Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid


NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
RSIA Prof. dr. H. M. Farid sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu RSIA Prof. dr. H. M. Farid dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang
bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan , tenaga kesehatan dan
pengunjung rumah sakit dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi baik kareana
perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit.Angka infeksi nosokomial
terus meningkat. Hasil Survey point prevalensi dari 11 rumah sakit di Jakarta
yang dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr.Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi
nosokomialsi untuk ILO (Infeksi Luka Opera) 18,9% ISK (Infeksi Saluran
Kemih) 15,1% pneumonia (24,5%) Infeksi saluran saluran napar lain 15,1%.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di RSIA Prof. dr. H. M. Farid dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya perlu ditetapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi pencegahan,
pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan
evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di RSIA Prof. dr. H. M. Farid(PPIRS)
sangat penting karena menggambarkan mutu pelayanan RSIA Ibu dan Anak
Amanat. Apalagi akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi baru (new
emerging, emerging diseases dan re-emerging diseases).
Wabah atau kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit infeksi sulit
diperkitakan datangnya, sehingga kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan
pencegahan serta pengendalian perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang
terjadi di RSIA Prof. dr. H. M. Faridtidak hanya dapat dikendalikan tetapi juga

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

dapat dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan prosedur


yang berlaku.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI
bersama World Health Organization (WHO) ke rumah sakit di
Propinsi/Kabupaten/ Kota disimpulkan bahwa Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSIA Prof. dr. H. M. Farid(KPPIRS) selama ini belum
berfungsi optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian ini juga menunjukan
bahwa anggota komite belum memahami dengan baik tugas, kewenangan, serta
tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah sakit.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Tim Akreditasi menyusun
Pedoman Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang merupakan
salah satu faktor pendukung yang sangat penting untuk mendapat dukungan dan
komitmen dari pimpinan RSIA Prof. dr. H. M. Farid dan seluruh petugas.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan RSIA Prof. dr. H. M. Farid dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi
di RSIA Prof. dr. H. M. Farid meliputi kualitas pelayanan, manajemen
resiko, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di RSIA Prof. dr. H. M.
Farid mengenai :
a. Konsep Dasar Penyakit Infeksi
b. Fakta-Fakta Penting Beberapa Penyakit Menular
c. Kewaspadaan Isolasi (Isolation Precautions)
d. Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
e. Petunjuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Pengunjung

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

f. Kesiapan Menghadapi Pandemi Penyakit Menular (Emerging Infectious


Diseases)

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan PPI adalah : (PI Pencegahan Infeksi), Precaution
Isolation (kewaspadaan isolasi), surveillans, pendidikan dan pelatihan,
kebijakan, penggunaan antimikroba yang rasional dan kesehatan karyawan.

D. BATASAN OPERASIONAL
IRS/Infeksi Rumah Sakit/HAIs :
Health care Asociated Infections. Pengertian yang lebih luas tidak hanya di RS
tetapi juga di fasilitas kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas pada pasien saja,
tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan
tindakan perawatan pasien.

Infeksi yang terjadi setelah lebih dari 48 jam paska MRS, bisa setelah keluar RS.
HAIs : Healthcare-associated infections / Infeksi Rumah
Sakit
IPCN : Infection Prevention and Control Nurse/Perawatan
dan Pengendalian infeksi / perawat coordinator.
IPCLN : Infection Prevention and Control Link Nurse/
PerawatPenghubung Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi /Perawat Pelaksana Harian.
IPCO : Infection Prevention and Control Officer
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KPPI : Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Patient Safety : Keselamatan pasien
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Perdalin : Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia
PPIRS : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSIA Ibu
dan Anak Amanat

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

SOP /SPO : Standard Oprational Procedure (standar operasional


prosedur)
TPPI : Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

E. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
2. Undang undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 1045/ MenKes/ Per/XI/ 2006 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan.
5. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 1144/ menKes/ Per/ VIII/ 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1333/ MenKes/ SK/XII/ 1999
tentang Standar Pelayanan RS.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/ Menkes/ SK/ III/ 2004
Tentang Standar Pelayanan minmal RS
8. Keputusan Mentri Kesehatan RI nomor 129/ MenKes/ SK/ II/ 2008
9. Surat edaran Direktur Jendral Bina Pelayanan Medik Nomor
HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.
10. Kepmenkes RI Nomor : 270/ MENKES/ III/ 2007 tentang Pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
11. Kepmenkes RI Nomor : 382/ MENKES/ SK/ III/2007 tentang Pedoman PPI
di RS dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
12. KepMenKes Nomor : 1204/ MenKes/ SK/ X/ 2004 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pimpinan dan petugas kesehatan dalam Komite dan Tim PPI diberi
wewenang dalam menjalankan program dan menentukan program dan
menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi.
Berikut ini distribusi ketenagaan :
1. Komite PPI disusun minimal terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota
Ketua sebaiknya dokter (IPCO/ Infection Prevention and Control Officer),
mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, memahami
masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.
Sekretaris sebaiknya perawat senior (IPCN / Infection Prevention and
Control Nurse), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
Anggota yang dapat terdiri dari:
Dokter ahli epidemiologi
Dokter mikrobiologi/ patologi klinik
Laboratorium
Farmasi
Perawat PPI / IPCN (Infection prevention and Control Nurse)
Instalasi Pemeliharaan Sarana RSIA Prof. dr. H. M. Farid(IPS-RS)
Sanitasi
Gizi
Cleaning Service
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Profesional lainnya (misal : bidan)
2. Tim PPI terdiri dari perawat PPI / IPCN dan 1 (satu) dokter PPI
3. RSIA Prof. dr. H. M. Farid harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu,
dengan ratio 1 (satu) IPCN untuk tiap (100-150) tempat tidur RSIA Prof.
dr. H. M. Farid. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

(Infection Prevention and Control Link Nurse) dari tiap unit, terutama bagi
yang beresiko terjadinya infeksi

B. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Komite PPI dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dan berkoordinasi
dengan satuan kerja lain. Kualifikasi Sumber Daya Komite PPI terdiri dari :
KUALIFIKASI
NAMA PENGALAMAN
NO
JABATAN FORMAL SERTIFIKAT KERJA
1 Ketua Dokter Pelatihan PPI Pengalaman
Komite spesialis / Dasar kerja 2 tahun
Umum / Gigi Mempunyai
minat dalam PPI
2 IPCO Dokter Pelatihan PPI Pengalaman
spesialis / Dasar kerja 2 tahun
Umum Mempunyai
minat dalam PPI
Memiliki
kemampuan
dalam
Leadership
3 IPCN Pendidikan Pelatihan Memiliki
min. DIII PPI Dasar komitmen di
Keperawatan Pelatihan bidang
IPCN pencegahan dan
pengendalian
infeksi.
Memiliki
pengalaman
kerja sebagai
kepala ruang atau
setara.
Memiliki
kemampuan
Leadership,
Inovatif dan
Confident
Bekerja full time
purna waktu.
4 IPCLN Pendidikan Diklat Pelatihan Memiliki
minimal D3 PPI Dasar komitmen di
bidang

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

pencegahan dan
pengendalian
infeksi.
Memiliki
kemampuan
Leadership

C. PENGATURAN JAGA
Ketua Komite PPI, IPCO dan IPCN setiap hari dinas pagi, sedangkan
IPCLN selain dinas pagi secara bergilir dengan diatur jadwal diruangan masing-
masing.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Sarana Kesekretariatan
1. Ruang Sekretariat dan tenaga sekretaris yang full time.
2. Komputer, printer dan internet
3. Telepon
4. Alat tulis kantor

B. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
1. Penerbitan Surat Keputusan untuk Komite dan Tim PPI RSIA Prof. Dr. H.
M. Farid
2. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
a. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
b. Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang
c. Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat
rutin.
d. Insentif / Tunjangan / Reward untuk Komite dan Tim PPI-RSIA
Prof. dr. H. M. Farid

C. Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional (SPO)


Kebijakan dan Standar Prosedur Operasioal yang perlu dipersiapkan di
RSIA Prof. dr. H. M. Farid adalah :
1. Kebijakan Manajemen
a. Ada kebijakan kewaspadaan standar (standard Precaution) :
Cuci tangan (Hand Hygiene)
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pemrosesan peralatan pasien
Penanganan limbah
Pengendalian lingkungan

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

Penanganan linen
Penanganan peralatan pasien
Hygiene respirasi/ etika batuk
Praktek menyuntik yang aman
Penempatan pasien.
b. Ada kebijakan tentang pengembangan SDM dalam PPI
c. Ada kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang
melibatkan tim PPI
d. Ada kebijakan tentang penggunaan antibiotik yang rasional
e. Ada kebijakan tentang pelaksanaan surveilans.
f. Ada kebijakan tentang pemeliharaan fisik dan sarana yang
melibatkan tim PPI
g. Ada kebijakan tentang kesehatan karyawan
h. Ada kebijakan hygiene respirasi/ etika batuk
i. Ada kebijakan penempatan pasien
j. Ada upaya pencegahan IDO ( Infeksi Luka Operasi ), dan
phlebitis

2. Kebijakan Teknis
Ada SPO tentang kewaspadaan standar (Standard Precaution) :
Ada SPO cuci tangan
Ada SPO penggunaan alat pelindung diri
Ada SPO pemrosesan peralatan pasien
Ada SPO penggunaan peralatan perawatan pasien
Ada SPO kesehatan karyawan/ perlindungan petugas kesehatan
Ada SPO penanganan limbah
Ada SPO pengendalian lingkungan
Ada SPO penanganan linen
Ada SPO penempatan pasien
Ada SPO Hygiene respirasi / etika batuk
Ada SPO praktek menyuntik yang aman

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

D. Fasilitas pengolahan limbah RS


Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
Identifikasi Limbah
o Padat
o Cair
o Tajam
o Infeksius
o Non infeksius
Pemisahan
- Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
- Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
- Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
- Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek
Labeling
a. Limbah padat infeksius:
- plastik kantong kuning
- kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius:
- plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam:
- wadah tahan tusuk dan air
Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah
Packing
o Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
o Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
o Kontainer dalam keadaan bersih
o Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
o Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10 20 meter
o Ikat limbah jika sudah terisi 3/4 penuh
o Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

Penyimpanan
- Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
- Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
- Beri label pada kantong plastik limbah
- Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
- Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
- Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
- Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau (oleh
kendaraan), aman dan selalu dijaga kebersihannya dan kondisi kering.
Pengangkutan
- Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
- Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
- Tidak boleh ada yang tercecer
- Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
- Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.
Treatment
- Limbah infeksius di masukkan dalam incenerator
- Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
- Limbah benda tajam dimasukkan dalam incenerator
- Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhok
- Limbah feces, urine kedalam WC.

E. Fasilitas sanitasi di Laundry(lihat pedoman pelayanan laundry).


Standar fasilitas Unit Kerja Pelayanan Instalansi Laundry yaitu :
STANDAR FASILITAS RUANG, FUNGSI INSTALASI LAUNDRY

No. Nama Ruang Fungsi Ruang Kebutuhan Fasilitas

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

1. Kepala Laundry Ruang tempat kepala Instalasi Meja kursi, lemari berkas,
bekerja dan melakukan kegiatan /arsip, telepon, safety box,
perencanaan dan manajemen Komputer
2. Administrasi R. tempat pencatatan masuk dan Meja, kursi, computer.
(pencatatan) dan uang keluar peralatan/perabot rusak dan Printer, safety box,
kerja staf ruang tempat staf bekerja Komputer dan peralatan
lainnya
3. Ruang Penerimaan R. Tempat penerimaan linen kotor Kursi, meja, rak dan
dan sortir dari unit2/ruangan2 kemudian kontainer
disortir
4. Ruang R. tempat melaksanakan Bak pembilasan awal, bak
Dekontaminasi/ dekontaminasi linen , meliputi Perendaman, dan bak
perendaman linen kegiatan pembilasan awal, pembilasan akhir
perendaman dan pembilasan akhir
5. Ruang cuci dan R. tempat mencuci dan Mesin cuci dan mesin
pengeringan linan mengeringkan linen pengering linen
6. Ruang strika dan R. tempat menyetrika dan melipat Strka, meja strika, meja
pelipatan linen linen lipat, dan handpress

7. Ruang perbaikan R. tempat memperbaiki/ menjahit Mesin jahit, benang,


linen linen setelah dicuci dan jarum, benang dan
dikeringkan peralatan perbaikan linen
lainnya
8. Ruang Penyimpanan R. tempat penyimpan linen bersih Rak/lemari
linen setelah dicuci, strika dan di lipat
9. Ruang dekontaminasi R. tempat melaksanakan Keran, selang dan alat
troli dekontaminasi dan pengeringan pengering
troli
10. Ruang Penyimpan R. tempat penyimpanan troli -
Troli bersih setelah dekontaminasi dan

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

dikeringkan
11 Gudang R. tempat penyimpanan bahan Lemari Rak
kimia seperti diterjen dll

12 KM/WC. Pengunjung KM/WC Klosed, Wastapel, kran,


tempat air

Persyaratan Khusus

Persyaratan Khusus fasilitas Unit Kerja Pelayanan Laundry yaitu:

1. Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai
2. Tersedia air panas untuk desinfeksi dengan desinfektan yang ramah terhadap
lingkungan.
3. Suhu air panas mencapai 75 dalam waktu 25 menit/95 C dalam waktu 10
menit untuk pencucian pada mesin cuci.
4. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakan dekat dengan saluran
pembuangan air limbah serta serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci
jenis-jenis linen yang berbeda.
5. Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan
awsal khusus laundry sebelum dialirkan ke Ipal RS.
6. Tidak disarankan untuk mempunyai tempat penyimpanan linen kotor.
7. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses laundri tidak
mengandung 6 x 10 spora spesies Bacillusper inci persegi.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Merupakan langkah- langkah pelayanan pencegahan dan pengendalian Infeksi di


masing masing unit kerja sbb :
1. Tata laksana pelayanan unit surveilens
a. Penanggung jawab
- IPCN
- IPCLN ruangan yang dilakukan surveilens
b. Perangkat kerja
- Status medis
- Form survei harian PPI
- Form survei bulanan PPI
- Form PPI
c. Tata laksana pelayanan
- IPCN mengumpulkan IPCLN untuk diberikan pengarahan
suveilens
- IPCN membagikan form survei harian, bulanan dan form SPO
- IPCLN melakukan monitoring survei harian sesuai ruangan.
- IPCN melakukan konfirmasi bila terjadi infeksi saat survei ,dan
divalidasi oleh dokter penaggungjawab pasien.
- IPCN merekap hasil survei harian yang dilakukan oleh IPCLN.
- IPCN melaporkan hasil survei kepada Komite PPI.
- Komite PPI melaporkan hasil surveilens kepada Direktur

2. Tatalaksana monitoring kebersihan lingkungan


a. Penanggung jawab
- IPCN, IPCLN
- Sanitarian
- Petugas kebersihan
b. Perangkat kerja

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

- Buku pedoman pembersihan


- Daftar bahan-bahan desinfeksi
c. Tatalaksana pembersihan
- IPCN dan Petugas kebersihan melakukan pertemuan rutin,
membahas dan evaluasi kinerja staf Petugas kebersihan
- Memberikan evaluasi bahan desinfeksi yang relevan dan ramah
lingkungan
- Memberikan pengarahan cara pembersihan tumpahan darah atau
cairan tubuh
- Memberikan pengarahan cara pembersihan lantai, dinding dan
ruangan
- Memberikan pengarahan pembersihan tumpahan darah atau cairan
tubuh pasien.
- Memberikan pengarahan penggunaan APD

3. Tatalaksana Linen
a. Penanggung jawab
- Petugas linen
- Petugas ruangan
b. Perangkat kerja
- Linen
- Buku penyerahan linen kotor
- Buku penyerahan linen bersih
c. Tatalaksana linen
- Petugas ruangan mengantarkan linen kotor setiap pagi
- Petugas linen mencocokan linen kotor yang diantarkan petugas
ruangan ditulis pada buku penyerahan linen kotor
- Petugas linen mengidentifikasi linen infeksius dan non infeksius
- Untuk linen infeksius dilakukan dekontaminasi dengan cairan
clorin 0,5% dan deterjen selama 10 menit
- Kemudian lakukan pencucian sesuai SPO

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

- Untuk linen non infeksius dilakukan pencucian sesuai.


- Penyediaan linen 2 x shift untuk menjaga ketersediaan linen
- Menyediakan kebutuhan linen seluruh Rumah Sakit.
- Swab linen bersih

4. Pelayanan kesehatan karyawan.


a. Penanggung jawab
- Komite PPI
b. Perangkat kerja
- Buku /data pemeriksaan kesehatan yang ada di HRD
- Data kesehatan karyawan.
c. Tata laksana
- Komite PPI mengidentifikasi unit yang harus dilakukan
pemeriksaan kesehatan
- Karyawan melakukan pemeriksaan kesehatan yang sesuai
ketentuan.
- Hasil diidentifikasi
- Bersama Bagian Umum melakukan analisa dan pencatatan
kesehatan.
- Komite PPI dan Bagian Umum melaporkan hasil pemeriksaan
kesehatan karyawan kepada direktur dan SMF

5. Pelayanan renovasi bangunan


a. Penanggung jawab
- Ketua komite PPI
- IPSRS
b. Perangkat kerja
- Papan pemberitahuan sedang dilakukan renovasi bangunan
- Pemeriksaan swab lantai
- Analisa dampak lingkungan (kebisingan dan debu)
- Papan/ alat penghalang renovasi.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

c. Tata laksana
- Tim pembangunan memberitahukan kepada PPI dan IPSRS bahwa
akan dilakukan renovasi bangunan.
- Bersama mengidentifikasi dampak :
Kebisingan, debu
Lokasi resiko ( rendah,sedang,tinggi)
renovasi
- Melakukan isolasi kegiatan dengan memasang papan
pemberitahuan renovasi,alat penghalang disekeliling area renovasi
- Edukasi kepada staf yang melewati area pembangunan agar
dimengerti.
- Setelah selesai pembangunan bagunan dilakukan tes swab lantai
dan didinding ruangan,jika hasil baik ruangan boleh digunakan

Selesai renovasi

uji swab/kultur udara


(Pihak ke 3)

Hasil baik Hasil tak baik

Ruangan siap digunakan Desinfeksi dinding dan lantai


dengan larutan chlorine 0,5 %

Lakukan swab ulang

Hasil baik ruangan siap


digunakan

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

6. Pelayanan pembuatan ruang Isolasi


a. Penanggung jawab
- Ketua komite PPI
- IPSRS
b. Perangkat kerja
- Ruangan bertekanan negatif ( exhaust fan dan ventilasi)
c. APD ( terutama masker bedah )
d. Tata laksana
- Komite PPI mengajukan pembuatan ruangan kohort kepada
direktur.
- Setelah ada disposisi kepada TIM pembangunan (IPSRS)
- Dilakukan pembuatan ruangan kohort yang bertekanan negatif
- Syarat dan denah terlampir

7. Pelayanan pemeriksaan baku mutu air dan lPAL


8. Kebersihan tangan
a. Penanggung jawab
- Ketua komite PPI
b. Perangkat kerja
- Alkohol handrub
- Air mengalir
- Wastafel
- Towel
- Sabun
- Clorhexidine 2% dan 4 %
c. Tata laksana
- Penyiapan SPO kebersihan tangan dan gambar kebersihan tangan
- Edukasi pada seluruh staf rumah sakit
- Audit kepatuhan kebersihan tangan mulai dari kepala
ruang,dokter,baru staf pelaksana
- Laporan audit kebersihan tangan

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB V
LOGISTIK

Logistik dalam pelayanan PPI adalah alat dan bahan pendukung program
dan kegiatan PPI.
A. Perlengkapan dan bahan habis pakai untuk cuci tangan
Washtafel dengan kran air mengalir
Sabun cuci tangan
Handrub
Tissu/ lap kering
B. Perlengkapan dan bahan habis pakai untuk dekontaminasi
Ember
Larutan clorin 0,5%
C. Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
Topi (nurse cup)
Kacamata(google)
Masker
Apron/celemek
Gaun/baju pelindung
Sepatu boat
Sarung tangan steril
Sarung tangan rumah tangga
D. Disinfektan
E. Leaflet-leaflet

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien di instalasi rawat inap dibagi ke dalam beberapa aspek


diantaranya :

A. Sumber Daya Manusia


1. Pengurangan resiko infeksi dari tindakan medis yang dilakukan
2. Menggunakan APD yang sesuai standar
3. Melaporkan setiap kejadian yang ditemukan

B. Fisik
1. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan
sekali
2. Lingkungan dan bed pasien yang terhindar dari kontaminasi silang.
3. Tempat tidur pasien harus yang menggunakan pengaman untuk pasien
dengan resiko jatuh.
4. Tersedianya ruang isolasi yang bertekanan negatif untuk pasien
infeksius.

C. Fasilitas
1. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
2. Tersedianya bahan dan alat pendukung pencegahan infeksi.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pakaian : Tersedianya Alat pelindung diri


B. Sarana
1. Ventilasi AC terdapat filter bakteri
2. Tersedianya APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
3. Tersedianya fasilitas penanganan sampah medis
4. Tersedianya instalasi pengelolaan air limbah
5. Tersedianya tempat pembuangan limbah padat
C. Budaya kerja
Petugas yang taat pada pedoman dan SPO PPI yang berlaku
D. Penanganan kecelakaan kerja : Adanya prosedur Profilaksis Pasca Pajanan
yang dilaporkan pada tim PPI.
E. Pemeriksaan kesehatan berkala vaksinasi berkala untuk petugas.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk meningkatkan mutu pelayanan PPI dibutuhkan beberapa hal untuk :


A. Tim PPI
1. Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjut PPI
2. Memiliki sertifikat PPI
3. Mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya dan sejenisnya.
4. Bimbingan teknis secara berkesinambungan.

B. Staf RSIA Prof. dr. H. M. Farid


1. Semua staf RSIA Prof. dr. H. M. Farid yang berhubungan dengan
pelayanan pasien harus mengikuti pelatihan PPI.
2. RSIA Prof. dr. H. M. Farid secara berkala melakukan sosialisasi/
stimulasi PPI.
3. Semua karyawan baru, harus mendapatkan orientasi PPI.
4. Semua staf RSIA Prof. dr. H. M. Farid harus mengetahui prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi.

C. Kebijakan dan prosedur dievaluasi setiap 3 (tiga) tahun untuk


disempurnakan.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKSTUR RSIA PROF. dr. H. M. Farid
NOMOR : 005/PPI.03/DIR/RSIA-PF/II/2017
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2017
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Pengendalian dan Pencegahan Infeksi ini disusun


dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan RSIA Prof. dr. H. M. Farid.
Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat tersusun panduan-panduan yang
terdapat pada ruang lingkup PPI dan tersusunnya prosedur atau protap PPI.

Seluruh staf RSIA Prof. dr. H. M. Farid dalam hal ini sangat memegang
peranan penting dan strategis untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi seluruh staf RS untuk meningkatkan mutu pelayanan RS.

PPI RSIA Prof. dr. H. M. Farid

Anda mungkin juga menyukai