Anda di halaman 1dari 21

HALAMAN JUDUL

PEDOMAN
KEBERSIHAN TANGAN

DISUSU

RUMAH SAKIT UUMUM DAERAH CENGKARENG


JAKARTA BARAT
TAHUN 2019

RSUD Cengkareng
Jl. Kamal Raya, Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng Timur, Jakarta Barat 11730
Telp. (021) 54372874 (Hunting), Fax. (021) 5442693, Website: www.rsudcengkareng.com, email:
marketingrs@rsudcengkareng.com

i
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kebersihan tangan telah diakui sebagai salah satu tindakan terpenting
untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi di rumah
sakit/fasilitas kesehatan lain. Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa
penularan infeksi rumah sakit sebagian besar terjadi melalui transmisi kontak,
khususnya melalui kontak tangan petugas disamping kontak melalui
peralatan/tindakan invasif.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat
dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial dan penyebaran
mikroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui
sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet
202).
Angka kepatuhan cuci tangan petugas di RSUD Cengkareng tahun 2018
baru mencapai angka 60% masih perlu dingkatkan.
Dari sudut pandang pencegahan dan pengendalian infeksi, praktek
membersihkan tangan dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan
melalui tangan dengan menghilangkan kotoran dan debris atau membunuh
mikroorganisme pada kulit, baik yang diperoleh melalui kontak dengan pasien
dan lingkungan maupun sejumlah mikroorganisme permanen yang tinggal di
lapisan terdalam kulit.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI, terdapat 2 teknik mencuci tangan,
yaitu mencuci tangan dengan sabun dan mencuci tangan dengan larutan
berbahan dasar alcohol.

Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, indikasi kebersihan


tangan adalah:

a) Segera: setelah tiba di tempat kerja

b) Bila tangan tampak kotor

1
c) Sebelum:

➢ Kontak langsung dengan pasien

➢ Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan


invasif (pemberian suntikan intra vaskuler)

➢ Menyediakan/mempersiapkan obat-obatan

➢ Mempersiapkan makanan

➢ Memberi makan pasien

➢ Meninggalkan rumah sakit.

d) Di antara: prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan


terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.

e) Setelah:

➢ Kontak dengan pasien

➢ Melepas sarung tangan

➢ Melepas alat pelindung diri

➢ Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka


dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah
menggunakan atau tidak menggunakan sarung tangan.

➢ Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.

2. DEFINISI
1. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran
dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air atau
sabun antiseptik. Mencuci tangan dengan prosedur yang tepat harus
dilakukan apabila tangan terlihat kotor atau setelah terkena cairan tubuh.
2. Handrub antiseptic berbasis alkohol tanpa air adalah antiseptik
handscrub yang bereaksi cepat menghilangkan sementara atau mengurangi
mikroorganisme penghuni tetap dan melindungi kulit tanpa menggunakan
air. Sebagian besar antiseptik ini mengandung alkohol 60-90%, suatu
emollient dan seringkali antiseptik tambahan (misalnya khlorheksidin
glukonat 2-4%) yang memiliki aksi residual (Larson et al. 2001).
3. Agen antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan bergantian)
adalah bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup
lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik yang
2
sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi
jumlah hitung bakteri total.
Contohnya adalah:
a. Alkohol 60-90% (etil dan isopropyl atau metal alcohol)
b. Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane)
c. Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi
(Savlon)
d. Yodium 3%, iodium dan produk alkohol berisi iodium atau tincture
(yodium tinktur)
e. Iodofor 7.5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne)
f. Kloroksilenol 0.5-4% (para kloro metaksilenol atau PCMX) berbagai
konsentrasi (dettol)
g. Triklosan 0.2-2%
4. Emollient adalah cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau
sorbitol yang ketika ditambahkan pada handsrub dan lotion tangan akan
melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan,
kekeringan, iritasi dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun
yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air.
5. Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasilitas pelayanan
kesehatan adalah infeksi yang tidak ada atau tidak sedang dalam inkubasi
ketika pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.
6. Sabun dan deterjen adalah produk-produk pembersih (batang, cair,
lembar atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan sehingga
membantu melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme yang
menempel sementara pada tangan. Sabun biasa memerlukan gosokan
untuk melepas mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun
antiseptik (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme.
7. Cuci tangan bedah adalah membersihkan tangan dengan menggunakan
sikat halus dan sabun anti septic dibawah air mengalir untuk mengangkat
debu, kotoran, minyak atau lotion maupun microorganisme dari tangan dan
lengan pada anggota tim bedah yang akan melakukan prosedur
pembedahan.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kebersihan tangan mencakup seluruh pelayanan yang ada


di RSUD Cengkareng. Kebersihan tangan dilakukan oleh seluruh petugas,
mahasiswa, petugas lepas harian, pedagang yang ada di rumah sakit, pasien,
keluarga pasien dan pengunjung.
Kebersihan tangan dilakukan berdasarkan 5 moment untuk memutuskan
mata rantai penularan infeksi dengan 6 langkah kebersihan tangan yang benar.

4
BAB III
KEBIJAKAN
Keputusan direksi rumah sakit Umum Daerah Cengkareng tentang
pedoman kebersihan tangan di rumah sakit umum Daerah Cengkareng agar
risiko infeksi pada pelayanan kesehatan rumah sakit umum daerah
Cengkareng dapat dikendalikan dan dapat memutus mata rantai penularan
infeksi dengan melakukan kebersihan tangan.
Rumah sakit umum daerah Cengkareng dalam melakukan kebersihan
tangan dengan menggunakan sabun dan cairan desinfektan, dengan maksud
sebagai sarana untuk mencegah, mengendalikan serta menurunkan angka
kejadian infeksi di rumah sakit umum dearah Cengkareng terkait pelayanan
kesehatan yang di lakukan di rumah sakit umum daerah Cengkareng.
Rumah sakit umum daerah Cengkareng menyediakan sarana dan
prasarana dalam memenuhi kebutuha kebersihan tangan dengan
menyediakan tempat cuci tangan (wastafel) disertai dengan sabu cair di setiap
kamar mandi dan toilet, baik kamar mandi dan toilet rawat inap maupun
kamar mandi dan toilet rawat jalan serta di kamar mandi dan toilet area
administrasi (perkantoran), di setiap kamar pasien, tempat tidur perawatan
rawat inap jg disediakan hand rub (cairan desinfektan untuk kebersihan
tangan berbasis alkhohol), rumah sakit umum daerah Cengkareng juga
menyediakan hand rub (cairan desinfektan untuk kebersihan tangan berbasis
alkhohol) di area publik dengan meletakkan di setiap dinding di dekat pintu
masuk setiap poliklinik dandinding di setiap kamar perawatan pasien, juga di
area pendaftaran dan kasir administrasi rawat inap dan rawat jalan, di setiap
area penunjang medis juga disediakan hand rub (cairan desinfektan untuk
kebersihan tangan berbasis alkhohol) untuk melakukan kebersihan tangan.
Berdasarkan keputusan:
1. Peraturan Mentri Kesehatan No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit
4. Surat Keputusan Direktur RSUD Cengkareng Nomor 240 tentang
Pedoman Alat Pelindung Diri

5
BAB IV
TATA LAKSANA

Melakukan kebersihan tangan dengan benar oleh seluruh para


profesional merupakan hal yang sangat penting sebagai langkah utama untuk
memutuskan mata rantai microorganisme.
Tindakan kebersihan tanngan (hand hygiene) harus dilaksanakan oleh seluruh
karyawan yang bekerja di RSUD Cengkareng, baik tenaga medis, non medis,
pasien, keluarga pasien dan pengunjung.
Berikut tata laksana terkait kebersihan tangan yang wajib dipatuhi dan
dilaksanakan seluruh petugas di RSUD Cengkareng:
I. Kebersihan tangan ada 2 yaitu:
1. Kebersihan tangan prosedural
2. Kebersihan tangan bedah
II. Cara melakukan kebersihan tangan:
1. Dengan cairan berbasis alkohol (handrub) menggunakan waktu 20-30
detik
2. Dengan menggunakan sabun dibawa air mengalir menggunakan waktu
40-60 detik

1. INDIKASI KEBERSIHAN TANGAN


A. Saat kebersihan tangan untuk petugas rumah sakit
World Health Organization (WHO) telah menetapkan 5 (lima) saat wajib cuci
tangan (five moments of hand hygiene) yang meliputi:

1) Sebelum kontak dengan pasien

➢ Sebelum berjabat tangan dengan pasien, membelai dahi anak.

➢ Sebelum membantu pasien dalam kegiatan perawatan pribadi,


misalnya: untuk bergerak, untuk mandi, makan, berpakaian dll

➢ Sebelum memberikan perawatan invasif maupun non invasif lainnya,


misalnya: memasang masker O2, memberi fisiotherapi

➢ Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, non invasif, mengukur nadi,


tekanan darah, auskultasi dada, rekam EKG

6
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik

➢ Segera sebelum mengakses area kritis dengan resiko infeksius bagi


pasien

➢ Jika sarung tangan digunakan, kebersihan tangan harus dilakukan


sebelum menggunakan sarung tangan

➢ Sebelum melakukan prosedur apapun yang melibatkan kontak


langsung dan tidak langsung dengan selaput lendir, kulit tidak utuh
atau alat medis invasive

➢ Situasi yang menggambarkan prosedur bersih/aseptik

➢ Sebelum menyikat gigi pasien, memberi obat tetes mata, melakukan


pemeriksaan vaginam atau dubur, memeriksa mulut, hidung,
telinga dengan atau tanpa instrumen, memasukkan
supositoria/alat pencegah kehamilan, dan menyedot lendir

➢ Sebelum mengganti balutan lukadengan atau tanpa instrumen,


mengoleskan salep pada vesikel, melakukan injeksi percutan

➢ Sebelum memasukkan alat medis invasif (canula O2, hidung, NGT,


tabung endotracheal, pemeriksaan kemih, catheter urine),
membuka sircuit invasif perangkat medis (untuk makanan, obat
dan penghisapan).

➢ Sebelum menyiapkan obat-obatan produk farmasi dan bahan steril.

3) Setelah kontak dengan cairan tubuh

➢ Segera setelah mengerjakan tindakan yang beresiko terkena pajanan


cairan tubuh dan setelah melepas sarung tangan

➢ Setiap petugas yang melakukan perawatan pasien dan terlibat dalam


penangan cairan tubuh, tindakan operasi, tehnisi laboratorium,
patologi, peralatan yang terkontaminasi dan kotor (pekerja
sterilisasi/CSSD), limbah yang terkontaminasi dan kotor (pekerja
pemeliharaan atau utilitas)

7
4) Setelah kontak dengan pasien

➢ Ketika meninggalkan sisi pasien, setelah menyentuh pasien

➢ Setelah kontak dengan kulit utuh atau pakaian pasien atau


permukaan lingkungan di pasien

5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

➢ Setelah menyentuh benda atau furniture ketika meninggalkan


lingkungan pasien, tanpa menyentuh pasien

➢ Situasi yang menggambarkan setelah kontak dengan lingkungan


pasien

➢ Setelah kegiatan pemeliharaan seperti mengganti linen pasien,


memegang rel tempat tidur, membersihkan meja di samping tempat
tidur dan lain-lain

➢ Setelah kegiatan perawatan seperti mengatur tetesan infus,


mematikan alarm monitor

➢ Setelah kontak dengan permukaan atau benda mati seperti


sandaran tempat tidur, meja pasien, tiang infus

B. Saat Kebersihan Tangan untuk Pasien


Pasien perlu mendapatkan edukasi tentang kebersihan tangan. Pasien
berhak mengingatkan petugas melakukan kebersihan tangan setiap kali
akan memberikan perawatan atau melakukan tindakan kepada dirinya agar
meminimalkan resiko pemindahan patogen penyebab infeksi antar pasien,
petugas-pasien, maupun melalui peralatan.
Pasien perlu melaksanakan kebersihan tangan saat:
a) sebelum dan sesudah makan
b) setelah menyentuh cairan tubuh (urin, dahak, ingus, dan lain-lain)
c) setelah dari kamar mandi/WC

C. Saat Kebersihan Tangan untuk Pengunjung


Pengunjung perlu mendapatkan edukasi tentang kebersihan tangan melalui
program penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit, melalui media
leaflet, poster, banner, dan lain-lain. Pengunjung perlu melakukan
kebersihan tangan pada saat:

8
a) Setiap menemui pasien
b) Setelah menemui pasien/kontak dengan lingkungan sekitar pasien
c) Setelah kontak dengan cairan tubuh
d) Sebelum meninggalkan rumah sakit
e) Sebelum dan setelah makan

2. PERSIAPAN MEMBESIHKAN TANGAN


A. Air Mengalir
Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran
pembuangan yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka
mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat
cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi dipermukaan kulit.

B. Sabun
Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan
mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan
permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan
mudah terbawa oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang
dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan.

C. Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada kulit
atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang
memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik
memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada kulit
setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi
kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat disterilkan.
Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada
kulit secara maksimal terutama kuman transien. Kriteria antiseptik yang kita
gunakan adalah sebagai berikut:
➢ Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora).
➢ Efektivitas
➢ Kecepatan aktivitas awal

9
➢ Efek residu yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
➢ Tidak mengakibatkan iritasi kulit
➢ Tidak menyebabkan alergi
➢ Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
➢ Dapat diterima secara visual maupun estetik

3. PROSEDUR STANDAR MEMBERSIHKAN TANGAN

A. Teknik Membersihkan Tangan dengan Sabun dan Air harus dilakukan


seperti di bawah ini:
1) Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
2) Tuangkan 3 - 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan
tangan.
3) Ratakan dengan kedua telapak tangan.
4) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
5) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
6) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
7) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
8) Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
9) Bilas kedua tangan dengan air mengalir.
10) Keringkan dengan tisue towel sampai benar- benar kering.
11) Gunakan tissue towelnya untuk menutup kran.
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan
lembab dan air yang tidak mengalir, maka:
a. Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum
pengisian ulang.
b. Jangan menambahkan sabun cair kedalam tempatnya bila masih ada
isinya, p e n a m b a h a n ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri
pada sabun yang dimasukkan.
c. Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai
tambahan antiseptic (seperti Dettol atau Savlon), mikroorganisme
dapat bertahan dan berkembang biak dalam larutan ini (Rutala
1996).

10
d. Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau
gunakan ember dan gayung, tampung air yang telah digunakan dalam
sebuah ember dan buanglah di toilet

Figure 1Gambar 1. Cara Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air


B. Hand Rub Antiseptic (Hand Rub Berbasis Alkohol)
Penggunaan hand Rub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih efektif
membunuh flora residen dan flora transient daripada mencuci tangan
dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini
cepat dan mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora
tangan awal yang lebih besar (Girou et al. 2002). Hand Rub antiseptik juga
berisi emollient seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi
dan melembutkan kulit.
Teknik untuk menggosok tangan dengan antiseptik
➢ Tuangkan secukupnya hand rub berbasis alkohol untuk dapat mencakup
seluruh permukaan tangan dan jari (kira- kira 1 (satu) sendok teh).
➢ Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah tangan,
khususnya di antara jari-jari jemari dan di bawah kuku hingga kering.
Lakukan praktek kebersihan tangan dengan 6 (enam) langkah cuci
tangan.

11
Agar efektif, gunakan secukupnya larutan handscrub sesuai petunjuk
pabrik (sekitar 1 (satu) sendok teh, 3-5 cc).
Yang perlu diperhatikan:
a. Hand rub antiseptic tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau
cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih
dahulu.
b. Untuk mengurangi “penumpukan” emollient pada tangan setelah
pemakaian hand rub antiseptic berulang, tetap diperlukan mencuci
tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5-10 aplikasi handscrub
(bila memungkinkan dan tersedia tempat hand wash ditempat yang
terdekat).
c. Hand rub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek
residual yang terbatas dibandingkan dengan hand rub yang berisi
campuran alkohol dan antiseptik seperti khlorheksidin.

2Gambar 2. Cara Mencuci Tangan dengan Larutan Berbahan Dasar Alkohol


Diterjemahkan dari:
WHO.2005. Guidelines on Hand Hygiene in Health Care (Advanced Draft) : A Summary. WHO:
Geneva.

12
3. Upaya Meningkatkan Kebersihan Tangan
Upaya yang dapat untuk meningkatkan kepatuhan petugas melakukan
kebersihan tangan, seperti:
a. Menyebarluaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga
kebersihan tangan di mana tercantum bukti mengenai efektifitasnya
dalam mencegah penyakit dan perlunya petugas kesehatan untuk
mengikuti panduan tersebut.
b. Melibatkan pimpinan/pengelola rumah sakit dalam diseminasi dan
penerapan pedoman kebersihan tangan
c. Menggunakan teknik pendidikan yang efektif, termasuk role model
(khususnya supervisor), mentoring, monitoring dan umpan balik positif.
d. Menggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua petugas
kesehatan, bukan hanya dokter dan perawat, untuk meningkatkan
kepatuhan
e. Mempertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan yang efektif untuk
menjaga kebersihan tangan sehingga membuat petugas lebih mudah
mematuhinya

Kunci keberhasilan meningkatkan kepatuhan berasal dari berbagai


intervensi yang melibatkan perubahan perilaku, pendidikan kreatif,
monitoring dan evaluasi, dan lebih penting adalah keterlibatan dukungan
pimpinan dan semua pihak.

4. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menjaga Kebersihan Tangan


a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dilakukan apabila tangan
terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein.

b. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi


tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda.

c. Jangan gunakan handrub berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor.

d. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang


tidak utuh, darah atau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap/handuk tissue sekali
pakai.

e. Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3 mm melebihi ujung
jari, tidak boleh menggunakan kuku buatan dan cat kuku saat
bertugas. Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah
kuku (ruang subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi

13
(McGinley, Larson dan Leydon; 1988). Kuku yang panjang dapat
berperan sebagai reservoir untuk bakteri gram negatif (P. aeruginosa),
jamur dan pathogenlain (Hedderwick et al.2000). Kuku panjang, baik
yang alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung tangan
(Olsen et al.1993). Serta kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir
untuk bakteri gram negative.

f. Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan, termasuk


kuku palsu, cuteks atau pewarna kuku.

g. Jangan mencuci sarung tangan saat digunakan diatara pasien

h. Tidak dianjurkan menggunakan handuk pakai ulang atau tissue rol

i. Setelah melakukan kebersihan tangan tidak menyentuh permukaan


lingkungan sebelum melakukan tindakan

14
BAB V

DOKUMENTASI

1. Leaflat kebersihan tangan


2. Poster hand hygiene
3. Banner 6 langkah cuci tangan
4. Lembar monitoring hand hygiene/formulir audit cuci tangan

15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai