Anda di halaman 1dari 45

Kekerasan terhadap anak

dr. Dhita
Puskesmas Kecamatan Gambir
Prestasi Anak-anak Indonesia

Pecatur junior Indonesia menorehkan prestasi yang


mengagumkan dengan meraih juara di 2nd Chelyabinsk
Region Governor’s Chess Cup Youth Team Tournament Cup
of Russia di Satka
Christian Murib (siswa SD asal Wamena) dan Natalisa Dori (siswa SD asal
Yapen Waropen) peraih medali emas Asian Science and Mathematics
Olympiad for Primary School (ASMOPS) 2011
Kekerasan Terhadap Anak
Kasus Kejahatan Seksual
BATASAN ANAK

UU No 23/2002 jo. UU No. 35/2014


Tentang Perlindungan Anak
•Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun termasuk anak
yang masih dalam kandungan.
Kekerasan adalah
segala tindakan yang
cenderung menyakiti
orang lain, berbentuk
agresi fisik, agresi verbal,
kemarahan atau
permusuhan (Taylor, 2000).
KEKERASAN DI SEKOLAH = BULLYING
MITOS/FAKTA
Bullying di sekolah adalah hal yang
wajar terjadi pada anak/remaja dan
tidak berpengaruh kepada
anak/remaja
MITOS
Kasus bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan
yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak
sebagai korban sehingga diperlukan kerja sama dari
berbagai pihak untuk mengatasi kasus bullying.
Anak yang dibully oleh temannya
adalah anak yang aneh, tidak
punya teman dan tidak percaya diri
MITOS
Faktanya: Bullying bisa terjadi pada anak dengan
berbagai karakter, bahkan anak yang berprestasi di
kelas sekalipun. Pelaku bullying seringkali mencari
berbagai alasan pembenaran atas perilaku mereka
dengan menyebutkan hal-hal negatif mengenai anak
yang dibully.
Bullying yaitu :
perilaku agresif yang dilakukan
berulang-ulang oleh seorang/
sekelompok siswa yang memiliki
kekuasaan, terhadap siswa/ siswi
lain yang lebih lemah, dengan
tujuan menyakiti orang tersebut.
• Bullying bukan tentang marah…
tapi tentang merendahkan…

• Membiarkan anak-anak
membahayakan orang lain tanpa
rasa empati, kasihan atau malu…
Faktor penyebab kekerasan didunia
pendidikan :
• Dari Guru
• Dari siswa
• Dari Keluarga
• Pola Asuh
• Orang tua mengalami masalah psikologis
• Keluarga disfungsional
• Dari lingkungan
Beberapa Faktor yang dapat menyebabkan munculnya
perilaku kekerasan , yaitu:

• Dendam

• Stabilitas emosi yang rendah

• Cara mendidik anak

• Tradisi

• Modelling
Tradisi
• Tradisi, yang dirasakan sebagai keharusan
untuk dilaksanakan.
• Hal ini biasanya muncul pada institusi tertentu
yang mewajibkan adanya kekerasan. Seperti
Ospek di sekolah, cenderung mengeksplorasi
ketakutan pada siswa baru melalui hukuman
atau acara-acara yang keras.
Modelling
• diperoleh dari media massa, seperti adegan
kekerasan di televisi, cerita silat, dan games
action.
• Contoh dari media menjadi model yang paling
cepat ditiru oleh individu karena kemajuan
teknologi memudahkan akses terhadap
media-media ini.
Kekerasan berdampak pada
prestasi di sekolah :

• Ketidakhadiran
• Mengurangi
proses belajar
• Mengurangi
waktu pengajaran
Apa yang harus dilakukan bila terjadi
kasus kekerasan ?
• Laporkan..!!
–Pihak Kepolisian (UPPA)
–P2TP2A
–Sarana Kesehatan : Puskesmas & RS
Integrasi antar layanan
PELAYANAN
KESEHATAN
•Pelayanan di
Intervensi Puskesmas
Krisis •Pelayanan di RS
PEMULANGAN
Datang •Dari LN ke titik
debarkasi
Sendiri PELAYANAN terdekat REINTEGRAS
REHABILITASI •Dari titik
SOSIAL
I SOSIAL
PENANGANAN debarkasi ke
Rujukan •Konseling provinsi asal • Keluarga
PENGADUAN •Rumah Aman •Dari provinsi ke • Keluarga
•Bimbingan kab/kota Pengganti
Rohani •Dari kab/kota ke
Penjang rumah korban
kauan
PENEGAKAN
HUKUM
BANTUAN
HUKUM

Administrasi

PENCATATAN DAN PELAPORAN


KORDINASI DAN KERJA SAMA PIHAK KEPOLISIAN

RS
(PPT/PKT)

DEPT/LEMBGA
KORBAN UPPA TERKAIT

LSM

KEJAKSAAN

RMH AMAN
(SELTER)
PENGADILAN
39
P2TP2A ditunjuk menjadi Lembaga Perlindungan

LEMBAGA PERLINDUNGAN (Pasal 16 Perda 8Tahun 2011 )


1) Dalam rangka pelayanan perlindungan kepada
perempuan dan anak dari tindak kekerasan, Pemerintah
Daerah membentuk P2TP2A sebagai pusat pelayanan
terpadu dalam perlindungan perempuan dan anak dari
tindak kekerasan termasuk korban tindak kekerasan.
2) P2TP2A sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berfungsi
sebagai pusat pelayanan terpadu dalam memberikan
perlindungan kepada perempuan dan anak dari tindak
kekerasan.

4
Pencegahan yg dilakukan P2TP2A
Sosialisasi kepada
Optimalisasi peran masyarakat tentang
keluarga wujudkan kebijakan bahaya
perlindungan dari kekerasan & hak
bahaya kekerasan korban

Pelibatan laki-laki
Membentuk Pos Pengaduan
dalam Pencegahan
bagi korban kerjasama dg
kekerasan di setiap
RPTRA, PKK dan lain lain
wilayah

Pelatihan dan capacity


building petugas pelayanan
(polisi, dokter,
pendamping)
43
Kontak Lembaga :
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Jl. Teuku Umar No. 10-12 Menteng, Jakarta Pusat 10350
Telp. 021-31901446, 31901556. Fax. 021-3900833
Website : www.kpai.go.id
Email Pengaduan : pengaduan@kpai.go.id
Email Humas: humas@kpai.go.id
Email Bidang Data dan Informasi : datainformasi@kpai.go.id

Anda mungkin juga menyukai