Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alat pelindung diri merupakan suatu perangkat yang digunakan oleh
pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja
yang kemungkinan dapat terjadi ditempat kerja. Penggunaan APD oleh
pekerja pada saat bekerja merupakan upaya menghindari risiko bahaya
ditempat kerja.
APD dirumah sakit merupakan alat yang digunakan oleh pasien,
pengunjung maupun pendampin pasien untuk dirinya dari mikroorganisme
yang terdapat pada suatu tempat pelayanan yang biasanya digunakan
petugas pada saat tindakan pada pasien. Penggunaan APD dalam program
K3 RS pada suatu rumah sakit sering dikaitkan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi bagi petugas kesehatan.
Petugas kesehatan yang mempunyai risiko infeksi mengharuskan dirinya
menggunakan APD

B. TUJUAN
Penggunaan APD adalah untuk mengurangi kontaminasi penyakit yang
terjadi di rumah sakit umum daerah Cengkareng karena transmisi
mikroorganisme melalui darah, droplet, maupun airbone, udara maupun
kontak langsung.
Dengan tersedianya alat pelindung diri yang tersedia di rumah sakit
umun daerah Cengkareng yang digunakan secara tepat dan disyaratkan,
diharapkan tidak terjadi kentaminasi dan penularan penyakit akibat
transmisi mikroorganisme.

C. DEFINISI
Pengertian Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja.

1
Alat pelindung diri adalah kelengakapan yang wajib digunakan pada saat
bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja sendiri dan orang yang ada disekelilingnya
Alat pelindung diri merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh
seorang pekerja untuk melindungi dan menjaga dirinya dari kontaminasi dan
bahaya saat bekerja

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Alat Pelindung Diri di RSUD Cengkareng adalah alat pelindung diri


yang disediakan oleh rumah sakit umun daerah Cengkreng untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh
tenaga kerja RSUD Cengkareng dari bahaya di tempat kerja saat bekerja
di RSUD Cengkareng.
Pedoman alat pelindung diri ini diterapkan kepada seluruh kegiatan
yang memerlukan penggunaan alat pelindung diri dan pelaksana
Pedoman ini adalah seluruh pegawai di RSUD Cengkareng.
Penggunaan alat pelindung diri disesuaikan dengan jenis tindakan
dan kegiatan di setiap ruangan atau instalasi. Selain pengertian APD ada
adalah langkah langkah yang penting dan diperhatkan sebelum
menentukan APD yang akan digunakan:
1. Inventaris potensi bahaya yang dapat terjadi
2. Menentukan jumlah APD yang akan disediakan
3. Memilih kualitas / mutu dari APD yang digunakan
Alat pelindung diri yang di harus memenuhi ketentuan- ketentuan
• Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
• Berbobot ringan
• Dapat dipakai secara fleksibel
• Tidak menimbulkan bahaya tambahan

Dampak yang ditimbulkan dari tidák menggunakan alat pelindung diri


adalah terpapar penyakit akibat dari pekerjaanya secara langsung
maupun tidak langsung, penyakit yang dapat ditimbulkan dari tidak
menggunakan alat pelindung diri antara lain : Hepatitis B/C, HIV, TBC
dan lain-lain.
Apabila petugas kesehatan atau petugas rumah sakit bekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri yang telah ditentukan akan beresiko
terpapar dari penyakit yang ada di lingkungan RSUD Cengkareng atau
tempat petugas tersebut berkerja di RSUD Cengkareng

3
BAB III
KEBIJAKAN

A. Alat Pelindung Diri merupakan suatu perangkat yang di gunakan oleh


pekerja demi melindungi dirinya dari potensi bahaya serta kecelakaan kerja
yang kemungkinan dapat terjadi di tempat kerja.
B. Penggunaan Alat pelindung diri digunakan oleh pasien, pengunjung
maupun pendamping pasien maupun petugas sesuai jenis transmisi atau
penularan penyakitnya di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng.
C. Bagi petugas yang merawat pasien Alat Pelindung Diri di gunakan sesuai
jenis penularan/ transmisi penyakit.
D. Jenis – jenis alat pelindung diri yang tersedia di Rumah Sakit Cengkareng
1. Alat pelindung kepala
2. Alat pelindung telinga
3. Sarung Tangan
4. Masker
5. Alat pelindung pernafasan
6. Alat pelindung mata
7. Topi
8. Gaun Pelindung
9. Apron
10.Pelindung Kaki
E. Ketentuan dan tatalaksana penggunaan Alat pelindung diri.langkah –
langkah yang penting dan di perhatikan sebelum menentukan alat
pelindung adalah
1. Inventaris potensi bahaya yang dapat terjadi
2. Menentukan jumlah dan jenis APD yang akan di sediakan
3. Memilih kualitas/mutu dari APD yang di gunakan.
Alat Pelindung diri yang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
2. Dapat di pakai secara fleksibel
3. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
F. Pelaksanaan penggunaan Alat pelindung diri di sesuaikan dengan jenis
transmisi penyakit:
1. Alat pelindung kepala digunakan untuk melindungi kepala dari

4
benturan atau pukulan benda- benda, uap- uap korosif, debu, kondisi
iklim yang buruk, dan mencegah lilitan rambut dari mesin
2. Alat pelindung telinga untuk melindungi, mngurangi paparan
kebisingan yang masuk ke telinga
3. Sarung tangan untuk melindungi tangan dari bahan infeksius dan
melindungi pasien dari mikroorganisme dari tangan petugas.
4. Masker untuk menutupi hidung, mulut, bagian dagu dan rambut pada
wajah ( jenggot), masker di pakai untuk menahan percikan yang keluar
pada saat petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta percikan
darah atau cairan tubuh lainnya yang masuk hidung atau mulut.
5. Alat pelindung mata untuk melindungi mata dari percikan darah atau
cairan tubuh lainnya.
6. Gaun pelindung untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain pada saat merawat pasien yang di ketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular/ droplet, airborne.
7. Apron merupakan penghalang tahan air sepanjang bagian depan tubuh
petugas kesehatan terhadap tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi.
8. Pelindung Kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat
benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh
G. Seluruh pimpinan unit kerja mulai dari jajaran kepala ruangan sampai ke
jajaran kepala instalasi/ bagian / bidang wajib mengawasi kepatuhan pada
pasien, pengunjung serta karyawan yang berada di wilayah kerjanya.
H. Seluruh pimpinan unit kerja wajib memastikan ketersediaan sarana dan
prasarana alat pelindung diri melalui fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian yang baik.

5
BAB IV
TATA LAKSANA

a) UMUM
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam APD sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai
petugas untuk memproteksi diri bahaya fisik, kimia, biologi/ bahan
infeksius.
2) Alat pelindung diri terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator
Partikulat, pelindung mata (goggle), perisai/pelindung wajah, kap
penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu tertutup (Sepatu
Boot),
3) Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa
dari resiko darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidâk utuh
dan selaput lendir dari pasien ke petugas dan sebaliknya.
4) Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik
darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas.
5) Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai dilakukan.
6) Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memâkai sarung
tangan sambil menulis dan menyentuh permukăăn lingkungan.

6
b) JENIS - JENIS ALAT PELINDUNG DIRI YANG ADA DI RSUD CENGKARENG
1. ALAT PELINDUNG KEPALA
Berdasarkan fungsinya dapat di bagi 3 bagian
a. Topi pengaman ( Safety Heltnet ) untuk melindungi kepala dari
benturan atau pukulan benda- benda
b. Topi / tudung untuk melindungi kepala dari api uap-uap korsif, debu,
kondisi iklim yang buruk
c. Tutup kepala untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau
mencegah lilitan rambut dari mesin.
Alat pelindung kepala ini dapat dilengkapi dengan alat pelindung diri yang
lain, yaitu:
• Kaca Mata (gogle)
• Penutup muka
• Penutup telinga
• Respirator, dll
2. ALAT PELINDUNG TELINGA
Alat pelindung telinga ada 2 jenis yaitu :

• Sumbatan telinga ( ear plug ). Sumbat telinga yang baik adalah


memakai frekuensi tertentu saja. Sedangkan frekuensi untuk bicara
biasanya tidak terganggu.

• Tutup telinga (ear muff ). Tutup telinga sangat beragam Tutup telinga
mempunyai daya pelindung (Attenuasi) berkisaran antara 25-30 DB.
Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup telinga
dengan sumbat telinga, sehingga dapat mempunyai daya lindung yang
lebih besar.

3. SARUNG TANGAN
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan infeksius dan
melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini
merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran
infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien kepasien
lain untuk mencegah kontaminasi silang. Umpamanya, sarung tangan
pemeriksaan harus dipakai bila menangani darah, cairan tubuh, sekresi
dan eksresi ( kecuali keringat) alat atau permukaan yang terkontarninasi
dan kalau menyentuh kulit non intak atau selaput lendir.

7
Menggunakan sarung tidak dapat menggantikan cuci tangan atau
pemakaian antiseptic yang digosokan pada tangan.

a) JENIS SARUNG TANGAN


Ada 3 jenis sarung tangan
1. Sarung tangan bedah
Dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan
Sarung tangan bedah yang baik terbuat dari bahan lateks, karena
elastis, sensitive dan tahan lama dan dapat disesuaikan dengan
ukuran tangan. Karena meningkatnya masalah alergi lateks,
sedang dikembangkan bahan serupa, yang disebut nitril yang
merupakan bahan sintetik seperti lateks.
2. Sarung tangan disposible
Dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin
3. Sarung tangan rumah tangga
Dipakai sewaktu memproses peralatan menangani bahan-bahan
terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan yang
terkontaminasi.

b) KAPAN PEMAKAIAN SARUNG TANGAN DIPERLUKAN


Meskipun efektifitas pemakaian sarung tangan dalam mencegah
kontaminasi dari petugas kesehatan telah terbukti berulang kali
(Tenorio et al.2001) tetapi pemakaian sarung tangan tidak
menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan. Sebab sarung tangan
bedah lateks dengan kualitas terbaik sekalipun, mungkin mengalami
kerusakan kecil yang tidak terlihat, sarung tangan mungkin robek pada
saat digunakan atau tangan terkontaminasi pada saat melepas sarung
tangan (Bagg Jenkins dan Barker 1990; Davis 2001)

Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna bersih


harus digunakan oleh semua petugas ketika :
• Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh
lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas

8
• Melakukan prosedur medis yang bersifat invasive misalnya
menusukkan sesuatu ke dalam pembuluh darah seperti memasang
infus
• Menangani bahan bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi
atau menyentuh permukaan yang tercemar
• Menerapkan Kewaspadaan Berdasarkan Penularan melalui Kontak
yang di perlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang
telah diketahui atau dicurigai yang mengharuskan petugas
kesehatan menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika
memasuki ruangan pasien.
Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum
meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan
sabun atau dengan handrub berbasis alkohol.
Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien,
sebagai upaya menghindari kontaminasi silang ( CDC 1987 1) .
Pemakaian sepasang sarung tangan yang sama atau mencuci tangan
yang masih bersarung tangan, ketika berpindah dari satu pasien ke
pasien yang lain atau ketika melakukan perawatan di bagian tubuh
yang kotor kemudian berpindah ke bagian tubuh yang bersih, bukan
merupakan praktek yang aman. Doebbeling dan CoLleagues (1988)
menemukan bakteri dalam jumlah bermakna pada tangan petugas
yang hanya mencuci tangan dalam keadaan masih memakai sarung
tangan dan tidak mengganti sarung tangan ketika berpindah dari satu
pasien ke pasien lainnya.
Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan dua
lapis sarung tangan periksa atau sarung tangan bedah yang telah
diproses untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas
kebersihan, petugas laundry, pekarya serta petugas yang menangani
dan membuang limbah medis.

c) HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA PEMAKAIAN SARUNG


TANGAN
1. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai khususnya
untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai
dengan ukuran tangan dapat mengganggu keterampilan dan
mudah robek.

9
2. Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung
tangan robek.
3. Tarik sarung tangan ke atas manset gaun ( jika anda memakainya )
untuk melindungi pergelangan tangan.
4. Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak)
untuk mencegah kulit tangan kering/ berkerut.
5. Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan
merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari
lateks.
6. Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
7. Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari
langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya
fluoresen atau mesin rontgen, dapat merusak sarung tangan
sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai alat pelindung.

4. MASKER
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah ( jenggot ). Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah
atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan. maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
Masker yang adä, terbüat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain
kassa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa di diantaranya tahan
cairan, Masker yang di buat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi
tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Masker yang dibuat
dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel
berukuran besar ( 5 um ) yang tersebar melalui batuk atau bersin ke orang
yang berada di dekat pasien ( kurang dari I meter ). Namun masker bedah
terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar menutup pas
secara erat ( menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga mencegah
kebocoran udara pada bagian tepinya. Dengan demikian, masker tidak

10
dapat secara efektif menyaring udara yang dihisap ( Chen dan Welleke
1992 ) dan tidak dapat direkomendasikan untuk tujuan tersebut.

Ketika melepas masker, pegang bagian talinya karena bagian tengah


skerpaling banyak terkontanminasi (Rothroek, Ewen Smith 2003)

Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita


penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan
harus dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas
kesehatan.
➢ MASKER DENGAN EFISIENSI TINGGI
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis rnasker khusus yang
direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting
pada perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai
menderita flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi
misalnya N95 melindungi dari partikel dengan ukuran ≤ 5 rnikron yang
di bawa oleh udara. Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan
penyaring dan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa
ada kebocoran, dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu
pernafasan dan lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum petugas
memakai masker N95 perlu diadakan fit test pada setiap pemakaiannya.
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui airborne maupun droplet,
misalnya flu burung atau SARS, petugas kesehatan harus
menggunakan masker efisiensi tinggi. Pelindung ini merupakan
perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US National Institute ror
OCCU pational Safety dan Health ( NIOSH ) , disetujui oleh European
CE, atau standard nasional regional yang sebanding dengan standar
tersebut dari negara yang memproduksinya. Masker efisiensi tinggi
dengan tingkat efisiensi lebih tinggi dapat juga digunakan Masker
efisiensi tinggi, seperti khususnya N95, harus di uji pengepasannya ( fit
test ) untuk menjamin bahwa perangkat tersebut pas dengan benar
pada pemakainya.
➢ PEMAKAIAN MASKER EFISIENSI TINGGI
Petugas Kesehatan harus :

11
1. Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk
melihat apakah lapisan utuh dan tidak cacat. Jika bahan
penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut.
2. Selain itu masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong atau
terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan,
3. Memeriksa tali-tali masker memastikan tidak terpotong atau
rusak. Tali harus menempel dengan baik di semua titik
sambungan.
4. Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam ( jika ada )
berada pada tempatnya dan berfungsi dengan
➢ FIT TEST UNTUK MASKER EFISIENSI TINGGI
Fungsi masker akan terganggu / tidak efektif, jika masker tidak dapat
melekat secara sempurna pada wajah, seperti pada keadaan di bawah
1. Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah
bagian bawah atau adanya gagang kacamata.
2. Ketiadaan atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
3. Apabila klip hidung dari logam dipencet, dijepit, karena akan
menyebabkan kebocoran Ratakan klip tersebut di atas hidung
setelah anda memasang masker, menggunakan kedua telunjuk
dengan cara menekan dan menyusuri bagian atas masker.
4. Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum
memakai masker efisiensi tinggi.

5. ALAT PELINDUNG PERNAFASAN


Ada 3 jenis alat pelindung pernafasan :
1. Respirator yang sifatnya mernurnikan udara
➢ Respirator yang mengandung bahan kimia
• Topeng gas dengan kamister
• Respirator den gan cartridge
➢ Respirator dengan filter mekanik
• Bentuk hampir sama dengan respirator cartridge kimia
• Biasanya di gunakan pada pencegahan debu
➢ Respirator yang mempunyai filter mekanik dan bahan kimia
2. Respirator yang dihubungkan dengan supply udara bersih

12
Supply udara berasal dari :
➢ Saluran udara bersih Atau kompresor
➢ Alat pernafasan yang mengandung udara
Biasanya berupa tabung gas yang berisi ;
➢ Udara yang dimampatkan
➢ Oksigen yang dimampatkan
➢ Oksigen yang dicairkan
3. Respirator dengan supply oksigen
Biasanya berupa Self Breathing yang harus diperhatikan pada
respirator jenis tersebut di atas ;
➢ Pemilihan yang tepat sesuai dengan jenis bahaya
➢ Pemakaian yang tepat
➢ Pemeliharaan dan pencegahan terhadap penularan penyakit

6. ALAT PELINDUNG MATA


Melindungi petugas dari percikãn darah atau cairan tubuh laiñ
dengañ Cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata
(goggles) plastik bening, kaca mata pengaman, pelindung wajah dan
visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat
digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi
mata. Petugas kesehatan harus menggunakan rnasker dan pelindung
mata atau pelindüñg wajah, jika melakükañ tugas yang memungkinkan
adanya percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah.
Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat
menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.
Ada beberapa jenis alat pelindung mata diantaranya :
1 Kaca Mata Biasa (Spectacle Gogles )
Kaca mata 'terutama pelindung mata dapat dengañ mudah atau tanpa
pelindung samping.
Kaca mata dengan pelindung samping lebih banyak memberikan
perlindungan
2. Gogles
Mirip kacamata, tetapi lebih protektif dan lebih kuat terikat karena
memakai ikat kepala. Dipakai untuk pekerjaan yang amat
membahayâkan bagi mata.

13
7. TOPI
Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dari rambut tidak masuk ke dalam luka selama
pembedahan.Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien,
tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah
atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
Indikasi pernakaian topi pelindung:
➢ Tindakan operasi
➢ Petongan dan tindakan persalinan
➢ Tindakan insersi CVL
➢ Intubasi Trachea
➢ Penghisapan lendir massive

14
8. GAUN PELINDUNG
Gaun pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian
biasa atau seragam lain, pada merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/airbone. Pemakain gaun
pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi atau respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui
atau dicurigai menderita penyakit menular tersebuti petugas kesehatan
harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk
rnerawat pasien karerïa ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah,
Cairan tubuh, sekresi atau eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi
ujung lengan gaun sepenuhnya, Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area
pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak
dengan bagian yang potensial tercemar lalu cuci tangan segera untuk
mencegah berpindahnya organisme
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi bajü petugas dari
kemungkinan paparan atau percikan darah atau cairan tubuh, sekresi,
ekskresi atau melindungi pasien dari paparan pakaian petugas pada
tindakan steril, Jenis-jenis gaun pelindung:

➢ Gaun pelindung tidak kedap air


➢ Gaun pelindung kedap air
➢ Gaun steril
➢ Gaun non steril

Indikasi penggunaan gaun pelindung

Tindakan atau penanganan alat yang memungkinkan pencemaran atau


kontaminasi pada pakaian petugas, seperti:
➢ Membersihkan luka
➢ Tindakan drainase
➢ Menuangkan cairan terkontaminasi kedalam lubang buangan atau WC
toilet
➢ Menangani pasien perdarahan masif
➢ Tindakan bedah
➢ Perawatan gigi
Segera ganti gaun atau pakaian kerja jika terkontarninasi cairan tubuh
pasien (darah).

15
9. APRON
Apron yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan
air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatän. Petugas
kesehatan menggunakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan
perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan
prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi-
Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron akan mencegah
cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.

10. PELINDUNG KAKI


Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas
kaki._ Oleh karena itu, sandal " sandal jepit * atau sepatu yang terbuat dari
bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan . Sepatu boot karet atau sepatu
kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan., tetapi harus di agar
tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.
Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan
terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah
Tujuan pemakaian sepatu pelindung adalah melindung kaki petugas dari
tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan, sepatu
tidak boleh berlubang agar berfungsi optimal.
Jenis sepätu pelindung seperti sepatu boot atau sepatu yang
rnenutup seluruh perrnukaan kaki.
Indikasi pernakaian sepätu pelindung:
➢ Penanganan pemulasaraan jenazah
➢ Penanganan limbah

➢ Tindakan operagi
➢ Pertolongan Tindakan persalinan
➢ Penanganan linen
➢ Pencucian peralatan di ruang gizi
➢ Ruang dekontaminasi CSSD

16
c) FAKTOR - FAKTOR PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA
PEMAKAIAN APD
➢ Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan
➢ Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi
➢ Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat sampah infeksius yang telah
disediakan di ruang ganti khusus, lepas masker di luar ruangan
➢ Segera lakukan pencucian tangan dengan 6 langkah

d) URUTAN PENGGUNAAN APD


1. Topi
2. Apron (gaun pelindung)
3. Masker
4. Kacamata atau pelindung wajah
5. Sarung tangan dan sepatu booth

➢ GAUN PELINDUNG
• Tutupi badan sepenuhnya dari hingga lengan hingga bagian
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung.
• Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.

➢ MASKER
• Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan leher
• Pastikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
• Pastikan dengan erat melekat diwajah dan dibawah dagu sehingga
melekat dengan baik
• Periksa ulang pengepasan masker

➢ KACAMATA ATAU PELINDUNG WAJAH


• Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas

➢ SARUNG TANGAN
• Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun

e) CARA MELEPAS APD


Kecuali masker, lepaskan APD di pintu atau di anteroom. Masker dilepaskan
setelah meninggalkan ruangan pasien dan menutup pintunya,

17
URUTAN MELEPASKAN APD
1. Sarung tangan
2. Kacamata atau pelindung
3. Apron, gaun pelindung
4. Masker
5. Topi
6. Pelindung kaki

➢ SARUNG TANGAN

• Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi


• Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya
lepaskan
• Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan
yang masih memakai sarung tangan
• Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di
bawah sarung tangan yang di lepas di pergelangan tangan
• Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
• Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius

➢ KACA MATA ATAU PELINDUNG WAJAH


• Ingatlah hahwa bagian luar kaca mata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
• Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kaca mata
• Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang

18
➢ GAUN PELINDUNG
• Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
• Lepas tali
• Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
• Balik gaun pelindung
• Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat sampah
infeksius

➢ MASKER
• Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi JANGAN
SENTUH !
• Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas
• Buang ke ternpat sampah infeksius

✓ Semua alat pelindung diri harus di rawät sedemikian sehingga alat itu tetap
memberikan perlindungan yang berhasil guna. Terhadap faktor-faktur
yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamat kerja. Hal ini berarti bahwa
prosedur yang cocok untuk melaporkan kerusakan pemeriksaan rutin,
pembangunan perbaikan dan pembersihan harus dilaksanakan.

19
✓ Alat pelindung harus dilokasi dimana alat-alat itu kemungkinan besok
akan dipakai kembali dan di simpan baik-baik supaya tidak memburuk
dan rusak. Perawatan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting agar
fungsi alat pelindung diri tetap baik.
✓ Alat pelindung diri harus tetap dipelihara agar selalu dalam kondisi yang
baik, tetap bersih dan terawat. Pada saat tidak dipakai harus di simpan
baik untuk mencegah kerusakan dan hilang.
✓ Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan usaha untuk mengurangi
resiko secara maksimal, namun apabila pemakaian tidak tepat dapat
membahayakan atau menyebabkan kecelakaan kerja.
✓ Perawatan Alat Pelindung Diri ( APD ) dilakukan dengan maksud agar
semua pelindung diri tetap memberikan perlindungan yang efektif
terhadap faktor-faktor yang berbahaya bagi keselamatan dan kegehatan
kerja.
✓ Untuk mencegah kerusakan dan hilang sarana pelindung diri harus di

simpan dengan baik sesuai dengan ketentuan

20
BAB V
DOKUMENTASI

• Daftar Alat Pelindung Diri


• Daftar ketersediaan alat pelindung diri di tiap unit
• Formulir audit penggunaan APD

21
LAMPIRAN 1

DAFTAR ALAT PELINDUNG DIRI

KAMAR OPERASI • Penutup Kepala


• Sarung Tangan Steril Dan Non Steril
• Jas Operasi
• Apron
• Skort Plastik
• Pelindung Kaki
• Masker Bedah
• Kaca Mata Pelindung

NICU • Masker bedah


• Sarung tangan sterildan non seril
• Pelindung kaki
• Skort plastic
• Gaun
• Penutup kepala

PERINA • Sarung tangan sterl dan non steril


• Masker bedah
• Pelndung kaki

ISOLASI • Penutup kepala


• Sarung tangan steril dan non steril
• Gaun
• Skort plastic
• Pelindung kaki
• Masker bedah dan masker N95
• Kaca mata pelindung

AREA DISPENSING • Penutup kepala


(PENCAMPURAN OBAT • Sarung tangan steril dan non steril
STERIL) • Gaun
• Skort plastic
• Masker bedah
• Pelindung kaki
• Kaca mata pelindung

22
AREA PENCAMPURAN • Penutup kepala
OBAT SITOSTATIKA • Gaun
• Skort plastic
• Sarung tangan steril dan non steril
• Pelindung kaki/sepatu booth
• Kaca mata pelindung
• Lemari BSC
• Masker bedah dan masker N95

POLI MATA • Masker bedah


• Sarung tangan non steril
• Pelindung kaki

POLI ANAK • Sarung tangan steril dan non steril


• Jas dokter
• Pelindung kaki

POLI BEDAH UMUM, • Sarung tangan steril dan non steril


BEDAH SYARAF, • Jas dokter
ORTHPEDI • Masker bedah
• Pelindung kaki

POLI SYARAF -

POLI FISIOTHERAPI • Masker bedah


• Sarung tangan non steril
• Pelindung kaki

POLI INTERNIS • Sarung tangan steril dan non steril


• Jas dokter
• Masker bedah
• Pelindung kaki

POLI PARU TB-RO • Masker bedah/masker N95


• Pelindung kaki
• Jas dokter

POLI JANTUNG -

POLI UROLOGI • Masker bedah


• Sarung tangan steril dan non steril
• Jas dokter
• Pelindung kaki

23
POLI ANASTESI -

POLI KULIT DAN KELAMIN • Sarung tangan non steril


• Skort plastic
• Pelindung kaki

MCU -

POLI KEBIDANAN • Masker bedah


• Sarung tangan steri dan non steril
• Jas dokter
• Peindung kaki

POLI THT • Masker bedah


• Jas dokter
• Pelindung kaki
• Sarung tangan non steri

POLI GIGI • Masker bedah


• Kaca mata pelindung
• Sarung tangan non steril
• Gaun
• Jas dokter
• Celemek
• Pelindung kaki

RUANG RANAP • Asker bedah


• Sarng tangan steri an no steril
• Pelindung kaki
• Skort plastic
• Gaun

INTERMEDIETE • Sarung Tangan Steril Dan Non Steril


• Penutup Kepala
• Pelindung Kaki
• Kaca Mata Pelindung
• Skort Palstik
• Gaun
• Masker Bedah

24
ICU • Sarung Tangan Steril Dan Non Steril
• Penutup Kepala
• Pelindung Kaki
• Kaca Mata Pelindung
• Skort Palstik
• Gaun
• Masker Bedah

IGD • Sarung Tangan Steril Dan Non Steril


• Jas Dokter
• Celemek
• Skort Plastik
• Masker Bedah Dan Masker N95
• Pelindung Kaki
• Kaca Mata Pelindung

LABORATORIUM • Sarung Tangan Steril Dan Non Steril


• Jas Kerja
• Masker Bedah
• Kaca Mata Pelindung
• Pelindung Kaki

RADIOLOGI • Masker ( Jika Diperlukan )


• Apron Timbal
• Sarung Tangan (Jika Diperlukan)
• Pelindung Gonad
• Pelindung Tyroid
• Pelindung Kaki

FARMASI • Sarung Tangan Non Steri Dan Steril


• Masker Bedah
• Kaca Mata Pelindung
• Pelindung Kaki
• Skort Plastik
• Gaun

25
HEMODIALISA • Masker Bedah
• Sarung Tangan Steril Dan Non Steril
• Kaca Mata Pelindung
• Penutup Kepala
• Skort Plastik
• Gaun
• Pelindung Kaki

FISIOTERAPI • Masker Bedah


• Sarung Tangan Non Steril
• Pelindung Kaki

CSSD • Masker Bedah


• Sarung Tangan Non Steril
• Sarung Tangan Latex Panjang
• Kaca Mata Pelindung
• Pelindung Kaki (Sepatu Booth)
• Scort Plastik
• Penutup Kepala

ENDOSKOPI • Masker Bedah Dan Masker N95


• Sarung Tangan Steril Dan Non Steril
• Kaca Mata Pelindung
• Skort Plastik
• Gaun
• Penutup Kepala
• Pelindung Kaki

CLEANING SERVICE • Sarung Tangan Rumah Tangga


• Sarung Tangan Non Steril
• Masker Bedah
• Pelindung Kaki
• Penutup Kepala

26
LOUNDRY R. Pencucian (Line Kotor):
• Sarung Tangan Rumah Tangga
• Sarung Tangan Non Steril
• Masker
• Skort Plastik
• Pelindung Kaki (Sepatu Booth)
• Kaca Mata Pelindung
• Penutup Kepala
R. Pengeringan
• Sarung Tangan Non Steril
• Masker
R. Pnyetrikaan
• Sarung Tangan Non Steril
• Masker
R. Penyimpanan
• Masker
R. Distribusi
• Masker

PETUGAS GIZI • Topi Koki / Penutup Kepala


• Celemek / Skort Plastik
• Wearpack / Baju Kerja
• Sarung Tangan Plastik (Saat Penyajian
Makanan)
• Sarung Tangan Non Steril
• Sepatu Safety

RUANG REKAM MEDIS -


DAN AREA ADMINISTRASI

KAMAR JENAZAH • Sarung Tangan Non Steril


• Masker Bedah
• Gaun
• Skort Plastik
• Pelindung Kaki

27
BANK DARAH • Sarung Tangan Steril Dan Non Steril
• Masker Bedah
• Skort Plastik
• Gaun
• Pelindung Kaki

PERAWAT • Bila Melakukan Tindakan Pada Pasien


DOKTER Infeksi
• Sarung Tangan Steril Atau Non Steril
• Masker Bedah
• Skort Plastik / Gaun Bila Perlu
• Kaca Mata Pelindung Bila Perlu
• Pelindung Kaki Bila Perlu

PETUGAS GAS MEDIS • Penutup Kepala


TEKNISI • Masker Bedah
• Sepatu Safety
• Ear Muff

PEST CONTROL • Respiratori (alat perlindungan pernafasan)


• Sepatu Safety

28
LAMPIRAN 2

CARA PENGGUNAAN MASKER BEDAH

CARA PENGGUNAAN MASKER N 95

29
LAMPARAN 3

URUTAN MENGGUNAKAN APD

URUTAN MELEPASKAN APD

30
HALAMAN JUDUL

PEDOMAN
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)

DISUSU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG


JAKARTA BARAT
TAHUN 2019

RSUD Cengkareng
Jl. Kamal Raya, Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng Timur, Jakarta Barat 11730
Telp. (021) 54372874 (Hunting), Fax. (021) 5442693, Website: www.rsudcengkareng.com, email:
marketingrs@rsudcengkareng.com

31

Anda mungkin juga menyukai