Anda di halaman 1dari 21

PERAN SHELTER WARGA

DALAM MELAKUKAN PENCEGAHAN


DAN PENANGANAN KASUS KTP/A
“PENDAMPINGAN DAN MANAJEMEN KASUS”

ABDUL GAFUR, S.H., S.I.Kom


ADVOKAT / KONSULTAN HUKUM
TIM TRC UPTD PPA MAKASSAR
SHELTER Refleksi……
WARGA ???
 Sebuah Gerakan Masyarakat yang terkoordinasi di tingkat Kelurahan untuk
berpartisipasi terhadap pemenuhan hak anak, Perlindungan, Pencegahan serta Pelayanan
Kasus bagi perempuan dan anak yang menjadi Korban tindak Kekerasan, baik secara
langsung, cepat dan aman.
 Shelter Warga memiliki 4 (Empat) Unit Layanan yaitu;
1. Unit Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM),
2. Unit Forum Anak Kelurahan (Pemenuhan Hak Anak) ,
3. Unit Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
4. Unit Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Di Kelurahan.
 Shelter Warga Memiliki Rumah Aman Sementara untuk menenangkan Korban KTP/A .
Rumah aman disepakati oleh pengurus Shelter Warga, tempatnya dirahasiakan dan
memiliki batas waktu 24 Jam.
PEMBINA
Walikota Makassar

WAKIL PEMBINA
Wakil Walikota Makassar

PENGARAH
1. Dinas PPPA Kota Makassar
2. Camat ………..

STRUKTUR PENANGGUNG JAWAB


SHELTER LURAH……

WARGA KETUA

SEKRETARIS

UNIT UNIT UNIT Penanganan UNIT


PATBM Forum Anak Kelurahan Kasus KTP/A Puspaga Kelurahan
UU No. 32/2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 35 /2014 tentang Perlindungan Anak
UU No. 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT)
UU No. 13/2006 tentang Perlindungan Saksi dan
DASAR Korban
HUKUM UU No. 21/2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Terkait KTP/A Perdagangan Orang (PTPPO)
UU No. 11 /2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak (SPPA)
UU No. 16 /2019 tentang Perkawinan
UU No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual (TPKS)
• Visi Pemerintah Kota Makassar “Kota Dunia Nyaman Untuk Semua”
• Semakin Meningkatnya Kasus Kekerasan yang dialami oleh Perempuan dan Anak dari Tahun Ke
Tahun
• Tidak adanya ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam melakukan pencegahan dan
Latar Belakang penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sehingga membuat warga masyarakat
Pembentukan Shelter kurang peduli.
Warga • Kurang terjangkaunya pelayanan dan penanganan kasus oleh masyarakat
• Kapasitas Shelter (Rumah Aman) UPTD PPA yang terbatas
• Terbatasnya Sumber Daya Manusia lingkup DPPPA terkait dengan penanganan kasus KTP/A.
• Masih kentalnya pemahaman masyarakat bahwa perempuan dan anak adalah subordinat dari laki-
laki
• Isu perempuan dan anak belum menjadi isu prioritas baik ditingkat RT/RW maupun kelurahan
• Masih terbatas kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tertangani.
 


TUJUAN dan MANFAAT
Shelter Warga
1.Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemenuhan Hak Anak, Perlindungan, Pencegahan dan Pelayanan Kasus KTP/A

2.Memutus mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan Anak

3.Sebagai Tempat Penanganan Sementara bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

4.Perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan terlayani secara langsung, cepat dan aman. 

5.Meningkatnya kepedulian warga dalam melakukan pencegahan, pelayanan dan pendampingan terhadap  korban  KDRT, KTP

dan KTA. Dapat dilihat dengan semakin banyaknya kasus yang tertangani oleh masyarakat yang dimediasi oleh shelter warga

6.Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga layanan, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak kasus yang

terlaporkan dan tertangani

7.Isu perempuan dan anak sudah menjadi isu prioritas baik ditingkat kelurahan maupun ditingkat RT/RW
1. Melakukan Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
2. Melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi kepada
Masyarakat sekitar terkait dengan KDRT, KTP dan dan KTA
3. Mendorong munculnya peran serta masyarakat dalam upaya
pencegahan, pendampingan terhadap korban KDRT, KTP dan dan KTA
4. Melakukan layanan bagi korban KDRT, KTP dan KTA :
Peran TIM  Menerima pengaduan dan registrasi korban
SHELTER  Memberikan layanan rumah aman/shelter bagi korban KTP/A
 Memberikan pendampingan yang diperlukan korban
WARGA  Mengadakan rapat kasus
 Merujuk kasus ke UPTD PPA, Sekta, Polres
Pendampingan dan Manajemen
KASUS KtP/A
• Orang yang mempunyai komitmen,
Siapa itu Pendamping?
kepedulian, kepekaan, dan pemihakan.
• Orang yang mempunyai pengetahuan
dan perspektif.
• Orang yang mempunyai ketrampilan.
• Melakukan pencegahan kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
• Untuk memfasilitasi, memediasi, dan
mendampingi korban (perempuan dan
anak).
• Melindungi korban kekerasan
perempuan dan anak.
Yang Harus
dimiliki •Pengetahuan.
Pendamping •Perspektif (cara
pandang).
•Ketrampilan komunikasi.
•Bukan pelaku kekerasan.
•Menjaga rahasia korban.
•Bersikap profesional.
Etika Pendamping
• Tidak melabeli, tidak menstigma, dan tidak mencap korban.
• Tidak menyalahkan atau menghukum korban.
• Tidak menghina korban.
• Tidak menggurui.
• Banyak mendengarkan.
• Menjaga kerahasiaan korban.
• Bersikap santun dan profesional.
• Tidak bersikap berlebihan dan menjanjikan sesuatu.
Kasus-kasus
Khusus • Perempuan korban kekerasan
seksual harus ditangani oleh
perempuan.
• Perempuan dan anak-anak yang
mengalami kekerasan berat,
sebaiknya langsung dirujuk ke
psikolog.
• Kasus-kasus tertentu yang sensitif
dan berat, sebaiknya langsung
dirujuk ke ahli/profesional.
•Non Diskriminasi
Prinsip
Penanganan
•Kesetaraan
Korban
•Yang terbaik bagi anak
•Kelangsungan hidup
dan perkembangan anak
•Penghargaan terhadap
pandangan anak
Penyelamatan Korban • Mendahulukan
keselamatan korban.
• Korban ditempatkan pada
lingkungan yang aman.
• Tempat korban hanya
diketahui oleh orang-
orang tertentu.
• Jika dibutuhkan harus
dilaporkan kepada aparat
keamanan.
Wawancara dengan • Tempat harus memberi
kenyamanan bagi korban.
Korban • Menunjukkan pemihakan
terhadap korban.
• Bersikap terbuka terhadap
Korban.
• Sedikit bertanya, banyak
mendengar.
• Tidak mendesak, tetapi memberi
kesempatan kepada korban.
• Meminta ijin untuk
mencatat/merekam.
Rujukan
• Jika kasus dianggap serius dan rumit, segera
dirujuk.
• Untuk kasus-kasus yang dapat diselesaikan,
rujukan merupakan pilihan terakhir.
• Korban harus mendapatkan informasi yang jelas
mengenai lembaga rujukan.
• Semua proses harus disertai dengan pencatatan.
Penyelesaian Kasus •Mendengar kedua
Secara Kekeluargaan
belah pihak.
•Mempertemukan
kedua belah pihak
untuk klarifikasi.
•Putusan diterima
oleh kedua pihak.
•Putusan dibuat
secara tertulis.
SHELTER WARGA MEMILIKI LANGKAH KERJA MELALUI STANDAR OPERASIONAL PELAYANAN (SOP)
S
EMPAT SOP SHELTER WARGA A SU
K
N
1. SOP LAYANAN PENGADUAN E M E
A J
2. SOP LAYANAN PENANGANAN KASUS AN
M
3. SOP LAYANAN RUMAH AMAN SEMENTARA
4. SOP LAYANAN RUJUKAN
JENIS DAN BENTUK KASUS YANG
DITANGANI UPTD PPA
BENTUK KEKERASAN
JENIS KASUS - KEKERASAN FISIK
- KTA - KEKERASAN PSIKIS
- KDRT - KEKERASAN SEKSUAL
- ABH - PENELANTARAN
- KTP - TRAFFICKING
- DISABILITAS - EKSPLOITASI
- KORBAN NAPSA - BULLYING/INTOLERANSI
- ANAK DALAM SITUASI DARURAT - PENCULIKAN
- PERKAWINAN ANAK - DLL
- DLL

Catatan : Akan disesuaikan dengan Formulir Pengaduan Shelter Warga

Sumber : Formulir Pengaduan UPTD PPA Kota Makassar


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai