Pedoman Pengorganisasian
Komite PPI
i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RS AISYIYAH MUNTILAN
Nomor: 489/PCA/RSAM/Ped-PPI/I/2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan : Muntilan
Pada Tanggal : 5 Januari 2017
DIREKTUR RS AISYIYAH MUNTILAN
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi atau
infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena
perawatan atau berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus
meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih
dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit perlu
diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pelatihan serta evaluasi.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit sangat perlu karena
menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit, dimana akhir-akhir ini muncul
berbagai penyakit infeksi baru (nuw emerging, emerging diseases dan re
emerging diseases).
Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit
diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan
tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus ditingkatkan. Selain
itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat dikendalikan tetapi juga
dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
bersama World Health Organization (WHO) ke rumah sakit - rumah sakit di
Propinsi / Kabupaten / Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan
1
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan selama ini di lakukan
oleh IPCN sehingga kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi belum
berjalan secara optimal . Maka hal ini perlu membentuk TIM khusus / KPPI (
komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ) yang mempunyai tugas,
kewenangan, serta tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam
pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Aisyiyah muntilan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang dilaksanakan oleh
semua instalasi/unit di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko, clinic governance,
serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di pelayanan rumah sakit
secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
b. Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RS
A. SEJARAH BERDIRI
Berawal dari sebuah klinik persalinan yang menumpang di rumah salah
satu pengurusnya, RS Aisyiyah Muntilan telah berkembang menjadi Rumah
Sakit. RS Aisyiyah Muntilan telah eksis sebagai sarana pelayanan kesehatan
di Wilayah Kabupaten Magelang sejak 20 Agustus 1966 dengan embrio
berupa Klinik balai pengobatan menumpang di rumah salah satu penguus,
kemudian beralih menjadi Rumah Bersalin dan BKIA. Tujuh tahun kemudian
mendapat tanah wakaf dari warga yang kemudian digunakan untuk
mendirikan gedung baru BKIA di lokasi sekarang yaitu Jl. KH. A. Dahlan
No.24 Muntilan.
Pada perkembangannya 2001 mendapat ijin sementara RS Khusus Ibu dan
Anak Aisyiyah Muntilan (RSIA), kemudian ijin tetap RSIA diterbitkan pada
tanggal 23 Juli 2004. Mengingat kebutuhan masyarakat akan pelayan yang
paripurna, dan meliputi semua golongan umur, maka dimulai proses peralihan
untuk menjadi RS Umum. Dan pada tanggak 6 September 2012 telah
memperoleh ijin sementara dari Bupati Magelang.
Dengan berkembangnya pelayanan RS maka kepercayaan masyarakat juga
semakin berkembang sehingga jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
inap semakin meningkat. Sehingga kemampuan financial juga semakin
meningkat. Hal ini bisa dibuktikan bahwa sejak tahun 2004 RS selalu
meningkatkan asset berupa penambahan sarana dan prasarana guna
meningkatkan jaminan mutu kepada pasien dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan sebagai asset paling utama rumah sakit.
Yang pertama adalah bangunan 2 lantai khusus rawat inap persalinan dan
anak-anak, kemudian disusul dengan bangunan 1 lantai untuk rawat inap
dewasa. Bangunan berikutnya adalah untuk penunjang medis non medis
yaitu gizi dan laundry. Disamping itu penambahan beberapa peralatan seperti
3
peralatan laboratorium, chemical analyzer semi automatic dan hemo analyzer,
ataupun memperbaharui peralatan medis yang telah berumur seperti peralatan
USG, meja operasi dan instrument operasi, dan terakhir adalah pembelian
Rontsen 300 mA.
Disamping peralatan medis, peralatan non medis juga mendapat perhatian
khusus. Pada tahun 2011 terdapat pengadaan incinerator, sedang pada tahun
2012 pengadaan IPAL dengan metode Advanced Oxydation Prosess (AOP)
yang merupakan satu-satunya model intalasi pengolahan limbah di Kabupaten
Magelang.
Dan sebagai jaminan mutu rumah sakit Aisyiyah Muntilan telah mendapat
sertifikat akreditasi 5 pelayanan yang diselengggarakan oleh KARS Komite
Akreditasi Rumah Sakit, sehingga RS Aisyiyah Muntilan telah diakui secara
nasional memenuhi standar 5 pelayanan di rumah sakit. Dengan berbekal
pengalaman yang telah disebut diatas maka sebagai proses untuk mendapatkan
perijinan tetap maka RS Aisyiyah Muntilan mengajukan permohonan
penetapan kelas sebagai Rumah Sakit Umum tipe D.
Ringkasan Histori : 20 Agustus 1966 RB / BKIA di rumah pengurus 9
Oktober 1969 Peletakan Batu Pertama Gedung RB / BKIA 4 Februari 1973
Peresmian penggunaan gedung oleh Bupati 1 Oktober 2001 Perubahan Status
RB menjadi RSIA tahun 2005 2011 Pembelian Tanah : Tukar Guling SD
Muh I Muntilan, TK Aisyiyah Muntilan, SMA Muhammadiyah 2 Muntilan.
Luas lahan RS 5000 m2. Tahun 2012 Terakreditasi 5 Pelayanan sebagai
RUMAH SAKIT AISYIYAH MUNTILAN.
4
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
Perkembangan yang cukup baik serta tantangan yang terus ada ini tentu
diperlukan upaya-upaya yang lebih komprehensif agar bisa ditingkatkan dan
dipertahankan untuk mampu menjawab semua tantangan tersebut. Bagi RS
Aisyiyah Muntilan, hal ini makin membulatkan tekad bagi manajemen untuk
menjadikan RS Aisyiyah Muntilan Kabupaten Magelang sesuai Visi rumah
sakit Menjadi pilihan utama Masyarakat Kabupaten Magelang dan sekitarnya
yang memberikan pelayanan prima yaitu : unggul, islami dan berkemajuan.
5
BAB III
FALSAFAH, VISI, MISI DAN MOTTO RUMAH SAKIT
A. Falsafah Dasar
RS Aisyiyah Muntilan sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah
berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan medik umum, spesialistik dan
sub spesialistik dengan berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sesuai yang dicita-citakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
(Qaidah Amal Usaha Kesehatan, 1998). Hal tersebut harus dapat menjadi
jiwa bagi berjalannya organisasi dan perlu untuk dikaitkan dengan keyakinan
dasar pada Al Quran dan Hadist Nabi yang menjadi dasar sebagai berikut ini:
Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku. (QS. Asy-
Syuara: 80)
6
dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat
siksa-Nya.(QS Al Maaidah : 2)
B. Visi
Visi Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan adalah menjadi pilihan utama
masyarakat Kabupaten Magelang dan sekitarnya yang memberikan pelayanan
prima, yaitu : Unggul, Islami dan Berkemajuan.
7
C. Misi
1. RS Aisyiyah Muntilan menjadi sarana ibadah dan media dakwah amar
maruf nahi munkar.
2. RS Aisyiyah Muntilan menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
profesional, Islami dan
3. RS Aisyiyah Muntilan sebagai mitra pengembangan ilmu dan tenaga
kesehatan dengan menjalin kemitraan institusi kesehatan lain.
4. RS Aisyiyah Muntilan sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat kaum dhuafa dan mendukung pengembangan Dakwah
Jamaah.
5. RS Aisyiyah Muntilan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan Umat.
D. Motto
Unggul, Islami dan Berkemajuan
8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN JABATAN
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
1. Sruktur organisasi
Gambar
Bagan struktur Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Direktur
Komite PPI
Tim PPI
Dokter PPI ( IPCO )
Perawat PPI ( IPCN )
Perawatpenghubung( IPCLN )
10
Kriteria :
a. Komite PPI
Komite PPI diberi kewenangan dalam menjalankan program dan
menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi, disusun
minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Ketua sebaiknya
dokter (IPCO / Infection Prevention and Control Officer), mempunyai
minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, mendalami masalah
infeksi, mikrobiologi klinik atau epidemiologi klinik. Sekretaris
sebaiknya perawat senior (IPCN / Infection Prevention and Control
Nurse), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
Anggota terdiri dari :
1) Komite Medik
2) Bidang Keperawatan
3) Penunjang Medis (Laboratorium, Farmasi, Radiologi)
4) Perawat PPI / (IPCN / Infection Prevention and Control Nurse)
5) CSSD
6) Bagian umum (Administrasi, Cleaning Service, Laundry, Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Kamar Jenazah)
7) Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
8) Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
9) Gizi
10) Pemulasaran Jenazah
b. Tim PPI :
Tim PPI terdiri dari Perawat PPI (IPCN / Infection Prevention and
Control Nurse dan IPCLN / Infection Prevention and Control Link
Nurse) dan Dokter PPI (IPCO / Infection Prevention and Control
Officer)
c. Infection Prevention and Control Nurse (IPCN)
IPCN bekerja purna waktu dengan ratio 1 IPCN untuk tiap 100-150
tempat tidur di rumah sakit
11
d. Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN)
Dalam bekerja, IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN dari tiap
ruangan/unit perawatan
a) IPCLN UGD
b) IPCLN OK
c) IPCLN HCU
d) IPCLN HD
e) IPCLN Poliklinik
f) IPCLN KBY
g) IPCLN R Bersalin
h) IPCLN Shofa-Marwa
i) IPCLN Multazam
j) IPCLN Mina-Arofah
k) IPCLN Raudhoh
B. URAIAN JABATAN
1. Direktur
Tugas Direktur
a. Membentuk KPPI dan Tim PPI dengan Surat Keputusan.
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial.
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Komite PPI.
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Komite PPI.
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional
dan desinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Tim PPI.
12
g. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap
potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan
berdasarkan saran dari Tim PPI.
h. Mengesahkan kebijakan, pedoman, panduan dan SPO untuk PPI.
2. Komite PPI
Kriteria Anggota Komite PPI :
a. Mempunyai minat dalam PPI.
b. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas dan Tanggung jawab Komite PPI
a. Ketua :
1) Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPI.
2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan Komite PPI, agar kebijakan
dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah
sakit.
3) Membuat SPO PPI.
4) Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan
program pelatihan dan pendidikan PPI.
5) Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi
masalah atau KLB PPI.
6) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan sdi rumah sakit dalam PPI.
10) Melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan.
11) Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada
Direktur.
13
12) Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13) Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika
yang rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman
dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data
resistensi antibiotika.
14) Membantu menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) bersama dengan Komite K3 rumah sakit.
15) Turut menyususn kebijakan clinical governance dan patient
safety.
16) Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai
kebijakan manajemen rumah sakit.
17) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan
prinsip PPI.
18) Menentukan sikap penutupan ruangan bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
19) Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang dari SPO/monitoring surveilans.
20) Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit.
14
2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola
resistensi antibiotika.
4) Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5) Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
6) Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat
pasien.
7) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
pencegahan dan pengendalian infeksi.
15
2) Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan
isolasi.
3) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite
PPI.
4) Bersama Komite PPI melaksanakan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
5) Melakukan investigasi terhadap KLB bersama-sama Komite PPI
memeperbaiki kesalahan yang terjadi.
6) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah
penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau
sebaliknya.
7) Bersama Komite PPI melaksanakan pelatihan petugas kesehatan
tentang PPI di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
8) Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap
limbah, laundry, gizi, dan lain-lain dengan menggunakan daftar
tilik.
9) Memonitor kesehatan lingkungan.
10) Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika
yangrasional
11) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi
surveilans infeksi yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
12) Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI.
14) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit sesuai dengan
prinsip PPI.
15) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPIRS.
16
16) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung
dan keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di
masayrakat, infeksi dengan insiden tinggi.
17) Sebagai koordinator antara departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
17
BAB VI
Hubungan kerja keanggotaan Komite PPI meliputi semua bagian dan unit
yang ada di RS Aisyiyah Muntilan .Adapun gambaran hubungan tersebut dapat di
lihat sebagai berikut
SDM Farmasi
Ruang IPRS
Jenazah
Komite
K3
Medik
Penj GIZI
Diklat
Mutu
18
Komite PPI dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dan berkoordinasi dengan
berbagai satuan kerja antara lain :
1. Komite Medis, SMF, (Farmasi) dalam hal ini para dokter, yaitu
berkoordinasi dalam menetapkan adanya infeksi berdasarkan data klinis
pasien. Serta melaksanakan prosedur tindakan berdasarkan standar
perosedur operasional dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi
rumah sakit.
2. Keperawatan berkoordinasi dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
dan prosedur PPI. Dalam hal penempatan pasien infeksius, imunisasi,
pencegahan dan pengendalian terhadap TB, paparan terhadap penyakit
menular, pekerjaan yang berkaitan dengan penyakit infeksi atau
pembatasan kerja bagi perawat denga jenis penyakit tertentu, edukasi
mengenai kesehatan dan keselamatan pasien, serta tindak lanjut trehadap
infeksi rumah sakit dan membantu mengembangkan kebijakan untuk
mencegah infeksi. Demikian juga dengan pencegahan penyakit yang
ditularan melalui darah seperti Hepatitis B, C, HIVdll.
3. CSSD dan Instalasi Linen dan Loundry, berkoordinasi dalam
pengelolaan sterilisasi, linen dan laundry di RS Aisyiyah Muntilan. Hasil
proses tersebut akan dilaporkan secara teratur setiap bulan kepada KPPI.
Apabila terdapat penyimpangan maka dilakukan penelusuran dan tindak
lanjut bersama dengan KPPI.
4. Instalasi Sanitasi, berkoordinasi dalam hal pemantauan limbah,
khususnya limbah infeksius dan benda tajam/jarum dengan menggunakan
daftar tilik sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
berkala.
5. Instalasi Farmasi, berkoordinasi dalam pemantauan penggunaan
antibiotika yang benar, tepat dan rasional dengan melakukan kunjungan ke
ruang rawat inap serta memantau peresepan antibiotika untuk mencegah
terjadinya resistensi mikroorganisme. Serta berkoordinasi dalam hal
pemantauan penggunaan antiseptik desinfektan dan pemusnahan obat
kadaluarsa atau rusak di RS Aisyiyah Muntilan.
19
6. Instalasi Laboratorium, bekerja sama dalam pembuatan pola kuman dan
resistensi setiap 6 bulan yang akan membantu pemantauan penggunaan
antibiotika.
7. Instalasi Gizi, berkoordinasi dalam hal pemantauan persiapan, pengadaan,
pengolahan makanan dan penyajian yang sesuai dengan HACCP.
8. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS, berkoordinasi pada saat
pembongkaran, pembangunan dan renovasi menggunakan kriteria resiko
yang membahas dampaknya pada mutu udara, PPI dan kebisingan dan
getaran.
9. Instalasi Rukti/Pemulasaraan Jenazah, berkoordinasi dalam pengelolaan
dan pelayanan kamar jenazah mengutamakan pencegahan infeksi melalui
pengelolaan cairan tubuh, jaringan tubuh, serta sampah lain yang
dihasilkan.
10. Komite Kesehatan Keselamatan Kerja (Komite K3), berkoordinasi dalam
hal pemantauan kecelakaan kerja akibat terpajan limbah tajam infeksius
atau diduga infeksius agar dapat ditindaklanjuti.
11. Penjaminan Mutu RS, bekerja sama dalam melakukan evaluasi hasil kerja
berdasarkan indikator mutu untuk menyusun program kerja selanjutnya.
12. Bagian SDM, berkoordinasi dalam hal pemantauan kesehatan karyawan
dan imunisasi serta orientasi bagi karyawan baru.
13. Instalasi Pemasaran dan Humas, berkoordinasi dalam hal edukasi pada
pasien dan pengunjung.
14. Sub Bagian Rumah Tangga, berkoordinasi dalam hal pengadaan sarana
dan prasarana KPPI.
15. Bagian Diklat, berkoordinasi dalam hal melakukan orientasi bagi peserta
didik maupun sosialisasi program KPPI
20
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
A. Kualifikasi
21
Memiliki
kemampuan
leadership inovatif
dan confident
Bekerja purna
waktu
4 Perawat Pendidikan Diklat PPI Memiliki
penghubung minimal D3 komitmen di
PPI bidang
(IPCLN ) pencegahan dan
pengendalian
infeksi
Memiliki
kemampuan
leadership
B. Kualifikasi sat ini di komite dan TIM PPI di RS Aisyiyah Muntilan adalah :
No Nama Jabatan Kualifikasi dan pengalaman saat ini Keterangan /jumlah
22
BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI
B. Tanggung jawab
1. Direktur Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan bertanggung jawab untuk
menyediakan sarana , prasarana untuk program orientasi.
2. Ketua KPPI bertanggung jawab untuk membuat usulan tentang materi ,
waktu pelaksanaan , metode dan biaya yang berhubungan dengan program
orientasi.
C. Tujuan
1. Agar calon pegawai di Rumah Sakit memahami falsafah dan tujuan serta
kebijakan pencegahan dan pengendallian infeksi nosokomial.
2. Mengetahui struktur organisasi dan tata kerja KPPI.
3. Mengetahui dan memahami prosedur kerja di KPPI.
D. Metode
1. Ceramah , tanya jawab.
2. Melihat langsung pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial.
23
E. Waktu
Disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru dan jadwal
tenaga praktik/magang di Rumah Sakit
F. Alokasi biaya
Biaya di sesuaikan dan di bebankan pada anggaran Rumah Sakit
Aisyiyah Muntilan dan di rencanakan dalam RAPB RS Aisyiyah Muntilan
24
BAB IX
PERTEMUAN/RAPAT
A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau
memecahkan suatu masalah tertentu.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Dapat membantu terselenggaranya program kerja komite pencegahan dan
pengendalian infeksi yang ada di Rumah Sakit Aisyiyah Muntilan .
Tujuan Khusus :
1. Dapat menggali segala permasalahan yang terakit dengan program kerja
panitia pencegahan dan pengendalian infeksi di unit pelayanan.
2. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait
dengan program kerja komite pencegahan dan pengendalian infeksi guna
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
C. Kegiatan Rapat
Rapat diadakan oleh komite pencegahan dan pengendalian infeksi dan
dipimpin oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi. Rapat yang
diadakan ada 2 macam, yaitu :
1. Rapat terjadwal
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh komite
pencegahan dan pengendalian infeksi setiap bulan 1 kali, dengan
perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun serta agenda rapat yang telah
ditentukan oleh ketua komite pencegahan dan pengendalian infeksi.
25
2. Rapat tidak terjadwal
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh komite pengendalian dan pencegahan infeksi untuk
membahas atau menyelesaikan permasalahan di pelayanan dikarenakan
adanya permasalahan yang bersifat insidentil.
26
BAB X
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja
komite pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Aisyiyah
Muntilan.
B. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh ketua Komite pencegahan dan pengendalian infeksi.
1. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian
infeksi, luka tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan
jumlah tindakan(pemasangan infuse, pemasangan kateter, dari Link di
unit masing ke IPCNLaporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN
2. Laporan Tri wulan
Laporan yang disusun setiap 3 (tiga) bulan yang merupakan
rekapitulasi laporanbulanan berisi surveilens angka kejadian infeksi, luka
tusuk jarum bila ada dimasing-masing unit keperawatan dan jumlah
tindakan, hasil pemantauan pemakaian APD, pemantauan kebersihan
tangan, orientasi karyawan ataumahasiswa serta laporan keuangan
(pemakaian desinfektan, pemakaian tissue,dan pemakaian safety
box).Laporan tribulanan diserahkan kepada Direktur.
3. Laporan tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksimeliputi :
a. Laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan staf.
b. Laporan pelaksanaan program kerja Komite Pencegahan dan
PengendalianInfeksi.
c. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
27
d. Laporan penggunaan anggaran.
e. Laporan daftar inventaris di Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
f. Laporan tahunan di sampaikan kepada Direktur.
28
BAB X
PENUTUP
29
DAFTAR PUSTAKA
30