Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN WAWANCARA KASUS TKW YANG TERINDIKASI

TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG

Oleh

1. Yufrit Romelus Tenmau (2102010470)


2. Surya Kurnia Kale Mira (2102010448)

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
Kata Pengantar

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga kami selaku mahasiswa dari
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana yang telah melaksanakan kegiatan ini
dengan lancar dan sebagaimana mestinya, serta kami telah menyelesaikan laporan
wawancara ini pada tanggal 19 maret 2023.
Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang kami lakukan terhadap
seorang narasumber yang bernama Ibu Rut Baran selaku Ibu kandung dari korban,
yang bertempat tinggal di Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten
Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu demi menyelesaikan laporan ini.
Selain itu, kami juga mengharapakan kritik dan saran dari semua pihak yang
dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan sebaik mungkin, sehingga akan menghasilkan hasil
yang memuaskan dan sesuai keinginan.

Kupang, 19 Maret 2023

Tim Penulis
Latar Belakang

Kegiatan wawancara ini merupakan tugas ujian tengah semester dalam mata
kuliah Tindak Pidana Perdagangan Orang yang bertujuan untuk memperoleh
informasi dari narasumber mengenai kasus yang terjadi pada korban selaku anak
kandung dari narasumber tersebut.
Karena kita bisa melihat bahwa perdagangan manusia merupakan suatu bentuk
kejahatan yang merampas hak dasar manusia dan dinilai sebagai pelnaggaran
terberat terhadap hak asasi manusia. Manusia deperjualbelikan baik di dalam batas
negara maupun antar negara dengan tujuan memperoleh keuntungan materi semata
tanpa menghiraukan hak-hak korban sebagaai manusia. Hak-hak korban sebagai
manusia dirampas untuk kepentingan sepihak pelaku perdagangan tanpa
mempertimbangkan rasa kemanusiaan.
Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, kami berharap hasil laporan ini
menjadi ssesuatu yang bermanfaat bagi kita semua untuk lebih mawas diri dalam
membuat suatu keputusan yang dapat merugikan diri kita sendiri. Selain itu, kami
juga memenuhi tugas ujian tengah semester dan bisa mendapatkan nilai yang
sempurna.

Tujuan

Tujuan kami melakukan kegiatan wawancara ini kepada Ibu Rut Baran supaya
kami dapat mengetahui kronologi kasus perdagangan orang yang terjadi pada
anaknya, dan juga dapat menganilisis penyebab- penyebab terjadinya kasus tersebut.
Kegiatan Wawancara

 Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada:


Hari/ tanggal : Minggu, 19 Maret 2023
Pukul : 13.00 s/d selesai
Tempat : Rumah narasumber ( Rut Baran )

 Laporan Hasil Wawancara


Narasumber : Ibu Rut Baran
Pewawancara : Yufrit R. Tenmau
Juru Tulis : Surya Kurnia Kale Mira

Biodata Narasumber

Nama : Rut Baran


Umur : 45 Tahun
TTL : Besleu, 24 April 1977
Hubungan dengan korban : Orang Tua Kandung

Biodata Korban

Nama : Fani Tersia Klau


TTL : Besleu, 23 Februari 1995
Umur : 23 Tahun
Suku : Belu
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Perempuan

Hasil Wawancara

Pada hari minggu,........ , pukul 13.00 kami datang ke rumah narasumber


selaku Ibu dari korban dan meminta ijin untuk mewawancarainya.
Daftar pertanyaan:
Pewawancara: Sejak kapankah korban ikut TKW?
Narasumber : Korban ikut TKW pada tahun 2012, sejak ia tamat di bangku sekolah
menengah pertama,
Pewawancara: Siapa yang menyuruh korban untuk bekerja sebagai TKW?
Narasumber: Waktu itu saya yang menyuruh si korban untuk ikut bekerja sebagai
TKW karena melihat kondisi keuangan keluarga saya kurang mampu,
dimana saya hanya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami saya
bekerja sebagai tukang kayu,
Pewawancara: Dari mana Ibu mengetahui tentang info dari pekerja TKW tersebut?
Narasumber: saya mengetahui info tentang pekerja TKW ini dari Orang-Orang dan
Juga ada seorang agen dari PT Citra Bina Mandiri yang datang untuk
menawarkan pekerjaan sebagai TKW,
Pewawancara: Di mana tujuan si korban akan bekerja?
Narasumber: anak saya dijanjikan akan bekerja di Malaysia
Pewawancara: coba Ibu ceritakan bagaimana awal mula kasus ini terjadi?
Narasumber: pada tahun 2012 anak saya pergi bekerja sebagai TKW di Malaysia
dan juga dengan beberapa temannya, sebelum mereka berangkat ke malaysia mereka
harus mengikuti pelatihan sekitar satu minggu di Jakarta, baru setelah itu mereka
diberangkatkan ke malaisia.
Sesampainya di malaysia masing-masing dibagi untuk bekerja dengan
majikannya masing-masing. Pada tahun 2014 si korban kembali ke Indonesia karena
masa kontraknya sudah berakhir.
Selanjutnya sekitar bulan September 2015 korban kembali bekerja sebagai
TKW dengan menggunakan agen yang sama. Berselang dua tahun, yaitu pada tahun
2017 si korban mulai tidak puas dengan perlakuan majikanya yang tidak membayar
gaji si korban sehingga ia memutuskan untuk lari dari majikannya dengan bantuan
suaminya yang bernama Edel Tradus, mereka melarikan diri dan bekerja sebagai
buruh di salah satu kebun kelapa sawit yang berada di malaysia. Dalam perjalanan
semasa kerja mereka selalu sembunyi- sembunyi dari polisi setempat yang selalu
memeriksa atau berpatroli di tempat mereka bekerja, mereka sembunyi dikarenakan
paspor si korban yang sudah mati.
Dengan berjalannya waktu si korban hamil dan mereka tetap bekerja di
tempat itu sehingga mereka sudah ada kerja sama antara pekerja yang lain, jadi jika
ada polisi yang datang untuk memeriksa tempat itu maka mereka sudah diberitahu
untuk sembunyi. Dengan menjelangnya waktu si korban sudah saatnya untuk
melahirkan tetapi karena si korban adalah pekerja ilegal maka ia tidak dibawah
kerumah sakit, sehingga mengakibatkan pembuluh darahnya pecah, maka dari itu
sang suami bertekat untuk membawa si korban kerumah sakit yang berada di Kuala
Lumpur, tetapi sesampainya di rumah sakit si korban sudah meninggal dunia dengan
anaknya.
Pada tanggal 19 Januari 2018 si korban dikirim kembali ke Indonesia oleh
pemerintah Malaysia melalui Kedutaan Indonesia yang ada di Malaysia Dan
jasadnya tiba di Indonesia sekitar empat hari dan lanjut ke Kupang. Sesampainya di
Kupang yang bertempat di rumah duka si korban keluarga mulai membuka peti
jenasah karena peti jenasahnya yang begitu ringan, sehingga muncul kecurigaan dari
keluarga si korban. Pada saat membuka peti keluarga melihat bahwa di tubuh korban
terdapat beberapa jahitan bekas operasi yang di mana timbul rasa curiga bahwa si
korban mungkin sudah di ambil organ tubuh dari si korban. Dan setelah keesokan
harinya jenasahnya dimakamkan.

Analisis Dari Kasus Ini:


Faktor pendorong/ penyebab perdagangan orang:
1. Kemiskinan
Masalah kemiskinan di Indonesia adalah fenomena sosial yang sampai detik
ini penangannya dan solusinya yang secara konkrit belum ada. Dari berbagai macam
alasan dan penyebab kemiskinan yang timbul diantaranya minimya lapangan
pekerjaan sehingga menyebabkan masyarakat lebih ingin bekerja di luar negeri. Dari
kasus ini bisa dilihat bahwa yang menjadi penyebab terjadinya kasus perdagangan
orang ataupun penjualan organ tubuh karena perilaku dari sindikat-sindikat yang
tidak memiliki moral dan jiwa kemanusiaan.
Dan juga yang menjadi tolak ukur dalam sebuah kejahatan semacam ini di
karenakan masyarakat kita yang tidak berkecukupan baik dari segi materi maupun
kehidupan sosial yang mendorong kita supaya menjadi lebih baik.
2. Rendahnya tingkat pendidikan
Dalam hal ini pendidikan sangat memgang peranan penting, disamp;ing
perlunya sebuah ijasah pendidikan yang sangat tinggi sebagi sebuah persyaratan
pendidikan yang cukup membuat seseorang dapat memperoleh wawasan yang luas
dan pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah,
meskipun bukan jaminan namun dengan modal tersebut seseorang tidak mudah
ditipu atau lebih kecil kemungkinannya untuk dapat di kelabuhi, terutama yang
menyangkut dokumen, karena telah mempunyai kemampuan untuk membaca
dokumen tersebut dan mempelajarinya. Tetapi yang menjadi penyebab atau tolak
ukur terjadinya suatu kejahatan sepeti ini karena pola pikir kita yang kurang di asah
pada tingkat pendidikan, sehingga menyebabkan ketidaktauhan ataupun mengerti
akan resiko yang diambil jika melanggar suatu prosedur hukum.
Kesimpulan
Tindak Pidana Perdagangan Orang merupakan fenomena yang sering
terjadi di Indonesia terkhususnya di NTT, yang dimana fenomena ini terjadi
dikarenakan suatu keadaan yang mendesak baik dari segi materi maupun sosial dan
juga dari segi pendidikan yang kurang, sehingga menyebabkan kita terjerumus
didalamnya maupun sebagai keluarga yang dapat merasakan dampak dari tindak
pidana perdagangan orang tersebut.

Saran

Berdasarkan simpulan tersebut maka diperlukan beberapa langkah strategis


yang dilakukan oleh pemerintah baik ditingkat pusat maupun daerah dalam
menangani fenomena yang terjadi ditengah masyarakat baik dari segi pendidikan
maupun dari segi lapangan pekerjaan, agar masyarakat tidak tergiur bujukan untuk
bekerja sebagai TKW.
lampiran

Anda mungkin juga menyukai