Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN KALIDERES
JANUARI – DESEMBER 2022

I. Pendahuluan
“Health –care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi
yang paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal
sebagai infeksi Nosokomial atau disebut juga sebagai infeksi di rumah sakit
“Hospital Acquired Infections” merupakan persoalan serius karena dapat
menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien.
Kalaupun tidak berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama sehingga
pasien harus membayar biaya lebih banyak.
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi
yang tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan
empat hari setelah pasien masuk tempat pelayanan kesehatan, atau dalam
waktu 30 hari setelah pasien pulang. Dalam hal ini termasuk infeksi yang
didapat dari puskesmas tetapi muncul setelah pulang dan infeksi akibat kerja
terhadap pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%)
atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia. Kondisi ini
menunjukkan penurunan mutu pelayanan kesehatan. Tidak dipungkiri lagi
untuk masa yang akan datang dapat timbul tuntutan hukum bagi sarana
pelayanan kesehatan sehingga kejadian infeksi di pelayanan kesehatan harus
menjadi perhatian.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
merupakan kelompok yang beresiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari
pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada
pasien. Dengan demikian akan menyebabkan peningkatan angka morbiditas,
mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 1
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan maka perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI), yaitu program pelatihan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular.

II. Latar belakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas, perlu


dilakukan pengendalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial masih banyak dijumpai di Puskesmas dan
biasanya merupakan indikator bagi pengukuran tentang seberapa jauh
puskesmas tersebut telah berupaya mengendalikan infeksi nosokomial.

Pengendalian infeksi nosokomial dipelopori oleh Nightingale, Simmelweis,


Lister dan Holmes melalui praktek-praktek hygiene dan penggunaan antiseptik.
Tantangan dalam pengendalian infeksi nosokomial semakin kompleks dan
sering disebut disiplin epidemiologi Puskesmas.

Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah


yang besar, khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan
antibiotika dan obat-obat lain serta peralatan medis dan kerugian tak langsung
yaitu waktu produktif berkurang, kebjiakan penggunaan antibiotika, kebijakan
penggunaan desinfektan serta sentralisasi sterilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.

Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di fasilitas pelayanan


kesehatan maka perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
yaitu program pelatihan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Adapun landasan hukum dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


(PPI) ini adalah sebagai berikut.

1. Peraturan Menteri Kesehatan NO. 27 tahun 2017 tentang Pengendalian


dan Pencegahan Infeksi
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 2
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Standar
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

III. Dasar Hukum


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015,
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
tentang Pengendalian dan Pencegahan Infeksi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019,
tentang Puskesmas;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/MENKES/2007 tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan
Fasyankes Lainnya;
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/2007 tentang Pedoman PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;

IV. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 3
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semua unit dengan meliputi
kualitas pelayanan, management resiko, serta kesehatan dan
keselamatan kerja.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPI dalam melaksanakan
tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
b. Menggerakan segala sumber daya yang ada di Puskesmas dan
fasilitas kesehatan lain secara efektif dan efisien.
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di Puskesmas secara bermakna.
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan PPI Puskesmas.

V. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Pendidikan dan pelatihan pengendalian dan pencegahan infeksi

Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program kerja


Tim PPI, dalam pelatihan ini dipaparkan tentang pencegahan pengendalian
infeksi, struktur organisasi PPI dan uraian tugas serta tanggung jawab
masing-masing anggota. Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim PPI dan
bidang diklat.

2. Sosialisasi Tentang PPI Kepada Karyawan Puskesmas Kecamatan


Kalideres dan Masyarakat
Adapun sosialisasi merupakan suatu kegiatan memberikan pemaparan
atau penjelasan mengenai gambaran dari Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kecamatan Kalideres, hal ini bertujuan
agar PPI dapat dilaksanakan dnegan baik dipuskesmas.baik terhadap
karyawan ataupun masyarakat yang berkunjung termasuk sosialisasi
terkait etika batuk.
3. Monitoring Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi
Monitoring Pelaksanaan kewaspaan isolasi dilakukan tiap bulan, untuk
mengevaluasi apakah sudah berjalan dengan baik PPI dipuskesmas atau
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
Page 4
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
apa saja yang perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan baik dari
karyawan ataupun untuk pasien agar dapat terwujudnya kesehatan baik
karyawan dan pasien agar program tersebut dapat berjalan dengan baik

4. Pembentukan Ruangan Isolasi


Ruangan Isolasi adalah ruangan yang digunakan untuk memisahkan
pasien infeksius dengan pasien yang tidak infeksius sehingga dapat
meminimalisasi terjadinya Infeksi yang ada dilingkungan puskesmas
5. Pemenuhan APD pada Unit yang APDnya tidak Standar
APD Sangat Penting karna dengan APD kita dapat meminimalisasi
terjadinya kecelakaan kerja dan infeksi terhadap karyawan yang bekerja
6. Pemisahan Ruangan ISPA dan Non ISPA
Pemisahan ini sangat penting dalam penempatan pasien terutama
dalam pandemi karena dengan pemisahan ini dapat meminimalisir infeksi
yang akan menyebar diruangan tertentu
7. Imunisasi dan Pemeriksaan Gratis
Perlindungan karyawan sangat penting sehingga diperlukan imunisasi
terhadap beberapa penyakit menular agar dapat diberikan profilaksis dini
atau penanganan yang lebih lanjut, pemeriksaan gratis adalah merupakan
reward pada karyawan yang ulang tahun, jadi pemeriksaan ini akan
dilaksanakan untuk karyawan yang ulang tahun, sebelum dilakukan
pemeriksaan darah, karyawan dapat konsultasi dan meminta apa saj ayng
ingin ia periksa , sehinggam dengan begitu kita dapat menilai kesehatan
karyawan, dan dapat melakukan profilaksis untuk karyawan karyawan yang
memiliki penyakit kronis
8. Kaji Banding Ruangan Tekanan Negatif
Kaji Banding sangat diperlukan dalam melihat bagaiman apelaksanaan
tekanan negatif agar memberikan gambaran sebelum melakukan aplikasi
dalam pemenuhan tekanan negatif
9. Pembangunan Ruangan Tekanan Negatif

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 5
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Tekanan negatif sangat diperlukan untuk pasien pasien yang terinfeksi
dan dapat menularkan penyakit yang dapat menyebar melalui aerosol
sehingga, pembangunan ruangan ini sangat diperlukan.

10. Audit berkala


Audit berkala , audit ini adalah mengevaluasi secara langsung ke
petugas dari unit yang terkait dalam pelaksanaan universal precaution
dipuskesmas , meliputi beberapa hal dibawah ini
a. Kebersihan tangan/ hand hygiene

Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan


sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan
tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila
tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu bersih dan
terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin.

b. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai
petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan
infeksius. Tujuan pemakaian APD adalah melindungi kulit dan
membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh, sekret,
ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien ke petugas
dan sebaliknya. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.

c. Dekontaminasi Peralatan Pasien

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 6
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien dilakukan
penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan pasien yang
terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-cleaning, cleaning,
disinfeksi, dan sterilisasi) sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO).

d. Pengendalian Lingkungan

Pengendalian lingkungan di fasilitas pelayanan kesehatan, antara lain


berupa upaya perbaikan kualitas udara, kualitas air, dan permukaan
lingkungan, serta desain dan konstruksi bangunan, dilakukan untuk
mencegah transmisi mikroorganisme kepada pasien, petugas dan
pengunjung.

e. Pengelolaan Limbah

Risiko Limbah Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain


sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah tempat berkumpulnya
orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat sumber penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, juga menghasilkan limbah yang dapat
menularkan penyakit. Untuk menghindari risiko tersebut maka
diperlukan pengelolaan limbah di fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Penatalaksanaan Linen

Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi. Linen


terkontaminasi adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh
lainnya. Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus dilakukan
dengan hati-hati. Kehatian- hatian ini mencakup penggunaan
perlengkapan APD yang sesuai dan membersihkan tangan secara

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 7
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
teratur sesuai pedoman kewaspadaan standar dan sesuai SOP yang
ada.

g. Perlindungan Kesehatan Petugas

Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap semua petugas baik


tenaga kesehatan maupun tenaga nonkesehatan. Fasyankes harus
mempunyai kebijakan untuk penatalaksanaan akibat tusukan jarum
atau benda tajam bekas pakai pasien, sehingga dengan adanya
kebijakan tersebut akan memberikan dukungan kepada petugas atau
pasien yang terkena tusukan jaruh tersebut untuk segera
memeriksakan dirinya agar memutus transmisi penyebaran kuman
didalam dirinya, terutama untuk penyakit penyakit yang ditularkan
melalui transmisi darah.

h. Penempatan Pasien

Penempatan pasien disesuaikan dengan pola transmisi infeksi penyakit


pasien. Untuk pasien yang memiliki risiko penularan melalui airbone
diseace disarankan untuk ditempatkan diruangan yang terpisah seperti
pada poli TB, sehingga risiko terjadinya transmisi pada pasien lain
dapat diminimalisir

i. Kebersihan Pernapasan/ Etika Batuk dan Bersin

Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan


jenis transmisiairborne dan droplet. Fasilitas pelayanan kesehatan
harus menyediakan sarana cuci tangan seperti wastafel dengan air
mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker bedah.
Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas,
harus melaksanakan dan mematuhi langkah-langkah etika batuk dan
bersin.

j. Praktek Menyuntik yang Aman

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 8
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Pakai spuit dan jarum suntik steril sekali pakai untuk setiap
suntikan,berlaku juga pada penggunaan vial multidose untuk
mencegah timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai pada
pasien lain. Jangan lupa membuang spuit dan jarum suntik bekas pakai
ke tempatnya dengan benar, dan jangan lupa single hand dalam
membuka dan menutup jarum suntik.

k. Perawatan Luka

Dalam proses perawatan luka ataupun menjahit luka, jangan lupakan untuk
membersihkan daerah yang akan dibersihkan atau dihecting dengan
antiseptik yang sesuai, biarkan antiseptik mengering pada lokasi , dan jangan
pernah biarkan bagian tersebut disentuh kembali.

l. Kejadian Tertusuk Jarum

Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk


jarum suntik bekas pasien atau terpercik bahan infeksius maka perlu
pengelolaan yang cermat dan tepat serta efektif untuk mencegah
semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak diinginkan.

Sebagian besar insiden pajanan okupasional adalah infeksi melalui


darah yang terjadi dalam fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
HIV, hepatitis B dan hepatitis C adalah patogen melalui darah yang
berpotensi paling berbahaya, dan kemungkinan pajanan terhadap
patogen ini merupakan penyebab utama kecemasan bagi petugas
kesehatan di seluruh dunia. Sehingga dengan adanya penanganan
yang adekuat dapat meminimalisir transmisi penyebaran dan dapat
mencegah infeksi yang berlanjut.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 9
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
VI. Cara Melaksanakan Kegiatan
Mengusulkan pelatihan, menyelenggarakan pelatihan, melengkapi
sarana prasarana, melengkapi prosedur pelayanan, melakukan pencatatan,
evaluasi.
1. Observasi Langsung, Wawancara Petugas
2. Penyuluhan, Pelatihan dan Pendidikan yang terkait dengan PPI
3. Audit dan Monitoring Berkala
4. Evaluasi Kegiatan

VII. Sasaran
1. Terpenuhinya sarana prasarana pelayanan komite pencegahan dan
pengendalian infeksi di Puskesmas Kecamatan Kalideres dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan dan patient safety.
2. Terlaksananya kegiatan pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
yang multi disiplin antar profesi dan bekerja secara interdisiplin.
3. Sasaran Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan disusun untuk
digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang meliputi tingkat pertama, kedua, dan ketiga.

VIII. Lokasi Kegiatan


Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Kalideres Jakarta Pusat

IX. Struktur Organisasi


-

X. Sumber Dana dan Perkiraan Biaya


Anggaran kegiatan PPI diperoleh dari Biaya Operasional Keuangan
Puskesmas

XI. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 10
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
NO Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KET

Pelatihan dan Pendidikan


1 Pendidikan PPI
Terkait PPI
                       
2 Sosialisasi PPI                         per 3 bulan
Observasi Kewaspadaan
3
Isolasi                         setiap bulan
4 Monev Berkala                         per 6 Bulan
Pelaksanaan Ruangan dilaksanakan
5
Isolasi yang terpisah                         dari awal bulan
Pemenuhan Ruangan
6 ISPA dan Non ISPA dilaksanakan
yang terpisah                         terus menerus
Pelengkapan
7 Pemenuhan APD APD yang masih
                        belum lengkap

Pemeriksaan Gratis akhir Bulan


8 untuk yang berulang diharapkan
tahun tahun depan
                        sudah berjalan

Kaji Banding Ruangan Kaji Banding di


9
Tekanan Negatif Puskesmas lain
                       

Pembuatan Ruangan dilaksanakan


10 setelah kaji
Tekanan Negatif
                        banding

XII. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan


-

XIII. Spesifikasi Teknis


-

XIV. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 1 tahun melalui rapat rutin
yang dilaksanakan anggota tim PPI.
2. Pelaporan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 11
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap 1 tahun berdasarkan
masing-masing kegiatan yang dilakukan.

XV. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan
Pada setiap kegiatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
yang dilakukan ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti :
a. Identifikasi masalah masing-masing kegiatan pokok jika diperlukan
b. Ceklist Monitoring Rencana Kegiatan
c. Undangan
d. Daftar hadir
e. Risalah kegiatan
f. Dokumentasi gambar kegiatan

2. Laporan hasil kegiatan


a. Laporan Kegiatan
b. Dokumentasi kegiatan

3. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan
(maksimal 1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada
ketua tim PPI setiap 1 bulan sekali, yang akan dilanjutkan ke Kepala
Puskesmas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 12
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
4. Evaluasi kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan per 1 tahun sekali dengan cara
melihat hasil evaluasi kegiatan yang telah dijadwalkan
Jakarta, 02 Januari 2022

Mengetahui,

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Penanggung Jawab PPI

Kecamatan Kalideres Pusat Kesehatan Masyarakat

Kecamatan Kalideres

dr. Linda Lidya, M.Epid dr. Fitri Anjar Negara

NIP.197007071999032005 NIP. 10203219860618201602142

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


Page 13
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
Page 14
PENCEGAH DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Anda mungkin juga menyukai