Anda di halaman 1dari 7

MatKul : PRAKTIK PERADILAN PERDATA I

Pengajar : I G. Ngurah Adnyana, SH., MS.

Permohonan dalam Perkara Voluntair.

Perkara perdata adalah suatu kepentingan subyek hukum yang timbul dari suatu
hubungan hukum yang sah dalam lingkup hukum keperdataan, yang meliputi
perkara yang tidak mengandung sengketa (Voluntair) dan perkara yang
mengandung sengketa (Contentieus)

Perkara dibagi menjadi:

1) Perkara yang tidak mengandung sengketa (Voluntair). Pihak yang berperkara


hanyalah pemohon.

a. Cirinya :

1) Masalah yang diajukan bersifat kepentingan sepihak semata;


2) Benar-benar murni untuk menyelesaikan kepentingan pemohon tentang sesuatu
permasalahan perdata yang memerlukan kepastian hukum, misalnya permintaan
ijin dari pengadilan untuk melakukan tindakan tertentu;
3) Apa yang dipermasalahkan pemohon tidak bersentuhan dengan hak dan
kepentingan lain;
4) Permasalahan yang dimohon penyelesaian kepada pengadilan negeri, pada
prinsipnya tanpa sengketa dengan pihak lain (without disputes of defferences
with another party). Berdasarkan ukuran ini tidak dibenarkan mengajukan
permohonan tentang penyelesaian sengketa hak atau pemilikan maupun
penyerahan serta pembayaran sesuatu oleh orang lain atau pihak ketiga;

Page 1 of 7
5) Tidak ada orang lain atau pihak ketiga yang ditarik sebagai lawan , tetapi
bersifat ex-parte. Benar-benar murni dan mutlak satu pihak atau bersifat ex-
parte. Permohonan untuk kepentingan sepihak (on behalf of one party to a legal
matter) yang diajukan dalam kasus ini hanya satu pihak (M. Yahya Harahap,
Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, 2005, 29).

Sedang menurut Darwan Prinst, ciri permohonan adalah :

1) bersifat kepentingan sepihak;


2) tanpa adanya sengketa;
3) tidak ada orang lain yang ditarik sebagai lawan (berifat Ex Parte);
4) diajukan ke Pengadilan dengan permohonan;
5) isi petitum bersifat deklaratif (tidak boleh bersifat condemnatoir), dirinci satu
persatu, petitum tidak boleh bersifat compositur atau ex aequo et bono;
6) putusan berbentuk Penetapan dan diktum bersifat deklaratoir.

Penyelesaiannya dengan mengajukan Permohonan kepada pihak yang


berwenang dan keputusannya dalam bentuk Penetapan. Permohonan
penetapan yaitu suatu permohonan dari seseorang atau beberapa orang pemohon
kepada Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang untuk menetapkan suatu hal
tertentu (Darwan Prinst).

b. Petitum dalam Permohonan.

Petitum permohonan benar-benar murni merupakan permintaan penyelesaian


kepentingan pemohon dan tidak melanggar dan melampaui hak orang lain.

Adapun acuannya adalah sebagai berikut:

1) Isi petitum merupakan permintaan yang sifatnya deklaratif. Petitum tidak


boleh melibatkan pihak lain yang tidak ikut sebagai pemohon.

Page 2 of 7
2) Tidak boleh memuat petitum yang bersifat condemnatoir (mengandung
hukuman), ini adalah suatu konsekuensi lebih lanjut dari sifat ex-parte yang
benar-benar melekat pada permohonan.
3) Petitum permohonan harus dirinci satu persatu tentang hal-hal yang
dikehendaki pemohon ditetapkan pengadilan padanya.
4) Petitum tidak boleh bersifat compositur/ ex aequo et bono (tidak
diperkenankan untuk keadilan semata dan harus merujuk pada hukum)

c. Proses Pemeriksaan Permohonan/Voluntair

1) Jalannya proses pemeriksaan secara ex-parte. Proses pemeriksaan hanya


secara sepihak dan yang hadir dalam proses persidangan hanyalah
pemohon atau kuasanya
2) Hanya mendengar keterangan pemohon atau kuasanya sehubungan dengan
permohonan yang diajukan
3) Memeriksa bukti surat atau saksi yang diajukan pemohon
4) Tidak ada tahap replik-duplik dan kesimpulan
5) Yang diperiksa di sidang hanyalah keterangan dan bukti pemohon.

d. Putusan dan kekuatan pembuktian penetapan.

Putusan yang berisi pertimbangan dan dictum haruslah dituangkan dalam


bentuk penetapan yang biasa disebut dengan nama Penetapan atau Ketetapan.
Yang dimaksud dictum yang sifatnya declaratoir adalah dictum hanya berisi
penegasan pernyataan atau deklarasi hukum tentang hal yang diminta.

e. Kekuatan pembuktian penetapan.

1) Penetapan sebagai akta otentik.

Page 3 of 7
2) Nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada penetapan permohonan
hanya terbatas pada diri pemohon. (Tidak memiliki kekuatan mengikat
pihak ketiga).
3) Pada penetapan tidak melekat asas nebis in idem.
4) Upaya hukum yang bisa dilakukan pada suatu ketetapan juga bermacam
macam:
 Penetapan atas permohonan merupakan putusan tingkat pertama dan
terakhir;
 Terhadap putusan peradilan tingkat pertama yang sifatnya pertama
dan terakhir,tidak dapat diajukan suatu upaya banding. Upaya hukum
yang bisa diajukan adalah Kasasi.

2. Contoh Perkara bersifat Voluntair:

1) Permohonan Ijin Poligami berdasarkan pasal 4 UU No, 1 tahun 1074.


2) Ijin melangsungkan perkawinan tanpa ijin orang tua berdasarkan pasal 6 ayat 5
UU No. 1 tahun 1974.
3) Permohonan penegasan/penetapan pengangkatan anak berdasarkan SEMA No.
6 tahun 1983 tgl 30 September 1983 tentang penyempurnaan SEMA No, 2
tahun 1979.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Contoh Kerangka : PERMOHONAN PENGANGKATAN ANAK

(Sarwono, hal 70).

Surabaya, 12 April 2010

Page 4 of 7
Perihal : Permohonan Penetapan Kepada :

Pengangkatan Anak Yang Terhormat Ketua

Pengadilan Negeri Surabaya

di

Surabaya

Dengan
hormat, ......................................................................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya ...........................................................

Sarwono, S.H.,M.Hum, Advokat, berkantor di Jalan Kesatrian 41 Blok W/9


Surabaya, berdasarkan surat kuasa tanggal 09 September 2009 (terlampir),
bertindak untuk dan atas nama Tuan Bintang, bertempat tinggal di Jalan Ikan
Paus No. 9 Surabaya, dengan ini bermaksud menandatangani dan mengajukan
surat permohonan ini, selanjutnya akan disebut PEMOHON.

Adapun mengenai permohonannya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Pemohon pada tanggal 09 September 2001 di Surabaya telah


melaksanakan pernikahan dengan isteri pemohon yang bernama Dewi,
sebagaimana terbukti dari Kutipan Akta Nikah Nomor: 99/24/IX/2001
tertanggal 09 September 2001 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama
Kecamatan Wonokromo Kota Madya Surabaya (foto copy
terlampir). ................................................................................
2. Bahwa selama pernikahannya sampai dengan sekarang pemohon belum
pernah mempunyai seorang
anak. .........................................................................................

Page 5 of 7
3. Bahwa pemohon berkeinginan mengangkat seorang anak laki-laki bernama
Satrio, umur 1 (satu) tahun, anak dari hasil pernikahan antara Tuan Bakat dan
Nyonya Setia, bertempat tinggal di Jalan Nangka No. 09
Surabaya. .....................................
4. Bahwa berdasarkan surat pernyataan yang dibuat di bawah tangan oleh Tuan
Bakat dan isterinya Ny. Setia, menyatakan bahwa anaknya yang Nomor 4
(empat) bernama Satrio hak asuhnya diberikan kepada Pemohon untuk
diangkat menjadi anak angkatnya (vide bukti P-1, foto copy terlampir).
5. Bahwa dalam Akta kelahiran anak tersebut tertulis atas nama Satrio anak dari
suami isteri: Tuan Bakat dan Nyonya Setia, yang dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Catatan Sipil Kotamadya Surabaya No. 19999/2008 tertanggal 09
September 2008 (vide bukti P-
2). ..........................................................................................................
6. Bahwa pemohon bermaksud untuk mengangkat anak tersebut menjadi anak
angkatnya. .............................................................................................................
......

Maka berdasarkan segala apa yang diuraikan di atas, pemohon mohon dengan
hormat sudilah kiranya Ketua pengadilan Negeri Surabaya berkenan
menetapkan : ..

Mengabulkan permohonan pemohon tersebut di


atas. .............................................

Demikian atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kuasa Pemohon

Page 6 of 7
Meterai

Rp. 6.000,-

Sarwono, S.H.,M.Hum.

Page 7 of 7

Anda mungkin juga menyukai