Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program yang mudah diterapkan dan menunjang pencapaian


standar harus disusun berdasarkan kondisi serta sumberdaya rumah
sakit. Mengacu pada definisi dalam standar akreditasi rumah sakit
tersebut, program yang disusun harus meliputi cakupan kegiatan paling
sedikit memuat pengaturan tentang penggunaan antibiotik, ketentuan
sterilisasi, penggunaan disinfektan. Setiap tahun program dibuat
mengacu pada perkembangan metode pencegahan dan pengendalian
infeksi secara global, sehingga kebijakan dan prosedur akan selalu
mengalami perubahan,perbaikan dan pengembangan untuk efektivitas,
efeisiensi penerapan dan hasil akhir suatu program.

Program yang sudah berjalan di Rumah Sakit Umum Brigjend H


Hassan Basry Kandangan telah mencakup beberapa kegiatan standar
meskipun masih belum sempurna. Beberapa kekurangan tersebut scara
berkesinambungan dilakukan perbaikan dan pengembangan, baik dalam
hal kebijakan, prosedur maupun dalam penerapan.

Program yang disusun untuk tahun 2019 meliputi kegiatan rutin


yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru
diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu
pelayanan yang berkaitan dengan pengendalian infeksi.

B. TUJUAN UM UM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga /
pengunjung melalui setiap aktivitas yang berpotensi atau berisiko
penyebaran infeksi diantara pasien oleh petugas kesehatan,
fasilitas dan lingkungan rumah sakit.

1
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kejadian infeksi nasokomial di Rumah
Sakit
b. Di evaluasinya program PPI tahun 2019 antara lain :
 Melaksanakan surveilan HAIs
 Monitoring kepatuhan Hand Hygiene
 Monitoring penggunaan APD
 Monitoring pembuangan sampah infeksius
 Monitoring kepatuhan PPI di CSSD
 Monitoring kepatuhan PPI di Laundry
 Monitoring paska pajanan
 Monitoring penempatan pasien
 Monitoring antibiotika yang rasional
 Monitoring kepatuhan PPI di Instalasi Gizi
 Monitoring Penanganan limbah benda tajam dan jarum
 Monitoring penanganan darah dan komponen darah
 Monitoring kepatuhan PPI di pemulasaran jenazah

2
BAB II

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Kegiatan Pokok

Kegiatan dalam program kerja tahun 2019 meliputi :

1. Melaksanakan surveilan HAIs


2. Monitoring kepatuhan Hand Haygiene
3. Monitoring penggunaan APD
4. Monitoring pembuangan sampah infeksius
5. Monitoring kepatuhan PPI di CSSD
6. Monitoring kepatuhan PPI di laundry
7. Monitoring paska pajanan
8. Monitoring penempatan pasien
9. Monitoring antibiotika yang rasional
10. Monitoring PPI di Instalasi Gizi
11. Monitoring penanganan limbah benda tajam dan jarum
12. Monitoring penanganan darah dan komponen darah
13. Monitoring PPI di pemulasaran jenazah

B. Rincian Kegiatan
1. Surveilans
Hasil surveilans ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
menentukan adanya potensi kejadian luar biasa/outbreak, dilakukan
investigasi, analisa, pelaporan dan hasil rekomendasi pimpinan
disosialisasikan. Target surveilans adalah ruangan dengan risiko infeksi,
tingginya penggunaan tindakan dan banyaknya pasien dengan sumber
daya terbatas.
a. Surveilans Aktif.
Monitoring pasien dengan penggunaan central line, urine kateter, dan
ventilator. Memonitor hasil kultur dari laboratorium (misalnya MRSA,
MDRO dll), monitoring kepatuhan dan fasilitas cuci tangan,
pemilahan sampah, unit gizi, linen laundry, CSSD, memantau pasien

3
di ruang isolasi, investigasi kejadian luar biasa/outbreak.
Dilaksanakan bekerjasama dengan link di unit terkait.

b. Surveilans Pasif.
Mereview/melihat ulang medical record dari hasil kultur luka, darah,
urine, nanah, penggunaan antibiotik profilaksis sebelum tindakan
pembedahan.

2. AUDIT
Audit dilaksanakan setiap bulan di semua unit terkait yang memberikan
pelayanan pasien. Kegiatan ini sebagai monitoring dan evaluasi
penerapan PPI di unit pelayanan.

3. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


Memberikan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit,
meliputi :
1. Pendidikan dan pelatihan internal rumah sakit
a. Sosialisasi dan edukasi PPI bagi pasien/keluarga,
pengunjung
b. Sosialisasi dan edukasi PPI bagi petugas rumah sakit :
1. Tenaga non fungsional
2. Tenaga fungsional
c. Sosialisasi dan edukasi PPI bagi tenaga cleaning service
d. In house training surveilans dan implementasi bundle
VAP/HAP, IADP, IDO, ISK
e. In-house training PPI tentang pengelolaan makanan
f. In-house training PPI tentang CSSD dan Laundry/Linen
g. In-house training PPI di unit HD
2. Pendidikan dan pelatihan eksternal rumah sakit
a. Pelatihan PPI Dasar
b. Pelatihan IPCN Dasar
c. Pelatihan PPI Lanjut
d. Pelatihan IPCN Lanjut

4
e. Pelatihan TOT
f. Workshop PPI
g. Magang PPI

4. PERTEM UAN BERKALA KOM ITE PPI

1.Pertemuan rutin Tim PPI dilaksanakan setiap 1 bulan pada


minggu keempat, update surveilans, kewaspadaan isolasi,
pengisian formulir surveilans dan pengumpulan data infeksi
nosokomial sesuai format.
2. Pertemuan rutin Komite PPI dilaksanakan setiap 3 bulan sekali,
seluruh anggota Komite PPIRS, Kepala Instalasi, manajemen.
Membahas kegiatan di ruangan dalam mencegah dan
mengendalikan terjadinya infeksi di rumah sakit. Disampaikan
juga temuan-temuan surveilans dan audit lingkungan diruangan
dan sosialisasi informasi terkini pengendalian infeksi serta
membahas temuan hasil surveilans, diagnosis dan terapi infeksi
yang benar, pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans,
kuman patogen dan pola resistensi antibiotika.

5. KESEHATAN KARYAW AN

a. Bekerjasama dengan Unit K3RS mengajukan program pemeriksaan


kesehatan bagi petugas kesehatan yang berisiko mendapatkan
penularan penyakit di unit pelayanan risiko tinggi (IGD,OK,ICU,
Haemodialisa,VK,Unit Gizi,Laboratorium).
b. Pemeriksaan HBsAg & Anti HBs dan pemberian vaksinasi Imunisasi
Hepatitis.
c. Penatalaksanaan pasca pajanan dengan mengusulkan ketersediaan
vaksin bagi petugas yang tertusuk jarum.

5
6. PENERAPAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA YANG RASIONAL

Penyusunan pedoman penggunaan antibiotika dilakukan oleh tim PPRA


(Program Pengendalian Resistensi Antimikroba) yang telah dibentuk untuk
dijadikan landasan yang dipertimbangkan oleh masing-masing departemen
terkait. Pembentukan kelompok kerja penyakit infeksi yang terdiri dari
dokter spesialis Patologi Klinik, Penyakit Dalam, Anak, Kebidanan dan
Bedah untuk membantu pemantauan penggunaan antibiotika dan
penyusunan kebijakan serta prossedur penanganan penyakit infeksi.
Kelompok kerja ini dapat mendiskusikan bersama kasus-kasus infeksi
yang kompleks untuk membantu penatalaksanaan pasien tersebut.
Tindak lanjut:
 Penyusunan draft pedoman antibiotika profilaksis oleh tim kecil
 Peningkatan peran pimpinan / manajemen rumah sakit untuk
mengaktifkan tim kecil penyusun draft pedoman penggunaan
antibiotika.
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN

a. Pelaporan Infeksi Rumah Sakit melalui tiga tahap :


 Laporan bulanan
 Laporan triwulan
 Laporan tahunan
Data dikumpul dan di olah sesuai format dan di laporkan kepada
pimpinan rumah sakit.

b. Laporan Pola Kuman


Koordinasi dengan Instalansi patologi Klinik untuk penyusunan laporan
Pola Kuman dari hasil pemeriksaan kultur darah, urine, pus dan sputum.
Laporan Pola Kuman di susun setiap enam bulan untuk menentukan
penggunaan Antibiotik yang rasional di rumah sakit bekerjasama dengan
Komite Medik dan Komite Farmasi dan Terapi.

6
c. Laporan Outbreak (KLB).
Di susun mekanisme pelaporan kejadian outbreak ataupun kejadian luar
biasa, strategi penanganan dan progress report serta penanganan yang
telah direalisasikan untuk menurunkan atau mencegah kejadian tersebut
terulang kembali. Misalnya tingginya angka kejadian infeksi, ataupun
permasalahan timbulnya penyakit yang sebelumnya tidak pernah terjadi
(diare, hepatitis, demam berdarah dalam jumlah diatas normal suatu unit
pelayanan tertentu)

8. PENGAJUAN PEM ERIKSAAN DAN PEM ANTAUAN LINGKUNGAN


Berkoordinasi dengan Instalansi Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit
Umum Daerah Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan untuk melakukan
pemeriksaan dan pemantauan baku mutu lingkungan secara fisik, kimia dan
mikrobiologi
9. KEW ASPADAAN STANDAR DAN TRANMISI
1. Pemenuhan sarana kebersihan tangan
Berkoordinasi dengan Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Instalasi Farmasi
2. Pemenuhan sarana pengelolaan limbah
Berkoordinasi dengan Instalasi Kesehatan Lingkungan
3. Pemenuhan sarana APD, berkoordinasi dengan unit K3RS

10. KAMPENYA KEBERSIHAN TANGAN


Kegiatan dilaksanakan secara terus menerus disertai demontrasi
kebersihan tangan 6 langkah, 5 moment. Kegiatan selanjutnya adalah
dilakukan audit kebersihan tangan di setiap instalasi pelayanan, agar di
ketahui kepatuhan petugas kesehatan dan untuk memotivasi petugas
kesehatan di instalasi pelayanan terutama yang berisiko tertular penyakit.

7
BAB III

HASIL DAN ANALISA

1. Angka HAIs
Bulan Januari, Februari, M aret 2019

NO Bulan IDO% ISK‰ VAP‰ HAP‰ IADP‰ Flebitis‰


1 Januari 0,4 0 0 0 0 1,2
2 Februari 0 0 0 0 0 0,8
3 Maret 0,9 0 0 0 0 1

DATA HAIs
Januari, Februari dan Maret 2019
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
IDO% ISK‰ VAP‰ HAP‰ IADP‰ Flebitis‰

Januari Februari Maret

Dari data diatas didapatkan angka IDO sebesar 0,4 % (1 kejadian)


pada bulan Januari dan 0,9 % (3 kejadian) pada bulan Maret, angka
ini kurang dari angka standar PERMENKES 2017 (2 %). Angka
Flebitis bulan Januari sebesar 1,2 ‰ (2 kejadian), angka ini melebihi
dari angka standar PERMENKES 2017 (1 ‰), pada bulan Februari
sebesar 0,8 ‰ (2 kejadian), angka ini masih sesuai dengan angka
standar PERMENKES 2017 (1 ‰) sedangkan pada bulan Maret 1 ‰
(3 kejadian), angka ini kurang dari angka standar PERMENKES 2017
(1‰) .Tidak ada kejadian ISK,VAP, HAP, IADP pada bulan Januari
sampai dengan Maret 2019.

8
Strategi untuk menurunkan angka Infeksi Daerah Operasi (IDO) :
1. Pada pasien sebelum operasi anjurkan mandi keramas dengan
sabun anti septik.
2. Melakukan pencukuran bila diperlukan, mencukur menggunakan
cliper dan satu jam sebelum operasi.
3. Memberikan profilaksis satu jam sebelum operasi bila diperlukan.
4. Melakukan pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan penyuluhan kebersihan tangan kepada pasien dan
keluarga tentang pentingnya kebersihan tangan dan apa akibat
bila menyentuh luka operasi tanpa membersihkan tangan.
6. Melakukan edukasi pada petugas tentang pentingnya kebersihan
tangan lima momen dan enam langkah, sehingga dapat
mengurangi angka infeksi pada pasien yang dirawat.
7. Berkerjasama dengan nutrisionis untuk memberikan penyuluhan
makanan yang mempercepat penyembuhan luka.

Strategi untuk menurunkan angka Flebitis di rumah sakit:

1. Saat pemasangan memperhatikan tehnik aseptik


2. Pemakaian sarung tangan saat akan melakukan tindakan jangan
sampai sarung tangan memegang hal-hal yang tidak perlu.
3. Penggunaan plester transfaran agar mudah melakukan evaluasi
bila terjadi tanda-tanda infeksi.
4. Melakukan perawatan infus.
5. Memperhatikan tehnik pemberian obat saat penyuntikan agar
setiap cairan yang masuk steril
6. Memberi tahukan pasien saat ingin bergerak agar memperhatikan
posisi flabot infus agar lebih tinggi dari pada tangan sehingga
darah tidak naik ke infus set.
7. Memperhatikan saat pemberian tranfusi darah selang yang
terdapat bekuan darah agar di ganti karena itu dapat menjadi
tempat berkembang bakteri sehingga mengakibatkan infeksi pada
pasien.

9
2. PRESENTASI HAND HYGIENE RSUD BRIGJEND H HASSAN BASRY

Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

a. Angka Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Ruangan

No Ruangan Januari Februari Maret Rata-Rata


1 RPD I 70% 71% 74% 71,67%
2 RPD II 71% 72% 73% 72%
3 Syaraf 73% 77,00% 77% 75,67%
4 THT Mata 73% 73% 74% 73,33%
5 ICU 75% 78% 79% 77,33%
6 Bersalin 71% 76% 77% 74,67%
7 HD 76% 77,00% 78% 77%
8 Paru 72% 77% 78% 75,67%
9 IGD 73% 77% 78% 76%
10 VIP 77% 77% 78% 77,33%
11 Anak 72% 72% 75% 73%
12 Picu/Nicu 76% 77% 78% 77%
13 Bedah 76% 78% 78% 77,33%

Angka Kepatuhan Hand Hygiene


Berdasarkan Ruangan
Bulan Januari, Februari dan Maret 2019
80%
78%
76%
74%
72%
Januari
70%
Februari
68%
66% Maret
64%

Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand


Hygiene bulan Januari – Maret 2019 di RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan menurut ruangan paling tinggi yaitu ruang ICU, VIP dan
Bedah yaitu sebesar 77,33 % dan angka kepatuhan hand hygiene paling
rendah yaitu ruang RPD I sebesar 71,67 %.

10
b. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi

Data Kebersihan tangan sesuai profesi yang berada di Rumah Sakit

Rata-
No Profesi Januari Februari M aret Rata
1 Dokter 70% 70% 71% 70,33%
2 Perawat 71% 71% 71% 71%
3 Bidan 71% 70% 72% 71%
4 Fisioterapi 55% 57% 56% 56%
5 Bimbingan rohani 55% 50% 51% 52%
6 Petugas gizi 60% 60% 61% 60,33%
7 Petugas kebersihan 50% 50% 51% 50,33%
8 Petugas Laundry 52% 50% 51% 51%
Petugas
60% 60% 61% 60,33%
9 laboratorium
10 Petugas radiologi 55% 54% 55% 54,67%
11 Mahasiswa 56% 56% 55% 55,67%

Angka Kepatuhan Hand Hygiene


Berdasarkan Profesi
Bulan Januari, Februari dan Maret 2019
80%
70%
60%
50%
40%
30%
Januari
20%
10% Februari
0%
Maret

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand


Hygiene bulan Januari - Maret 2019 di RSUD Brigjend.H.Hasan Basry
Kandangan menurut jenis profesi paling tinggi yaitu profesi Perawat dan

11
Bidan sebesar 71 % dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah
yaitu Petugas Laundry sebesar 51 %.

c. Angka Kepatuhan Hand Hygiene berdasarkan Moment

Momen Momen Momen Momen Momen


No Bulan 1 2 3 4 5
1 Januari 60% 69% 100% 80% 60%
2 Februari 61% 71% 100% 80% 62%
3 Maret 61% 72% 100% 82% 61%
Rata-Rata 60,66% 70,66% 100% 80,66% 61%

Angka Kepatuhan Hand Hygiene Sesuai 5 Momen


Bulan Januari, Februari dan Maret 2019

100%
80%
60%
40%
20%
0%
Momen 1 Momen 2 Momen 3 Momen 4 Momen 5

Januari Februari Maret

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rata-rata angka


kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment, kepatuhan yang
tertinggi pada moment ke 3 sebesar 100 % yaitu setelah terkena
cairan tubuh pasien dan yang terendah pada moment ke 1 sebesar
60,66 % yaitu setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Strategi untuk meningkatkan kepatuhan cuci tangan:

1. Melakukan sosialisasi kebersihan tangan terus menerus secara


berkelanjutan
2. Melakukan pendidikan untuk petugas agar lebih memehami
tentang pentingnya kebersihan tangan
3. Ketersediaan fasilitas cuci tangan dan poster cuci tangan

12
3. PRESENTASI PEM AKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
Bulan Januari, Februari dan M aret Tahun 2019

Rata-
No Ruangan Januari Februari M aret Rata
80% 81% 80% 80,33%
1 RPD I
82% 82% 82,10% 82,03%
2 RPD II
82% 82% 83% 82,33%
3 Syaraf
80% 82% 83% 81,67%
4 THT Mata
82% 82% 83% 82,33%
5 ICU
83% 82% 83% 82,67%
6 Bersalin
82% 83% 83% 82,67%
7 HD
83% 83% 84% 83,33%
8 Paru
82% 82% 83% 82,33%
9 IGD
82% 83% 83% 82,67%
10 VIP
82% 82% 83% 82,33%
11 Anak
82% 83% 83% 82,67%
12 Picu/Nicu
82% 82% 82% 82%
13 Bedah

Angka Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri


Bulan Januari, Februari dan Maret 2019
84%
83%
82% Januari
81%
80%
79% Februari

78%

Maret

Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa angka kepatuhan


pemakaian APD bulan Januari – Maret 2019 di RSUD Brigjend.H.Hasan
Basry Kandangan menurut ruangan paling tinggi yaitu ruang Paru
13
sebesar 83,33 % dan angka kepatuhan APD paling rendah yaitu ruang
RPD I sebesar 80,33 %.

Strategi untuk meningkatkan angka kepatuhan pemakaian alat


pelindung diri (APD):

1. Sosialisasi kepada karyawan tentang pemakaian alat pelindung diri


(APD) dan cara pemakaian yang benar
2. Sosialisasi pada mahasiswa yang praktek di Rumah Sakit tentang
pentingnya pemakaian alat pelindung diri (APD) dan cara pemakaian
yang benar agar tidak asal memakai APD tetapi ketika memakai APD
di Rumah Sakit sudah dipakai dengan benar.

4. LAPORAN PASKA PAJANAN

Kasus
No Bulan Pajanan
0
1 Januari
0
2 Februari
0
3 Maret

Kasus Pajanan Bulan Januari, Februari


dan Maret Tahun 2019
Kasus pajanan

0 0 0

Januari Februari Maret

Tidak ada kejadian paska pajanan pada bulan Januari – Maret 2019.

14
5. LAPORAN AUDIT PEM BUANGAN LIM BAH BENDA TAJAM DAN
JARUM
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Pembuangan
No Bulan Benda Tajam
80%
1 Januari
81%
2 Februari
82%
3 Maret

Data Kepatuhan Pembuangan Benda Tajam


Dan Jarum
Bulan Januari, Februari dan Maret
Tahun 2019
83%
82%
82%
81% Data Kepatuhan Pembuangan
Benda Tajam dan Jarum Bulan
81%
Januari, Februari dan Maret
80% Tahun 2019
80%
79%
Januari Februari Maret

Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kepatuhan


petugas dalam pembuangan benda tajam bulan Januari – Maret
tahun 2019 di seluruh rumah sakit.Hal ini perlu ditingkatkan lagi
guna menghindari terjadinya kejadian tertusuk jarum pada petugas.

Strategi untuk meningkatkan angka kepatuhan pembuangan


benda tajam dan jarum :
1. Sosialisasi
2. Pendidikan pada staf tentang cara pembuangan sampah benda
tajam karena dapat menjadi sumber penyakit baik bagi petugas,
pasien, keluarga pasien serta lingkungan rumah sakit.

15
6. LAPORAN SAM PAH INFEKSIUS
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Limbah infeksius
dan non
No Bulan infeksius
80%
1 Januari
82%
2 Februari
82%
3 Maret

Data Kepatuhan Pembuangan Limbah


Infeksius dan Non Infeksius
Bulan Januari, Februari dan Maret 2019

82%
82%
81% Kepatuhan Pembuangan
81% Limbah Infeksius dan Non
80% Infeksius
80%
79%
Januari Februari Maret

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan pembuangan


sampah infeksius cenderung meningkat mencapai 82% pada bulan
Februari dan Maret, hal ini harus dipertahankan dan tetap di
tingkatkan lagi guna menekan angka HAIs dirumah sakit dan
menghindari penularan penyakit akibat sampah infeksius.

Strategi meningkatkan kepatuhan pembuangan sampah:


1. Sosialisasi kepada keluarga pasien tentang cara pemilahan
pembuangan sampah infeksius dan non infeksius.
2. Sosialisasi pada petugas tentang cara pemilahan pembuangan
sampah infeksius dan non infeksius.

16
7. Kepatuhan PPI di CSSD
Bulan Januari, Februari dan Maret 2019

Kepatuhan PPI di
No Bulan CSSD
85%
1 Januari
85%
2 Februari
85%
3 Maret

Data Kepatuhan PPI di CSSD


Bulan Januari, Februari dan Maret 2019

100%

80%

60%
Kepatuhan PPI di CSSD
40%

20%

0%
Januari Februari Maret

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kepatuhan PPI di CSSD


mencapai 85 %. Untuk ruang rawat inap sudah memasukkan alat ke
CSSD semua, yang perlu ditambahkan adalah ketersediaan
alat/instrumen dan rak penyimpanan alat steril di ruangan.
Strategi:
1. Permohonan penambahan ketersediaan alat
2. Permohonan penambahan lemari penyimpanan alat steril

17
8. KEPATUHAN PPI di LAUNDRY
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Kepatuhan PPI di
No Bulan Laundry
90%
1 Januari
90%
2 Februari
90%
3 Maret

Data Kepatuhan PPI di Laundry


Bulan Januari, Februari dan Maret
Tahun 2019

100%
80%
60%
Kepatuhan PPI di Laundry
40%
20%
0%
April Mei Juni

Dari data diatas didapatkan angka kepatuhan PPI di Laundry yaitu


sebesar 90%, yang belum sesuai adalah tempat penyimpanan linen
bersih yang belum memenuhi syarat dan untuk sarana pendukung
yang terkadang kurang adalah plastik pengemasnya.
Strategi:
1. Tersedianya tempat penyimpanan linen yang standar
2. Tersediannya plastik pembungkus
3. Sosialisasi pada petugas tentang penerapan PPI pada kegiatan di
Laundry.

18
9. LAPORAN PENEM PATAN PASIEN
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019
Untuk saat ini penempatan pasien kita menggunakan tehnik
kohorting( bila ada pasien yang penyakitnya sama kita letakkan satu
ruangan ) sedangkan bila pasien dengan imun rendah kita letakkan
pada ruangan tersendiri karena menjaga agar pasien tersebut tidak
tertular penyakit yang lain, jarak antar pasien minimal 1 meter

Strategi:
1. Tersedianya ruangan isolasi yang sesuai standar
2. Sosialisasi untuk karyawan tentang ruang isolasi

10. LAPORAN ANTIBIOTIK RASIONAL

Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Untuk pengawasan penggunaan antibiotik masih dalam proses


penyiapan untuk pemeriksaan kultur

Strategi:

1. Pelatihan untuk tim PPRA


2. Sosialisasi bagi dokter, perawat, laboratorium dan farmasi.
11. KEPATUHAN PPI di INSTALASI GIZI
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Kepatuhan PPI di
No Bulan Instalasi Gizi
1 Januari 89 %
2 Februari 88 %
3 Maret 84 %

19
Kepatuhan PPI di Instalasi Gizi
90%

89%

88%

87%

86%

85% Kepatuhan PPI di Instalasi Gizi

84%

83%

82%

81%
Januari Februari Maret

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa angka kepatuhan PPI


di instalasi Gizi bulan Januari – Maret terjadi penurunan dari 89 %
pada bulan Januari menjadi 84% pada bulan Maret. Hal ini
disebabkan karena lantai ruang pemprosesan makanan licin, terdapat
lawa-lawa, tinggi rak penyimpanan alat tidak sesuai standar, tempat
sampah yang belum standar dan terlihat adanya vektor.

Strategi :
1. Upaya pembersihan lantai dan plafon secara rutin.
2. Perbaikan rak penyimpanan alat agar sesuai standar.
3. Pembelian tempat sampah yang sesuai standar.
4. Pembelian pest kontrol untuk Instalasi Gizi

20
12. LAPORAN KEPATUHAN PEMBUANGAN DARAH DAN KOM PONEN
DARAH
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Kepatuhan Pembuangan Darah dan


No Bulan Komponen Darah
1 Januari 80 %
2 Februari 75 %
3 Maret 89 %

Kepatuhan Pembuangan Darah dan


Komponen Darah
95%

90%

85%

80% Kepatuhan Pembuangan Darah


dan Komponen Darah
75%

70%

65%
Januari Februari Maret

Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa angka kepatuhan


pembuangan darah dan komponen darah bulan Januari – Maret
2019 di RSUD Brigjend.H.Hassan Basry Kandangan paling tinggi
bulan Maret 89% dan angka paling rendah 75% pada bulan
Februari.
Strategi :
Sosialisasi cara pembuangan darah dan komponen darah kepada
petugas kesehatan di rumah sakit secara berkala.

21
13. Laporan Kepatuhan PPI di Instalasi Pemulasaran Jenazah
Bulan Januari, Februari dan M aret 2019

Kepatuhan PPI di Instalasi


No Bulan Pemulasaran Jenazah
1 Januari 67 %
2 Februari 67 %
3 Maret 75 %

Kepatuhan PPI di Instalasi Pemulasaran


Jenazah
76%

74%

72%

70%
Kepatuhan PPI di Instalasi
68% Pemulasaran Jenazah

66%

64%

62%
Januari Februari Maret

Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kepatuhan


PPI oleh petugas dalam melakukan penanganan pemulasaran
jenazah bulan Januari – Maret 2019 . Hal ini perlu ditingkatkan lagi
guna menghindari kontaminasi dari jenazah yang infeksius

Strategi :

Peningkatan pengetahuan petugas pemulasaran jenazah tentang


prinsif-prinsif PPI .

22
BAB IV

HAM BATAN-HAM BATAN

Hambatan yang dihadapi dalam penerapan program PPI di RSUD


Brigjend. Hasan Basry Kandangan antar lain :

1. Kurangnya ketersediaan fasilitas kebersihan tangan sehingga


mempengaruhi kepatuhan kebersihan tangan.
2. Tidak berkesinambungannya ketersediaan plastik sampah infeksius
dan non infeksius. .
3. Tidak berkesinambungannya ketersediaan safety box yang harus
tersedia di ruangan.
4. Tidak berkesinambungannya ketersediaan alat pelindung diri (APD) di
ruangan.
5. Tidak berkesinambungannya ketersediaan plastik linen dan tidak
tersedianya lemari linen standar diruangan.
6. Kurangnya troli pengangkut sampah yang standar.
7. Belum adanya Tim PPRA di rumah sakit sehingga komite PPI
kesulitan dalam mendapatkan data.

23
BAB V

RENCANA TINDAK LANJUT

1. Mengadakan sosialisasi dalam penerapan Bundle HAIs


2. Meningkatkan pengawasan dalam penerapan bundle HAIs
3. Mengadakan sosialisasi dan pelatihan PPI kepada semua petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan.
4. Meningkatkan fungsi pengawasan kegiatan surveilans pada setiap
unit.
5. Koordinasi dengan unit terkait tentang penyediaan fasilitas untuk
pelaksanaan program PPI di Rumah Sakit.

24
BAB V
PENUTUP

Demikian laporan ini dibuat, semoga bisa menjadi bahan


pertimbangan untuk beberapa kebijakan yang menyangkut PPI R umah
Sakit dan tentunya untuk kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan
pelayanan yang bermutu dan turut berkontribusi untuk menciptakan
masyarakat yang sehat.

Ketua Komite PPI


RSUD Brigejnd. H.Hasan Basry Kandangn

dr. Eddy Wardhana, Sp.OG. M.Kes


NIP. 19810716 201001 1 010

25

Anda mungkin juga menyukai