Anda di halaman 1dari 9

CONTOH SOAL UJIAN KODE ETIK NOTARIS

Soal:
1. Kode Etik Notaris adalah : “kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan INI yang
untuk selanjutnya akan disebut “Perkumpulan” berdasar keputusan Kongres dan / atau
ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal
itu, dan yang berlaku bagi dan wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan
semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris” …. (pasal 1 angka 2 Kode
Etik Notaris, yang ditetapkan dalam Kongres Luar Biasa di Banten pada tanggal 29 s/d
tanggal 30 Mei 2015).
2.
Pertanyaan :
Uraikan secara jelas tentang pengertian kode etik berikut unsur-unsurnya !
Kode etik yang ditetapkan Kongres Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia merupakan Kode
Etik Notaris, oleh karena itu mengikat semua Notaris dan orang yang menjalankan tugas jabatan
sebagai Notaris. Uraikan Pendapat Saudara secara jelas berikut dasar hukumnya !
Apa yang dimaksud dengan kalimat “ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang hal itu”, sebagai mana yang tertera dalam pengertian tentang
Kode Etik Notaris ? Uraikan Pendapat Saudara secara jelas!

Soal :
3. Permohonan pengangkatan (Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k diajukan
dengan melampirkan dokumen sebagai berikut : fotokopi sertifikat kode etik yang
diselenggarakan oleh Organisasi Notaris yang disahkan oleh Notaris (Pasal 2 ayat (2) hurug
f Peraturan Menteri Hukum Dan H.A.M Nomor : M.01.HT.03.01 Tahun 2006);

Pertanyaan :
Berdasar pengertian tentang Kode Etik Notaris sebagaimana terurai di atas dikaitkan dengan
perolehan sertipikat Kode Etik Notaris, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f
Peraturan Menteri Hukum Dan H.A.M. Nomor : M.01.HT.03.01 Tahun 2006, apakah Kode Etik
Notaris layak untuk diujikan ? Uraikan pendapat Saudara secara ringkas tetapi jelas !
Andaikata Saudara sependapat bahwa Kode Etik Notaris layak diujikan, Materi apa saja yang
paling tepat untuk diujikan dalan ujian Kode Etik Notaris ? Uraikan pendapat Saudara secara
ringkas tetapi jelas !
Soal :
3. a. Pelanggaran adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh :
- anggota Perkumpulan yang bertentangan dengan ketentuan Kode Etik dan/atau disiplin
organisasi;
- orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris yang bertentangan dengan
ketentuan Kode Etik;
b. Kewajiban adalah sikap, perilaku, perbuatan atau tindakan yang harus atau wajib dilakukan
anggota Perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris,
dalam rangka menjaga dan memlihara citra serta wibawa lembaga kenotariatan dan menjunjung
tinggi keluhuran harkat dan martabat jabatan Notaris;
c. Larangan adalah sikap, perilaku dan perbuatan atau tindakan apapun yang tidak boleh
dilakukan oleh anggota Perkumpulan maupun orang lain yang memangku jabatan Notaris, yang
dapat menurunkan citra serta wibawa lembaga kenotariatan ataupun keluhuran harkat dan
martabat jabatan Notaris;
(ketiga-tiganya secara berturut-turut diatur dalam Pasal 1 ayat (9), (10), dan (11) Kode Etik
Notaris).

Pertanyaan :
3.1. Pada akhir-akhir ini kita sering mendengar informasi tentang penggunaan uang atau
fasilitas lainnya untuk mempengaruhi warga negara yang mempunyai hak pilih agar
memilih calon tertentu dalam rangka pemilihan : Kepala Desa, Bupati, atau Walikota.
Bagaimana pendapat Saudara apabila hal tersebut terjadi dalam pemilihan Ketua Umum
Pengurus Pusat dan Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia ? Apakah perbuatan
seperti itu bertentangan dengan dan/atau Kode Etik Notaris? Uraikan pendapat/jawaban
Saudara secara jelas berikut Ketentuan Kode Etik maupun ketentuan hukum yang
dilanggar !
3.2. Apakah pelanggaran hanya terjadi karena perbuatan aktif ? Uraikan jawaban Saudara
secara ringkas namun jelas, berikut contohnya !
Soal :
4. a. Notaris diberhentikan sementara dari jabatannya karena melakukan pelanggaran terhadap
Kewajiban dan larangan jabatan serta Kode Etik Notaris; atau (Pasal 9 ayat 1 huruf d
Undang-Undang Jabatan Notaris);
b. Pemberhentian sementara Notaris sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2) UUJN
dilakukan oleh Menteri atas usul Majelis Pengawas Pusat (Pasal 9 ayat 3 huruf d
Undang-Undang Jabatan Notaris);
c. Notaris diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatannya oleh Menteri atas usul
Majelis Pengawas Pusat apabila: melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan
dan martabat jabatan Notaris; atau (Pasal 12 huruf c UUJN);
d. Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib bertindak amanah, jujur, saksama,
mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum (Pasal 16 ayat (1) huruf a UUJN);
e. Notaris dilarang: melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama,
Kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan
Notaris (Pasal 17 ayat (1) huruf i UUJN);
f. – Keputusan Dewan Kehormatan Daerah / Dewan Kehormatan Wilayah berupa
pemberhentian sementara atau pemberhentian dnegan hormat atau pemberhentian
tidak dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan dapat diajukan banding ke Dewan
Kehormatan Pusat;
- Keputusan Dewan Kehormatan Pusat tingkat pertama berupa pemberhentian sementara
atau pemberhentian dengan hormat atau pemberhentian tidak dengan hormat dari
keanggotaan Perkumpulan dapat diajukan banding ke Kongres;
- Dewan Kehormatan Pusat berwenang pula untuk memberikan rekomendasi disertai
usulan pemecatan sebagai Notaris kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia;
Berturut-turut tercantum dalam Pasal 6 ayat (6), (7), dan (8) Kode Etik Notaris.

Pertanyaan :
Sanksi terberat terhadap Notaris yang melanggar Kode Etik Notaris adalah pemberhentian tidak
dengan hormat dari keanggotaan Perkumpulan dan pengajuan rekomendasi disertai usulan
pemecatan sebagai Notaris kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
oleh Dewan Kehormatan Pusat, padahal berdasar ketentuan yang tercantum dalam Pasal 12
huruf c UUJN, yang dapat mengusulkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah Majelis Pengawas Pusat.
Selain menggunakan cara-cara di atas :
4.1. Cara apa yang dapat ditempuh oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia untuk
menimbulkan sikap jera terhadap pelaku dan sikap taat bagi setiap Notaris dalam mematuhi
Kode Etik Notaris ? Uraikan pendapat Saudara secara jelas !
4.2. Apakah Organisasi Notaris dapat menjatuhkan sanksi hukum sehubungan dengan
terjadinya pelanggaran Kode Etik Notaris ? Uraikan pendapat Saudara secara ringkas tetapi
jelas!

Soal :
5. Ada pernyataan yang berisi : “Pendidikan kenotariatan yang sedang berlangsung memang
tidak ada standar kompetensinya. Maraknya Notaris yang berperilaku menyimpang, “nakal”,
semakin bertambah dari tahun ke tahun, kita harus akui secara jujur bahwa Notaris dan
PPAT yang sekarang ini adalah hasil dari pola pendidikan yang tidak seragam. Akreditasi
lembaga yang meluluskan macam-macam, baik MKN PTN maupun MKN PTS (Akreditasi
A-C)”.
Pertanyaan :
5.1. Bagaimana sikap Saudara terhadap pernyataan tersebut berikut alasannya?
5.2. Apabila Saudara sependapat dengan pernyataan tersebut, usulan solusi apa yang
menurut pendapat Saudara dapat digunakan untuk mencegah atau setidak-tidaknya
mengurangi terjadinya perilaku menyimpang dan “nakal” Notaris sebagaimana
dimaksud diatas? Uraikan pendapat Saudara secara jelas dnegan mengaitkan jabatan
Notaris sebagai suatu profesi disamping sebagai Pejabat Umum!
JAWABAN SOAL UJIAN KODE ETIK NOTARIS
PERIODE TAHUN 2015

Jawaban :
1.1. Pengertian Kode Etik adalah kaidah moral yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi dengan tujuan untuk mengarahkan atau memberi petunjuk kepada
para anggotanya mengenai bagaimana seharusnya berbuat, sekaligus menjamin
kualitas moral profesi itu di mata masyarakat, yang berfungsi sebagai sarana : kontol
sosial; pencegah campur tangan pihak luar; dan pencegah kesalahpahaman dan
konflik.
Unsur-unsurnya adalah :
a. Substansinya berupa kaidah moral;
b. Pihak yang menetapkan adalah kelompok (organisasi) profesi;
c. Tujuannya sebagai pedoman bagi anggota dalam berbuat (berperilaku),
sekaligus menjamin kualitas moral profesi; dan
d. Berfungsi sebagai sarana : kontrol sosial; pencegah campur tangan pihak
luar; dan pencegah kesalahpahaman dan konflik.

1.2. Kode etik yang ditetapkan Kongres Perkumpulan INI merupakan Kode Etik Notaris,
sehingga mengikat semua Notaris dan orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai
Notaris berhubung :
a. dari sudut penggunaan istilah, telah jelas bahwa kode etik tersebut adalah kode
etik bagi Notaris;
b. dari sudut isinya : telah sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian
kode etik, baik dilihat dari ajaran yang telah diterima secara umum tentang kode
etik maupun dari peraturan perundang-undangan;
c. sejak sebelum kemerdekaan, tepatnya sejak tanggal 5 September 1908 sampai
saat ini, Perkumpulan INI merupakan satu-satunya perkumpulan (organisasi)
bagi para Notaris yang diakui dan berstatus sebagai badan hukum berdasar
Penetapan Pemerintah (Gouvernements Belsuit), tanggal 5 September 1908
Nomor 9 jo. Penetapan Menteri Kehakiman tanggal 4 Desember 1958 Nomor
J.A5./117/6 jo. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tangga 23
Januari 1995 Nomor C2-1022.HT.01.06.Tahun 1995 jo. Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia tanggal 12 Januari 2009 Nomor
AHU-3-AH.01.07. Tahun 2009;
d. berdasar Pasal 1 angka 5 UUJN, Organisasi Notaris adalah organisasi profesi
jabatan notaris yang berbentuk perkumpulan berbadan hukum;
e. berdasar Pasal 82 ayat (2) dan ayat (3) UUJN ditegaskan bahwa yang dimaksud
dengan organisasi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 di atas
adalah Ikatan Notaris Indonesia yang merupakan satu-satunya wadah profesi
Notaris, di mana Noatris (wajib) berhimpun di dalamnya;
f. berdasar Pasal 83 ayat (1) UUJN, yang menetapkan dan menegakkan Kode Etik
Notaris adalah Organisasi Notaris (Ikatan Notaris Indonesia);
g. Alat Perlengkapan atau Organ Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia yang
berwenang menetapkan Kode Etik Notaris adalah Kongres, vide Pasal 13 ayat
(1) Anggaran Dasar;
Sehingga sudah pada tempat berlaku bagi semua orang yang menjalankan atau
mengemban tugas jabatan sebagai Notaris.

1.3. Yang dimaksud dengan kalimat “ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu” adalah kode etik yang
ditetapkan atau ditunjuk oleh dan dalam peraturan perundang-undangan, dalam hal
ini peraturan perundang-undangan yang mengatur jabatan Notaris.

Jawaban :
2.1. Untuk sementara ini, cara terbaik dalam memperoleh sertipikat Kode Etik adalah
dengan ujian Kode Etik, namun di masa yang akan datang perlu syarat tambahan,
antara lain baru boleh ditempuh setelah yang bersangkutan menjalani magang.
2.2. Dengan pertimbangan antara lain :
a. Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia yang menetapkan dan menegakkan Kode
Etik Notaris, vide Pasal 83 ayat (1);
b. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan Notaris
menetapkan atau menunjuk beberapa ketentuan mengenai kode etik Notaris;
maka sudah selayaknya materi yang diujikan adalah hal-hal yang berkenaan dan
atau terkait dengan kode etik, baik yang ditetapkan oleh Perkumpulan Ikatan
Notaris Indonesia maupun yang ditetapkan atau ditunjuk oleh peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang jabatan Notaris.

Jawaban :
3.1. Perbuatan tersebut bertentangan dengan kode etik Notaris maupun hukum.
Dikualifikasi sebagai perbuatan yang bertentangan dengan kode etik Notaris
berhubung dapat menurunkan citra serta wibawa lembaga kenotariatan ataupun
keluhuran harkat dan martabat jabatan Notaris, vide Pasal 1 angka 11 dan Pasal 3
angka 1 Kode Etik Notaris, serta Pasal 9 ayat (1) huruf c, berhubung perbuatan
tersebut merupakan perbuatan tercela (yaitu perbuatan yang bertentangan
dengan norma : agama, kesusilaan, dan norma adat), dan Pasal 17 ayat (1)
huruf i Undang-Undang Jabatan Notaris.
Dikualifikasi sebagai perbuatan yang bertentangan dengan hukum (perbuatan
melawan hukum), berhubung:
a. bertentangan dengan kesusilaan (goede zeden);
b. bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat untuk
memperhatikan kepentingan orang lain (indruist tegen de zorgvildigheid, welke
in het maatschappelijk verkeer betaant ten aanzien van anders persoon of
goed);
yang dimaksud kepentingan disini meliputi kepentingan pribadi maupun atas harta
kekayaan, vide Arrest Hoge raad, tanggal 31 Januari tahun 1919, dalam perkara
Lindenbaum vs. Cohen
3.2. Pelanggaran tidak hanya terjadi karena perbuatan aktif, melainkan bisa pula terjadi
Karena tidak melakukan perbuatan yang seharusnya dilakukan, terutama yang
dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap orang lain. Dalam contoh
konkrit adalah Notaris membiarkan kesalahan yang dilakukan oleh klien dalam
pembuatan akta di hadapannya.

Jawaban :
4.1. Cara yang dapat ditempuh oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia untuk
Menimbulkan:
a. sikap jera terhadap pelaku, antara lain dengan :
- menjadikan kode etik Notaris sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari Anggaran Dasar Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia,
sehingga semua pengaturan di dalamnya turut disahkan oleh Instansi
yang berwenang (Menteri Hukum dan HAM), sehingga secara langsung
atau tidak langsung Instansi tersebut terikat dengan pengaturan di
dalamnya, termasuk penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran kode etik
Notaris;
- mencabut semua atau sebagian hak sebagai anggota Perkumpulan
Ikatan Notaris Indonesia.
b. ketaatan setiap Notaris dalam mematuhi Kode Etik Notaris, antara lain dengan
cara :
- meningkatkan kewibawaan Perkumpulan, dengan cara menegakkan kode
etik Notaris secara konsisten;
- setiap anggota kepengurusan maupun Dewan Kehormatan pada setiap
strata harus dapat memberikan teladan dalam mematuhi kode etik
Notaris;
- memberikan pemahaman secara berkelanjutan kepada Notaris tentang
keluhuran harkat dan martabat jabatan Notaris.
4.2. Organisasi Notaris (dalam hal ini Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia) tidak
berwenang menjatuhkan sanksi hukum dalam pelanggaran kode etik Notaris,
berhubung sanksi yang dapat dijatuhkan sebatas pada sanksi organisatoris. Hal ini
adalah wajar, sebab apabila terhadap pelanggaran tersebut dijatuhi sanksi hukum,
maka norma etika berubah menjadi norma hukum, dan yang dapat menjatuhkan
sanksi hukum adalah institusi yang berwenang menangani hal tersebut.

Jawaban :
5.1. Pernyataan tersebut benas, dalam arti tiadanya pola pendidikan yang seragam
disamping akreditasi lembaga yang meluluskan mecam-macam merupakan
sebab utama, berhubung disamping sebab tersebut masih ada sebab-sebab yang lain,
misalnya : pemyelenggaraan magang yang kurang efektif; penegakan kode etik yang
belum konsisten, dan yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh eksternal,
khususnya dari klien yang tidak mendukung terwujudnya pelaksanaan jabatan
Notaris secara baik dan benar, sehingga sampai-sampai suatu pelanggaran, misalnya
tidak membacakan akta dianggap sebagai suatu pelayanan yang baik.
5.2. Usulan solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau setidak-tidaknya
mengurangi terjadinya perilaku menyimpang dan “nakal” Notaris tersebut, antara
lain:
a. diadakan program pendidikan lanjutan yang berbasis profesi bagi mereka
yang hendak diangkat sebagai Notaris;
b. setiap pengurus Daerah atau sekurang-kurangnya pengurus wilayah secepatnya
menyelenggarakan program magang sebagaimana yang telah ditetapkan
perkumpulan;
c. memberikan pemahaman secara berkelanjutan kepada Notaris tentang keluhuran
harkat dan martabat jabatan Notaris;
d. setiap tenaga pendidik pada Program Studi Magister Kenotariatan maupun
Notaris yang kantornya ditempati magang harus betul-betul profesional,
dalam arti mumpuni mengenai hal ihwal yang berkenaan atau terkait dengan
jabatan Notaris, sekaligus integritasnya tidak diragukan, sehingga dapat menjadi
panutan para mahasiswa maupun Calon Notaris yang menjalani magang,
manakala nantinya sebagai Notaris.

Anda mungkin juga menyukai