Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan ICRA HAIs di UPTD
RSUD Sagaranten.
Panduan ini merupakan petunjuk teknis pelayanan dalam bidang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit yang dapat digunakan dengan mudah dan
benar disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang terjadi.
Harapan kami Panduan ICRA HAIs di Rumah Sakit ini dapat membantu
karyawan Rumah Sakit dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Panduan ICRA HAIs di Rumah Sakit ini disusun dengan itikad baik yang
terkandung di dalamnya guna meningkatkan mutu pelayanan kami terhadap pasien
walaupun masih jauh dari sempurna. Namun tidak lupa kami mengharapkan
masukan kritik, dan saran yang membangun untuk perbaikan panduan ini pada edisi
berikutnya.
Sekian dan terimakasih.
NOMOR :
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN ICRA HAIs DI UPTD RSUD SAGARANTEN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Sagaranten
Pada Tanggal : 01 Juli 2022
DIREKTUR
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
SURAT KEPUTUSAN PEMBERLAKUAN PANDUAN ............................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Berfokus pada pe-ngurangan risiko infeksi melalui tahapan
perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas, dan disertai dengan pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi,
dan ling-kungan perawatan, yang memungkinkan organisasi untuk
mengantisipasi dampak potensial
2. Tujuan Khusus
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang dilakukan baik
melalui peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan
terhadap risiko infeksi (HAIs).
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak
lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
C. Dasar Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang – undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : PER 08/MEN/VII/ 2010 tentang alat Pelindung Diri
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 27 tahun 2017 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
D. Sasaran
A. Pengertian
G. Dekubitus
i. Pengertian : luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya yang terjadi di
Rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring yang
terjadi > 2 x 24 jam
Tirah Baring : berbaring total / tidak dapat gerak dan bukan karena instruksi
pengobatan
ii. Batasan
Terdapat 2-3 tanda dibawah ini :
- kemerahan
- nyeri tekan
- atau bengkak pada pinggir luka dekubitus
- Biakan cairan atau darah positip
Langkah dalam menyusun ICRA HAIs di RSUD Sagaranten adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Resiko
• Mengidentifikasi risiko untuk mendapat data transmisi infeksi berdasar
– Lokasi geografi, masyarakat dan populasi yang dilayani
– Perawatan, pegobatan, dan pelayanan yang tersedia
– Analisis aktivitas surveilans dan data infeksi lain
• Mengidentifikasi risiko secara berkala / tahunan dan apabila muncul masalah
bermakna
• Pengkajian risiko didapat dari asupan interdisiplin
– Pimpinan
– Anggota Komite PPIRS, IPCN / IPCN-link
– Staf medik
– Perawat
– Lain-lain
• Buat daftar skala prioritas dan dokumentasikan
• Membuat laporan data Surveylans, dibuat grafik.
D. Risiko External
E. Risiko Internal
1. Pasien
a. Karakteristik pasien
• Perempuan, anak-anak
• Perawatan akut pada pasien dewasa
• Populasi kebutuhan khusus
• Perawatan jangka panjang
• Rehabilitasi
b. Usia pasien :
Anak-anak, dewasa dan lansia
• status imunologi
• penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
• manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola pikir
dan kemudian sakit-sakitan
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
Kebiasaan kesehatan perorangan.
Budaya keyakinan tentang penyakit menular
Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD,
penanganan peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
Kejadian Nedle Stik Injury
4. Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
Prosedur invasif yang dilakukan
Peralatan yang dipakai
Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
Persiapan pasien yang memadai
Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang direkomendasikan
5. Lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan
Kelompok risiko, antara lain:
Organisme resisten antibiotik
Kegagalan aktivitas pencegahan
Aktivitas Isolasi
Kebijakan dan prosedur
Kesiapan pandemic-prone acute respitatory infections
Lingkungan
Kesehatan petugas
Lain-lain
2. Tentukan tiga hal untuk tiap faktor risiko
– Probabilitas/kemungkinan terjadinya kejadian
– Dampak/keparahan
– Sistem yang berlangsung saat ini
TK
DESKRIPSI KEGIATAN
RESIKO
1 SOLID PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, SELALU
DILAK- SANAKAN
2 GOOD PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, TIDAK
SELALU DILAKUKAN
3 FAIR PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, TIDAK DI
LA KU DILAKUKAN
4 POOR PERATURAN ADA, FASILITAS TIDAK ADA,
TIDAK DILAKSANAKAN
5 NONE TIDAK ADA PERATURAN
BAB V
DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan oleh Sekretaris komite PPI, IPCN dan Tim yang
direkruitmen, antara lain berupa:
Undangan pertemuan ICRA HAI’s
Hasil rapat Tim
Hasil data surveilans
Hasil pengkajian resiko
Laporan ke Direktur
Laporan ke unit terkait