JURNAL
OLEH :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PELAYANAN DAN JASA
PRAKTEK PADA KLINIK KECANTIKAN (STUDI PADA DURA SKIN CLINIC
CENTER JAKARTA)
JURNAL
OLEH :
Disetujui Oleh
Ketua Departemen Hukum Keperdataan
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.Kita tahu bahwa kesehatan sungguh penting bagi
yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan
Dalam menjalankan praktik kesehatan tidak lepas dari tenaga medis dan
yang dianggap banyak orang ahli dalam hal kesehatan, kini stigma tersebut
mulailuntur.
Hal ini dikarena kasus-kasus mengenai kerugian yang dialami oleh pasien
akibat dari tindakan dokter.Pasien dan dokter memiliki hubungan hukum sehingga
membentuk hak dan kewajiban bagi keduabelah pihak. Adami Chazawi dalam
bukunya Malpraktik Kedokteran menyatakan bahwa hubungan hukum antara
pasien dan dokter terdapat dalam apa yang disebut kontrak terapeutik. Suatu
kontrak terapi dimana pasien harus tunduk dalam hukum perdata tentang
Dokter yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktik (SIP) serta telah membuka praktik, pada dasarnya telah melakukan
terjadinya perikatan hukum dokter dan pasien, penawaran itu harus diikuti
penjelasan secara lengkap mengenai berbagai hal seperti diagnosis dan terapi oleh
terapeutik atau transaksi terapeutik. Persetujuan yang diberikan oleh pasien itu
ternyata tidak cocok dengan jasa dan produk kecantikan yang ditawarkan oleh
klinik kecantikan. Hal ini tentunya menjadi suatu kerugian bagi konsumen
karena kurangnya informasi yang diberikan terkait keadaannya serta efek samping
perih dan memerah pada wajah konsumen.Tidak hanya itu, beberapa konsumen
seperti beautician terlalu keras menekan wajah konsumen saat melakukan facial
sesitivitas pasien yang berbeda-beda maupun karena kelalaian dari pihak klinik
kecantikan. Tidak heran jika banyak konsumen yang justru mengeluhkan produk
hak dan kewajiban antara konsumen denganpelaku usaha, agar menjunjung tinggi
rasa aman terhadap konsumen klinik kecantikan, serta menjunjung tinggi rasa
tanggung jawab pelaku usaha terhadap produk dan jasa yang ditawarkannya.
Klinik kecantikan selaku pelaku usaha menyadari bahwa mereka harus dapat
Beauty Skin Care Center Jakarta hingga upaya hukum yang dapat dilakukan
Praktek Pada Klinik Kecantikan (Studi Pada Dura Skin Clinic Centre
Jakarta).
1.2 METODE PENELITIAN
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data
data, dan dengan langkah apa data-data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah
dan dianalisis.
digunakan penulis adalah Metode Penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah
ini yaitu “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Pelayanan Dan Jasa
Praktek Pada Klinik Kecantikan “Studi Pada Dura Skin Clinic Centre Jakarta”.
1.4. Metode Pendekatan
Dura Skin Clinic Centre Jakarta yang terletak di Jalan Kaji No. 36, Petojo Utara,
literatur untuk memperoleh bahan teoritis ilmiah yang dapat digunakan sebagai
skripsi ini.
dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori yang
Pada metode induktif data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta.
BAB II
Kata konsumen berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yakni consumer,
pemakai barang dan / atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
bahwa yang disebut konsumen adalah pembeli (Inggris; buyer, Belanda; koper).
Pengertian konsumen secara hukum tidak hanya terbatas kepada pembeli, bahkan
Pasal 1 butir 2 UUPK, di situ tidak ada disebut kata pembeli, pengertian pemakai
dalam definisi tersebut di atas menunjukan bahwa barang atau jasa dalam
rumusan pengertian konsumen tidak harus sebagai hasil dan transaksi jual beli.
Dengan demikian, hubungan konsumen dengan pelaku usaha tidak terbatas hanya
Karena berdasarkan hubungan transaksi atau perjanjian jual beli saja, melainkan
lebih dan pada hal tersebut seseorang dapat disebut sebagai konsumen.2
1
Miru Ahmadi dan Yodo Sutarman, 2008.Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Raja Gratindo Persada, hlm 1
Siahaan N.H.T, 2005. Hukum Konsumen Perlindungan Konsumen Dan Tanggung Jawab Produk, Jakarta, Pantai
2
orang yang membeli barang yang disepakati, baik menyangkut harga dan cara-
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan
melindungi kita sebagai konsumen karena selama ini konsumen amat lemah
posisinya.
Istilah konsumen berasal dan alih bahasa dari kata consumer (Inggris-Amerika),
berupa:
Konsumen yang disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) bahwa perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
3
UU Perlindungan Konsumen 8 Tahun 1999 Pasal 7 huruf C.
perlindungan kepada konsumen. Cakupan perlindungan konsumen itu dapat
Perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Karena
hubungan antara manusia dan Allah Swt. Maka perlindungan konsumen Muslim
mengacu kepada konsep halal dan haram, serta keadilan ekonomi berdasarkan
mengonsumsi barang dan/jasa tersebut. Maka dalam Islam, barang dan/atau jasa
yang halal dari segi zatnya dapat menjadi haram, ketika cara memproduksi dan
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG HUBUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN
Dasar hukum bagi tanggung jawab perdata ini diatur dalam BW, yaitu
sebagai berikut:
lalai memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus
diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang
seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
ini memberikan dasar hukum bagi penggantian kerugian karena perbuatan yang
Farmasi dan Alat Kesehatan, dan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun
2014 Tentang Klinik. Menurut Pasal 25 ayat (1) Permenkes Tentang Klinik, untuk
mendirikan sebuah klinik, pelaku usaha harus memiliki izin mendirikan dan izin
operasional.
akibat tidak dipenuhinya kewajiban utama atau kewajiban tambahan yang berupa
hukum tidak perlu didahului dengan perjanjian sehingga tuntutan ganti kerugian
dapat dilakukan oleh setiap pihak yang dirugikan, walaupun tidak pernah terdapat
menuntut ganti kerugian, maka kerugian tersebut harus merupakan akibat dari
perbuatan melanggar hukum sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata yang menyebutkan bahwa :“Setiap perbuatan yang melawan hukum
bertanggung jawab apabila ada pasien atau konsumen yang menderita kerugian
akibat kesalahan dan kelalaiannya”. Selain itu, Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang
atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang
sehingga dengan demikian tidak dapat dimintai penggantian kerugian, dan siapa
pula yang bertanggung jawab atas mereka ini. Khususnya ketentuan pasal 1367
hukum yang belum dewasa atau yang cacat mental, sehingga dengan demikian
hukum.
Wanprestasi.
antara dokter, konsumen dan klinik kecantikan berbentuk perikatan untuk berbuat
adalah pihak yang menerima jasa pelayanan kesehatan sedangkan dokter serta
antara pasien dan/ atau konsumen dengan pelaku usaha dapat lahir dari suatu
perjanjian, oleh karena itu jika pelaku usaha tidak memenuhi perjanjian tersebut
konsumen dengan dokter sebagai pelaku usaha. Perjanjian antara dokter dengan
medis atau standar pelayanan medis.Bentuk kerugian yang dapat dituntut akibat
wanprestasi adalah berupa kerugian materiil yaitu kerugian yang dapat diukur
dengan nilai uang terutama biaya perawatan, biaya perjalanan, dan biaya obat-
akibat wanprestasi ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil tetapi juga
kesehatan kulit yang dilakukan oleh dokter di klinik kecantikan ilegal terbukti
berhak mendapatkan ganti rugi karena kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan
yang berakibat kematian atau cacat permanen. Jaminan yang diberikan Pasal 58
UndangUndang Kesehatan hanya akan jadi sekadar huruf mati apabila tidak
diikuti doktrin perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata. Apabila konsumen pengguna jasa klinik kecantikan ingin
kesehatan kulit yang dilakukan oleh pelaku usaha atau dokter di klinik kecantikan
berumur 31 tahun. Datang dengan keluhan wajah kusam dan banyak bekas
jerawat yang berwarna hitam. Pasien disarankan oleh dokter untuk melakukan
akibat jerawat dengan efek sementara muka akan merah, kering dan terkelupas.
tertentu yang dilakukan oleh dokter. Pasien tidak menginginkan muka merah
masih tetap ingin mencoba treatment yang ditawarkan oleh dokter dan di
tawarkan treatment yang lain . Setelah treatment selesai, muka pasien merah
adalah penambahan treatment lain yang diberikan secara gratis, untuk meredakan
dengan keluhan banyak rambut/bulu di ketiak dan warna ketiak yang gelap.
lagi dan melakukan scrub di rumah untuk alternatif mencerahkan warna kulit di
ketiak. Pasien setuju melakukan treatment yang disarankan dokter. keesokan hari
setelah treatment laser pasien mengeluh kulit ketiaknya panas dan terbentuk luka
kecil pada ketiak sebelah kiri dengan ukuran kurang lebih diameter 1cm. Dokter
menyarankan pasien untuk datang kontrol dan melihat keadaan pasien secara
minggu, luka sudah mengering dan proses penyembuhan luka hampir sempurna
dan pasien merasakan puas dengan hasil penyembuhan luka dan ingin melakukan
keluhan scar pada muka akibat jerawat. Dokter menyarankan untuk melakukan
dengan cara melukai seluruh permukaan wajah menggunakan jarum mikro yang
steril dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan jaringan baru sehingga scar
yang terbentuk akan mengecil dan naik. Pasien menerima segala efek sementara
kurang puas karena dermaroller yang dilakukan tidak mengenai satu bagian scar
atau bekas luka dan mengeluh ke dokter, sehingga dokter melakukan kompesasi
Republik Indonesia No. 290 tahun 2008 Pasal 1 no. 3 adalah tindakan preventif,
diberikan oleh dokter dalam mengatasi keluhan tersebut termasuk dalam tindakan
kerugian konsumen.
dokter dari pihak klinik tidak sesuai atau disebabkan karena kesalahan konsumen
itu sendiri. Jika keluhan tersebut memang disebabkan oleh kesalahan tindakan
diberikan oleh dokter terhadap pasien (wanprestasi), maka dokter akan melakukan
pemulihan kembali terhadap kondisi yang dikeluhkan oleh pasien. Pasien akan
diberikan perawatan secara gratis atau dengan potongan harga tertentu dengan
oleh pasien, harus diketahui terlebih dahulu apakah keluhan tersebut karena
kesalahan yang dilakukan oleh pasien atau dari pihak klinik (dokter). Pihak klinik
akan ganti rugi apabila kesalahan tersebut ada pada dokter atau pada pihak klinik
itu sendiri. Tanggung jawab tersebut dilihat bagaimana kedudukan dokter itu pada
klinik tersebut, berdasarkan Pasal 1367 KUH Perdata, apakah dokter tersebut
sebagai pekerja di klinik kecantikan itu atau pemilik (owner) di klinik kecantikan
hukum sebagaimana diatur dalam kedua Pasal di atas (Pasal 1365 dan Pasal 1366
KUH Perdata) dapat dalam bentuk materil dan immateril, tetapi yang selalu
terjadi sebagaimana pengakuan narasumber, bentuk ganti rugi yang diberikan oleh
pihak klinik di atas yaitu dalam bentuk immaterial, di mana dengan memberikan
bilamana pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas, baik
secara langsung kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau
kepada pihak lain. Ketidaktaatan pada isi transaksi konsumen, kewajiban, serta
dan pelanggan.
Ada tiga jenis pelanggaran yang potensial dilakukan oleh pelaku usaha,
yaitu:
hak konsumen;
dalam UU;
Sehingga para pihak yang bersengketa, dalam hal ini pihak konsumen, dapat
disebut sengketa medik.Sengketa medik adalah sengketa yang tejadi antara pasien
atau keluarga pasien dengan tenaga kesehatan atau klinik.Sengketa medik antara
pasien dengan pihak klinik atau dokter terjadi karena adanya ketidakpuasan dari
pasien, ketidakpuasan itu berasal dari hasil tindakan yang tidak sesuai harapan
sengketa oleh para pihak sendiri tanpa bantuan dari pihak lain, dengan cara
oleh para pihak. Hasil dari negosiasi merupakan penyelesaian kompromi yang
setiap bentuk sengketa, apakah itu sengketa ekonomi, politik, hukum, wilayah,
Segi negatif dari forum negosiasi ini yaitu, manakala kedudukan para
pihak tidak seimbang, dimana salah satu pihak kuat sedangkan pihak yang lain
lemah.Dalam keadaan ini, pihak yang kuat berada dalam posisi untuk menekan
pihak lainnya. Satu pihak yang terlalu keras dengan pendiriannya dapat
mengakibatkan proses negosiasi ini menjadi tidak produktif. Hal tersebut sering
Dengan tidak adanya pihak ketiga dalam proses penyelesaian sengketa ini
tersebut dituliskan dalam dokumen perjanjian, seperti yang tertulis dalam Pasal 6
para pihak dalam waktu paling lama 14 hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu
kesepakatan tertulis.
konsumen jasa kecantikan untuk menuntut ganti rugi akibat kerugian yang terjadi
dalam transaksi pada klinik kecantikan dapat dilakukan melalui beberapa cara:
Pasal 45 ayat (1) UUPK, yang menyetakan, “setiap konsumen yana dirugikan bisa
antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di
bersengketa”.
yaiu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam anggaran dasarnya
2. Non Litigasi
Pasal 45 ayat (4) UUPK disebutkan bahwa, “jika telah dipilih upaya penyelesaian
ditempuh jika upaya itu dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh
negosiasi kepada pelaku usaha. Jika penyelesaian sengketa melalui BPSK, maka
salah satu pihak tidak dapat menghentikan perkaranya di tengah jalan, sebelum
BPSK menjatuhkan putusan. Artinya, bahwa mereka terikat utuk menempuh
dari klinik kecantikan, upaya hukum yang dilakukan adalah dengan cara non
litigasi atau dengan musyawarah yaitu datang langsung kepada pihak klinik
rugi.
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan, berikut disajikan
yaitu:
pemakai atau pengguna dari jasa dermatologi yang disediakan oleh pihak klinik
kecantikan DuraSkin Clinic Centre. Para pihak yang merupakan tenaga medis,
bagian farmasi klinik dan segala pihak yang terkait dalam perusahaandibawah
naungan PT. Multi Sejahtera Bersama merupakan pihak sebagai penyedia jasa
kesepakatan antara dokter dan juga pasien dimana pasien dan dokter memiliki
dilakukan kepada pasien dan tindakan tersebut diperboleh untuk dilakukan sesuai
dengan aturan yang ada. Kesepatan terjadi saat pasien menyetujui tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter serta krim yang akan digunakan oleh pasien.
tidak cerah.
Clinic Centre Jakarta ada 2 (dua) macam, yakni tanggung jawab apabila terdapat
kerugian yang diakibatkan oleh produk dan/atau obat-obatan yang dijual, dan
tanggung jawab kerugian atas jasa pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medis
perbuatan melawan hukum. Dalam praktiknya selama ini tanggung jawab yang
dengan keluhan konsumen yang termaksud dalam wanprestasi dan belum terdapat
keluhan yang disampaikan oleh pasien selaku konsumen sampai wajah konsumen
membaik kembali.
Center Jakarta, pada praktiknya selama ini pasien selaku konsumen dan Klinik
damai yang menciptakan suatu keadaan musyawarah mufakat. Hal ini terbukti
dari tidak pernah adanya sengketa antara kedua belah pihak yang masuk ke jalur
litigasi.
2. SARAN
teliti dalam menggunakan jasa dan produk yang ditawarkan oleh klinik
efek samping dari treatment yang akan dilakukan atau diberikan oleh pihak klinik
kecantikan.
memberikan informasi yang jelas kepada konsumen mengenai kegunaan dan efek
Perjanjian Kerja mengenai status dan masa kerja, serta tanggungjawab atau
kecantikan DuraSkin agar terhindar dari segala jenis kerugian yang dapat dialami
maka pihak klinik kecantikan diharapkan lebih mengetahui treatment yang mana
lebih cocok untuk wajah atau kulit konsumen agar wajah atau kulit konsumen
membaik kembali.
3. DAFTAR PUSTAKA
2002
Indonesia 1996
KaryaPutra Darwati
Jakarta, Raja
Grasindo Persada.
Anny Isfandyarie, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter
Buku I,
Jakarta, Prestasi Pustaka.
Bandung, BinaCipta.
Grafika.
Pemecahannya,
Maju.