminar/simposium/work shop √ 1 kali setahun (tentative)

2
H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Laporan
Monitoring pelaksanaan kegiatan akan dilakukan setiap bulan, bila ada
pergeseran pelaksananan kegiatan akan dilakukan perbaikan agar tidak
mengganggu jadwal yang lain. Laporan evaluasi kegiatan ini dibuat oleh Komite
PPI setiap tiga bulan ditujukan kepada yang bertanggung jawab pada kegiatan
puskesmas tersebut dan ditembuskan pada Komite PPI.

I. Pencatatan, Laporan Dan Evaluasi Kegiatan


a. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi UPTD Puskesmas Kec. Beji di
unit-unit pelayanan (surveilans) dengan formulir harian dari Komite PPI,
mendokumentasikan hasil audit kepatuhan kebersihan tangan, kepatuhan
APD, kepatuhan penerapan SOP/kebijakan PPI dan atau monitoring
penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan
PJ Tim PPI.
b. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh
Tim PPI untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan
dikirim ke kepala UPTD Puskesmas Kec. Beji ditembuskan ke PJ tim PPI
dan Unit Penjamin Mutu.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan,
dianalisa dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI, selanjutnya
dibuatkan laporan yang dikirim ke kepala UPTD Puskesmas Kec. Beji ke
semua Penanggung Jawab/ koordinator unit pelayanan serta pemegang
program dan Unit Penjamin Mutu.
3. Bila ada KLB, Tim PPI UPTD Puskesmas Beji harus segera melaporkan
ke komite PPI dan Kepala UPTD Puskesmas Beji.
c. Evaluasi
Semua kegiatan yang telah direncanakan akan dievaluasi pada akhir tahun
untuk mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan dan yang belum
dilaksakan sehingga menjadi acuan perencanaan kegiatan tahun

2
BAB VIII
PENUTUP

Program PPI di UPTD Puskesmas beji yang disusun untuk


tahun 2023 meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi
dan kegiatan yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan
mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendbeji infeksi.

Program PPI tahun 2023 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
program PPI UPTD Puskesmas beji .

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Beji Penanggung Jawab Kegiatan

drg. Hilma Handayani dr. Rima Minta Sari S


NIP. 197507302002122003 NIP. 198701062023212003

Anda mungkin juga menyukai