Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Dalam menjalankan pelayanan rumah sakit diperlukan berbagai


dokumen rumah sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi
maupun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Untuk mendapatkan
persamaan persepsi dalam penyusuanan dokumen yang terkait dengan
pelaksanaan akreditasi rumah sakit, maka disusunlah Panduan APD (Alat
Pelindung Diri).

Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat membantu rumah sakit


menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting dari
proses akreditasi rumah sakit. Pada dasarnya dokumen akreditasi terdiri
dari 2 jenis, yaitu :
1. Regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman panduan, prosedur
dan program
2. Bukti pelaksanaan kegiatan

Semoga Panduan APD ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan
pihak-pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi
rumah sakit. Kritik dan saran demi perbaikan buku Panduan APD sangat
kami harapkan untuk kesempurnaan buku Panduan APD ini.

Terima kasih
BAB I
DEFINISI

APD (Alat Pelindung diri) adalah seperangkat alat yang


digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau
sebagian tubuhnya dari adanya kemungkinan potensi bahaya atau
kecelakaan kerja. Secara teknis APD tidaklah secara sempurna
dapat melindungi tubuh tetapi akan dapat meminimaliasi tingkat
keparahan kecelakaan atau keluhan / penyakit yang terjadi.
Dengan kata lain, meskipun telah menggunakan APD upaya
pencegahan kecelakaan kerja secara teknis, teknologis yang paling
utama.
Definisi APD dalam HSE regulasi adalah semua peralatan
yang melindungi pekerja selama bekerja termasuk pakaian yang
harus di pakai pada saat bekerja, pelindung kepala (helmet),
sarung tangan (gloves), pelindung mata (eye protection), pakaian
yang bersifat reflektive, sepatu, pelindung pendegaran (hearing
protection) dan pelindung pernapasan (masker). [HSE, 1992]
Alat Pelindung diri ( APD ) adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam
pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari
bahaya di tempat kerja. APD dipakai apabila usaha rekayasa
( engineering ) dan cara kerja yang aman ( work praktis ) telah
maksimum. Dalam penggunaan APD masih memiliki beberapa
kelemahan seperti :
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena (memakai
APD yang kurang tepat, cara pemakaian APD yang salah, APD
tak memenuhi persyaratan standar)
2. APD yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
3. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter
dan penyerap (cartridge).
4. APD dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-gantian
5. Komunikasi terganggu.

BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan APD ini digunakan oleh seluruh karyawan


Puskesmas Menden serta bagi penggunjung pasien atau
pennunggu pasien yang berpotensi menularkan dan tertular
penyakit. Karywaan rumah sakit yang wajib menggunakan APD
adalah perawat, asper, bidan, dokter, petugas laborat, petugas non
kesehatan.

BAB III
TATALAKSANA

Unit yang menggunakan APD adalah seluruh pekerja di rumah


sakit diwajibkan untuk menggunakan APD yang dapat di
spesifikasikan dengan cara keperluan per unitnya meliputi :
1. UGD
Petugas UGD harus menggunakan APD saat melakukan
tindakan medis yaitu handscoon, goggles, masker dan celemek
untuk menghindari terjadinya kontamisai terhadap petugas.
Biasakan untuk hand hygien sanitasi secara individu yaitu
dengan mencuci tangan baik menggunakan handscub atau
handwash.bood.
2. Poned
Petugas Poned yaitu bidan harus menggunakan APD saat
melakukan tindakan persalianan atau kuret. Alat pelindung diri
yang digunakan adalah jas tindakan, goggles, handscoon,
penutup kepala, masker dan sepatubood. Biasakan untuk hand
hygien sanitasi secara individu yaitu dengan mencuci tangan
baik menggunakan handscub atau handwash.
3. POLIKLINIK
Tindakan polikinik petugas menggunakan APD berupa jas
operasi, goggles, handscoon, penutup kepala, dan masker.
Biasakan untuk hand hygien sanitasi secara individu yaitu
dengan mencuci tangan baik menggunakan handscub atau
handwash.
4. LABORATORIUM
Petugas laborat wajib menggunakan APD yaitu masker,
handscoon, jas laborat dan mengganti sandal saat didalam
laborat. Biasakan untuk hand hygien sanitasi secara individu
yaitu dengan mencuci tangan baik menggunakan handscub
atau handwash.
5. FARMASI
Petugas farmasi yang meracik obat harus menggunakan APD
berupa masker, handscoon, dan jas atau celemek. Masker
berfungsi untuk menghindari paparan dari pernafasan,
handscoon untuk menghindari kontaminasi obat dari tangan,
dan celemek atau jas untuk menghindari percikan bahan bahan
obat kimia cair yang akan mengenai pakaian petugas. Biasakan
untuk hand hygien sanitasi secara individu yaitu dengan
mencuci tangan baik menggunakan handsrub atau handwash.
6. RAWAT INAP
Petugas rawat inap yaitu petugas bangsal rumah sakit dalam
melakukan tindakan haruslah menggunakan APD yaitu
handscoon, masker, celemek dan goggles. Biasakan untuk
hand hygien sanitasi secara individu yaitu dengan mencuci
tangan baik menggunakan handscub atau handwash.
7. DAPUR
Untuk penghindari pencemaran makanan petugas dapur wajib
menggunakan APD saat meracik, memasak, menyajikan serta
pendistribusian. APD yang digunakan yaitu masker, handscoon,
celemek dan penutup kepala. Biasakan untuk hand hygien
sanitasi secara individu yaitu dengan mencuci tangan baik
menggunakan handscub atau handwash.
8. PETUGAS KEBERSIHAN
Petugas kebersihan merupakan petugas yang risikan untuk
terpapar penyakit yang berasal dari limbah rumah sakit oleh
karena itu setiap penanganan limbah atau saat melakukan
pembersihan harus menggunakan APD. APD yang digunakan
oleh cleaning servis yaitu masker, goggles, sepatubood,
handscoon, celemek, dan helm pengaman. Biasakan untuk
hand hygien sanitasi secara individu yaitu dengan mencuci
tangan baik menggunakan handscub atau handwash.
9. LOUNDRY
Petugas loundry mendapat paparan berasal dari linen kotor
infeksius dan non infeksius yang berasal dari kegiatan
Puskesmas. Oleh karena itu saat pengelolaan linen yaitu pada
saat pencucian petugas linen menggunakan APD berupa
masker, celemek, handscoon, dan sepatu boot. Pada saat
proses penyetrikaan petugas linen menggunakan APD berupa
masker. Biasakan untuk hand hygien sanitasi secara individu
yaitu dengan mencuci tangan baik menggunakan handscub
atau handwash.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi diadakan dengan cara :


1. Memantau penggunaan APD di setiap unit di Puskesmas.
Pemantauan dilaksanakan dengan cara sidak langsung ke unit-
unit Puskesmas setiap seminggu sekali.
2. Memantau ketersediaan APD di Puskesmas. Pemantauan stok
APD yang digunakan sudah mencukupi dengan jumlah
pengguna APD.
3. Mendata APD yang diperlukan/ dipergunakan di Puskesmas
secara per unit. Pendataan APD yang diperlukan di setiap unit
dilakunan agar penggunaan APD tepat.
4. Melakukan penyuluhan penggunaan APD secara benar dan
tepat. Penyuluhan APD disasarkan kepada seluruh karyawan
Puskesmas. Penyuluhan dilaksanakan karena rendahnya
kesadaran pekerja terhadap Keselamatan kerja,

Anda mungkin juga menyukai