Anda di halaman 1dari 14

KASUS MARIO DANDY DILIHAT DARI ASPEK

KRIMINOLOGI

DISUSUN OLEH :

1. Era Herliza Ain 5120600037


2. Putri Yuli Permatasari 5120600151
3. Pamella Tri Hitayana 5120600258
4. Giovani Zidan 5120600249

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

FAKULTAS HUKUM

ILMU HUKUM
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontibusi
dengan memberikan materinya. Terutama kepada Dosen Mata Kuliah Kriminologi,
Ibu Fajar Dian Aryani, S.H., M.H.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


pembaca. Bahkan kami berharap lebih agar makalah ini bisa di ambil dari segi
positifnya.

Bagi kami penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyususnan makalah ini kareana keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 7
2.1. Kronologi Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy ............................. 7
2.2. Aspek Kejahatan dalam Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy ........ 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tindakan kriminal adalah salah satu hal yang ada di tengah


masyarakat yang harus mendapatkan perhatian khusus. Ini tidak hanya
disebabkan tindakan kriminal sudah berkembang dari masa ke masa, namun
tindakan criminal sudah sangat menimbulkan kekhawatiran ditengah
masyarakat serta menggangu ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.
Salah satu bentuk tindak kriminal yang mulai meresahkan di
masyarakat dan menjadi bagian dari kejahatan ialah penganiayaan.
Penganiayaan adalah tindakan biadab yang sengaja dilakukan oleh pelaku
kejahatan terhadap orang lain dengan maksud tujuan untuk menyakiti baik
terhadap tubuh maupun mental. Perilaku penganiayaan dengan kekerasan
yang menyebabkan korban meninggal, luka-luka, dan harta benda habis
dikuras perampok menjadi masalah besar di Indonesia.1
Indonesia meiliki hukum yang dijadikan sebagai pelindung bagi
warganya. Segala sesuatu telah diatur oleh peraturan perundang-undangan,
jadi warga atau masyarakat tidak bisa berbuat sewenang-wenang dalam
melakukan tindak pidana kejahatan. Karena adanya aturan tersebut bukan
berarti seseorang tidak akan melakukan suatu tindak kejahatan yang
merugikan orang lain.
Hukum adalah suatu alat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan norrma adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia
dalam masyarakat. Salah satu norma yang berlaku ditengah masyarakat yaitu
norma hukum. norma hukum dalam praktiknya memiliki perbedaan dengan
normanorma lainnya. Salah satu perbedaannya yaitu hukum memiliki alat
perlengkapan dan kewenangan agar hukum dapat dipatuhi dan berlaku
ditengah-tengah masyarakat, dan norma hukum bersifat memaksa. Norma

1
PUTRA, I. P. A. G.; SETIABUDHI, I. Ketut Rai; PARWATA, I. Gusti Ngurah. Tindak Pidana
Penganiayaan Yang Mengakibatkan Matinya Seseorang (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri
Denpasar). Kertha Wicara: Journal Ilmu Hukum, 2013, 1.5.

4
hukum memberikan batasan-batasan suatu perbuatan, termasuk suatu
pelanggaran, penyimpangan, dan tindak kejahatan.2
Sebagaimana telah diketahui, dalam Kitab Undang–Undang Hukum
Pidana (KUHP) ditentukan perbuatan-perbuatan yang merupakan kejahatan
dan pelanggaran, yang oleh Moeljatno dikatakan sebagai perbuatan pidana
atau delik (Moeljatno, 1993).
Penganiayaan merupakan hal sering dan mudah terjadi ditengah
masyarakat. Akibat dari tindak pidana penganiayaaan sudah banyak dan
sering terjadi, bahkan sampai mengakibatkan korban meninggal dunia, maka
tuntutan hukuman kepada pelaku tindak pidana harus benar-benar
memberikan rasa keadilan bagi korban, keluarga korban bahkan kepada
pelaku itu sendiri agar dapat memberikan pelajaran dan efek jera.
Fenomena banyaknya tindakan penganiayaan yang terjadi
dimasyarakat dilatar belakangi oleh beberapa hal diantaranya, keadaan
ekonomi pelaku, emosi pelaku yang belum stabil , bagaimana pelaku
dibesarkan didalam keluarga, bagaimana pengawasan lingkungan atau
mungkin korban yang memancing terjadinya kekerasan dan banyak faktor –
faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan.3
Seperti kasus yang terjadi di perumahan green permata, pesanggrahan,
Jakarta selatan, yang belakangan ini menyita perhatian masyarakat Indonesia,
dengan informasi yang didapat si pelaku penganiyaan merupaka anak pejabat
pajak dan si korban adalah anak pengurus GP ansor.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, dirumuskan beberapa


permasalahan antara lain:
1. Bagaimana kronologi kasus kasus penganiyaan yang menjerat
anak pejabat pajak?
2. Dari kejahatan yang dilakukan Mario dandy, kejatahan tersebut
masuk dalam aspek kriminologi apa?

2
SHIFA, Alya Nur. Tinjauan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana penganiayaan yang
mengakibatkan luka berat: Analisis putusan nomor 115/Pid. B/2018/PN Blb. 2019. PhD Thesis. UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
3
IRAWAN, I. Kadek Agus; SUJANA, I. Nyoman; SUKADANA, I. Ketut. Tindak Pidana
Penganiayaan Yang Mengakibatkan Matinya Seseorang (Studi Kasus Putusan Nomor: 24/Pid.
B/2013/PN. Sp). Jurnal Analogi Hukum, 2019, 1.3: 341-346.

5
1.3 Tujuan penelitian

Untuk mengetahui kronologi kasus penganiyaan Mario dandi dan


kejahatan yang di lakukan Mario dandi tersebut termasuk dalan aspek
krominologi yang mana.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kronologi Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy


Peristiwa tersebut bermula dari pacar Mario yang berinisial A bercerita pada
temannya yang berninesial APA bahwa dirinya mendapat perlakuan kurang baik
dari David (mantan lancarnya). Kemudian, APA menceritakan hal itu kepada
Mario. Namun, Mario tidak langsung percaya, dia menanyakan ulang kepada A.
Lalu A membernarkan cerita tersebut. Setelah itu, Mario menghubungi David
namun tidak membuahkan hasil. Mario meminta A untuk menghubungi David
kembali dengan alasan ingin mengembalikan kartu pelajar milik anak pengurus
GP Ansor tersebut. Hal ini merupakan cara Mario agar bisa bertemu dengan
David. Penganiayaan terjadi pada Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Bermula
ketika saksi A menghubungi David dengan alasan ingin mengembalikan kartu
pelajar. David kemudian menjawab dan mengabarkan bahwa dirinya sedang main
ke rumah temannya, R di Kompleks Grand Permata, Ulujami, Pesanggrahan.
Mario Dandy bersama A dan saksi S lalu menemui David dengan menaiki Jeep
Rubicon bernopol B-120-DEN. Tersangka bersama A dan S mendatangi korban
yang sedang berada di rumah R. Polisi mengungkap saat itu korban juga tak mau
keluar rumah untuk menemui tersangka.
Setelah korban keluar dari rumah R, anak pejabat pajak tersebut kemudian
membawanya ke belakang mobil Rubicon. Anak pejabat pajak itu awalnya hendak
menanyakan informasi yang didengarnya dari mantan pacarnya, perempuan A,
kepada korban. Kemudian perdebatan pun terjadi antara tersangka Mario Dandy
dan korban David. Polisi menuturkan tersangka lalu menendang dan memukuli
korban setelah terlibat perdebatan tersebut. Peristiwa kekerasan pada anak dengan
cara pelaku menendang kaki korban sehingga korban terjatuh, kemudian pelaku
memukul korban berkali-kali menggunakan tangan kanan pelaku.
Adapun keterangan dari saksi AGH yang memperkuat kronologi diatas, Polisi
pun memeriksa A atau AG (15). Kompol Henrikus Yossi mengatakan
pemeriksaan dilakukan untuk memperjelas percakapan antara AG dan Mario
Dandy Satrio.

7
Henrikus menyebutkan AG saat ini sedang diperiksa di Mapolres Metro Jakarta
Selatan. Selain AG, teman Mario lainnya yang ikut mendatangi korban juga
diperiksa. Henrikus menjelaskan AG ada di lokasi bersama dengan Mario dan S
ketika mereka terjadi penganiayaan terhadap David itu.
"Inisial AG ini pada saat kejadian ada di TKP. Jadi si tersangka inisial D (Mario
Dandy) kemudian kawannya S ini bersama dengan AG ini ada di TKP. Nah, apa
nih keterlibatan dalam setiap orang ini? Sebelum kejadian kemudian sampai di
TKP dan setelah kejadian itu," katanya.
Sementara itu, Henrikus enggan berspekulasi soal apakah AG dapat ditetapkan
sebagai tersangka di kasus itu. Hingga kini polisi terus dalami kasus penganiayaan
David oleh Mario Dandy Satrio.
Berikutnya ada keterangan dari Shane Lukas, Shane mulanya dihubungi
berkali-kali oleh Mario Dandy yang mengajaknya untuk pergi. "Menurut
bapaknya itu dia dijemput oleh Dandy. Ditelepon sebelumnya, ditelepon berkali-
kali, si Shane tidak mau, si Dandy langsung menjemput pakai Rubicon itu," kata
Happy. Pada akhirnya, Shane tetap ikut Mario pergi dengan menumpangi mobil
Jeep Rubicon. Namun, menurut Happy, saat itu Shane tidak mengetahui jika
Mario bakal menemui dan menganiaya David. "Dia (Shane) sebenarnya pada saat
di mobil dia pas dijemput, Dandy itu bilang kita ke Lebak Bulus. Ini kata
orangtuanya ya sekali lagi. Di Lebak Bulus, eh tahu-tahunya di tengah jalan ke
tempat yang lain," ujar dia. Di sisi lain, Mario Dandy mengungkap cerita bertolak
belakang dengan teman baiknya tersebut. Kepada pengacaranya, Mario
mengatakan Shane Lukas sudah mengetahui kala itu dirinya mengajak untuk
menemui David. “Dimulai dari Saudari AG (kekasih Mario), menyampaikan
sesuatu pada klien kami, sehingga dari cerita itulah klien kami ingin bertemu
dengan korban. Memang pada hari itu, Saudari AG berinisiatif untuk mengambil
Kartu Pelajar, mengambil parfum. Itu menurut keterangan dari klien kami,“ hal
ini dituturkan oleh kuasa hukum Shane Lukas. Dolfie mengatakan Shane dan
AGH sudah tahu niat Mario Dandy yang ingin bertemu David. Dari awal sudah
mengajak Saudara S (Shane) untuk pergi ke situ (menemui David)

8
Shane dan AGH hanya diam saja ketika Mario menganiaya David. Mereka tak
berusaha menengahi ataupun menghentikan aksi Mario. Selain itu, Shane juga
merekam aksi penganiayaan itu menggunakan handphone (HP) Mario. Hal ini
diperkuat dengan adanya bukti video penganiayaan yang tersebar di internet.
Shane Lukas diketahui memprovokasi Mario dengan berkata, “gua kalo jadi
lu, pukulin aja, itu parah bgt Den.” Mario menganiaya David secara brutal dengan
menendang, memukul, dan menginjak kepala korban berkali-kali.
Keterangan terakhir ada dari saksi N, Pengakuan dari saksi N yang
menyebut AGH tak menolong David saat dianaiaya sang pacar Mario. N dan sang
suami, R, menjadi saksi fakta dan saksi kunci dalam kasus ini. N dan R
merupakan orang tua dari teman David. Adapun peristiwa penganiayaan itu
terjadi di dekat rumah N di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin
(20/2/2023). N merupakan orang yang berteriak untuk menghentikan
aksi penganiayaan Mario Dandy terhadap David. Teriakan itu berasal dari saksi N
yang melihat dari balkon lantai 2 rumahnya, di mana ada satu orang tergeletak di
jalan dan satu orang lainnya berdiri tegap, refleks kemudian langsung berteriak
'woi setop!', teriakan sekencang itu dilakukan agar tidak ada tindakan lebih lanjut
kepada korban yang sudah tergeletak, juga berharap ada orang lain yang
mendengar, baik tetangga atau orang yang kebetulan sedang lewat di lokasi
kejadian. Setelah itu, N dan R menuju tempat kejadian perkara untuk memberikan
pertolongan pada David.

2.2 Aspek Kejahatan dalam Kasus Penganiayaan oleh Mario Dandy


Secara yuridis kejahatan dapat diartikan sebagai suatu perbuatan melanggar
hukum atau yang dilarang oleh undang-undang. Kejahatan merupakan suatu
perbuatan atau suatu tindakan yang secara umum memiliki arti bahwa perbuatan
tersebut tidak sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara kriminologi sendiri
kejahatan berarti tindakan atau perbuatan tertentu yang tidak disetujui oleh
masyarakat. Sedangkan kejahatan menurut sudut pandang lain, misalnya dari
sudut pandang sosiologis, kejahatan dipandang sebagai perbuatan yang
menyimpang dari nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Menurut Abdulsyani kejahatan dapat dilihat dalam berbagai aspek, yaitu : aspek

9
yuridis, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Namun menurut pendapat lain ada
beberapa aspek kejahatan seperti : aspek yuridis, aspek intelegensi, aspek
ekonomi, aspek religious, aspek sosial dan aspek filsafat.
Dalam kasus Mario Dandy sendiri aspek kejahatan yang dilakukan adalah
aspek yang berkaitan dengan Intelegensi dan Sosial. Aspek Intelegensi menurut
Vollmer sebagai salah satu tokoh di bidang kriminologi mengatakan bahwa
penjahat adalah orang yang dilahirkan tolol dan tidak mempunyai kesempatan
untuk merubah tingkah laku karna baginya tidak dapat mengendalikan dirinya dari
perbuatan anti sosial merugikan individu. Berdasarkan pendapat tersebut dalam
kasus Penganiayaan yang dilakukan oleh Mario, motif Mario melakukan
penganiayaan tersebut adalah karena adanya aduan dari AG (Agnes) bahwa
dirinya mendapatkan perlakuan tidak baik dari David (mantan pacarnya).
Awalnya Mario tidak percaya namun AG membenarkan cerita tersebut. Dalam
kronologi kasusnya setelah mendengar cerita dari AG Mario langsung
menghubungi David, namun tidak membuahkan hasil, Mario pun memutar cara
bagaimana caranya agar ia dapat bertemu dengan David. Ketika Mario tau
keberadan David, ia pun langsung mendatangi David. Dalam hal ini terlihat
bahwa Mario menanggapi cerita AG dengan emosi / tersulut emosi, ia tidak bisa
mengontrol dirinya dan langsung menghubungi David begitu saja, setelah ia tau
dimana keberadaan David ia pun langsung menuju ketempat tersebut, dan tidak
lama kemudian penganiyaan itu pun terjadi. Padahal apabila Mario menanggapi
cerita AG dengan rasional dan perasaan netral pasti tidak akan terjadi
penganiayaan. Motif nya sepele bisa diatasi dengan kekeluargaan namun karna
Mario tidak bisa mengendalikan dirinya penganiayaan itu pun akhirnya terjadi.
Selain itu ada pula dari aspek yang berkaitan dengan sosial (aspek sosial),
Mabel Elliot menyatakan penjahat adalah orang yang gagal dalam menyesuaikan
dirinya dengan norma-norma masyarakat sehingga tingkah lakunya tidak dapat
dibenarkan oleh masyarakat. Dalam hal ini kita tahu bahwa penganiayaan adalah
perbuatan tercela dan tidak dapat ditolerir atau diterima oleh masyarakat. Dalam
hal ini Mario juga gagal dalam menyesuaikan dirinya dengan norma-norma yang

10
ada dan tingkah lakunya tersebut tidak dibenarkan oleh masyarakat, apalagi dalam
kasus ini David sebagai korban mengalami koma dan kerugian-kerugian lainnya.

11
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Peristiwa tersebut bermula dari pacar Mario yang berinisial A bercerita pada
temannya yang berninesial APA bahwa dirinya mendapat perlakuan kurang baik
dari David (mantan lancarnya). Kemudian, APA menceritakan hal itu kepada
Mario. Namun, Mario tidak langsung percaya, dia menanyakan ulang kepada A.
Lalu A membernarkan cerita tersebut. Setelah itu, Mario menghubungi David
namun tidak membuahkan hasil. Mario meminta A untuk menghubungi David
kembali dengan alasan ingin mengembalikan kartu pelajar milik anak pengurus
GP Ansor tersebut. Hal ini merupakan cara Mario agar bisa bertemu dengan
David. Penganiayaan terjadi pada Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Bermula
ketika saksi A menghubungi David dengan alasan ingin mengembalikan kartu
pelajar. David kemudian menjawab dan mengabarkan bahwa dirinya sedang main
ke rumah temannya, R di Kompleks Grand Permata, Ulujami, Pesanggrahan.
Setelah korban keluar dari rumah R, anak pejabat pajak tersebut kemudian
membawanya ke belakang mobil Rubicon. Anak pejabat pajak itu awalnya hendak
menanyakan informasi yang didengarnya dari mantan pacarnya, perempuan A,
kepada korban. Kemudian perdebatan pun terjadi antara tersangka Mario Dandy
dan korban David. Polisi menuturkan tersangka lalu menendang dan memukuli
korban setelah terlibat perdebatan tersebut. Peristiwa kekerasan pada anak dengan
cara pelaku menendang kaki korban sehingga korban terjatuh, kemudian pelaku
memukul korban berkali-kali menggunakan tangan kanan pelaku.

Aspek kejahatan yang dilakukan adalah aspek yang berkaitan dengan


Intelegensi dan Sosial. Aspek Intelegensi menurut Vollmer sebagai salah satu
tokoh di bidang kriminologi mengatakan bahwa penjahat adalah orang yang
dilahirkan tolol dan tidak mempunyai kesempatan untuk merubah tingkah laku
karna baginya tidak dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan anti sosial
merugikan individu. Aspek lainnya yang berkaitan dengan sosial (aspek sosial),
Mabel Elliot menyatakan penjahat adalah orang yang gagal dalam menyesuaikan

12
dirinya dengan norma-norma masyarakat sehingga tingkah lakunya tidak dapat
dibenarkan oleh masyarakat. Dalam hal ini kita tahu bahwa penganiayaan adalah
perbuatan tercela dan tidak dapat ditolerir atau diterima oleh masyarakat. Dalam
hal ini Mario juga gagal dalam menyesuaikan dirinya dengan norma-norma yang
ada dan tingkah lakunya tersebut tidak dibenarkan oleh masyarakat, apalagi dalam
kasus ini David sebagai korban mengalami koma dan kerugian-kerugian lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Irawan, I. Kadek Agus; SUJANA, I. Nyoman; SUKADANA, I. Ketut. Tindak Pidana


Penganiayaan Yang Mengakibatkan Matinya Seseorang (Studi Kasus Putusan Nomor: 24/Pid.
B/2013/PN. Sp). Jurnal Analogi Hukum, 2019, 1.3: 341-346.

Putra, I. P. A. G.; Setiabudhi, I. Ketut Rai; Parwata, I. Gusti Ngurah. Tindak Pidana
Penganiayaan Yang Mengakibatkan Matinya Seseorang (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri
Denpasar). Kertha Wicara: Journal Ilmu Hukum, 2013, 1.5.

Shifa, Alya Nur. Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan
Yang Mengakibatkan Luka Berat: Analisis Putusan Nomor 115/Pid. B/2018/PN Blb. 2019. UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.

14

Anda mungkin juga menyukai