Anda di halaman 1dari 51

Manajemen Kejadian Luar Biasa:

Healthcare-Associated Infections

Mariani Situmorang, SKM,MHA


Pelatihan IPCN, Jakarta 26 Januari 2016
Tujuan Penyajian
Pada ahir pelatihan, peserta:
 memahami konsep dasar manajemen KLB di RS

 memahami peran IPCN dalam investigasi dan


penanggulangan KLB
 Termotivasi mempelajari lebih lanjut Epidemiologi
HAIs dan Manajemen KLB HAIs, agar

 Sesuai dengan peran, fungsi, dan tugasnya di RS,


IPCN mampu bertindak proaktif, tepat, dan dalam
investigasi dan penanggulangan KLB
2 Mars-ManKLB-IPCN-Mei2014
Pokok Bahasan

1. Dasar Pemikiran
2. Review Definisi2, dan Epidemiologi HAIs
3. Pengertian & Penyebab KLB
4. Tim Manajemen KLB
5. Investigasi KLB
1) Persiapan investigasi
2) Tujuan dan Sasaran investigasi
3) Langkah-langkah investigasi
6. Penaggulangan KLB
7. Kesimpulan
3
Mars-ManKLB-IPCN-Mei2014
Dasar Pemikiran (1)

Rumah Sakit: Institusi yang komplex yg dikunjungi


oleh pasien/masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan/ mengalami kesembuhan penyakit;
namun pada saat yg sama,
RS memungkinkan pasien “BERISIKO” memperoleh
infeksi  HAIs yang dapat mewabah

Prinsip moral: Insiden HAIs harus dicegah /angka HAIs


harus diturunkan  Program PPI RS  Patient Safety
4
mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
World Alliance for Patient Safety October 2004

5 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016


• Indoneisa: Keselamatan Pasien
DLL
6 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
For Nursing Profession Dasar Pemikiran(2)
•"It may seem a strange
principle to enunciate as Dengan berbagai peran
the very first requirement
in a hospital that it should
signifikan & fungsi penting
do the sick no harm" yang “built in” di dalam
Florence Nightingale dirinya, IPCN/ perawat
profesional merupakan
kelompok penentu
keberhasilan
pencegahan/penurunan
angka HAIs

IPCN/ perawat profesional


membutuhkan berbagai
Ilmu/pengetahuan/ketera
mpilan, diantaramya
Epidemiologi HAIs dan
manajemen KLB HAIs
7 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
mars-IPCN HIPPII-jan2016
Beberapa Definisi (1)
Endemi: Keberadaan suatu penyakit/infeksi pada
tingkat prevalensi yang biasa ( “normal” ) di suatu
populasi tertentu.
Epidemi: Peningkatan jumlah penyakit/infeksi yang
tidak biasa (lebih tinggi dari yg diharapkan) di suatu
populasi tertentu pada periode tertentun  KLB/
outbreak
Jumlah kasus

Endemi Epidemi

Waktu

Pandemi: Epidemi yang meluas di banyak


negara/global epidemi
8
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Beberapa definisi (2)

Kolonisasi: berkembang biaknya mikroba pada


permukaan tubuh tanpa menunjukkan tanda infeksi;
menjadi sumber/memudahkan terjadinya infeksi

Infected

Colonized

Patogenitas: kemampuan suatu agent menimbulkan


penyakit
Virulensi: kemampuan suatu agent menimbulkan
penyakit yang berat/fatal/mematikan
9
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Beberapa Definisi (3)

Incidence: Jumlah kasus baru yang


terjadi di suatu populasi pada periode
waktu tertentu  Incidence Density
Attack rate/Incidence Attack Rate:
jumlah orang terserang penyakit/infeksi
di antara populasi yang berisiko
terserang infeksi tsb. Second Attack
Rate
Prevalence: Jumlah kasus yang ada di
suatu populasi pada periode waktu
tertentu
10 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
Beberapa Terminologi (4)

Relative Risk (RR): Rasio dari risiko penyakit/infeksi/


kematian pada orang yang terpapar dibanding risiko
penyakit/infeksi pada orang yang tidak terpapar. RR:
ukuran hubungan antara suatu penyakit/infeksi/kematian
dengan faktor yang sedang diselidiki/diteliti  mis, saat
analisa pada investigasi KLB.
Odd Ratio: Estimasi RR apabila dijumpai penyakit yang
jarang terjadi.

Pengalaman Sakit/infeksi Tidak sakit


Terpapar faktor
etiologi
a b
Tdk terpapar faktor
etiologi
c d

Menghitung RR = a/(a+b) dibagi dengan c/(c=d), dan


Estimated RR = Odd Ratio = a x d / b xc
11
Mars-Riset Keperawatan:Manajemen KLB- 29 Sep 2014
Contoh Menghitung AR, RR, OR
Pada tanggal 27 September 2014, seorang mahasiswa Akper
mengadakan pesta ulang tahun di Aula RS Suka Ria dan dihadiri
oleh 100 orang. Beberapa saat setelah acara makan malam, 12
orang hadirin menderita sakit/gangguan pencernaan. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa: 8 dari yang sakit tersebut
memakan ikan pepes dan 25 orang dari yang tidak sakit juga
memakan ikan pepes yang dihidangkan di pesta tersebut.
Hitunglah Attack Rate dan Relative Risk data tersebut.

Sakit Tidak Sakit Total Attack Rate (%)


Memakan Ikan 8 25 33 24.2
Tidak makan ikan 4 63 67 6.0
Total 12 88 100

Relative Risk yang memakan ikan adalah: 24.2 : 6.0 = 4.


Perbedaan risiko = 24.2% – 6% = 18.2%
Odd Ratio = 8 x 63 : 4 x 25 = 504 : 100 = 5.04
12
Mars-Riset Keperawatan:Manajemen KLB- 29 Sep 2014
Beberapa Definisi (5)

 Epidemic Curve (Kurva epidemi): histogram , kasus di-”plot”


berdasarkan tanggal kejadian penyakit, Time interval (pada X axis) harus
berdasarkan masa inkubasi atau latency period dan lamanya periode
distribusi kasus.

Epi curve: dapat memberikan informasi


tentang karakteristik KLB, seperti:
Pola penyebaran
Besarnya (magnitude) masalah
Kecenderungan waktu (time trend)
Pemaparan (exposure) dan/atau
masa inkubasi penyakit
Outliers (1st & last cases excluded)
Tipe sumber outbreak single-point source
(sumber tunggal), atau propagated
(menyebar dari orang pertama ke orang
kedua dst ke orang berikutnya/ke daerah
lain yang lebih luas)
13 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
Review Epidemiologi
(Yunanai: Epi = atas, demos = penduduk, logos = ilmu)

Epidemiologi: Ilmu yang mempelajari:


 hal-hal yang terjadi pada penduduk serta
determinannya (faktor penentunya di suatu populasi).
 bagaimana terjadinya penyakit/ infeksi di suatu
populasi, distribusi/penyebarannya dan
diterminannya (faktor yg menentukan/ faktor risiko)
pada suatu waktu/periode tertentu.
Tujuan Epidemiologi , a.l:
 Menjelaskan hubungan antara penyakit dan/atau
infeksi dengan populasi/pasien berisiko
 Menentukan besarnya masalah dgn pengukuran
angka/rate morbiditas, mortalitas, penganalisaan,
dan interpretasi data tersebut secara akurat.
14  Program PPIRS:Mars-KLB
Pencegahan
HIPPII-Jan2016
& Pengendalian IRS
Ruang Lingkup Epidemiologi
Epidemiologi menjawab inquiries:
A. Bagaimana infeksi/penyakit terja-
di/ berkembang? Mengatasinya? Epidemiologi
B. Siapa/kelompok mana yang Deskriptif:
paling berisiko mendapat infeksi? memberi
C. Bagaimana penyebaran penyakit gambaran
menurut sifat “Orang,Tempat , kejadian dgn
Waktu ”? 3 parameter
epidemiologi:
D. Seberapa besar masalah
PTT
infeksi/penyakit yang timbul?

E. Apa sebab-akibat terjadinya Epid. Analitik:


penyakit? & Apakah ada korelasi memberi jawaban
antara timbulnya penyakit pada uji hipotesa dgn;
individu/kelompok dgn derajat  Studi obsevasi-
pemaparan mereka terhadap onal;
15 faktor risiko?
mars-IPCN HIPPII- Jan 2016  Std experimental
Metode Epidemiologi
Epidemiologi Deskriptif: 3 variabel
 Time (Waktu): kapan waktu kejadian  musim,
bulan, tahun
 Place (Tempat): Ruangan Perawatan, ICU, dll
 Person (Orang): Usia, sex, pekerjaan, jenis
penyakit, faktor risiko (intrinsik, ekstrinsik)

Mengidentifikasi masalah kesehatan pada kelompok


populasi berisiko agar dapat dilakukan pencegahan
dan pengendalian infeksi.
16
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Triad (Segitiga) Epidemiologi
Dalam Epidemiolgi, salah
satu pendekat-an utk
menjelaskan timbulnya
suatu pe-nyakit adalah
model Triad Epidemiologi
yang terdiri atas: Host,
Agent, Envi-ronment (H-A-
E) yang saling terkait &
mempengaruhi. H-A-E
berinteraksi secara
dinamis.
Environment mempengaruhi Agent dan Host .
Terjadinya penyakit/infeksi :adanya perubahan signifikan salah
satu unsur , & terjadi disequilibrium.
mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
17
Kondisi H-A-E di RS yg meningkatkan
(risiko) HAIs  outbreak
Host:
 rentan 
sangat rentan
 Health ignorant
 dll

Environment:
• Manajemen:
• tdk ada sistim
Mnjment wabah
• Kebijakan AB (?)
• Petugas tdk “compliant”
program/SOP PPI
Agent: berragam  • Lingkungan Sanitasi RS
resisten thd AB kurang/buruk
• dll
18 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Triad (Segitiga) Epidemiologi (3)

Interaksi H-A-E (yang masing-masing memiliki


berbagai karakteristik) menentukan:

 Siklus dan moda transmisi infeksi/penyakit


(Airborne-based, Droplet-based, Contact-
based transmissions)
 Natural history (riwayat alamiah) penyakit
 Tindakan pencegahan dan pengawasan
infeksi/penyakit
 Status/kondisi sehat (wellness), sakit
(illness) individu/kelompok
19 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
The Disease Transmission Cycle

6 Agent 1
Disease-producing MOs
Susceptible Reservoir
Host
Person who can Place where the agent lives
become infected Break in/on humans, animals, plants
5 the chain
the soil, air or water
2
Place of
Entry Place of Exit
Where the agent
Where the agent
enters the next host Method of
4 3
leaves the host
Transmission
How the agent travels from place
to place (from person to person)

20 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
The Chain of Infection/Disease Transmission (3)

21 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016


Figure : Chain of Transmission: Example: MRSA
Spread of Disease & Transmission
Infection in one person can be transmitted to others:

T
S
Susceptible P
S
Immune S
T
Sub-clinical
Clinical

Cases
O Patient “Zero” – the first case identified
Primary – the case that brings the infection into a population
O Secondary - Sub clinical
O Secondary – clinical: – infected by a primary case
O Tertiary – infected by a secondary case
22
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Agar mampu memutus rantai transmisi infeksi,
khususnya saat wabah, IPCN memerlukan, a.l:

 Pengetahuan berbagai ilmu, diantaranya:


Mikrobiologi, Epidemiologi (Eg. Riwayat
alamiah penyakit  Masa inkubasi dll) yang
memadai;
 Pengetahuan tentang Kewaspadaan Isolasi,
dan keterampilan serta motivasi melakukan
secara patuh setiap prosedur/tindakan yang
diwajibkan oleh kebijakan2/program PPI RS;
 Ketersediaan sistim, peralatan/perlengkapan
yg diperlukan untuk Kewaspadaan Isolasi.
 Pengetahuan Manajemen KLB
23 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
3. Pengertian KLB (Outbreak)
Kejadian Luar Biasa (Wabah)
Peningkatan jumlah kasus /insidens yang cukup
bermakna dari yang diharapkan, di suatu area pada
kurun waktu tertentu
Munculnya kasus baru yang sebelumnya belum pernah
ada atau yang sudah dinyatakan tiada

Outbreak (Epidemic)
New cases (incidence) in a given population, during a
given period, at rate that substantially exceeds what is
“expected”.
An increase in the occurrence of a disease by
reference to a recorded baseline rate.
Cases of infection that are clearly associated (in time
and place).

24 Be alert for the Pseudo-outbreak


Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Be alert for the Pseudo-outbreak

25 Mars-ManKLB-IPCN-Jan 2016
Penyebab dan Penyebaran KLB(1)
The categories of illness recognized to cause exposure and
possible outbreaks in the hospital environment include
communicable diseases that may have been acquired in the
community or Health Care Associated infections include:

 Infectious gastroenteritis
 Respiratory illness (Acute Respiratory Infections)
o Influenza
o Tuberculosis
o Whooping cough (Bordetella pertussis)
 Viral illness
o Measles virus
o Varicella zoster virus – (Chicken Pox (Varicella)
o Blood borne viruses –HIV, HBV, HCV
26
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Penyebab dan Penyebaran KLB(2)
 Multi-resistant organisms:
o Methicillin-resistant Staphylococcal aureus(MRSA)
o Vancomycin-resistant enterococci (VRE)
o Extended spectrum betalactamases (ESBL)
o Gentamicin resistant acinetobacter (GRAB)
o Metallo beta-lactimases (MBL)
 Anthropods
o Scabies Cross-transmission
between humans
Hand transmission
Penyebaran KLB melalui : Airborne agent
Waterborne agent
Foodborne agent
27
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
28 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Mengapa KLB terjadi di RS?
Umumnya berkaitan dengan:
 Tangan yang terkontaminasi
 Petugas kesehatan terinfeksi
 Lingkunagn/fasilitas yang tercemar
 Peralatan (invasive devices) yang terkontaminasi
 Prosedur yang tidak benar
 Kondisi suseptibilitas dan respons host
dimodifikasi secara natural atau drug-induced
immunosuppression ( AIDs, terapi kanker,
penyakit-penyakit malnutrisi, dll
 Produk terkontaminasi
 Kehadiran individu rentan/terinfeksi yang baru
berkunjung ke daerah yang sedang dijangkiti
suatu penyakit infeksi/mengalami endemi.
29
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
4. Tim Penanganan KLB
Penanganan KLB kerja sama terstruktur dari 3 komponen:
(tergantung Kebijakan RS)
Direktur Medik
Dir/Kabid Keperawatan
Kepala Ruangan

Tim KLB (multi disiplin): Manaje


 Ahli penyakit dalam/infeksi men
 Ahli epidemiologi
 Ahli mikrobiologi
 IPCN,
 Dokter PPI Tim
 dll KLB
Komite
Komite PPI
Komite Medik
Komite Perawatan
30 Mars-KLB HIPPII-Jan2016 Komite Keselamatan pasien
Peran setiap anggota Tim
berbeda menurut
tahap kejadian KLB ……….

31 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Peran petugas lapangan: Perawat Ruangan, dr, dll

32 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Peran petugas lapangan: Perawat Ruangan, dr, dll

33 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Peran IPCN dalam Tim, a.l

34 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Tugas Manajemen RS, a.l:
1. Menetapkan kebijakan berkaitan dengan kebutuhan
penanganan KLB (antara lain: sistim kewaspadaan
KLB, sistim komunikasi dgn pihak luar RS)
2. Menetapkan SOP bagi penanganan KLB (setelah
menerima masukan dari Komite-komite dan unit
terkait)
3. Menjamin tersedianya fasiltas bagi penanganan
kasus KLB (ruang isolasi, kelengkapan peralatan
dll)
4. Menjamin kecukupan petugas kesehatan/RS yang
kompeten menangani KLB (petugas sudah
mendapat pelatihan husus/terkait)

35
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Tugas Komite-komite, a.l:
1. Kepada Manajemen RS, Memberi masukan yang
berkaiatan dengan kebijakan penanganan KLB
2. Menetapkan diagmosa klinik kasus-kasus KLB
3. Memberi konsultasi kepada petugas klinik yang
langsung menangani kasus di ruang rawat.

Tugas Tim KLB, a.l:


Dengan difasilitasi oleh Manajemen RS dan bekerja
sama dengan Komite-komite, Tim KLB:
1. Menjamin keterlaksananya setiap kegiatan di
setiap langkah investigasi KLB
2. Menjamin keterlaksanaan (tepat waktu) setiap
tindakan penangulangan KLB
36
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
5. Investigasi & Penanggulangan KLB
A. Persiapan Agent

Ketersediaan Tim KLB (multi disiplin) Host Reservoi


Ketersediaan kebijakan & SOP terkait r

manajemen KLB Port of Port of


Ketersediaan fasilitas & peralatan entry exit

B. Tujuan dan Sasaran, a.l: Trans-


mission

Mengidentifikasi etiologi/agen penyebab KLB


Memastikan adanya KLB
Menemukan sumber infeksi dan mengetahui cara transmisi 
memutus rantai transmisi
Mengetahui besarnya masalah
Membuat rekomendasi-rekomendasi bagi penanggulangan
KLB dan pencegahan transmisi lebih lanjut
C. Langkah Investigasi & penanggulangan
37
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
*Outbreak Management (IFIC 2007)

1. Memastikan adanya wabah


2. Menetapkan diagnosa kasus yang dilaporkan 
mengidentifikasi agent
3. Menemukan kasus-kasus yang mungkin ada (secara
retrospektif atau concurrent )
4. Menetapan karakteristik kasus (Kumpul & organisasi
data menurut: “Time, Person, Place” dan menghitung
Incidence & Attack Rate
5. Membuat hipotesa
6. Menguji hipotesa (dengan studi khusus)
7. Melaksanakan tindakan pengendalian & tindak lanjut
8. Mengevaluasi keberhasilan tindakan pengendalian
9. Mengkomunikasikan dan menulis final report
38
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

1. Memastikan adanya wabah


 Banding kan kasus yang ada (current) dengan baseline
insidence (dari bulan-bulan/tahun-tahun sebelumnya). Jika
data tdk tersedia, bandingkan dengan data dari RS lain
atau data Sisitim Survei Nasional.
 Perhatikan hal-hal yang mungkin menyebabkan
peningkatan kasus yang melampaui “normal” , mis: definisi
kasus yang beda, unit yang melaporkan
bertambahpeningkatan kegiatan surveilans, dll

2. Menetapkan diagnosa kasus


Definisikan kasus berdasarkan faktor kesammaan:
 Populasi berisiko: mis, usia, ras, sex, sosioekonomi,
 Dala klinik, mis: onset simptom dan gejala, frekuensi dan
durasi tanda2 klinis yg berhubungan dgn outbreak, perlakuan
(treatment), peralatan (devices)
39
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

3. Menemukan kasus-kasus

Menemukan kasus yang mungkin ada (secara


retrospektif atau konkuren).
Kumpulkan data penting dan informasi spesimen dari:
 Medical record
 Hasil laboratorium
 Patient’s chart (catatan keperawatan)
 Dokter dan perawat ruangan

Perhatikan kasus yg muncul paling awal dan paling


akhir dari KLB yg kemungkinan tidak berhubungan
dengan KLB (outliers).

40 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

4. Menetapan Karakteristik Kasus


a. Mengumpul & mengelola data menurut: “Time,
Place, Person” (epidemiologi deskriptif).
# Time:
 Periode pasti terjadinya wabah
 Probable period of exposure
 Date of onset of illness for cases buat kura epidemi.
Apakah wabah common source (single point source)
atau propagated (sedang ada transmisi)?
# Place: Ruangan, OK, ICU, dll

# Person:
 Karakteristik pasien
 Kemungkinan pajanan
 Therapeutic modalities (piosedur invasif, antibiotika , dll)

41 b. Menghitung Incidence /Attack Rate


Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Contoh Menghitung AR, RR, OR
Pada tanggal 27 September 2014, seorang mahasiswa Akper
mengadakan pesta ulang tahun di Aula RS Suka Ria dan dihadiri
oleh 100 orang. Beberapa saat setelah acara makan malam, 12
orang hadirin menderita sakit/gangguan pencernaan. Dari hasil
wawancara diperoleh informasi bahwa: 8 dari yang sakit tersebut
memakan ikan pepes dan 25 orang dari yang tidak sakit juga
memakan ikan pepes yang dihidangkan di pesta tersebut.
Hitunglah Attack Rate dan Relative Risk data tersebut.

Sakit Tidak Sakit Total Attack Rate (%)


Memakan Ikan 8 25 33 24.2
Tidak makan ikan 4 63 67 6.0
Total 12 88 100

Relative Risk yang memakan ikan adalah: 24.2 : 6.0 = 4.


Perbedaan risiko = 24.2% – 6% = 18.2%
Odd Ratio = 8 x 63 : 4 x 25 = 504 : 100 = 5.04
42
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

5. Membuat Hipotesa

 Hipotesa tentang penyebab wabah


dikembangkan dari data klinik dan data
epidemiologis (Time, Place, Person).
 Buatlah dugaan (guess) terbaik untuk
menjelaskan observasi.
 Hipotesa harus menjelaskan mayoritas kasus.

43 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

6. Menguji Hipotesa
a. Menguji hipotesa memerlukan studi husus/dengan
pendekatan epidemiologi inferensial. Banyak investigasi
tidak mencapai tahap ini dan berhenti pada investigasi
dengan epidemiologi deskriptif. Fase pengujian hipotesa
merupakan fungsi dari ketersediaan tenaga/tenaga ahli,
severity of the problem, & resource allocation.
b. Contoh situasi yg memerlukan uji hipotesa: infeksi yang
berkaitan dgn produk komersil, infeksi yang berhubungan
dgn morbiditas besar
c. Analisa data yang data temuan investigasi menentukan
sumber transmisi dan risk factors yang berhubungan
dengan penyakit.
d. Jika diperlukan, investigator memperbaiki hipotesa dan
melaksanakan studi tambahan.
44
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

7. Melakukan tindakan intervensi & tindak lanjut


Tindakan intervensi disesuaikan dengan karakteristik
penyebab dan penyebaran KLB (mis, karakteristik
patogen, moda transmisi).
Umumnya, garis besar hal-hal yang dilakukan terdiri atas:
 Mengendalikan sumber patogem
 memusnahkan sumber patogen
 host menghindari pemaparan
 treatment orang yg terinfeksi
 disinfeksi peralatan
 Memutus transmisi
 Isolasi kasus
 Disinfeksi lingkungan
 Memodifikasi respons host terhadap pemaparan
45
Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

8. Mengevaluasi Keberhasilan
Tindakan Pengendalian

Indikasi keberhasilan:
 tidak muncul kasus baru
 Kondisi kembali ke endemic level
Jika setelah tindakan penanggulanagan tidak ada
perubahan re-evaluasi kasus
Manfaatkan moment outbreak untuk mereview dan
mengkoreksi praktik/tindakan RS yang bisa
berkontribusi bagi terjadinya outbreak di waktu yang
akan datang.

46 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

9. Mengkomunikasikan
dan Menulis Laporan Akhir (1)
Selama melakukan investigasi wabah, secara tepat
waktu, informasi terkini tentang investigasi wabah
harus dikomunikasikan kepada:
Manajemen RS,
Para ahli klinik/konsultan,
Komite-komite (PPI, Medik, dll)
Dinas Kesehatan,
Pada kasus/kondisi tertentu, informasi bisa
disampaikan pada publik/media.

47 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*

9. Mengkomunikasikan
dan Menulis Laporan Akhir (2)
Laporan ahir investigasi wabah meliputi :
deskripsi wabah,
intervensi yang dilakukan,
efektifitas/keberhasilan intervensi ,
dan ringkasan kontribusi/peran setiap anggota
tim investigasi, dan
Rekomendasi pencegahan wabah
Laporan dipublikasi di jurnal ilmiah dan dapat
digunakan sebagai legal dokumen

48 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Berakhirnya KLB HAIs
KLB berakhir disebabkan faktor berikut:
 Tdak ada individu yang rentan
 Individu yang rentan sudah mengidap
penyakit
 Tidak ada pemaparan ke sumber
infeksi/penyakit
 Individu meninggalkantempat sumber
penyakit
 Tidak ada lagi sumber kontaminasi
 Berkurang kerentanan pasien
 Patogenitas patogen berkurang
49 Mars-KLB HIPPII-Jan2016
Kesimpulan
 Penanggulangan KLB HAIs melibatkan berbagai unit dan
profesi yang tergabung dalam TIM Penanggulangan KLB
 salah satunya adalah IPCN (dan link IPCN di Ruangan)
 Sistim Penanggulangan KLB dan personalia Tim
Penanggulangan KLB harus tersedia di RS.
 Peran proaktif IPCN dalam setiap laangkah penanggulan
KLB HAIs satu faktor penentu keberhasilan
penggulangan KLB HAIs
 Agar mampu berperan profesional, penguasaan
(mastery) konsep dasar pengetahuan/ keterampilan
diperlukan IPCN, diantaranya: Epidemiologi dan
Biostatistik.
50 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016
Thank you

God bless you


marianidozen@gmail.com
51 mars-IPCN HIPPII- Jan 2016

Anda mungkin juga menyukai