Anda di halaman 1dari 18

Pokja PPI RS pindad 2019

Koor pokja : Purwo Handriyo

Anggota : ika kencana

Timur

Ihda

Jadwal pertemuan yg direncanakan

Mgg ke- 4 , Februari 2019 Mgg ke-1, April 2019 Mgg ke-2,April 2019
Kepemimpinan dan tata kelola Resiko konstruksi (ppi 7.7)
PPI 1:2 Peralatan medis dan Alat habis Transmisi
Sumberdaya PPI 3:4 pakai (ppi7.ppi7.1;7.2ppi infeksi(ppi8;8.1;8.2;8.3;9;9.1)
Tujuan Program ppi 7.2.1;7.2.2dan ppi7.3;ppi7.3.1) Peningkatan mutu dan Program
(ppi5.ppi6;6.1;6.2) Limbah infeksius ppi edukasi(ppi10;11)
7.4:7.4.1;7.5
Pelayanan makanan (ppi7.6)

Menurut Snars 1
kriteria ketua komite
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar ppi
Kriteria sekretaris
1. Dokter/ipcn/tenaga kesehatan yg lain
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar ppi
3. Purnawaktu

Dasar hukum terbaru PPI


Permenkes RI no 27 tahun 2017
Kepemimpinanan dan tata kelola
Elemen penilaian Telusur data Keterangan Target
Standart ppi 1
Ditetapkan komite/tim ppi dgn pimpinan RS sesuai Aturan Perundang undangan : lihat (SNARS 1)
Tanggung jawab dan tugas Komite/Tim PPI meliputi :
1) menetapkan definisi infeksi terkait layanan kesehatan;
2) metode pengumpulan data (surveilans);
3) membuat strategi/program menangani risiko PPI;
4) proses pelaporan
Koordinasi antara ketua organisasi dan perawat PPI/IPCN dilakukan secara terstruktur dalam
pelaksanaan kegiatan pencegahan serta pengendalian infeksi antara lain untuk menetapkan a)
Angka infeksi yang akan diukur; b) sistem pelaporan perawat PPI/IPCN kepada ketua organisasi PPI
yang akan dibahas di organisasi dengan melibatkan semua anggota untuk mendapatkan hasil yang
akurat

Ep 1 Regulasi tentang  Sk komite belum ada, Mgg 4


Ada penetapan Komite Komite/Tim PPI dilengkapi  Pedoman ppi ada dari feb
atau Tim pencegahan dengan uraian tugasnya bandung (1-4)
pengendalian infeksi, disesuaikan dengan
dilengkapi dengan Aturan Perundang
tanggung jawab dan tugas undangan
meliputi 1) sampai 4) pada
maksud dan tujuan dan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2  Bukti Notulen rapat Belum ada Mgg 4
Ada bukti kegiatan koordinasi penetapan feb
pelaksanaan koordinasi angka infeksi yg akan
ketua Komite atau Tim PPI diukur
dengan IPCN sesuai  Pelaporan ipcn kepada
dengan ukuran dan ketua komite
kompleksitas pelayanan
rumah sakit. (D,W)
3 Ada bukti pelaporan  Bukti laporan kegiatan Belum ada Mgg 4
pelaksanaan kegiatan PPI kepada direktur setiap 3 feb
oleh ketua organisasi bulan
kepada pimpinan rumah
sakit setiap 3 bulan. (D,W).
Standart ppi 2
Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi
untuk mengawasi serta supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
1  Sk penetapan ipcn Belum ada Mgg 4
Rumah sakit menetapkan  IPCN memiliki feb
perawat PPI/IPCN kompetensi dlm bidang
(Infection Prevention and PPI ada sertifikat
Control Nurse) dengan pelatihan
jumlah dan kualifikasi
sesuai dengan regulasi. (R)
2  Form ceklis Belum ada dari bandung Mgg 4
Ada bukti ppi/ipcn  Pelaksanaan supervisi belum ada feb
melaksanakan
pengawasan serta supervis
semua kegiatan
pencegahan dan
pengendalian infeksi
3  Laporan ipcn kepada Belum ada Mgg 4
Ada bukti terlaksana ketua komite ppi feb
pelaporan perawat
PPI/IPCN kepada ketua
Komite/Tim PPI. (D,W)
Sumber daya
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control Link
Nurse) yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Perawat penghubung PPI/IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas
a) mencatat data surveilans dari setiap pasien di unit rawat inap masing-masing;
b) memberikan motivasi dan mengingatkan pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan
di unitnya masing-masing;
c) memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi;
d) memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan HAIs pada pasien;
e) bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi
prosedur PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN;
f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi
prosedur yang harus dilaksanakan.

1  Sk penetapan ipcln Belum ada Mgg 4


Rumah sakit menetapkan  Uraian tugas
perawat penghubung  Pelatihan dasar Ppi bagi
PPI/IPCLN (Infection IPCLN
Prevention and Control
Link Nurse) dengan jumlah
dan kualifikasi sesuai
dengan peraturan
perundang undangan (R )
2  Form pencatatan data Belum ada
Ada bukti pelaksanaan surveilans
tugas perawat penghubung  Form monitoring
PPI/IPCLN sesuai dengan kepatuhan kewaspadaan
a) sampai dengan f) pada isolasi
maksud dan tujuan. (D,W)
Standart ppi 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI.

Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya
a) United States Centers for Disease Control and Prevention (USCDC);
b) World Healt Organiation (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence
based practice and guidelines”;
c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan
dan kebersihan rumah sakit;
d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis
dan layanan penunjang;
e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outrea) penyakit infeksi
f) Ketentuan pelaporan lainnya
1  Penetapan anggaran Belum ada
Tersedia anggaran yang pelaksanaan program
cukup untuk menunjang
pelaksanaan program PPI.
(R)
2  Tersedia fasilitas ada
Tersedia fasilitas yang penunjang lengkap
cukup untuk menunjang handrub,tissue,apd dll
pelaksanaan program PPI.
(O,W)
3  Data dan analisa angka Belum ada
Rumah sakit mempunyai infeksi yg dihasilkan oleh
sistem informasi untuk SIM RS sesuai dgn MIRM
mendukung program PPI, 1
khususnya terkait dengan
data dan analisis angka
infeksi. (D,O,W)
4  Bukti adanya sumber a. USCDC
b. WHO
Rumah sakit menyediakan informasi dan referensi c. Berbagai publikasi serta
sumber informasi a-f terkini penerapan standart oleh
organisasi profesi bidang
kesling dan kebersihan RS
d. Pedoman dari pemerintah
yang memuat praktek
pencegahan infeksi dgn
layanan klinis dan
penunjang
e. Peraturan perundangan yg
berkaitan dng ledakan
penyakit infeksi
f. Ketentuan laporan lainnya
Tujuan program ppi
Standart ppi 5
Rumah sakit mempunyai program PPI dan kesehatan kerja secara menyeluruh untuk mengurangi
risiko tertular infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada pasien, staf klinis, dan
nonklinis.
Program PPI antara lain meliputi :
a) Kebersihan tangan
b) surveilans risiko infeksi
c) investigasi wabah (outbreak) penyakit infeksi
d) meningkatkan pegawasan terhadap penggunaan antimikrob secara aman;
e) asesmen berkala terhadap risiko;
f) menetapkan sasaran penurunan risiko (lihat juga AP 5.3)
g) mengukur dan me-review risiko infeksi
1  Program ppi Ada skep program ppi dari bandung
Ada program PPI dan  Program kesehtan dan
kesehatan kerja yang keselamatan staf sesuai
komprehensif di seluruh dgn KKS 8.2 EP1
rumah sakit untuk
menurunkan risiko infeksi
terkait dengan pelayanan
kesehatan pada pasien
yang mengacu dan sesuai
dengan ilmu pengetahuan
terkini, pedoman praktik
terkini, standar kesehatan
lingkungan terkini, dan
peraturan perundang-
undangan. (R)
2  Laporan Kegiatan ppi Belum ada
Ada bukti pelaksanaan
program untuk menurunkan
infeksi pd pasien
3  Bukti pemeriksaan Data dr bandung ada butuh
penyesuaian
Ada bukti pelaksanaan berkala pegawai
program PPI untuk  Laporan pajanan /
menurunkan risiko tertular tertusuk jarum
infeksi pada staf klinis dan  Bukti imunisasi
nonklinis (kesehatan kerja).  Bukti pengobatan dan
(lihat juga KKS 8.4). konseling pegawai (KKS
(D,O,W,S) 8.4)
4  Bukti pelaksanaan a.kebersihan tangan 23 data
b. surveilans resiko infeksi
Ada bukti pelaksanaan program a-g c. investigasi wabah (outbreak)
program PPI yang meliputi  Tor kegiatan penyakit infeksi
butir a) sampai dengan g)  Undangan daftar hadir d. meningkatkan pengawasan thd
penggunaan anti mikrob secara
pada maksud dan tujuan.  Notulen (foto kegiatan) aman
(D,W )
e. assessment berkala thd resiko
f menetapkan sasaran penurunan
resiko (AP 5.3)
g.Mengukur dan mereview resiko
infeksi
Standart ppi 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan
fokus program terkait dengan pelayanan kesehatan.

Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeksi dan lokasinya yang relevan
sebagai berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik,
trakeostomi, dan lain lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi dru resistant oranis,
infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat
1  Sk pelaksanaan Ada dr bandung butuh
Rumah sakit menetapkan survailans RS penyesuaian (Skep
regulasi tentang  Pedoman ICRA kebijaksanaan pelaksanaan
pelaksanaan surveilans surveilans)
meliputi butir a) sampai
dengan f), pada maksud
dan tujuan. (R)
2 1. Bukti pelaksanaan 1-4 Belum ada
Ada bukti pelaksanaan pengumpulan data
pengumpulan data dari a-f dalam bentuk
butir a) sampai dengan f), form (form
analisis dan interpretasi survailans)
data, serta membuat 2. Bukti analisis dan
prioritas untuk menurunkan intepretasi data
tingkat infeksi. (D,W ) 3. Notulen rapat
penetapan
prioritas unt
menurunkan
angka infeksi
4. Daftar hadir dan
undangan
3  Notulen rapat tentang Belum ada
Ada bukti pelaksanaan strategi pengendalian
strategi pengendalian infeksi berdasarkan
infeksi berdasar atas prioritas di EP 2
prioritas untuk menurunkan  Daftar hadir dan
tingkat infeksi. (D,W ) undangan rapat
4  Bukti pelaksanaan Belum ada
Ada bukti rumah sakit perbandingan angka
membandingkan angka infeksi dng RS lain
kejadian infeksi rumah sakit
dengan kejadian di rumah
sakit lain. (D,W)
Standart ppi 6.1
RS menelusuri resiko infeksi, tingkat infeksi, dan kecenderungan dr infeksi terkaiit layanan kesehtan
untuk menurunkan angka infeksi tsb
1  Notulen rapat tentang Belum ada
Ada bukti rumah sakit telah investigasi dan analisi
melakukan investigasi dan resiko infeksi yg
analisis risiko infeksi serta terintegrasi dgn Progam
diintegrasikan dengan Mutu dan Keselamatan
program mutu dan pasien (PMKP)
keselamatan pasien. (D,W)  Daftar hadir dan
undangan rapat
2  Notulen rapat koordinasi Belum ada tdd
Ada bukti rumah sakit telah penyusunan rangcang
merancang ulang ulang tindak lanjut Ep
penurunan infeksi berdasar 1(komite/tim ppi)
atas investigasi dan hasil
analisis. (D,W)
3  Notulen rapat koordinasi Program ppi dari bandung ada
Ada bukti rumah sakit telah tindak lanjut Ep 2
melaksanakan rancang (ditetapkanya IPCN)
ulang yang ada di EP 2  Program PPI
(D,W)
Standart 6.2
RS secara proaktiv melakukan assessment resiko infeksi menyusun strategi
1  Daftar resiko assessment Penetapan berlakunya Icra di
Bandung ada
Ada bukti rumah sakit infeksi (ICRA) setahun
secara proaktif melakukan sekali
asesmen risiko infeksi yang
dapat terjadi paling sedikit
setahun sekali. (D,W)
2  Notulen rapat Belum ada
Ada bukti rumah sakit penyusunan strategi (tata
menyusun strategi untuk kelola penurunan infeksi)
menurunkan risiko infeksi  Daftar hadir dan
tersebut. (D,W) undangan rapat
Peralatan medis dan alkes habis pakai
Standart ppi 7
RS menetapkan identifikasi prosedur dan proses asuhan invasive yg berisiko infeksi dan menerapkan
strategi menurunkan resiko infeksi
a. Sterilisasi alat
b. Pengelolaan linen /londri
c. Pengelolaan sampah
d. Penyediaan makanan
e. Kamar jenazah
1  Regulasi tentang  Pedoman di pindad Mgg 1
Rumah sakit menetapkan penetapan risiko infeksi bandung ada butuh april
risiko infeksi pada prosedur pada prosedur dan proses penyesuaian
dan proses asuhan invasif asuhan invasif (ICRA)
yang berisiko infeksi serta seperti antara lain
strategi untuk menurunkan pencampuran obat suntik,
risiko infeksi. (R) pemberian suntikan, terapi
cairan, punksi

2 1) Bukti tentang daftar  Notulen rapat daftar risiko


Ada bukti identifikasi risiko infeksi pada strategi pada prosedur dan
prosedur dan proses prosedur dan proses proses asuhan invasive
asuhan invasif serta asuhan invasif  Undangan dan daftar hadir
strategi untuk menurunkan 2) Bukti strategi untuk Belum ada
risiko infeksi. (D,W) penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)
3  Spo pencampuran obat Pedoman dr bandung ada
Rumah sakit melaksanakan  Pemberian suntikan
strategi untuk menurunkan  Spo terapi cairan
risiko infeksi pada prosedur  Spo punksi lumbal
dan proses asuhan invasif
yang berisiko infeksi.
(D,O,W,S)
4  Bukti pelaksanaan Belum ada Mgg1
Rumah sakit telah pelatihan tentang kegiatan april
melaksanakan kegiatan untuk menurunkan resiko
pelatihan untuk infeksi
menurunkan risiko infeksi  Pelatihan/ sosialisasi spo
di dalam proses-proses Spo pencampuran obat
kegiatan tersebut. (D,W) SpoPemberian suntikan
Spo terapi cairan
Spo punksi lumbal
Standart 7.1
RS melaksanakan identifikasi prosedur dan kegiatan penunjang pelayanan yg berisiko infeksi serta
menerapkan strategi untuk menuurunkan resiko infeksi
1  Regulasi tentang Pedoman dari bandung ada
Rumah sakit menetapkan penetapan resiko infeksi butuh penyesuaian
risiko infeksi pada proses pd proses kegiatan
kegiatan penunjang penunjang pelayanan
pelayanan (medik dan beserta strategi
nonmedik) yang berisiko
terjadi infeksi serta strategi
pencegahannya meliputi
butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan.
(R)
2  Bukti daftar resiko infeksi Belum ada
Identifikasi dan strategi unt pada prosedur dan proses
menurunkan resiko infeksi sterilisasi
pada proses strerilisasi  Notulen rapat hasil rapat
dan undangan
3 Ada bukti identifikasi dan  Bukti daftar resiko infeksi Spo pengelolaan linen dan
strategi untuk menurunkan pada pengelolaan linen loundri ada dari bandung
risiko infeksi pada kegiatan dan loundri
pengelolaan linen/londri.  Spo pengelolaan linen
(D,W) dan loundri

4 Ada bukti identifikasi dan  Daftar resiko infeksi pada Pedoman ada dari bandung
strategi untuk menurunkan pengelolaan sampah
risiko infeksi pada kegiatan  Spo pengelolaan
pengelolaan sampah. sampah
(D,W)  Skep pengelolaan limbah
5 Ada bukti identifikasi dan 1) Bukti tentang daftar  SPO penyediaan
strategi untuk menurunkan risiko infeksi pada makanan belum ada
risiko infeksi pada kegiatan penyediaan makanan  Notulen rapat
penyediaan makanan. 2) Bukti strategi untuk undangan dan
(D,W) penurunan infeksi (tata hasilnya
kelola risiko infeksi)

6. Ada bukti identifikasi dan  Bukti tentang daftar risiko Skep pemulasaraan
strategi untuk menurunkan infeksi pada kamar Pedoman pemulasaraan
risiko infeksi di kamar jenazah jenazah dari bandung ada
jenazah. (D,W)  Bukti strategi untuk
penurunan infeksi (tata
kelola risiko infeksi)
Standart 7.2 Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan melakukan
pembersihan dan sterilisasi peralatan dengan baik serta mengelola
dengan benar.
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat
sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standar profesional, termasuk penetapan meliputi:
a) alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang
menandakan alat tidak dapat dipakai;
d) proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah
pemakaian dan mengikuti protokol yang jelas;
e) pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai
untuk hemodialisis;
f) pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis;
g) evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai
yang di-reuse Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat
sekali pakai. Terdapat risiko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat
risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin sterilitas serta
fungsinya
1  Regulasi tentang Spo Sterilisasi
Rumah sakit menetapkan pelayanan sterilisasi, Pedoman ada dr bandung
regulasi tentang pelayanan termasuk desinfeksi di RS
sterilisasi sesuai dengan
peraturan
perundangundangan.(R)
2. Ada bukti alur 1) Bukti alur/Denah ruang Spo alur dekontaminasi,
dekontaminasi, CSSD/Unit sterilisasi recleanin, cleanin, desinfeksi,
precleaning, cleaning, 2) Bukti daftar inventaris dan sterilisasi peralatan
desinfeksi, dan sterilisasi alat di unit sterilisasi medis di unit sterilisasi
peralatan medis dipusat Pedoman dari bandung ada
sterilisasi sudah sesu3ai
dengan prinsip-prinsip PPI.
(D,O,W)
3. Rumah sakit  Bukti rapat tentang Notulen daftar hadir
mengoordinasikan koordinasi pelayanan undangan belum ada
pelayanan sterilisasi dan sterilisasi dan disinfeksi
disinfeksi di luar pusat diluar unit sterilisasi
sterilisasi. (D,O,W)
4. Rumah sakit menjamin  Bukti supervisi sterilisasi: Belum ada
proses sterilisasi dan 1) Bukti form ceklis
disinfeksi di luar pusat 2) Bukti pelaksanaan
sterilisasi seragam. supervisi
(D,O,W)
Standar PPI 7.2.1
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan proses untuk mengelola perbekalan farmasi habis
pakai (sulies) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang peralatan sekali-pakai apabila
diizinkan oleh peraturan perundang-undangan.
1. Ada regulasi tentang  Regulasi tentang Pedoman dari bandung ada
penetapan batas penetapan batas (Skep penggunaan alat single
kadaluarsa bahan medis kadaluarsa bahan medis use menjadi re use )
habis pakai dan yang akan habis pakai, termasuk (skep alat kadaluarsa)
digunakan kembali (reuse penetapan perbekalan
meliputi butir a) sampai farmasi/peralatan sinle use
dengan g) pada maksud yang dilakukan reuse
dan tujuan. (R)
2. Ada bukti monitoring,  Bukti pelaksanaan Notulen hasil dan undangan
evaluasi, dan tindak lanjut monitoring, evaluasi antara Ceklist monitoring
pelaksanaan penggunaan lain berdasarkan hasil
kembali (reuse) bahan kultur dan tindak lanjut
medis habis pakai sesuai pelaksanaan penggunaan
butir a) sampai dengan g) kembali (reuse) bahan
pada maksud dan tujuan. medis habis pakai
(D,O,W)
Standar PPI 7.3
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada pengelolaan linen/londri dengan benar sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
1. Ada unit kerja atau  Regulasi tentang unit Belum ada
penanggungjawab kerja linen/londri atau
pengelola linen/londri yang penanggung jawab bila
menyelenggarakan dilakukan dengan kontrak
penatalaksanaan sesuai (outsourcin)
dengan peraturan
perundang-undangan. (R)
2. Bangunan, alur, dan  Lihat ruang, alur, dan
fasilitas londri sesuai fasilitas londri
dengan peraturan
perundang-undangan.
(O,W)
3. Bila linen/londri  Lihat proses pengiriman TDD
dilaksanakan oleh pihak di atau penyimpanan
luar rumah sakit, harus linen/londri dengan pihak
memenuhi sertifikasi mutu di luar RS
dan sesuai dengan  Lihat sertifikasi mutu
peraturan perundang pihak ketiga
undangan (O, W)
Standar PPI 7.3.1
Pengelolan linen/londri dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI).
1. Ada regulasi  Regulasi tentang Dari bandung ada butuh
pengelolaan linen/londri pengelolaan linen/londri penyesuaian
sesuai dengan peraturan (pedoman manajemen
perundang-undangan. (R) pengelolaan linen dan loundri
2. Prinsip-prinsip PPI  Lihat penerapan prinsip-
diterapkan pada prinsip PPI pada
pengelolaan linen/londri, pengelolaan linen/londri,
termasuk pemilahan, termasuk pemilahan,
transportasi, pencucian, transportasi, pencucian,
pengeringan, pengeringan,
penyimpanan, dan penyimpanan, dan
distribusi. (O,W) distribusi
 Lihat hasil supervisi
IPCN ke pengelola
linen/londri di luar RS
3. Petugas pada unit londri  Lihat penerapan
menggunakan alat penggunaan APD
pelindung diri (APD) sesuai  Lihat hasil supervisi
dengan ketentuan. (O,W) IPCN ke pengelola
linen/londri di luar RS
4 Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
oleh IPCN terhadap 2) Bukti pelaksanaan
pengelolaan linen/londri supervisi
sesuai dengan prinsip PPI
termasuk bila dilaksanakan
oleh pihak luar rumah sakit.
(D,O,W)
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi
melalui kegiatan sebagai berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
1. Ada regulasi tentang  Sk pengelolaan limbah Dr bandung ada
pengelolaan limbah rumah  Pedoman pengelolaan
sakit untuk meminimalkan limbah
risiko infeksi yang meliputi
butir a) sampai dengan e)
pada maksud dan tujuan.
(R)
2 Pengelolaan limbah  Bukti pelaksanaan Belum ada
cairan tubuh infeksius monitoring, evaluasi dan
sesuai dengan regulasi dan tindak lanjutnya
dilaksanakan monitoring,  Lihat kepatuhanpetugas
evaluasi, serta tindak dalam pengelolaan limbah
lanjutnya. (D,O,W) infeksius sesuai prinsip
PPI

3. Penanganan dan  Bukti pelaksanaan Belum ada


pembuangan darah serta monitoring, evaluasi dan
komponen darah sesuai tindak lanjutnya
dengan regulasi dan
dilaksanakan monitoring,
evaluasi, juga tindak
lanjutnya. (D,O,W
4. Pengelolaan limbah cair  Bukti pelaksanaan Form ceklis pelaksanaan
sesuai dengan regulasi. monitoring, evaluasi dan kegiatan
(D,O,W) tindak lanjutnya Belum ada

5. Pelaporan pajanan  Bukti laporan pajanan Belum ada


limbah infeksius sesuai limbah infeksius
dengan regulasi dan  Bukti pelaksanaan
dilaksanakan monitoring, monitoring, evaluasi dan
evaluasi, serta tindak tindak lanjutnya
lanjutnya. (D,O,W)
6. Ada bukti penanganan  Lihat penanganan Belum ada
(handling) serta /handling pembuangan
pembuangan darah dan darah dan komponen
komponen darah sudah darah
dikelola sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (O,W)
7. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
terhadap kegiatan butir a) 2) Bukti pelaksanaan
sampai dengan e) pada supervisi
maksud dan tujuan.
(D,O,W)
8. Bila pengelolaan limbah 1) Bukti kerjasama antara
dilaksanakan oleh pihak RS dengan pihak luar RS
luar rumah sakit harus yang memiliki izin dan
berdasar atas kerjasama sertifikasi mutu
dengan pihak yang 2) Bukti limbah sudah
memiliki izin dan sertifikasi dibakar/manifes
mutu sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan (lihat MFK 5.1
WP 4). (D,O,W)
Standar PPI 7.4.1
Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar bedah mayat sesuai peraturan
perundangundangan
1. Pemulasaraan jenazah  Bukti laporan kegiatan Belum ada
dan bedah mayat sesuai pemulasaran jenazah dan
dengan regulasi. (D,O,W) bedah mayat
 Ada kecukupan Apd dan
disinfektan
2. Ada bukti kegiatan  Laporan kegiatan kamar Belum ada
kamar mayat dan kamar mayat
bedah mayat sudah
dikelola sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan kepatuhan 1) Bukti form ceklis
prinsip-prinsip PPI sesuai 2) Bukti pelaksanaan
dengan peraturan supervisi
perundang-undangan.
(D,W)
Standar PPI 7.5
Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam dan jarum secara aman.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang memadai mencakup
a) semua tahapan proses termasuk identifikasi jenis dan penggunaan wadah secara tepat,
pembuangan wadah, dan surveilans proses pembuangan (lihat juga ARK 6);
b) laporan tertusuk jarum dan benda tajam.
1 Rumah sakit  Regulasi tentang Dari bandung ada
menetapkan regulasi pengelolaan benda tajam Spo pengelolaan benda tajam
tentang pengelolaan benda dan jarum dan jarum
tajam dan jarum untuk
menurunkan cedera serta
mengurangi risiko infeksi
yang meliputi butir a) dan
b) yang ada pada maksud
dan tujuan. (R)
2. Benda tajam dan jarum  Lihat kepatuhan petugas Form kepatuhan dari bandung
sudah dikumpulkan, dalam pengelolaan benda ada
disimpan di dalam wadah tajam dan jarum sesuai
yang tidak tembus, tidak prinsip PPI
bocor, berwarna kuning,
diberi label infeksius, dan
dipergunakan hanya sekali
pakai sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (O,W)
3. Pengelolaan benda Lihat tempat pengelolaan Ada tempat tps b3
tajam dan jarum benda Incerator belum ada
dilaksanakan sesuai tajam/incinerator/TPS B3
dengan regulasi. (O,W)
4. Bila pengelolaan benda 1) Bukti pelaksanaan Belum ada
tajam dan jarum kerjasama RS dengan
dilaksanakan oleh pihak pihak luar RS
luar rumah sakit harus 2) Bukti izin transporter 3)
berdasar atas kerjasama Bukti izin incenerator
dengan pihak yang 4) Bukti sertifikasi mutu
memiliki izin dan sertifikasi
mutu sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (D,O,W)
5. Ada bukti data dokumen  Bukti data dokumen Belum ada
limbah benda tajam dan limbah benda tajam dan
jarum. (lihat juga di PPI jarum yang dikelola
7.2). (D,W)
6. Ada bukti pelaksanaan Bukti supervisi Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
oleh IPCN terhadap 2) Bukti pelaksanaan
pengelolaan benda tajam supervisi
dan jarum sesuai dengan
prinsip PPI, termasuk bila
dilaksanakan oleh pihak
luar rumah sakit. (D,O,W)
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan
Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan
makanan, pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan,
alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan antr sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila
makanan diambil dari sumber lain di luar rumah sakit.
1. Rumah sakit  Regulasi penetapan Contoh dari bandung belum
menetapkan regulasi tentang pelayanan ada
tentang pelayanan makanan di RS Skep…
makanan di rumah sakit Spo penyimpanan bahan
yang meliputi butir a) dan makanan dan produk nutrisi
b) pada maksud dan Spo pengelolaan makanan
tujuan. (R )

2. Ada bukti pelaksanaan  Lihat pelaksanaan


penyimpanan bahan pengelolaan makanan (o)
makanan, pengolahan,
pembagian/ pemorsian,
dan distribusi makanan
sudah sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan Lihat pelaksanaan Ada Tempat pengolahan
penyimpanan makanan, penyimpanan bahan masakan dan penyimpanan
bahan makanan dan makanan dan produk masakan
produk nutrisi dengan nutrisi (O)
memperhatikan kesehatan
lingkungan meliputi
sanitasi, suhu,
pencahayaan kelembapan,
ventilasi, dan keamanan
untuk mengurangi risiko
infeksi. (O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
monitoring kepatuhan 1) Bukti form ceklis
prinsip-prinsip PPI sesuai 2) Bukti pelaksanaan
dengan peraturan monitoring/supervisi sesuai
perundang-undangan. prinsip PPI
(D,W )
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan
teknis (mecanical dan enginerin controls)
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control ris assessent/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta
renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.

Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (mecanical dan
engineerin controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) ioloical safet cainet;
c) lainar airflo ood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur
1. Rumah sakit  Regulasi tentang Di bandung ada ICRA Mgg 2
menetapkan regulasi pengendalian/pemeriks bangunan april
pengendalian mekanis dan aan mekanis dan teknis Skep ICRA ada
teknis (mecanical dan
engineerin control) minimal
untuk fasilitas yang
tercantum pada butir a)
sampai dengan e) yang
ada pada maksud dan
tujuan. (R)
2 Fasilitas yang tercantum  Bukti pelaksanaan
pada butir a) sampai pengendalian mekanis dan
dengan e) sudah dilakukan teknis sudah dilakukan
pengendalian mekanis dan
teknis (mechanical dan
engineering control). (D,
O, W)
Standar PPI 7.7.1
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan
renovasi gedung.
1 Rumah sakit menetapkan  Regulasi tentang ICRA bangunan
regulasi tentang penilaian penilaian risiko Skep dari bandung ada
risiko pengendalian infeksi pengendalian infeksi
(infection control ris (infection control ris
assessent/ICRA) bila ada assessent/ICRA) bila ada
renovasi, kontruksi dan renovasi, kontruksi dan
demolisi yang minimal demolisi
meliputi butir 1) sampai
dengan 6) yang ada pada
maksud dan tujuan. (R)
2 Rumah sakit telah  Bukti pelaksanaan ICRA Laporan belum ada
melaksanakan penilaian renovasi bangunan, dan
risiko pengendalian infeksi hasil pemantauan kualitas
(infection control ris udara akibat dampak
assessent/ICRA) pada renovasi
semua renovasi, kontruksi
dan demolisi sesuai
dengan regulasi. (D,O,W)
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien
yang mengalami imunitas rendah (imunocompromised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
1 Rumah sakit menetapkan  Regulasi tentang Skep penatalaksanaan ruang
regulasi penempatan penempatan pasien isolasi
pasien dengan penyakit dengan penyakit menular
menular dan pasien yang dan pasien yang
mengalami imunitas rendah mengalami immunitas
(imunocompromised). (R) rendah
2. Rumah sakit  Lihat ruang isolasi untuk Ada ruangan isolasi
menyediakan ruangan pasien dengan
untuk pasien yang imunocompromised
mengalami imunitas rendah
(imunocompromised)sesuai
dengan peraturan
perundang- undangan.
(O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
oleh IPCN terhadap 2) Bukti pelaksanaan
penempatan pasien supervisi
dengan imunocopromised).
(D)
Standar PPI 8.1
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien dan proses transfer pasien dengan airborne diseases
di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit.
1. Penempatan dan  Lihat penempatan pasien Spo penempatan pasien
transfer pasien airborne airborne diseases, Airborne diseases dr bandung
diseases sesuai dengan termasuk di ruang gawat ada
peraturan perundang- darurat dan ruang lainnya
undangan termasuk di dan transfer pasien (Lihat
ruang gawat darurat dan PPI 8 EP1)
ruang lainnya. (O,W)
2. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
oleh IPCN terhadap 2) Bukti pelaksanaan
penempatan dan proses supervisi
transfer pasien airorne
diseases sesuai dengan
prinsip PPI. (D,O,W)
3 Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
monitoring ruang tekanan 1) Bukti form ceklis
negatif dan penempatan 2) Bukti pelaksanaan
pasien secara rutin. supervisi
(D,O,W)
4. Ada bukti dilakukan  Bukti pelaksanaan Undangan, notulen,daftar
edukasi kepada staf edukasi staf tentang hadir
tentang pengelolaan pengelolaan pasien Belum ada
pasien infeksius jika terjadi infeksius jika terjadi
lonjakan pasien masuk lonjakan pasien masuk
dengan penyakit menular dengan penyakit menular
atau rumah sakit tidak
mempunyai kamar dengan
tekanan negatif (ventilasi
alamiah dan mekanik).
(D,W)
5. Rumah sakit mempunyai  Bukti tentang kerjasama Belum ada
jejaring rujukan dengan RS dengan RS rujukan
rumah sakit lainnya
Standar PPI 8.2
Rumah sakit menetapkan penempatan pasien infeksi air borne dalam waktu singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar tekanan negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).
1. Rumah sakit  Regulasi tentang Spo penempatan pasien
menetapkan regulasi penempatan pasien infeksi Airborne diseases dr bandung
penempatan pasien infeksi “air orne” dalam waktu ada
“air orne” dalam waktu singkat jika rumah sakit
singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
tidak mempunyai kamar dengan tekanan negatif
dengan tekanan negatif (ventilasi alamiah dan
(ventilasi alamiah dan mekanik). (Lihat PPI 8 EP1
mekanik). (R) dan PPI 8.1 EP 1)
2. Penempatan pasien  Lihat penempatan pasien Ada ruang isolasi
infeksi air orne dalam dan hasil monitoring
waktu singkat jika rumah secara rutin
sakit tidak mempunyai
kamar dengan tekanan
negatif sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan termasuk di
ruang gawat darurat dan
ruang lainnya. (O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
supervisi dan monitoring 1) Bukti form ceklis
oleh IPCN terhadap 2) Bukti pelaksanaan
penempatan pasien infeksi supervisi
air borne dalam waktu
singkat jika rumah sakit
tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif
sesuai dengan prinsip PPI.
(D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan  Bukti supervisi: Belum ada
monitoring ruang tekanan 1) Bukti form ceklis
negatif dan penempatan 2) Bukti pelaksanaan
pasien secara rutin. supervisi
(D,O,W)
5. Ada bukti dilakukan Bukti pelaksanaan edukasi Belum ada
edukasi kepada staf staf tentang pengelolaan
tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi
pasien infeksius jika terjadi lonjakan pasien masuk
lonjakan pasien masuk dengan penyakit menular
dengan penyakit menular 1. Tor kegiatan
atau rumah sakit tidak 2. Undangan
mempunyai kamar dengan 3. Daftar hadir
tekanan negatif (ventilasi 4. Notulen
alamiah dan mekanik).
(D,W)
6. Rumah sakit mempunyai  Bukti tentang kerjasama Belum ada
jejaring rujukan dengan RS dengan RS rujukan
rumah sakit lain untuk
pasien air borne disease.
(D,W)
Standar PPI 8.3
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan mendadak
(outarea) penyakit infeksi airborne.
1. Rumah sakit  Regulasi tentang Skep dari bandung ada
menetapkan regulasi bila penetapan bila terjadi
terjadi ledakan pasien ledakan pasien (outrea)
(outrea) penyakit infeksi air penyakit infeksi air borne
borne (R)
2. Rumah sakit  ketersediaan ruang Belum ada
menyediakan ruang isolasi isolasi dengan tekanan
dengan tekanan negatif negatif, bila terjadi ledakan
bila terjadi ledakan pasien pasien
(outbreak) sesuai dengan
peraturan perundangan.
(O,W)
3. Ada bukti dilakukan  Bukti pelaksanaan Belum ada Pelatihan /
edukasi kepada staf edukasi staf tentang sosialisasi jika terjadi ledakan
tentang pengelolaan pengelolaan pasien pasien (outbreak) penyakit
pasien infeksius jika terjadi infeksius jika terjadi infeksi air borne.
ledakan pasien (outbreak) ledakan pasien (outbreak) (tor kegiatan undangan daftar
penyakit infeksi air borne. penyakit infeksi air borne hadir notulen)
(D,W)

Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desifektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan
mengendalikan infeksi
1 Regulasi Hand Hygiene: Sudah Ada
Rumah sakit menetapkan 1. Pedoman PPI di Yankes
regulasi and hygiene yang sesuai Permenkes RI no 27
mencakup kapan, di mana, dan tahun 2017
bagaimana melakukan cuci 2. SPO Hand Hygiene
tangan mempergunakan sabun
(hand wash) dan atau dengan
disinfektan (hand rubs) serta
ketersediaan fasilitas hand
hiegene (R)
2 Tersedia sabun, desinfektan Sudah Ada
Sabun, disinfektan, serta serta tissue / handuk sekali
tissu/handuk sekali pakai pakai ditempat cuci tangan
tersedia di tempat cuci tangan
dan tempat melakukan
disinfeksi tangan. (O)
3 Staf meragakan Hand Hygiene ?
hand hygiene sudah
dilaksanakan dengan baik.
(S,O)
4 Bukti telah dilakukan pelatihan Belum dilakukan
Ada bukti pelaksanaan kpd Staf tentang Hand Hygiene
pelatihan handHygiene kepada - Foto Kegiatan
semua pegawai termasuk - Daftar Hadir
tenaga kontrak. (D,W)
Standar PPI 9.1
Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri lainnya tersedia dan digunakan
secara tepat apabila disyaratkan
1 Regulasi APD: Ada
Rumah sakit menetapkan 1. Pedoman PPI di Yankes
regulasi penggunaan alat sesuai Permenkes RI no 27
pelindung diri, tempat yang tahun 2017
harus menyediakan alat 2. SPO cara menggunakan
pelindung diri, dan pelatihan APD
cara memakainya. (R)
2 Observasi kepatuhan Belum
Alat pelindung diri sudah penggunaan APD
digunakan secara tepat dan
benar. (O,W)
3 Tersedia APD cukup sesuai Ada
Ketersediaan alat pelindung diri regulasi
sudah cukup sesuai dengan
regulasi. (O)
4 Bukti telah dilakukan pelatihan Belum dilakukan/ belum ada
Ada bukti pelaksanaan kpd Staf tentang penggunaan
pelatihan penggunaan alat APD
pelindung diri kepada semua - Foto Kegiatan
pegawai termasuk tenaga - Daftar Hadir
kontrak. (D,W)
PENINGKATAN MUTU DAN PROGRAM EDUKASI
Standar PPI 10
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit
1 Pedoman / SPO Surveilans Ada dari bandung
Ada regulasi sistem manajemen Dan Indikator Mutu (PMKP 2.1,
data terintegrasi antara data PMKP 7 dan MIRM 1.1)
surveilans dan data indikator
mutu (lihat PMKP 2.1 EP 1). (R)
2 Notulen rapat membahas Belum dilakukan
Ada bukti pertemuan berkala tentang hasil surveilans dan
antara Komite PMKP merancang ulang perbaikan
(Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien) dengan Daftar hadir dan Undangan
Komite atau Tim PPI untuk
membahas hasil surveilans dan
merancang ulang untuk
perbaikan. (D,W)
3 Laporan data surveilans Analisis Belum ada
Ada bukti data dikumpulkan dan data dan rencana perbaikan
dianalisis untuk mendukung
kegiatan PPI termasuk data
infeksi berdasar atas
epidemiologik penting dimonitor
dan didokumentasikan (lihat
PPI 6 EP 2 dan EP 3). (D,W)
4 Laporan data surveilans Analisis Belum ada
Ada bukti penyampaian hasil data dan rencana perbaikan
analisis data dan rekomendasi kepada komite PMKP setiap 3
kepada Komite PMKP setiap bulan
tiga bulan (lihat PPI 6 EP 2 dan
EP 3). (D,W)
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
pasien, serta petugas lainnya yang terlibat dalam pelayanan pasien

Pelatihan diberikan sebagai bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan
kembali secara berkala, atau paling sedikit jika ada perubahan regulasi dan praktik yang menjadi
panduan program PP8I. Dalam pendidikan juga disampaikan temuan dan kecenderungan ukuran
kegiatan. (lihat juga KKS 7)
Program Pelatihan PPI yang meliputi pelatihan untuk
a) orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit
pelayanan;
b) staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara berkala;
c) staf nonklinis;
d) pasien dan keluarga; dan
e) pengunjung
1 Progam PPI tentang pelatihan Ada pedoman PPI dari
Rumah sakit menetapkan dan edukasi Pencegahan dan Bandung
regulasi program pelatihan dan pengendalian infeksi kepada :
edukasi tentang PPI yang a. Pegawai baru
meliputi butir a) sampai dengan b. Staf klinis
e) yang ada pada maksud dan c. Staf non klinis
tujuan. (R) d. Pasien dan keluarga
e. Pengunjung
2 Ada bukti pelaksanaan Bukti telah dilakukan pelatihan Belum dilakukan
pelatihan untuk semua staf tentang Pencegahan dan
klinis dan nonklinis sebagai pengendalian infeksi kepada :
bagian dari orientasi pegawai a. Pegawai baru
baru tentang regulasi dan b. Staf klinis
praktik program PPI. (lihat KKS c. Staf non klinis
7 dan TKRS 5.4). (D,W)

3 Bukti telah dilakukan pelatihan Belum ada


Ada bukti pelaksanaan edukasi secara berkala bila ada
secara berkala bila ada perubahan regulasi
perubahan regulasi, serta /kecenderungan khusus
praktik program PPI dan bila
ada kecenderungan khusus
(nereeerin diseases) data
infeksi untuk staf klinis dan
nonklinis. (D,W)
4 Bukti telah dilakukan pelatihan Belum ada
Ada bukti pelaksanaan edukasi tentang Pencegahan dan
untuk pasien, keluarga, dan pengendalian infeksi kepada :
pengunjung tentang program a. Pasien dan keluarga
PPI. (D,W) b. Pengunjung

5  Penyampaian hasil Belum ada


Ada bukti pelaksanan pengukuran
penyampaian temuan dan data mutu/indicator mutu ke
berasal dari kegiatan seluruh unit di Rumah
pengukuran mutu/indikator sakit
mutu (measurement) ke  Pelaporan program PPi
seluruh unit di rumah sakit ke direktur RS
sebagai bagian dari edukasi
berkala rumah sakit (D)

Anda mungkin juga menyukai