DEFINISI
A. DEFINISI
Kebersihan tangan adalah suatu proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran atau debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun antisepsis
dibawah air mengalir (handwash) atau dengan menggunakan cairan antiseptik
berbahan dasar alkohol (handrub).
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktek
membersihkan tangan adalah untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui
tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah untuk menghilangkan semua kotoran
dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.
Mikroorganisme di tangan ini diperoleh dari kontak dengan pasien dan
lingkungan. Sejumlah mikroorganisme permanen juga tinggal dilapisan terdalam
permukaan kulit yaitu staphylococcus epidermis. Selain memahami panduan dan
rekomendasi untuk kebersihan tangan, para petugas kesehatan perlu memahami
indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan, para petugas kesehatan perlu
memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan, para petugas
kesehatan perlu memahami indikasi dan keuntungan dari kebersihan tangan
terutama keterbatasan, pemakaian sarung tangan.
Hand hygiene adalah istilah umum yang ditujukan untuk setiap kegiatan
membersihkan tangan, menggosokan tangan menggunakan handrub yang berbasis
alkohol atau mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang bertujuan
untuk menekan atau menghambat pertumbuhan kuman pada tangan (linda, 2004).
Langkah paling efektif melakukan kebersihan tangan adalah menggunakan
cairan handrub berbahan dasar alkohol yang dapat digunakan sebagai antiseptik
tangan rutin karena memiliki kelebihan : Eliminasi berbagai mikroba (termasuk
virus) , waktu singkat (20 hingga 30 detik), dapat diletakkan di area point of care,
toleransi pada kulit yang baik, tidak perlu sarana kebersihan tangan (air bersih,
washtafel , sabun, tissue). Sabun dan cairan handrub berbahan dasar alkohol tidak
sebaiknya digunakan bersamaan.
1
Mencuci tangan dengan efektif menggunakan sabun cair akan menghilangkan
mikroorganisme transient dan membuat tangan bersih. Penggunaan cairan
antiseptik akan menghilangkan mikroorganisme transient dan mengurangi
mikroorganisme resident sebelum prosedur asepsis dan selama isolasi. Pembersih
tangan yang berbahan dasar alcohol merupakan salah satu alternative yang praktis
dan diterima sebagai pencuci tangan di antara pasien, prosedur dan lingkungan.
Namun demikian alkohol tidak efektif dalam membersihkan debu, material
organik atau spora seperti Clostridium Difficile.
Flora normal pada kulit merupakan mikroorganisme penghuni kulit kita, dan
biasa menjadi penyebab infeksi silang jika anggota tim kesehatan gagal untuk
mengatasi pencemaran tangan mereka.
Mikroorganisme sementara biasa hadir pada permukaan kulit dan dapat berupa
virus atau bakteri. Mikroorganisme tersebut disebut sementara karena biasa
menularkan melalui cara kontak langsung dengan peralatan, lingkungan atau
individu. Mikroorganisme tersebut tidak seperti mikroorganisme penghuni yang
lebih mudah dibersihkan dengan pembersih tangan yang akan mengurangi resiko
penularan.
Antiseptik adalah germisida kimia yang diformulasikan untuk digunakan pada
kulit atau jaringan hidup dan tidak ditujukan untuk mendekontaminasi benda
mati.
Adapun tujuan dari kebersihan tangan yaitu :
1. Mendeskripsikan prosedur agar petugas senantiasa melakukan cuci tangan
pada 5 (lima) situasi/keadaan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, setelah kontak dengan
pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
2. Mengurangi kejadian infeksi nosokomial pada pasien selama perawatan di
rumah sakit.
3. Melindungi petugas dari jangkitan penyakit (tertular dari pasien / lingkungan
di Rumah Sakit)
4. Mencegah pasien tertular/terinfeksi oleh petugas di rumah sakit.
2
B. TUJUAN
1. Mendeskripsikan prosedur agar petugas senantiasa melakukan Cuci tangan
pada 5 (lima) situasi/keadaan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, setelah kontak dengan
pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
2. Mengurangi kejadian infeksi nosokomial pada pasien selama perawatan di
rumah sakit.
3. Melindungi petugas dari jangkitan penyakit (tertular dari pasien / lingkungan
di Rumah Sakit)
4. Mencegah pasien tertular/terinfeksi oleh petugas di rumah sakit.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PELAKSANA
Adapun cuci tangan wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat rumah sakit,
baik dari pelayanan medis maupun non medis. Selain itu, seluruh pasien dan
pengunjung yang datang ke rumah sakit dianggap memiliki kapasitas membawa
infeksi pathogen dari luar, sehingga pasien dan pengunjung pun di himbau
melaksanakan cuci tangan yang benar.
B. AREA
Secara umum, pelaksanaan mencuci tangan harus diterapkan disemua area
rumah sakit, tanpa terkecuali. RS Mata Ramata menyediakan fasilitas wastafel
atau handrub yang tertempel di dinding pada seluruh unit rumah sakit. Di area
medis sudah tentu ini pertama yang perlu disediakan fasilitas mencuci tangan serta
toilet. Mengingat seperti yang telah di sebutkan sebelumya pengunjung dan
keluarga pasien juga potensial membawa sumber infeksi dari luar.
Adapun penetapan area cuci tangan adalah sebagai berikut : (Terlampir).
4
e. Menjamin semua staf di bawah pengawasan mereka telah mendapat
pelatihan sesuai kebutuhan kebijakan ini.
3. Kepala unit bertanggung jawab dalam pelaksanaan kebijakan dalam
pengelolaan di lingkungan mereka dan harus memastikan bahwa :
a. Semua staf baru maupun yang lama mempunyai akses ke Kebijakan
Kebersihan Tangan dari Direktur Rumah Sakit Mata Ramata.
b. Tersedia SPO tertulis yang mendukung pengawasan dan kepatuhan
terhadap kebijakan cuci tangan.
c. Semua suplai (sabun antiseptic, kertas tissue, dsb) yang diperlukan untuk
mencuci tangan tersedia dan dig anti bila sudah habis di tempatnya.
d. Menjamin semua staf termasuk staf outsourcing (kontraktor) pelayanan
terbiasa dengan kebijakan ini
e. Menjamin bahwa staff dijadwalkan untuk mengikuti training, termasuk
training tentang hygiene tangan
4. Semua staf bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan harus
menjamin :
a. Semua mengerti dan melakukan cuci tangan sesuai dengan SPO
b. Semua staff bertanggung jawab atas kebersihan tangannya dan
menganjurkan petugas kesehatan lainnya melakukan hal yang sama.
c. Menasehati pasien dan pengunjung untuk ikut serta melakukan tindakan
pencegahan pengendalian infeksi antara lain dengan cara cuci tangan.
d. Menjamin suplai cairan pembersih tangan dan material lainnya, seperti
kertas tissue selalu tersedia, termasuk untuk pengunjung.
e. Melaporkan ke Kepala Bidang ketika ada kekurangan pengetahuan atau
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kebersihan tangan, terutama
yang meliputi fasilitas / peralatan atau insiden-insiden yang menyebabkan
kontaminasi silang.
f. Semua staf harus hadir dalam pelatihan / edukasi pengendalian infeksi.
5
5. Unit hospitality :
Semua suplai pencuci tangan di area publik disediakan oleh RS Mata Ramata
dan segera diganti bila sudah habis.
6. Farmasi
a. Farmasi bertanggung jawab dalam pengadaan sabun, sabun antiseptik,
pencuci tangan yang mengandung alkohol, berdasarkan nama yang telah
direkomendasi oleh Komite Pengendalian Infeksi.
b. Farmasi bertanggung jawab mensuplai barang-barang tersebut ke ruang
rawat inap.
7. Tim Pengendalian Infeksi
Tim Pengendalian Infeksi bertanggung jawab untuk :
a. Menjamin bahwa kebijakan ini sesuai dengan nasihat dan panduan yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan lembaga internasional.
b. Tinjau ulang kebijakan jika menerima perubahan nasihat atau panduan dari
Departemen Kesehatan dan lembaga lainnya.
c. Mengembangkan dan melaksanakan semua SPO yang mendukung
kebijakan ini.
8. Infection Prevention & Control Nurse (ICN)
a. Menyediakan fasilitas cuci tangan & alcohol handrub pada tempat yang
mudah diakses ( at the point of care ).
b. Melakukan perbaikan kepatuhan hygiene tangan menjadi prioritas utama
organisasi.
c. Mengadopsi program multimodal hygiene tangan WHO yang meliputi
perubahan sistem, training & edukasi, evaluasi & umpan balik, peringatan
di area kerja dan iklim yangb aman serta melaksanakan program tersebut
demi mencapai perbaikan kepatuhan hygiene tangan.
6
BAB III
TATA LAKSANA
7
(Sumber : Depkes RI,2007)
Gambar : Lima saat mencuci tangan
8
pompa, IDC),sekutu kesehatan
intervensi
Sebelum kegiatan perawatan Mandi, membantu mengenakan
pribadi pakaian, menyisir rambut,
memasangalat bantu pribadi seperti
kaca mata
Sebelum observasi non invasive Memeriksa denyut nadi pasien, tekanan
darah, saturasi oksigen, atau
temperature, auskultasi dada, palpasi
abdomen, memasang elektroda EKG
Sebelum pemeberian Cardiography (CTG), memasang
masker oksigen atau nasal kanul, sling
fiting / kawat gigi, memasang alat
bantu kancing (termasuk kondom
kateter).
Sebelum persiapan dan Obat oral, obat nebulizer / inhalasi
administrasi obat oral
Sebelum perawatan mulut dan Menyuapi makanan pasien, menyikat
menyiapkan makanan gigi atau gigi palsu
9
persiapan lapangan steril luka
Sebelum pemberian obat yang Memberi obat tetes mata, memasukkan
ada kontak langsung dengan obat supositoria, memasang IUD.
selaput lender
Sebelum memasang atau Tindakan medis: ETT,Gudel,
mencabut peralatan invasive trskeostomi / ileostomi, akses sistem
medis vaskuler, perangkat monitor invasive,
drain luka, NGT, aspirasi cairan
lambung.
Sebelum pemeriksaan, Perawatn luka, perawatan luka bakar,
pengobatan dan perawatan tindakan pembedahan, pemeriksaan
pasien dimana terjadi kontak rectal tuse, pemeriksaan dan tindakan
dengan kulit tidak utuh atau invasive obstretic dan gynecology.
selaput lender
10
darah, air liur, lender, sperma,air mata,
serumen,ASI,kolustrum, urine, feses,
muntahan, cairan pleura, cairan
serebrospinal, cairan asites,lohea,
mekonium,pus,sumsum tulang,empedu,
sampal tubuh organic, misalnya sampel
biopsy, sampel cell.
11
B. PROSEDUR
1. Persiapan :
a. Bak cuci dan air mengalir
b. Sabun atau antiseptic
c. Handuk atau tissue
2. Tahap Pra Interaksi
Kuku dalam keadaan pendek
Tidak menggunakan perhiasan tangan
12
3. Tahap Kerja
a. Cuci Tangan Prosedural Menggunakan Air & Sabun (Handwash)
1) Lepaskan asesoris yang melekat pada kedua tangan dan lengan.
2) Basahi kedua tangan dengan air yang mengalir
3) Gunakan sabun cair secukupnya sampai keseluruh permukaan tangan
4) Saat membasuh tengan dengan sabun, terapkan 6 prinsip utama :
- Gosokkan kedua telapak tangan
- Gosok punggung tangan dan sela-sela jari bagian luar dengan
berlawanan arah secara bergantian
- Gosok sela-sela jari bagian dalam secara bergantian
- Gosok punggung jari dengan gerakan setengah memutar bolak-balik
- Gosok ibu jari dan sela jari telunjuk dengan gerakan melingkar
secara bergantian
- Bersihkan ujung jari dengan menggosokkan ke telapak tangan secara
melingkar.
5) Bilas tangan dengan air
6) Keringkan dengan handuk sekali pakai
7) Menutup kran dengan menggunakan handuk
8) Waktu cuci 40-60 detik
13
- Gosok ibu jari dan sela jari telunjuk dengan gerakan melingkar
secara bergantian
- Bersihkan ujung jari dengan menggosokkan ke telapak tangan secara
melingkar.
4) Keringkan tangan.
5) Lama cuci tangan 20-30 detik
14
C. INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN
1. Cuci tangan dengan sabun dan air jika tangan tampak kotor.
2. Cuci tangan dengan sabun desinfektan dan air jika tangan terkena darah atau
cairan tubuh lainnya.
3. Jika tangan tidak tampak kotor, gunakan alcohol hand rub untuk
dekontaminasi tangan secara rutin pada keadaan dibawah ini:
a. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien. Misalnya menjabat tangan,
menolong memindahkan posisi pasien, memandikan pasien, mengukur
15
tanda-tanda vital pasien : suhu,, tensi, pernafasan, denyut jantung,
memakai dan melepas sarung tangan.
b. Sebelum menangani alat invasif saat perawatan / tindakan pada pasien.
Misalnya : Perawat mulut dan gigi, menyisap slym pasien, perawatan
luka.
c. Mengganti balutan, memberikan injeksi subcutan, memasang infus,
membuka aliran infuse, menyiapkan makanan, menyiapkan obat,
menyiapkan alat ganti balutan, sebelum menyiapkan semua alat-alat
invasif untuk perawatan/ tindakan pada pasien, sebelum tangan berpindah
ari area tubuh yang terkontaminasi ke area tubuh yang bersih.
d. Sesudah kontak dengan cairan tubuh, membran mukosa, kulit yang tidak
utuh atau mengganti balutan. Misalnya : Perawat mulut dan gigi,
menghisap slym pasien, perawatan luka, mengganti balutan, memberikan
injeksi subcutan, mengambil sampel specimen, cairan apapun, membuka
aliran infus, memasang dan melepas slang endotracheal, mengeluarkan
urine dari kantong urine, membersihkan urine, faeces, dan muntahan,
menangani sampah (pembalut, napkin, pembalut inkontinensia),
membersihkan material atau area yang terkontaminasi dan tampak kotor
( kamar kecil/ kamar mandi, dirty room, instrument medik ).
e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien dan benda –benda di sekitar
pasien. Misalnya : mengganti linen tempat tidur, menghitung atau
mengatur tetsan infuse, membenarkan posisi selang infus, memegang
pagar tempat tidur, meja makan pasien, meja bedsite pasien, nurse call,
selimut pasien.
f. Sebelum tangan berpindah dari area tubuh yang terkontaminasi ke area
tubuh yang bersih.
g. Sebelum menangani obat atau persiapan makan pasien.
h. Sesudah melepas sarung tangan steril maupun non steril.
i. Sabun dan alcohol tidak diperbolehkan digunakan bersamaan.
j. Jika ada pasien dengan clostridium difficile-associated diare, maka
lakukan cuci tangan dengan sabun dan air.
16
k. Di klinik gigi, kebersihan tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan area kerja. Hal ini meliputi kursi, lampu,
peralatan, tempat duduk tanpa sandaran dan meja / siku.
17
Jika gagal mencapai 90%, maka lakukan analisa akar masalah, rencana
tindak lanjut dan laksanakan rencana tersebut untuk selanjutnya
dievaluasi kembali.
F. EDUKASI
1. Bahan
- SPO hand hygiene
- SPO mencuci tangan di ruang operasi
- Semua SPO yang berkaitan dengan prosedur-prosedur klinis
2. Prosedur
a. Edukasi staf tentang isi kebijakan ini, tekankan pada aktifitas pelayanan
yang dapat mengkontaminasi tangan petugas dan tentang keuntungan
dan kerugian dari setiap jenis cuci tangan yang dipakai demi kebersihan
cuci tangan
b. Edukasi pasien dan keluarga serta pengunjung akan pentingnya
kebersihan tangan dan melakukan cuci tangan
c. Semua karyawan di Rumah Sakit Mata Ramata akan mendapatkan
pelatihan kebersihan tangan ini.
BAB IV
DOKUMENTASI
A. LAPORAN
Bersama dengan tim IPCLN melakukan audit kepatuhan petugas melakukan
kebersihan tangan untuk dimasing masing unit pada minggu I,II,II dan IV, yang
kemudian hasil tersebut direkap dan dilaporkan setiap bulan kepada IPCN.
B. LAPORAN BULANAN
18
1. Laporan indicator mutu PPI yang akan verifikasi oleh direktur rumah sakit
kemudian di laporkan ke unit penjaminan mutu
2. Laporan kejadian infeksi nosokomial dan hasil audit cuci tangan dan APD
3. Laporan tri wulan untuk evaluasi pencapain indicator mutu PPI.
C. LAPORAN TAHUNAN
1. Laporan tahunan disusun untuk mengevaluasi pencapain program PPI selama
1 tahun
2. Melakukan budgeting pelatihan yang terkait dengan perkembangann IPTEK
PPI
D. SOSIALISASI
Peningkatan pencapaian keberhasilan suatu program terutama kebersihan
tangan, PPI selalu mengadakan sosialisasi tentang cuci tangan setiap tahun sekali
yang termasuk pada orientasi umum wajib RS Mata Ramata untuk seluruh
karyawan RS Mata Ramata.
Untuk pengunjung / pasien dan karyawan diluar RS Mata Ramata akan tetapi
masih dilingkungan RS Mata Ramata tim PPI juga melakukan sosialisasi terkait
kebersihan tangan yang nantinya di harapkan bahwa seluruh karyawan /
pengunjung / pasien / karyawan di luar RS Mata Ramata mampu menerapkan dan
memahami pentingnya kebersihan tangan.
DAFTAR PUSTAKA
19
20
Lampiran – teknik cuci tangan pembedahan dengan alcohol handrub
21
22
23