Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan mahasiswa-mahasiswi pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang
Kode Etik Profesi Notaris yang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah ini.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapa pun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun
dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat
umum lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban, dan
perlindungan hukum. Tugas Notaris yaitu untuk mengatur secara tertulis dan
otentik hubungan hukum antara para pihak yang telah melakukan perjanjian
secara mufakat menggunakan jasa notaris, yang pada intinya memberikan
kepastian hukum terhadap perjanjian yang telah disepakatinya.
Notaris di dalam profesinya bertindak sebagai pelayan masyarakat
sebagai pejabat yang diangkat oleh pemerintah. Dalam pelayanannya Notaris
terikat pada Peraturan Jabatan dan kode etik profesi sebagai notaris. Posisi
Notaris yang urgen dalam kehidupan kemanusiaan tersebut menjadikan proses
seseorang yang ingin menuju menjadi notaris yang ahli menjadi penting.
Karenanya dalam pendidikan notariat diperhatikan pula etika notaris. Sehingga
dalam hal ini ditegaskan bahwa suatu pendidikan profesional tanpa pendidikan
mengenai tanggung jawab dan etika profesional tidaklah lengkap.
Profesi notaris merupakan pejabat umum dalam menjalankan tugasnya
terikat dengan peraturan undang-undang dan kode etik profesi. Kode etik notaris
merupakan kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan Notaris
Indonesia (INI) berdasarkan keputusan kongres perkumpulan dan/atau yang
ditentukan dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang kode etik profesi notaris, harus ditaati oleh setiap anggota yang terikat
dengan perkumpulan itu.
Pasal 83 ayat (1) Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2004, tentang
Jabatan Notaris menyatakan bahwa, “Organisasi notaris menetapkan dan
menegakkan kode etik notaris.” Kemudian di dalam ketentuan Pasal 13 ayat (1)
Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia, yang ditetapkan berdasarkan Kongres
Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia di Bandung pada tanggal 28 Januari 2005,
menyatakan : “Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan
notaris, perkumpulan mempunyai kode etik notaris yang ditetapkan oleh kongres
dan merupakan kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota
perkumpulan.”
Notaris juga dituntut untuk memiliki nilai moral yang tinggi, karena dengan
adanya moral yang tinggi maka Notaris tidak akan menyalahgunakan wewenang
yang ada padanya, sehingga Notaris akan dapat menjaga martabatnya sebagai
seorang pejabat umum yang memberikan pelayanan yang sesuai dengan aturan
yang berlaku dan tidak merusak citra Notaris itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Notaris dan Kode Etik?
2. Apa yang menjadi isi dari kode etik profesi notaris?
3. Apa saja yang merupakan kewajiban dari Notaris?
4. Bagaimana mekanisme penegakan hukum dan pengaduan terhadap notaris?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa isi dari kode etik profesi notaris
2. Mengetahui bagaimana peran kode etik dalam meningkatkan profesionalitas
3. Mengetahui bagaimana mekanisme pengaduan terhadap notaris
BAB II

PEMBAHASAN

Bahwa untuk membuat akta outentik, seseorang harus mempunyai kedudukan


sebagai “pejabat umum”. Jadi dalam pengertian-pengertian Notaris di atas ada hal
penting yang tersirat, yaitu ketentuan dalam permulaan pasal tersebut, bahwa Notaris
adalah pejabat umum dimana kewenangannya atau kewajibannya yang utama ialah
membuat akta-akta otentik, jadi Notaris merupakan pejabat umum sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 1868 KUHPerdata.

Menurut Pasal 1 angka (5) UUJN, menyebutkan bahwa Organisasi Notaris


adalah organisasi profesi jabatan Notaris yang terbentuk perkumpulan yang berbadan
hukum. Notaris dengan organisasi profesi jabatannya menjabarkan etika profesi
tersebut ke dalam Kode Etik Notaris.
Kode etik adalah tuntunan, bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan untuk
suatu profesi tertentu atau merupakan daftar kewajiban dalam menjalankan
suatu profesi yang disusun oleh anggota profesi itu sendiri di mana mengikat mereka
dalam mempraktikkannya. Dengan demikian Kode etik Notaris adalah tuntunan,
bimbingan, pedoman moral atau kesusilaan Notaris baik selaku pribadi maupun
pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum khususnya dalam bidang pembuatan akta.

1.1 Kewajiban Dari Notaris


Tercantum dalam Pasal 3 Kode Etik Notaris di mana mengatur tentang Notaris dan
orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris wajib :
1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik.
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat jabatan Notaris.
3. Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan.
4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggung jawab,
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan Notaris.
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki tidak terbatas pada ilmu
pengetahuan hukum dan kenotariatan.
6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara;
7. Memberikan jasa pembuatan akta dan jasa ke Notarisan lainnya untuk
masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut honorarium.
8. Menetapkan satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan
satu-satunya kantor bagi Notaris yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas
jabatan sehari-hari.
9. Memasang 1 (satu) buah papan nama di depan / di lingkungan kantornya
dengan pilihan ukuran yaitu 100 cm x 40 cm, 150 cm x 60 cm atau 200 cm x 80
cm, yang memuat :
 Nama lengkap dan gelar yang sah;
 Tanggal dan nomor Surat Keputusan pengangkatan yang terakhir sebagai
Notaris.
 Tempat kedudukan;
 Alamat kantor dan nomor telepon/fax. Dasar papan nama berwarna putih
dengan huruf berwarna hitam dan tulisan di papan nama harus ielas dan
mudah dibaca. Kecuali di lingkungan kantor tersebut tidak dimungkinkan
untuk pemasangan papan nama dimaksud.
10. Hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh Perkumpulan; menghormati, mematuhi, melaksanakan
setiap dan seluruh keputusan Perkumpulan.
11. Membayar uang iuran Perkumpulan secara tertib.
12. Membayar uang duka untuk membantu ahli waris teman sejawat yang meninggal
dunia.
13. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium ditetapkan
Perkumpulan.
14. Menjalankan jabatan Notaris terutama dalam pembuatan, pembacaan dan
penandatanganan akta dilakukan di kantornya, kecuali alasan-alasan yang sah.
15. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan
tugas jabatan dan kegiatan sehari-hari serta saling memperlakukan rekan
sejawat secara baik, saling menghormati, saling menghargai, saling membantu
serta selalu berusaha menjalin komunikasi dan tali silaturahmi.
16. Memperlakukan setiap klien yang datang dengan baik, tidak membedakan status
ekonomi dan/atau status sosialnya.
17. Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebut sebagai kewajiban
untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain namun tidak terbatas pada ketentuan
yang tercantum dalam :
 UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;
 Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris;

2.1 Isi Dari Kode Etik Notaris


Kode Etik Notaris pada dasarnya berisikan pengaturan tentang hal-hal sebagai
berikut:
1) Etika notaris dalam menjalankan tugasnya, yaitu
Harus bersikap tidak memihak atau netral habis – habisan, Dituntut memberikan
pelayanan hukum terhadap masyarakat yang memerlukan jasanya, Memberikan
bimbingan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat, Dilarang menjadikan
dirinya sebagai alat dari orang atau pihak lain, Dilarang untuk menahan akta
autentik yang dibuatnya demi kepentingannya.
2) Kewajiban-kewajiban professional notaris
Dilarang membuat akta yang terlebih dahulu dipersiapkan oleh notaris lain,
Penandatanganan akta harus di hadapan notaris, Dilarang membuat akta di luar
wilayah jabatan, Dilarang memasang papan nama di depan atau di lingkungan
kantor notaris melebihi ketentuan yang ditentukan, Dilarang melakukan
pemasangan tarif yang tidak sehat.
3) Etika tentang hubungan notaris dengan kliennya
Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan negara,
Memperlakukan setiap klien yang datang dengan baik tanpa membedakan status
ekonominya dan atau status sosialnya, Memberikan jasa pembuatan akta dan
jasa kenotariatan lainnya untuk masyarakat yang tidak mampu tanpa memungut
honorarium, Dilarang menandatangani akta yang proses pembuatan minutanya
telah dipersiapkan oleh orang lain, Dilarang mengirimkan minuta kepada klien
untuk ditandatangani, Dilarang berusaha agar seseorang berpindah dari notaris
lain kepadanya, Dilarang melakukan pemaksaan kepada klien menahan berkas
yang telah diserahkan dengan. maksud agar klien tetap membuat akta
kepadanya.

4) Etika tentang hubungan dengan sesama rekan notaris


Notaris dengan sesama rekan notaris hendaklah saling hormat – menghormati,
Notaris tidak mengkritik, menyalahkan akta – akta yang dibuat oleh rekan notaris
lainnya, Notaris tidak membiarkan rekannya berbuat salah dalam jabatannya,
Notaris tidak menarik karyawan notaris lainnya secara tidak wajar, Notaris tidak
melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan sesama rekan
notaris, Notaris tidak dibenarkan mempergunakan calo (perantara) yang
mendapatkan upah dari padanya, Notaris dilarang mengadakan persaingan tidak
sehat, Notaris harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik
korps notaris.
5) Larangan-larangan bagi notaris, terdapat pada pasal 4 kode etik notaris, Ikatan
Notaris Indonesia.

Notaris di dalam menjalankan profesinya dalam memberikan pelayanan kepada


masyarakat harus bertindak sesuai dengan etika profesi notaris. Karena dalam
melaksanakan tugas jabatannya tidaklah semata-mata untuk kepentingan pribadi,
melainkan untuk kepentingan masyarakat. Dalam hal ini, etika notaris yang
dimaksud adalah kode etik yang dimaksudkan untuk menjalankan suatu profesi
supaya betul-betul mencerminkan pekerjaan professional, bermoral, dengan
motivasi dan bertoleransi pada keterampilan intelektual dengan argumentasi
rasional dan kritis. Maksud profesional di sini adalah suatu paham yang
menciptakan dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat dengan
berbekal keahlian yang tinggi dan berdasarkan keter panggilan, serta ikrar untuk
menerima panggilan tersebut, untuk dengan semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah kehidupan.
2.2 Penegakan Hukum Kode Etik Notaris
Pengertian Penegakan hukum dapat dirumuskan sebagai usaha melaksanakan
hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya, dan jika terjadi
pelanggaran memulihkan hukum yang dilanggar itu supaya ditegakkan kembali.
Penegakkan hukum dilakukan dengan penindakan hukum menurut urutan berikut:
a. Teguran peringatan supaya menghentikan pelanggaran dan jangan berbuat lagi
b. Pembebanan kewajiban tertentu (ganti kerugian, denda)
c. Penyisihan atau pengucilan (pencabutan hak-hak tertentu)
d. Pengenaan sanksi badan (pidana penjara, pidana mati) dalam pelaksanaannya
tugas penegakan hukum, penegak hukum wajib menaati norma-norma yang
telah ditetapkan.

Penegakan kode etik Notaris adalah usaha melaksanakan kode etik Notaris
sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya supaya tidak terjadi
pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan kode etik yang dilanggar itu
supaya ditegakkan kembali. Penegakan hukum Kode Etik Notaris tercantum dalam
Bab IV dan V yaitu dari Pasal 6 sampai dengan Pasal 13. Yang meliputi :
Sanksi, Pengawasan, Pemeriksaan dan Penjatuhan sanksi, Pemeriksaan dan
Penjatuhan Sanksi Pada tingkat Pertama, Banding dan Terakhir, Eksekusi atas
sanksi-sanksi dalam Pelanggaran Kode Etik

2.3 Mekanisme Pengaduan Terhadap Notaris


Mekanisme Pengaduan terhadap Notaris :
1. Pihak Pelapor dapat menyampaikan laporannya kepada Majelis Pengawas
Daerah atau Majelis Pengawas Wilayah (Majelis Pengawas dibentuk oleh
Menteri).
2. Majelis Pengawas Daerah membuat laporan pengaduan kepada Majelis
Pengawas Wilayah.
3. Majelis Pengawas Wilayah memanggil Notaris yang bersangkutan.
4. Majelis Pengawas Wilayah mengadakan pemeriksaan dan siding pelanggaran
kode etik Notaris.
5. Jika terbukti bersalah, maka Notaris di beri sanksi sesuai dengan pelanggaran
yang dilakukannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam melakukan tugas profesionalnya seorang notaris harus mempunyai
integritas moral, dalam arti segala pertimbangan moral harus melandasi
pelaksanaan tugas-tugas profesionalnya. Notaris secara profesional harus
bersedia memberikan bantuan hukum (membuat akte otentik)kepada pihak
ketiga atau klien tanpa membeda-bedakan agama, kepercayaan, suku,
keturunan, kedudukan sosial, atau keyakinan politiknya tidak semata-mata
untuk mencari imbalan materiil, tetapi terutama untuk turut menegakkan
hukum, keadilan, dan kebenaran dengan cara yang jujur dan bertanggung
jawab. Notaris dalam melakukan tugas jabatanya memberikan pelayanan
hukum kepada masyarakat yang memerlukan jasanya dengan sebaik-
baiknya, serta memberikan penyuluhan hukum untuk mencapai kesadaran
hukum yang tinggi dalam masyarakat agar masyarakat menyadari dan
menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dan anggota
masyarakat.

3.2 Saran
Materi pada makalah ini masih banyak kekurangan dari segi isi dan
pembahasan. Oleh karena itu kami merekomendasikan kepada para
pembaca makalah ini agar mengkaji secara mendalam materi makalah ini
dari berbagai referensi yang memuat pembahasan yang serupa dengan
materi makalah ini. Agar kiranya kita dapat mendapatkan pemahaman yang
utuh tentang pembahasan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/907e7b2c1a28c560a318fc758e3b989e.pdf
https://matkulblog.wordpress.com/2017/01/12/kode-etik-profesi-notaris/
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kode_etik_notaris.pdf

G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris (Notaris Reglement), cet.3,


Erlangga, Jakarta, 1980, hal. 48.
MAKALAH

KODE ETIKA PROFESI NOTARIS

WIRA TRUZIA TRUZIA PARUNDUK B011171545 MONIKA CHAROLINA B011171428


MAGHDALENA TANIA B011171569 SALLY OCTAVIA B011171435
A.SASKIA KHAERUNNISA B011171537 STEFANNY CHRISTINA B011171430
ADINDA FADILA MIFTAH SALEH B011171537 MUH. AIDIL DWI ZULHAQ B011171502
FINA DAMAYANTI AKBAR B011171539 MUH IKRAR GHAZALI B011171513
DHANI RAHMADI BUNIRAH B011171563 REA AURELIA MUHAMMAD B011171553
TANIA AMADEA LIEMNORD B011171560 NURARMAYANI B011171530
STEFANY B011171576 ANDI ACHMAD RIDHO B011171574
ANDI AHMAD HAIDIR SAFRAN B011171600 ATIKA REZKY AMALIA B011171605
AHMAD DAEVIS KUDUBUN B011171606 KHAIRUNNISA B011171567
MUH FAJRI NUR B011171640 MAHARANI THALIA MENTARI B011171594
RIZQA ANANDA HANAPI B11116308 RISKA APRILYANTI B011171636
MARISWANI B11116325 HANDINA SULASTRINA B11116537
MUH TASWIN TAHIR B11116555 SANNY MIRANDA PUTRI B11116595

Anda mungkin juga menyukai