Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH DAN BENDA

TAJAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG


TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan undang-undang No. 23/1992 tentang


kesehatan, Rumah sakit merupakan unit pelayanan
kesehatan dan dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan
atau oleh masyarakat (pasal 56 ayat 1 dan 2). Sehingga
rumah sakit yang merupakan sarana pelayanan kesehatan
terhadap individu pasien, keluarganya dan masyarakat
dengan inti pelayanan medik baik dari segi preventif, kuratif,
dan promotif yang diselenggarakan secara terpadu untuk
mencapai pelayanan kesehatan paripurna.

Dalam upaya pelayanan pelaksanaan kesehatan, fungsi


rumah sakit tidak bisa dipisahkan terhadap status derajat
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan yang ada.
Dengan kata lain bahwa keberadaan rumah sakit sebagai
sarana pelayanan kesehatan diharapkan tidak mengganggu
lingkungan yang ada sehingga terjadi penurunan kualitas
lingkungan akibat adanya pelayanan rumah sakit tersebut.
B. PENGERTIAN

Limbah (menurut PP NO 12, 1995) adalah bahan sisa suatu


kegiatan dan atau proses produksi. Sedangkan limbah rumah
sakit menurut Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah
semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair, dangas. Berikut adalah pengertian dari
istilah yang sering digunakan;

1. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah


sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah
sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
a. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yangtinggi.
b. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit diluar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.

2. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang


berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

3. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang


berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti
dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat
sitotoksis.

4. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan


darah, cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat
menularkan kepada orang lain.

5. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang


terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis
untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

6. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah


sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan
dengan cara mengurangi bahan, menggunakan kembali
limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
7. Bahan berbahaya. Setiap unsur, peralatan, bahan, atau
proses yang mampuatau berpotensi menyebabkan kerusakan.

8. Benda-benda tajam. Jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau,


skalpel, gunting,benang, kawat, pecahan kaca dan benda lain
yang dapat menusuk dan melukai.

9. Enkapsulasi. Pengisian wadah benda tajam yang telah 3/4


penuh dengan semenatautanah liat, yang setelah kering,
dapat dimanfaatkan untuk menambah gundukan tanah pada
bagian yang rendah.
10. Insenerasi. Pembakaran limbah padat, cair, atau gas mudah
terbakar (dapat dibakar) yang terkontrol untuk
menghasilkan gas dan sisa yang tidak atau tinggal sedikit
mengandung bahan mudahterbakar dilakukan oleh pihak
ketiga yaitu PT Jalan Hijau.

11. Kontaminasi. Keadaan yang secara potensial atau telah


terjadi kontak
denganmikroorganisme.Seringkalidigunakandalampelayanan
kesehatan,istilah tersebut umumnya merujuk pada adanya
mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi atau
penyakit.

12. Pembuangan adalah mengubur limbah, menimbun,


membuang, melempar, meletakkanataumelepaskan bahan
limbah apapun ke atau pada udara, tanah,ataupun
air.Pembuangan dilakukan tanpa bermaksud untuk
memungut kembali.
1) Pemilahan adalah pemilahan limbah padat dan
menyisihkan bahan-bahan yang masih bermanfaat
dari gundukan limbah di atas tanah.
2) Pengelolaan limbah adalah semua kegiatan, baik
administratif maupun operasional (termasuk kegiatan
transportasi), melibatkan penanganan, perawatan,
mengkondisikan, penimbunan, dan pembuanganlimbah.
3) Saluran kotoran adalah sistem pengumpulan dan
pengangkutan kotoran, termasuk saluran-saluran air,
pipa-pipa, tempat pompa.
4) Limbah infeksius adalah bagian dari limbah medis yang
dapat menyebabkan penyakitinfeksi.
5) Limbah kotapraja adalah limbah umum yang diurus
oleh Petugas Pembuangan Limbah Pemerintah setempat
(misalnya Dinas Kebersihan Kota) terutama dari rumah
tangga, aktivitas komersial, dan limbahjalanan.
6) Segregasi adalah pemisahan sistematis limbah padat
sesuai dengan kategori yang telahditentukan.
7) Wadah adalah tabung tempat penanganan,
pengangkutan, penimbunan, dan/atau akhirnya
pembuangan limbah.

13. Limbah lain yang tidak membawa mikroorganisme, tetapi


digolongkan berbahaya karenamempunyai potensi
berbahaya pada lingkungan meliputi:
1) Bahan-bahan kimia atau farmasi (misalnya kaleng
bekas, botol atau kotak yang mengandung obat
kadaluwarsa, vaksin, reagen disinfektan seperti
formaldehid, glutaraldehid, bahan-bahan organik seperti
aseton dan kloroform).
2) Limbah sitotoksik (misalnya obat-obat untukkemoterapi)
limbah yang mengandung logam berat (misalnya air
raksa dari termometer yangpecah, tensimeter, bahan-
bahan bekas gigi, dan kadmium dari bakterai yang
dibuang). Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat
didaur ulang (misalnya kaleng penyembur)yang
berbahaya dan dapat meledak apabila dibakar.
BAB II
RUANG LINGKUP

Pengelolaan limbah memiliki ruang lingkup di semua


ruangan: rawat inap, rawat jalan, ruangan perkantoran maupun
semua instalasi penunjang. Semua petugas di ruangan bersama
petugas dari sanitasi harus memahami bahwa pengelolaan limbah
dan benda tajam yang benar diperlukan untuk pencegahan dan
pengendalian infeksi.

Lingkup panduan pengelolaan limbah padat dan cair Rumah Sakit


Umum Daerah Cengkareng meliputi teknologi, pemeliharaan,
pengawasan dan tatalaksan pengolahan limbah padat dan cair.
Dalam panduan ini yang dibahas :

a) Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius


b) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah
c) Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat
d) Pengelolaan limbah cair
e) Pengelolaan benda tajam dan jarum
f) Pelaporan pajanan limbah infeksius
BAB III
KEBIJAKAN

A. Pengelolaan limbah harus memperhatikan prinsip sebagai


berikut :

1) Semua limbah beresiko tinggi harus diberi label/tanda


yang jelas.

2) Wadah / container diberi alas kantong plastic dengan


warna : kuning untuk limbah infeksius & B3, merah
untuk limbah radioaktif, Ungu untuk limbah sitotoksik,
hitam untuk limbah non medis / domestik.

3) Limbah tidak boleh dibiarkan atau disimpan >24jam

4) Kantong plastic tempat limbah tidak diisi terlalu penuh


(cukup ¾)

5) Wadah/container harus tertutup, tahan bocor, tidak


berkarat, mudah dikosongkan atau diangkat, mudah
dikosongkan atau diangkat, mudah dibersihkan dan
berada ditempat yang terlindungi binatang atau serangga.

6) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu


wadah anti bocor dan tahan tusukan (safety box), tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak.

7) Jarum dan syringe harus dimasukan kedalam “safety box”

8) Pengangkutan limbah harus menggunakan troli tidak


bersamaan dengan pengentaran kepasien.

9) Pembuangan atau pemusnahan limbah medis padat harus


dilakukan ditempat pengelolahan sampah medis dalam
hal ini rumah sakit bekerjasama dengan phak ketiga.

10) Petugas yang menangani limbah harus menggunakan


APD seperti sarung tangan khusus, masker,sepatu
tertutup, baju kerja, dan bila perlu helm.

11) Prinsip metode pembersihan ruang perawatan dan


lingkungan, pemilihan bahan desinfektan cara penyiapan
dan penggunaannya dilaksanakan berdasarkan telaah
panitia PPI RS untuk mencapai efektivitas yang tinggi.
BAB IV

TATA LAKSANA

Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

1. Identifikasi Limbah : Padat, Cair, Tajam, Infeksius, atau Non


infeksius
2. Pemisahan
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah

- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah

- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya

- Limbah cair segera dibuang kewastafel di spoelhook


3. Labeling
4. Penampungan:
a. Limbah padat infeksius: plastic kantong kuning
b. Limbah padat non infeksius: plastic kantong warna
hitam
c. Limbah benda tajam: wadah tahan tusukdan air
(safety box)
d. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau
sesuai jenis limbah.
5. Packing
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
b. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bias dengan
menggunakan kaki
c. Kontainer dalam keadaan bersih
d. Kontainer terbuatdari bahan yang kuat, ringan dan
tidak berkarat
e. Tempatkan setiap container limbah padajarak 10 – 20
meter
f. Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh

1. Pengelolahan Limbah Cairan Tubuh Infeksius


a. Petugas dengan menggunakan sarung tangan dan masker
b. Mengumpulkan limbah cair tersebut pada tempat khusus
c. Kemudian tempat khusus diberi larutan klorin 0,5%
d. Kemudian cairannya dibuang ke IPAL melalui wesafel di
siram air

2. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah


1. Limbah darah harus dibuang melalui spool hook yang akan
mengalir ke IPAL
2. serta komponen darah yang berupa sampah padat harus
ditaruh pada wadah dengan plastik kuning sebelum
diangkat menuju TPS B3

3. Pemulasaraan Jenazah dan Bedah Mayat


Penanganan untuk jenazah yang dilakukan oleh Rumah Sakit
Umum Daerah Cengkareng hanya sekedar melakukan
perawatan sebelum diperlihatkan kepada keluarga, bukan
pemulasaraan. Artinya jenazah dari Rumah Sakit Umum
Daerah Cengkareng dilakukan perawatan oleh pihak keluarga
masing – masing.
4. Pengelolaan Limbah Cair
1. Petugas dengan menggunakan sarung tangan dan masker
2. Mengumpulkan limbah cair tersebut pada tempat khusus
3. Kemudian tempat khusus diberi larutan klorin 0,5%
4. Kemudian cairannya dibuang ke IPAL melalui wesafel di
siram air

5. Pengelolaan benda tajam dan jarum

1. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu


wadah anti bocor dan tahan tusukan (safety box), tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak.

2. Jarum dan syringe harus dimasukan kedalam “safety box”

3. Pengangkutan limbah harus menggunakan troli tidak


bersamaan dengan pengentaran kepasien.

4. Pembuangan atau pemusnahan limbah medis padat harus


dilakukan ditempat pengelolahan sampah medis dalam hal
ini rumah sakit bekerjasama dengan phak ketiga.

6. Pelaporan pajanan limbah infeksius


1) Petugas yang terpajan datang ke IGD dan membuat laporan
tertulis pada buku laporan paska pajanan yang ada di IGD
atau mengisi formulir paska pajanan
2) Lapor ke tim PPI dan tim K3RS (apabila tim PPI dan K3RS
tidak ada atau pajanan terjadi di luar jam dinas, maka
petugas yang terpajan melapor ketasan langsung). Panitia
PPI akan melakukan tindak lanjut.
3) Petugas yang terpajan diberikan obat ARV maksimal 4jam
setelah kejadian, pemberian ARV dikolaborasikan dengan
dinas kesehatan setempat.
4) Menentukan status pasien sebagai sumber pajanan
terhadap status HIV,HBV, dan HCV.
5) Bila status pasien bebas HIV, HBV, dan HCV, dan bukan
dalam masa inkubasi, tidak perlu tindakan khusus untuk
petugas yang terpajan, tetapi jika petugas khawatir dapat
dilakukan konseling oleh dokter.
6) Bila status pasien HIV, HBV, dan HCV dari petugas yang
terpajan tersebut setelah 6 minggu, 3 bulan dan 6 bulan
kemudian.
BAB V

DOKUMENTASI

Audit pengelolaan limbah dan benda tajam dilakukan oleh Tim PPI
dan K3RS setiap bulan dan dilaporkan setiap 3 bulan sekali.
Pendokumentasian hasil audit pengelolaan limbah dan benda
tajam oleh anggota PPI dan K3RS.

Anda mungkin juga menyukai