Pertanyaan :
Sanksi terberat terhadap Notaris yang melanggar Kode Etik Notaris adalah
pemberhentian tidak dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan dan
pengajuan rekomendasi disertai usulan pemecatan sebagai Notaris kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia oleh Dewan
Kehormatan Pusat, padahal berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam
Pasal 12 huruf c UUJN, yang dapat mengusulkan kepada Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia adalah Majelis Pengawas Pusat.
Pertanyaan :
5.1. Bagaimana sikap Saudara terhadap pernyataan tersebut berikut
alasannya ?
5.2. Apabila Saudara sependapat dengan pernyataan tersebut, usulan
solusi apa yang menurut pendapat Saudara dapat digunakan untuk
mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi terjadinya perilaku
menyimpang dan “nakal” Notaris sebagaimana dimaksud di atas ?
Uraikan pendapat Saudara secara jelas dengan mengaitkan jabatan
Notaris sebagai suatu profesi di samping sebagai Pejabat Umum !
Pertanyaan :
Pertanyaan :
7.1. Uraikan secara jelas tentang sejauh mana ”proses pembuatan
minuta” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Kode Etik Notaris ?
7.2. Siapa yang dimaksud ”pihak lain” dalam Pasal 4 Kode Etik Notaris
tersebut ? Uraikan secara jelas dan apabila dipandang perlu beri
contohnya !
8. Dalam UUJN tercantum beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya,
vide Pasal 1 angka 1 UUJN.
b. Notaris berwenang membuat akta autentik mengenai semua perbuatan,
perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam Akta autentik, menjamin kepastian tanggal
pembuatan Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan dan
kutipan Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang
ditetapkan oleh undang-undang, vide Pasal 15 ayat (1) UUJN.
c. Protokol Notaris adalah kumpulan dokumen yang merupakan arsip
negara yang harus disimpan dan dipelihara oleh Notaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, vide Pasal 1 angka 13
UUJN.
d. Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah : telah menjalani magang atau nyata-nyata telah
bekerja sebagai karyawan Notaris dalam waktu paling singkat 24 (dua
puluh empat) bulan berturut-turut pada kantor Notaris atas prakarsa
sendiri atau atas rekomendasi Organisasi Notaris setelah lulus strata
dua kenotariatan (pasal 3 huruf f UUJN);
e. Pasal 66
(1) Untuk kepentingan proses peradilan, penyidik, penuntut umum,
atau hakim dengan persetujuan Majelis Kehormatan Notaris
berwenang:
a. mengambil fotokopi Minuta Akta dan/atau surat-surat yang
dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam
penyimpanan Notaris; dan
b. memanggil Notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang
berkaitan dengan Akta atau Protokol Notaris yang berada
dalam penyimpanan Notaris.
(2) Pengambilan fotokopi Minuta Akta atau surat-surat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibuat berita acara penyerahan.
(3) Majelis Kehormatan Notaris dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya surat permintaan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memberikan jawaban menerima atau menolak permintaan
persetujuan.
(4) Dalam hal Majelis Kehormatan Notaris tidak memberikan jawaban
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Majelis
Kehormatan Notaris dianggap menerima permintaan persetujuan.
Pertanyaan :