Anda di halaman 1dari 22

PRAKTEK

PENANGANAN KASUS
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Disampaikan pada acara :


Pelatihan Management Penanganan Kasus
Kekerasan Terhadap Perempuan
di Kabupaten Bima
DP3AP2KB Kab. Bima

Homestay Tambota , 26 Oktober 2022

Oleh : endang susilowati : Migrant Care NTB


• Penghargaan atas
harkat dan martabat
manusia
PRINSIP • Non diskriminasi
PENCEGAHAN
DAN • Kepentingan terbaik
PENANGANAN bagi korban
KAKERASN • Keadilan
TERHADAP
PEREMPUAN
• Kemanfaatan , dan
DAN ANAK • Kepastian hukum
Alur Penanganan : antar Kabupaten/Kota, antar Provinsi,
antar Negara.

• Pendampingan :
NGO. Paralegal,
tokoh agama/masy,
kader dll
• Laporan dari • Rujukan ke rumah
lembaga (UPTD PPA,
ASSESMENT sakit,/RSJ, PPT
RT/Desa, lembaga Bayangkara
lainnya) • Penjangkauan • shelter
• Pengaduan (keluarga, ke rmh korban (RPTC,Paramita,
TINDAK
teman, tetangga, • Investigasi, UPTD PPA dll) LANJUT
korban) mengumpulka • Mediasi : pelaku dan • Pemulihan
• Media massa (koran, n dokumen multistake holders • Reintegrasi
TV dll) pendukung • Bantuan Hukum : ekonomi, sosial
• Rujukan (UPTD PPA • Daftar kepolisian unit PPA
Kab/Kota, Dinas PPA) kebutuhan : • BKD : untuk kasus
• Pelayanan kesehatan, ASN
kesehatan. hukum, rumah • Psikoloh
(ditemukan) aman, • Sekolah
dokumen
lainnya. • LPSK Jakarta

LAPORAN TREATMENT
 KEKERASAN (FISIK, PSIKIS, SEX)

 PENELANTARAN ISTRI, ANAK.


Jenis kasus
 PENCULIKAN ANAK

 PEMALSUAN IDENTITAS

 PERKAWINAN YANG TIDAK TERCATAT

 IDENTITAS HUKUM ( akte kelahiran,


akte nikah )

 TIDAK DIGAJI, TIDAK BOLEH


BERKOMUNIKASI, PENEBUSAN

 PERDAGANGAN ORANG

 Dll.
CONTOH KASUS
• Suami membawa paksa 2 anak dari Kutai ke dan hal-hal yang harus
Lombok.( dokumen yang dikumpulkan: akte
diperhatikan
kelahiran anak, srt dari P2TP2A Kutai, akte
nikah, KTP dll)
• TKW yang disekap, tidak digaji, tidak boleh
berkomunikasi, tidak boleh pulang ke
Indonesia, dibunuh, dipenjara dll.
• Uruskan ahli waris.
• Kasus TPPO, pemalsuan dokumen, kesehatan
, rujukan ke RS Sanglah, galang biaya RS,
koordinasi dengan Pemda, media massa.
• Kasus KDRT, nikah siri dengan ASN, BKD, BKN,
Depdagri dll.
• Kasus pemerkosaan oleh 4 orang di Gianyar
Bali.
• Kasus KDRT, ketika sakit justru disuruh tidur
di dapur dan diusir.
 EKONOMI LAYANAN YANG DIBUTUHKAN
 PENDIDIKAN
BAGI KORBAN PEREMPUAN DAN
ANAK SERTA KORBAN TPPO
 HUKUM

 SOSIAL
 PENEGAKAN HUKUM
 PSIKOLOGIS
 BANTUAN HUKUM
 LAYANAN MEDIS
 LAYANAN PSIKOLOGI
 REHABILITASI SOSIAL
 JAMINAN
KESELAMATAN
 LAYANAN
PENDIDIKAN
 PENGASUHAN
 BANTUAN SOSIAL
Kekuasaan dan /atau
Mindset/pola pikir pemilik modal
menyalahkan korban

Kebijakan,
Anggaran pemerintah

Pimpinan dan
bawahan

Komitmen/
Persoalan keberpihakan.
dalam
pendampingan Sensitifitas
kasus gender/perempuan
dan anak

Keluarga
PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL

PELAPORAN PERLINDUNGAN

PENDAMPINGAN PENINDAKAN

PEMULIHAN KORBAN
KONSELING

LAYANAN LAYANAN
REHABILITASI PENDAMPINGAN KESEHATAN

BANTUAN HUKUM
cuplikan

“Pasal 15
• (1) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar salah satu atau lebih
kewajiban/ketentuan Pasal 2 ayat (1),ayat (2),Pasal 3 ayat (1),
Pasal 4 ayat (1),Pasal l4,tidak melaporkan perceraiannya dalam
jangka waktu selambat-lambatnya satu bulan terhitung mulai
terjadinya perceraian, dan tidak melaporkan perkawinannya
yang kedua/ketiga/keempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya satu tahun terhitung sejak perkawinan tersebut
dilangsungkan, dijatuhi salah satu hukuman disiplin berat
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
• (2) Pegawai Negeri Sipil wanita yang melanggar ketentuan Pasal 4
ayat (2), dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil;
n :
SIAPA t u ha
ebu isik, al,
BERPERAN K F si
o
ik os m, an
ps uku aya
h rd
KE b e
LU m
AR pe
5 GA

PEMERINTA
H 1
ANAK

A
AK
MA DAN
4 DAN

T SYAR
O
PEREMPUAN

NG
LEMBAGA
LAYANAN
2

3 APARAT
PENEGAK
HUKUM
UU 21 th 2007
TPPO
UU Perlindungan Anak
restitusi
23/2002 --- 35/2014
Perpu 1/2016
UU PERKAWINAN Ps 76 D perst, 76 E cabul
78 I eks seksual
1/1974 -----16/2019
Psl 7 (1) 19 th
KUH PIDANA
Ps.279, 280, 288, 436,332

PERMA NO.5 TH 2019 Kekerasan


Dispensasi ijin kawin terhadap PP 45 /1990
perempuan PP53/2010
Ijik kawin, cerai pns
dan anak Disimplin asn
KUH PERDATA
dicacatan sipil .
3. UU ADMINISTRASI
KEPENDUDUKAN
23/2006 ----24/2013
UU PKDRT No.23 UU DESA 6/2014 Manipulasi usia
Ps 93 pemalsuan dokumen 6 th
th.2004 Perdes penc kawin, Ps 94, mengubah, menambah, mengurangi , 3
th, 25 jt
anggaran, ramah anak,
sosialisasi
PERLINDUNGAN SAKSI DAN
KORBAN

Pasal 46 uu tppo 21/2007


• Untuk melindungi saksi dan/atau korban, pada setiap kabupaten/kota
dapat dibentuk pusat pelayanan terpadu bagi saksi atau korban tindak
pidana perdagangan orang.
Pasal 51
• (1) Korban berhak memperoleh rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial,
pemulangan, dan reintegrasi sosial dari pemerintah apabila yang
bersangkutan mengalami penderitaan baik fisik maupun psikis akibat
tindak pidana perdagangan orang.
• (2) Hak-hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh korban
atau keluarga korban, teman korban, kepolisian, relawan pendamping,
atau pekerja sosial setelah korban melaporkan kasus yang dialaminya atau
pihak lain melaporkannya kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3. RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL/PUSAT TRAUMA

Pasal 52
• (1) Menteri atau instansi yang menangani rehabilitasi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 51 ayat (1) wajib memberikan rehabilitasi
kesehatan, rehabilitasi sosial, pemulangan, dan reintegrasi sosial paling
lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diajukan permohonan.

• (2) Untuk penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi


sosial, pemulangan, dan reintegrasi sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membentuk rumah
perlindungan sosial atau pusat trauma.

• (3) Untuk penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2), masyarakat atau lembaga-lembaga pelayanan sosial lainnya dapat pula
membentuk rumah perlindungan sosial atau pusat trauma.
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS

Pasal 58
• (1) Untuk melaksanakan pemberantasan tindak
pidana perdagangan orang, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib mengambil langkah-
langkah untuk pencegahan dan penanganan
tindak pidana perdagangan orang.
• (2) Untuk mengefektifkan dan menjamin
pelaksanaan langkah-langkah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah
membentuk gugus tugas yang beranggotakan
wakil-wakil dari pemerintah, penegak hukum,
organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi profesi, dan
peneliti/akademisi.
• (3) Pemerintah Daerah membentuk gugus tugas
yang beranggotakan wakil-wakil dari
pemerintah daerah, penegak hukum, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, dan peneliti/akademisi.
Peraturan Pemerintah RI
No. 9 Tahun 2008
Tentang : Pelayanan Terpadu :
Tata cara dan mekanisme
pelayanan terpadu bagi
saksi dan/atau korban Perlindungan saksi
TPPO dan/korban TPPO oleh
Mandat pasal 46 (2) UU instansi/lembaga terkait
21 th.2007 tentang TPPO. sebagai satu kesatuan
penyelenggaraan :
 Rehabilitasi kesehatan
 Rehabilitasi sosial
 Pemulangan
 Reintegrasi sosial
 Bantuan hukum
 Secepat mungkin pada
PPT saksi dan/ atau korban
 Kemudahan,
Me WA kenyamanan,
pe mb JIB keselamatan, dan
la
pe yan erika
n a an n bebas biaya bagi saksi
ng da
an n dan/atau korban
an
 Menjaga kerahasiaan
saksi dan/atau korban
 Menjamin keadilan dan
kepastian hukum bagi
saksi dan/atau korban
Peran Serta masyarakat
UU TPPO
Pasal 61
• Untuk tujuan pencegahan dan penanganan korban tindak pidana
perdagangan orang, Pemerintah wajib membuka akses seluas-
luasnya bagi peran serta masyarakat, baik nasional maupun
internasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, hukum, dan kebiasaan internasional yang berlaku.
PERAN SERTA MASYARAKAT
UU Bantuan Hukum 16/2011

Pasal 19
• (1) Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan Bantuan
Hukum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
• (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Bantuan Hukum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Daerah.
• Pasal 9 Pemberi Bantuan Hukum berhak:
melakukan rekrutmen terhadap advokat, PARALEGAL, dosen, dan
mahasiswa fakultas hukum;
Peran serta masyarakat
UU PKDRT

PEMULIHAN KORBAN (Pasal 39 )


• Untuk kepentingan pemulihan, korban dapat memperoleh pelayanan dari:
• b. tenaga kesehatan;
• c. pekerja sosial;
• d. relawan pendamping; dan/atau
• e. pembimbing rohani.

Pasal 17
• Dalam memberikan perlindungan sementara, kepolisian dapat bekerja
sama dengan tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping,
dan/atau pembimbing rohani untuk mendampingi korban.
Pasal 15
• Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam
rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya
untuk:
• b. mencegah berlangsungnya tindak pidana;
• c. memberikan perlindungan kepada korban;
• d. memberikan pertolongan darurat; dan
• e. membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan
Pasal 14
• Untuk menyelenggarakan upaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan fungsi dan tugas masingmasing,
dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya.

1. KETERANGAN SAKSI
PASAL 184 KUHAP
2. KETERANGAN SAKSI AHLI
( ALAT BUKTI YG SAH )
3. PETUNJUK

4. SURAT

5. KETERANGAN TERDAKWA
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai