pengertian benda
“Menurut paham undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap barang dan
tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik.”
Pasal 1 ayat (4) UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (“UU Fidusia”)
“Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, yang bergerak
maupun tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotik.”
H. F. A. Vollmar Benda dalam arti dapat diraba atau berwujud adalah yang di
dalamnya termasuk segala sesuatu yang mempunyai harga,
yang dapat ditundukkan di bawah penguasaan manusia,
dan yang merupakan suatu keseluruhan.
Paul Scholten Benda adalah setiap bagian dari alam yang berwujud yang
semata-mata dapat dikuasai oleh manusia, berharga
untuknya, dan yang oleh hukum dipandang sebagai satu
kesatuan.
Prof. H. R. Sardjono Benda adalah sesuatu yang dapat dinilai dengan uang
setidak-tidaknya mempunyai nilai afektif, berdiri sendiri, dan
merupakan satu keseluruhan, bukan merupakan bagian-
bagian yang terlepas satu sama lainnya.
Jadi, benda adalah segala sesuatu yang dapat di-HAKI atau dijadikan objek hak milik.
Cakupannya sangat luas, karena di samping istilah benda (zaak), di dalamnya ada istilah
barang (goed) dan hak (recht). Istilah benda masih bersifat abstrak karena meliputi benda
berwujud dan tidak berwujud.
In contrary, barang mempunyai pengertian yang lebih sempit karena bersifat konkret dan
berwujud, dapat dilihat dan diraba, misalnya buku, pensil, meja, kursi, dll.
Hak merujuk pada pengertian benda yang tidak berwujud (immateriel) misalnya piutang
atau penagihan seperti piutang atas nama (vordering op naam), piutang atas bawa/
kepada pembawa (vordering aan toonder), dan piutang atas tunjuk (vordering aan order)
atau berupa hak milik intelektual seperti hak pengarang/hak cipta (auteursrecht), hak
1
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Hukum benda adalah hukum tentang benda yaitu kumpulan segala macam aturan hukum
tentang benda. Aturan ini terdapat dalam Buku II KUH Perdata dari Pasal 499 hingga
Pasal 1232. Sistem hukum benda merupakan sistem tertutup, jadi seseorang tidak dapat
mengadakan hak-hak kebendaan yang baru selain yang telah diatur dalam Buku II KUH
Perdata.
a. Hukum kebendaan tidak mengenal asas “kebebasan berkontrak” seperti yang dikenal
Buku III KUH Perdata.
d. Hak kebendaan dapat dihadapkan pada hak perorangan, yaitu hak yang hanya
berlaku dan hanya dapat dipertahankan terhadap pihak lawannya dalam perjanjian.
Berdasarkan Pasal 528 KUH Perdata, seseorang dpat mempunyai baik suatu kedudukan
berkuasa mau itu hak milik, hak waris, hak pakai hasil, hak pengabdian tanah, hak gadai,
dan hipotik.
2
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
2. Dapat dipindah-tangankan, kecuali hak pakai dan hak mendiami (hukum perdata
Barat).
- Dengan adanya UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (“UUHT”), pada dasarnya hak pakai bisa
dipindah-tangankan, tetapi
hanya terbatas pada tanah negara.
3. Individualitas.
Objek hak kebendaan selalu benda yang ditentukan secara individu dan merupakan
satu kesatuan.
4. Asas totalitas.
Hak milik hanya dapat diletakkan atas keseluruhan objek, artinya tidak dapat
diletakkan atas bagian-bagian dari benda yang bersangkutan (Pasal 500, 571, 588,
601 KUH Perdata).
Termasuk di dalam asas totalitas: asas perlekatan (accessie) karena terjadi dalam hal
benda pokok (hoofdzaak), berkaitan erat dengan benda-benda pelengkap yakni benda
tambahan (bijzaak) dan benda pembantu (hulpzaak).
6. Asas prioritas.
Semua hak kebendaan yang melekat pada hak eigendom harus diatur urutannya
karena walupun semua hak kebendaan memberi wewenang yang sejenis dengan
wewenang yang dimiliki hak eigendom, luasnya berbeda.
8. Pengaturan dan perlakuan yang berbeda terhadap benda bergerak dan benda tidak
bergerak.
Cara atau kriteria pembedaannya ditentukan oleh undang-undang (Pasal 506, 507,
508 + 509, 510, 511 KUH Perdata). Manfaat pembedaannya dapat ditinjau dari sudut
penyerahan, penguasaan, kadaluarsa, dan pembebanan.
3
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
diketahui oleh umum. Benda bergerak tidak perlu didaftarkan, cukup penguasan dan
menyerahan nyata.
pembagian benda
Benda dalam arti sempit adalah segala sesuatu yang berwujud nyata, dapat dilihat, dan
dipegang. Sedangkan benda dalam arti luas adalah benda dalam arti sempit ditambah
dengan harta kekayaan yang dapat terdiri dari bagian berwujud misalnya hasil karena
perbuatan alam dan hasil dari pekerjaan/perbuatan manusia serta bagian harta kekayaan
yang tidak berwujud yaitu yang timbul sebagai akibat hubungan hukum tertentu.
Jenis Deskripsi
Berwujud (lichamelijke zaken) Ada barang yang bertubuh, dan ada barang yang tak
bertubuh.
vs.
Pembedaan ini penting jiak dikaitkan dengan cara
penyerahan benda yang bersangutan sebagai akibat adanya
Benda tak Berwujud
suatu hubungan hukum antara dua pihak atua lebih misalny
(onlichamelijke zaken) karena jual beli, pewarisan, pemberian, dan lain-lain.
Benda-benda yang jika Pasal 505 KUH Perdata:
dipakai dapat habis Ada barang bergerak yang dapat dihabiskan, dan ada yang
(Verbruikbaar) tidak dapat dihabiskan; yang dapat dihabiskan adalah
barang-barang yang habis karena dipakai.
vs.
Benda-benda yang jika dipakai dapat habis misalnya nasi,
roti, teh, kopi, atau benda-benda ayng dapat dimanfaatkan
Benda-benda yang dipakai untuk suatu keperluan seperti lilin, minyak uang.
4
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Jenis Deskripsi
Benda di dalam perdagangan Benda dalam perdagangan adalah benda-benda yang dalam
(zaken in de handel) lapangan harta kekayaan dapat dijadikan objek suatu
perjanjian, artinya dapat diperjualbelikan dengan bebas.
vs.
Benda di luar perdagangan adalah benda-benda yang dalam
lapangan harta kekayaan tidak dapat dijadikan objek suatu
Benda di luar perdagangan
perjanjian, artinya tidak bebas diperjualbelikan. Yang tidak
(zaken buiten de handel) bebas diperjualbelikan dapat ditinjau dari beberapa sudut
pandang:
a. Pemakaiannya
Contoh: Larangan menjualbelikan lapangan sepak bola,
jalan umum, atau tanah wakaf.
b. Perikemanusiaan
Contoh: Larangan memperjualbelikan bayi atau anak
balita.
c. Ketentuan undang-undang
Contoh: Larangan memperjualbelikan narkotika dan
obat-obat terlarang, VCD/kaset bajakan, dll., termasuk
hal bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum seperti memperjualbelikan kalender pornografi.
Benda-benda yang dapat Benda yang dapat dibagi adalah benda yang apabila
dibagi wujudnya dibagi tidak mengakibatkan hilangnya sifat dan
(deelbare zaken) hakekat benda tersebut, contohnya beras, kopi, atau gula
pasir.
vs.
Benda yang tidak dapat dibagi adalah benda yang jika
wujudnya dibagi mengakibatkan hilangnya sifat dan hakekat
Benda-benda yang tidak dapat benda tersebut, contohnya kuda, sapi, ayam, dll.
dibagi
(ondeelbare zaken)
Benda yang dapat diganti Contoh:
(ongeregristreerde zaken)
Benda tidak terdaftar disebut juga benda tidak atas nama,
pada umumnya merupakan benda bergerak yang tidak sulit
membuktikan kepemilikannya.
5
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Jenis Deskripsi
b. Manfaat Pembedaan
2) Penyerahan (levering)
Pasal 612 KUH Perdata: levering benda bergerak
dapat dilakukan dengan penyerahan nyata (yg
sekaligus jadi penyerahan yuridis).
Pasal 616 KUH Perdata: levering benda tidak
bergerak dilakukan melalui pengumuman akta yang
bersangkutan seperti dengan cara yang diatur dalam
Pasal 620 KUH Perdata.
3) Pembebanan (bezwaring)
Pembebanan terhadap benda bergerak berdasarkan
Pasal 1150 KUH Perdata harus dilakukan dengan
gadai, sedangkan pembebanan terhadap benda tidak
bergerak menurut Pasal 1162 KUH Perdata harus
dilakukan dengan hipotik.
—> Tanah (+ the gang) kena Hak tanggungan, hipotik
yang ada di KUH Perdata hanya dibebankan thd
pesawat dan helikopter (Ps. 12 UU No. 15 Tahun
1992 ttg Penerbangan) serta kapal (Ps 314 KUHD &
Ps 49 UU No. 21 Tahun 1992 ttg Pelayaran)
6
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Jenis Deskripsi
hak kebendaan
hak perdata
Hukum perdata yang berlaku saat ini merupakan suatu sistem hukum yang bersifat
subjektif yang di dalamnya mengandung hukum harta kekayaan.
Dalam hukum harta kekayaan para pihak sendiri yang menentukan sifat dan isi hubungan
hukum antara mereka; lazim disebut hak perdata. Hak perdata tersebut dapat dibagi
dalam hak absolut (ius in re) dan hak relatif (ius ad rem).
a. Hak absolut atas suatu benda, disebut juga hak kebendaan (zakelijke recht), diatur
dalam Buku II KUH Perdata.
b. Hak absolut yang juga berkaitan dengan pribadi seseorang, disebut juga hak
kepribadian (persoonlijkeheids recht), misal hak hidup, hak merdeka, hak atas
kehormatan, dll.
c. Hak absolut yang berkaiwan dengan orang dan keluarga, disebut juga hak
kekeluargaan (familieheids recht).
d. Hak absolut atas benda tidak berwujud (immaterieel recht), misalnya hak erk, hak
paten, dan hak pengarang.
Hak relatif juga merupakan bagian dari hak perdata dan digolongkan sebagai hak
perorangan (persoonlijke recht) dan berkaitan erat dengan hukum perikatan Buku III KUH
Perdata.
7
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
b. Droit de suite atau zaaksgevolg, artinya suatu hak yang terus mengikuti pemilik benda,
atau hak yang mengikuti bendanya di tangan siapa pun (het recht volgt de eigendom
van de zaak).
c. Droit de preference (prioritas), artinya hak yang didahulukan atau diutamakan. (Pasal
1132 dan 1133 KUH Perdata)
a. Hak kebendaan bersifat absolut atau dapat dieprtahankan terhadap tuntutan setiap
orang, sedangkan hak perorangan bersifat relatif dan hanya dapat dipertahankan
terhadap orang tertentu, yakni pihak lawannya dalam perjanjian (wederpartij).
b. Dalam hak kebendaan, hubungan hukum antara seseorang dengan suatu benda
bersifat langsung, sedangkan hak perorangan menimbulkan hubungan hukum pihak-
pihak yang berikat dengan suatu benda/hak.
8
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
f. Hak kebendaan mengenal berlakunya asas perlindungan (Pasal 1977 ayat (1) KUH
Perdata), sedangkan hak perorangan tidak mengenal asas perlindungan.
4. Sewa menyewa yang mempunyai ciri hak perorangan diatur dalam Buku III KUH
Perdata.
Pasal 1576 ayat (1) KUH Perdata menyatakan dengan dijualnya barang yang disewa,
suatu persewaan yang dibuat sebelumnya tidak dapat diputuskan, kecuali telah
diperjanjikan.
Hak kebendaan yang memberi Kenikmatan yang diberikan hak kebendaan dapat terjadi
kenikmatan atas benda milik sendiri maupun atas benda milik orang lain.
(zakelijk genotsrecht) Hak yang termasuk dalam zakelijk genotsrecht ialah hak
menguasai (bezit) dan hak milik (eigendom), sedangkan hak
atas benda milik orang lain misalnya erfpacht, opstal,
vruchtgebruik, dan servituut atau erfdienstbaarheid.
Hak kebendaan yang memberi Jaminan yang diberikan hak kebendaan dasarnya terjadi
jaminan atas benda milik orang lain, antara lain gadai, hipotek (dalam
(zakelijk zekerheids recht) KUH Perdata), crediet verband dan fidusia (di luar KUH
Perdata).
9
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Selain kedua di atas, ada pula hak-hak yang bukan merupakan hak kebendaan tetapi
mempunyai sifat kebendaan dan memberiakn jaminan yaitu hak istimewa (privilege) dan
hak menahan (retentie).
Erfpacht (hak usaha) Hak kebendaan yang memberi kepada pemegangnya, hak
[Pasal 720 KUH Perdata] untuk menikmati secara penuh benda milik orang lain
dengan kewajiban membayar kepada pemiliknya sejumlah
uang sewa (canon).
Dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(“UUPA”), ada pula hak-hak atas tanah yang diatur didalamnya:
10
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
bezit
pengertian
Pengertian Bezit
Pasal 585 Burgerlijk Wetboek Bezit adalah keadaan memegang atau menikmati sesuatu
Belanda benda yang dikuasai seseorang baik atas upaya sendiri,
maupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda
itu adalah miliknya sendiri.
Pasal 529 KUH Perdata Bezit adalah kedudukan seseorang yang menguasai suatu
kebendaan, baik dengan diri sendiri, maupun dengan
perantaraan orang lain, dan yang mempertahankan atau
menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu.
Subekti Bezit (=kedudukan berkuasa) adalah suatu keadaan lahir, di
mana seseorang menguasai suatu benda seolah-olah itu
kepunyaannya sendiri, keadaan mana oleh hukum
diperlindungi, dengan tidak mempersoalkan hak milik atas
benda sebenarnya ada pada siapa.
Sri Soedewi Bezit adalah keadaan memegang atau menikmati sesuatu
benda di mana seseorang menguasainy abaik sendiri
ataupun dengan perantaraan orang lain seolah-olah itu
adalah kepunyaan sendiri.
Dapat disimpulkan bahwa bezit mendekati atau hampir sama dengan hak milik/eigendom.
Bedanya, eigendom menunjukkan suatu hubungan hukum dengan pemiliknya, sedangkan
bezit menunjukkan adanya hubungan nyata antara pemegang dan bendanya. Pada bezit,
seseorang yang menguasai suatu benda belum tentu pemilik sejati benda tersebut.
Pasal 531 KUH Perdata Bezit disebut te goeder trouw (itikad baik) jika pemegangnya
dengan jujur mengira ia pemilik sejati benda yang
dikuasainya tanpa mengetahui cacat cela ayng terkandung
di dalamnya.
Pasal 532 KUH Perdata Bezit disebut te kwader trouw (itikad buruk) jika
pemegangnya mengetahui bahwa ia bukan pemilik sejati
benda yang dikuasainya.
Pasal 533 KUH Perdata menganggap itikad baik akan selalu ada, selama tidak ada
tuduhan yang terbukti bahwa ia mempunyai itikad buruk.
Pasal 534 KUH Perdata menyatakan setiap bezitter yang tidak terbukti penguasaannya
dilakukan untuk orang lain, maka dianggap dikuasai untuk diri sendiri.
Pasal 535 KUH Perdata menyatakan setiap bezitter yang menguasai benda untuk orang
lain, selama tidak terbukti sebaliknya, harus dianggap meneruskan kedudukan itu.
11
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Jadi, siapapun yang menguasai benda berdasarkan bezit, akan selalu dianggap bezitter
to goeder trouw.
syarat-syarat bezit
a. Corpus
Antara seseorang dengan suatu benda harus ada hubungan dalam bentuk kekuasaan
nyata.
b. Animus
Hubungan antara orang dengan benda itu memang dikehendaki; kehendak itu harus
dari orang yang berhak (beschikkingsbevoegd), bukan kemauan dari orang-orang di
bawah pengampuan.
macam-macam bezit
Macam-Macam Bezit
Macam-Macam Bezit
12
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Macam-Macam Bezit
“Bezit atas suatu kebendaan diperoleh dengan cara menarik kebendaan itu dalam
kekuasaannya, dengan maksud mempertahankannya untuk diri sendiri.”
Kesimpulan:
Cara memperoleh bezit benda bergerak dan benda tidak bergerak beda. Tapi generally
speaking, sesuai yang diatur dalam Pasal 504 KUH Perdata, ada dua cara:
Contoh:
- Mancing ikan
- Metik buah
- Harvest madu
13
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
(Dua di atas tidak berlaku lagi kalau atas tanah, udah ada
UUPA)
Traditio (Levering) Pengoperan/Penyerahan. Sifatnya derivatief, seseorang
memperoleh suatu benda melalui penyerahan dari orang lain
yang telah lebih dulu menduduki atau menguasai benda
tersebut.
Menurut Ny. Frieda Hasbullah, seseorang dapat disebut bezitter atas benda tidak
bergerak sejak pertama kali ia menguasai benda tersebut, yang membedakan hanyalah
statusnya sebagai eigenaar, bezitter, atau houder.
Fungsi Bezit
Fungsi Bezit
Fungsi Zakenrechtelijk - Setelah sekain lama menduduki tanpa ada protes dari
pemilik, maka keadaan menguasai tersebut berubah
menjadi hak milik melalui verjaring.
Bezitter Beritikad Baik 1. Bezitter untuk sementara waktu harus dianggap sebagai
[Pasal 548 KUH Perdata] pemilik benda sampai ada haknya dituntut kembali di
muka hakim.
Pasal 550 KUH Perdata: bezitter yang mendapat gangguan dapat mengajukan tuntutan/
gugatan di muka hakim, wajib diajukan dalam jangka waktu satu tahun lamanya terhitung
sejak ia mendapat gangguan, disebut gugat bezit.
3. Meminta kepada hakim untuk mendapatkan penggantian biaya, rugi, dan bunga.
[Pasal 559 KUH Perdata]
“Terhadap benda bergerak yang tidak berupa bunga, maupun piutang yang tidak harus
dibayar kepada si pembawa, maka barang siapa yang menguasainya dianggap sebagi
pemiliknya.”
15
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Dari rumusan Pasal 1977 ayat (1) KUH Perdate tersebut, dapat disimpulkan bahwa bezit
atas benda bergerak berlaku sebagai alas hak (titel) yang sempurna. Dengan demikian,
bezitter yang menguasai suatu benda bergerak dianggap eigenaar benda tersebut.
Pasal 1977 ayat (1) KUH Perdata memiliki ketentuan daluwarsa yang membebaskan dari
suatu perutangan (extinctieve verjaring) tanpa ada tenggang waktu, karena siapa saja
yang menguasai suatu benda bergerak maka seketika itu juga bebas dari tuntutan
pemilik.
16
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
hak milik
eigendom
Eigendom diartikan sebagai milik pribadi, sedangkan eigendomsrecht berarti hak milik
pribadi. Dalam sistem KUH Perdata, hak eigeondom adalah hak atas sesuatu benda yang
pada hakekatnya selalu bersifat sempurna walaupun dalam kenyataannya tidak demikian.
Hal ini berhubungan dengan dimungkinkannya hak-hak lain melekat pada benda yang
berstatus eigendom, seperti hak erfpacht, hak opstal, hak servituut, hak sewa, dll.
“Hak untuk menikmati manfaat suatu kebendaan dengan leluasa, dan dengan kedaulatan
sepenuhnya berbuat bebas terhadap kebendaan itu, asal tidak bertentangan dengan
undang-undang atau peraturan umum yang dietapkan oleh penguasa yang berwenang
dan tidak mengganggu hak-hak orang lain; kesemuanya itu dengan tak mengurangi
kemungkinan pencabutan hak tersebut demi kepentingan umum berdasarkan atas
ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran sejumlah ganti rugi.”
Hak eigendom adalah hak yang absolut dalam arti tak dapat diganggu gugat dan
paling sempurna (asas accessie). Namun, ada batasan dalam hal pertanahan dan
yang melekat di atasnya. Makanya menurut Sri Soedewi, hak eigendom memiliki sifat
elastis atau mulur mengkret.
- Kewajiban bagi pemilik tanah yang letaknya rendah untuk menerima aliran air
dari tanah yang lebih tinggi dengan ketentuan tidak boleh dibendung.
- Kewajiban bagi pemilik pekarangan yang ada di tengah untuk membuka jalan
keluar menuju jalan umum bagi keperluan tetangganya.
Dalam penggunaan eigendom tidak boleh ada penyalahgunaan hak (misbruik von
recht) hingga menimbulkan kerugian baik moril maupun materil kepada orang lain.
Perbuatan yang dikategorikan sebagai misbruik van recht menurut Sri Soedewi,
berdasarkan pendapat:
b. Pitlo
- Manfaat yang diperoleh orang yang melakukan perbuatan menggunakan hak
17
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
milik tidak seimbang dari pada kerugian yang diderita orang lain, itu termasuk
misbruik van recht.
1) Ada perbuat melawan hukum (onrechtmatige daad) [Pasal 1365 KUH Perdata].
Pedoman untuk menggugat atas hinder yang diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata
menurut ahli hukum:
1) Gangguan itu harus dilakukan terhadpa penggunaan hak milik secara normal, dan
harus ditinjau dari ukuran yang objektif.
2) Gangguan itu harus berkaitan dengan hak milik yang dipakai sendiri, karena sering
kali terjadi seorang justru memperoleh kenikmatan di atas hak milik orang lain.
3) Gangguan juga harus mengenai pemakaian yang sesungguhnya dari hak milik
seseorang.
2. Merupakan hak yang paling luas, artinya pemilik dapat berbuat apa saja atas
bendanya.
4. Memiliki sifat yang tetap artinya tidak akan lenyap walaupun hak-hak lain
menimpanya, sedangkan hak kebendaan lain dapat lenyap jika menghadapi hak
eigendom.
BERLAKUNYA UUPA
Dengan adanya UUPA, pasal-pasal dalam KUH Perdata tidak berlaku lagi sepanjang
mengani bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Secara umum, pasal-pasal yang dicabut dari Buku II KUH Perdata ialah sebagai berikut:
3. Bab III: Pasal 571, 586 s.d. 605, 616 s.d. 624.
18
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
10. Bab X: Pasal 760 ayat (1), 762, 766 s.d. 772 ayat (3), 733 s.d. 777, 793 ayat (2), 794
ayat (1) s.d. 797, 799, 802, 811 ayat (2) dan (3), serta Pasal 812.
Dalam UUPA ada perbedaan prinsipil khususnya menyangkut hak eigendom. Hak milik
dalam penggunaannya menurut UUPA adalah sebagai berikut:
2. Hak milik atas tanah mempunyai fungsi sosial dan digunakan untuk kepentingan
masyarakat (Pasal 6 dan 20 UUPA).
3. Menganut asas pemisahan horizontal yaitu pemisahan antara tanah dengan bangunan
atau tanaman yang terletak di atasnya.
Essentially, yang ditonjolkan UUPA adalah asas kemasyarakatan dan fungsi sosial.
1. Hak atas tanah tidak boleh smeata-mata dipergunakan untuk kepentingan pribadi,
tetapi harus juga sesuai dengan kepentingan umum.
1. Terjadinya hak milik menurut hukum adat diatur dengan Peraturan Pemeirntah.
b) Ketentuan Undang-Undang.
19
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
“Hak milik atas sesuatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan caera lain, melainkan
dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut
undang-undang, maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan atau penyerahan
berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh
seseorang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu.”
a. Acquisitieve verjaring
Daluwarsa sebagai alat untuk memperoleh hak-hak
kebendaan, misalnya hak milik.
b. Extinctieve verjaring
Daluwarsa sebagai alat untuk dibebaskan dari suatu
perhutangan.
20
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
levering
Levering disebut juga sebagai opdracht, overdracht, atau traditio.
Secara yuridis, levering adalah pemindahan hak eigendom atas suatu benda yang berasal
dari seseorang yang berhak memindahkannya kepada oran glain, yangmengakibatkan
orang lain tersebut menjadi pemilik benda yang bersangkutan.
SISTEM LEVERING
Sistem Levering
Sistem campuran Perancis: hak eigendom sudah beralih sejak lahirnya perjanjian atau
tercapainya kata sepakat mengenai barang dan harganya walaupun barang belum
diserahkan dan harga belum dibayar. Hal ini sesuai dengan Pasal 1458 KUH Perdata yang
menaytakan hak kebendaan telah berpindah meskipun bendanya sendiri belum
diserahkan ataupun belum dibayar.
Pasal 1459 kontradiktif dengan Pasal 1458, karena menyatakan hak milik atas barang
yang dijual tidak berpindah selama penyerahannya belum dilakukan.
Pasal 1460 KUH Perdata menyatakan apabila kebendaan yang dijual sudah ditentukan,
maka barang itu tanggungan pembeli meskipun belum diserahkan dan penjual berhak
menuntut harganya.
21
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Pasal 1459 telah sesuai dengan sistem kausal yang kita anut, sedangkan Pasal 1458 dan
1460 ialah residu pengaruh sistem campuran Perancis. Oleh karena itu, Mahkamah
Agung Republik Indonesia melalui Surat Edaran No. 3 tahun 1963 menganjurkan kepada
para hakim untuk tidak algi menggunakan beberapa pasal tertentu dari KUH Perdata
termasuk Pasal 1460 tersebut karena dianggap tidak memenuhi keadilan.
SYARAT-SYARAT LEVERING
2. Harus ada alas hak (titel) yaitu hubungan hukum yang dapat menyebabkan pengalihan
benda, i.e. jual-beli atau tukar-menukar. [Pasal 584 KUH Perdata]
3. Harus ada kewenangan menguasai benda yang merupakan asas nemoplus, yaitu
seseorang tidak dapat mengalihkan suatu hak melebihi apa yang menjadi haknya.
[Pasal 584 KUH Perdata] [contradictive with Pasal 1977 ayat (1)]
CARA LEVERING
22
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
b. Penyerahan tidak perlu dilakukan karena bendanya telah dikuasai oleh orang yang
berhak menerimanya. [Pasal 612 ayat (2)] Ada tiga bentuk:
• Constitutum possessorium
Penguasaan benda masih berada di tangan penjual/pemilik hak awal karena
hubungan hukum tertentu setelah levering terjadi.
Lalu diubah melalui S. 1947 No. 53 jadi di depan Kepala Seksi Pendaftaran Tanah
(Kadaster). Dengan berlakunya UUPA dan PP No. 10 Tahun 1961, pendaftaran hak
atas tanah dan peralihannya di seluruh RI dilakukan oleh Kadaster, sedangkan
pembuatan akte tanah dilakukan oleh PPAT [Pasal 19 PP 10/1961].
Berkaitan dengan penyerahan benda tidak bergerak itu sendiri sebenarnya terjadi
pemisahan antara penyerahan nyata dan penyerahan yuridis. Tanah yang ada dalam
kekuasaan pembeli counts as penyerahan nyata, tapi penyerahan yuridis baru terjadi
jika akta penyerahannya (acte van transport) telah didaftar dalam Register Tanah atau
telah dilakukan balik nama oleh pejabat yang berwenang, daam hal ini Kepala Kantor
Pendaftaran Tanah. Dalam acte van transport dinyatakan bahwa pihak pertama telah
menyerahkan hak atas bendanya kepada pihak kedua, dan pihak kedua menyatakan
telah menerima penyerahan hak tersebut.
23
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Pasal 613 ayat (1) KUH Perdata: penyerahan piutang-piutang atas nama dari
kebendaan tak bertubuh dilakukan dengan jalan membuat sebuah akte otentik
atau di bawah tangan, dengan mana ha-hak atas kebendaan itu dilimpahkan
kepada orang lain.
Sesuai ketentuan Pasal 613 ayat (1), cessie piutang atas nama dilakukan dengan
akte otentik atau di bawah tangan (onderhands). Setelah dibuat akte, cessie harus
diberitahu kepada pihak berutang/debitur atau cessus. Penyerahan baru
mempunyai akibat hukum atau mengikat debitur setelah ada pemberitahuan atau
meskipun tanpa pemberitahuan, tetapi debitur mengetahui dan menyetujui secara
tertulis, ia tetap terikat dengan cessie. Cessie tidak tergantung dari keabsahan
rechtstitel-nya, asalkan debitur bertindak dengan itikad baik.
Vordering aan order = surat yang menerangkan tentang pembayaran uang kepada
orang yang telah ditunjuk untuk menerima pembayaran tersebut.
24
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
4. Penyerahan Hak-Hak
a. Hak Merek (UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis)
Pasal 1 angka 1: Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan
hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.
b. sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut barang dan/atau jasa
yang dimohonkan pendaftarannya;
d. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat, atau khasiat
dari barang dan/atau jasa yang diproduksi;
Pasal 41 ayat (1): Hak atas Merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena:
a. pewarisan;
b. wasiat;
c. wakaf;
d. hibah;
e. perjanjian; atau
Pasal 41 ayat (4): Pengalihan Hak atas Merek disertai dengan dokumen
pendukung.
Pasal 41 ayat (5): Pengalihan Hak atas Merek terdaftar yang telah dicatat
diumumkan dalam Berita Resmi Merek.
Pasal 1 angka 1: Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertetnu
melaksanakan sendiri invensi tersebuta tau memberikan persetujuan keapada
pihak lain untuk melaksanakannya.
25
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Pasal 74 ayat (1): Hak atas Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya
maupun sebagian karena:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. wakaf;
Pasal 74 ayat (2): Pengalihan hak atas Paten harus disertai dokumen asli Paten
berikut hak lain yang berkaitan dengan Paten.
Pasal 74 ayat (3): Segala bentuk pengalihan hak atas Paten harus dicatat dan
diumumkan dengan dikenai biaya.
Pasal 1 angka 1: Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis beradasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 4: Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.
Pasal 5 ayat (2): Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup,
tetapi melaksanaan hal tersebut dapat dialihkan melalui wasiat atau sebab lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Pencipta
meninggal dunia.
Pasal 5 ayat (3): Dalam hal terjadi pengalihan pelaksanaan hak moral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), penerima dapat melepaskan atau menolak
pealksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau penolakan pelaksanaan hak
tersebut dinyatakan secara tertulis.
Pasal 16 ayat (2): Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun
sebagian karena:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wakaf;
d. wasiat;
26
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
mede eigendom
Pasal 537 KUH Perdata menyatakan bahwa membagi sesuatu kebendaan yang menjadi
milik lebih dari satu orang harus dilakukan menurut aturan-aturan yang ditentukan
tentang pemisahan dan pembagian harta peninggalan.
Dengan demikian, hak milik bersama atau mede-eigendom terjadi jika dua oranga tau
lebih merupakan pemilik dari suatu benda yang sama, dan setiap pemilik peserta memiliki
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari benda itu.
“Tiada seorang pun yang mempunyai bagian dalam harta peninggalan diwajibkan
menerima berlangsungnya harta peninggalan itu dalam keadaan tidak terbagi.”
MACAM-MACAM MEDE-EIGENDOM
Macam-Macam Mede-Eigendom
Hak Milik Bersama yang Jika hubungan antara para pemilik hanyalah semata-mata
Bebas hubungan sesama pemilik/eigenaar semata atas sebuah
(Vrije Mede-Eigendom) benda, misalnya beberapa orang secara bersama-sama
membeli sebuah mobil, rumah atau tanah, dsb.
Ciri-ciri:
27
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
Macam-Macam Mede-Eigendom
Hak milik bersama dapat terjadi baik melalui perjanjian maupun karena undang-undang.
Menurut Beekhuis dan Suijling — quoted by Mariam Darus — perbedaan antara hak milik
bersama yang bebas dan hak milik bersama yang terikat didasarkan atas kriteria apakah
dikehendaki para peserta ataukah karena akibat hukum dari suatu perbuatan hukum
tertentu. Jika dikehendaki = bebas, karena kebersamaan (gemeenschap) merupakan
sebab dari kepemilikan bersama. Jika terjadi akibat suatu perbuatan hukum = terikat,
karena ikatan hukum (rechtband) yang menjadi penyebabnya.
Salah satu contoh umum mede-eigendom adalah rumah susun. Tiap pemilik peserta
(mede-eigenaar) menguasai satuan rumah susun (“sarusun”) secara terpisah yang
menjadi hak miliknya sendiri secara individual, artinya kepemilikannya secara yuridis
terpisah dari bagian pemilik-pemilik satuan rumah susun lainnya meskipun secara fisik
bagian-bagian tersebut merupakan suatu kesatuan atau yang tak terpisahkan dair rumah
susun sebagai bangunan induknya.
Karena kepemilikan bersama atas rumah susun sebelumnya sama sekali tidak pernah ada
ikatan apapun baik karena perjanjian maupun perbuatan hukum lainnya, hak milik
bersama atas rumah susun dapat dikategorikan sebagai hak milik bersama yang bebas
(vrije mede-eigendom).
Pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (“UU Rumah Susun”):
“Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang
dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.”
28
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
1. Pemilikan Individual
Pemilikan secara individual dinamakan “satuan rumah susun” (Pasal 1 ayat (3) UU
Rumah Susun), yaitu rumah susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah
dengan fungsi utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke
jalan umum.
“…bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian
bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.”
“…benda ayng bukan merupakan bagian rumah susun melainkan bagian yang
dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.”
“…sebidang tanah hak atau tanah sewa untuk bangunan yang digunakana tas
dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan
ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin mendirikan bangunan.”
Pemilikan sarusun diatur secara spesifik dalam Bagian Kedua: Pemilikan Sarusun dalam
UU Rumah Susun.
Pasal 46:
(1) Hak kepemilikan atas sarusun merupakan hak milik atas sarusun yang bersifat
perorangan yang terpisah dengan hak bersama atas bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama.
(2) Hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan atas NPP.
Pasal 54:
(1) Sarusun umum yang memperoleh kemudahan dari pemerintah hanya dapat dimiliki
atau disewa oleh MBR. (=masyarakat berpenghasilan rendah)
(2) Setiap orang yang memiliki sarusun umum sebagaiamna dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain dalam hal:
a. pewarisan;
b. perikatan kepemilikan rumah susun setelah jangka waktu 20 tahun; atau
c. pindah tempat tinggal yang dibuktikan dengan surat keterangan pindah dari pihak
berwenang.
(3) Pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan huruf c hanya dapat
dilakukan kepada badan pelaksana.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
(3) diatur dalam peraturan pemeirntah.
29
BENPER Dyah Ayu Saraswati (FH UI 2018)
(5) Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara pemberian kemudahan kepemilikan
sarusun umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
Menteri.
Pasal 47:
(5) SHM sarusun dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak tanggungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- UUPA menunjuk beberapa hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan atas utang
dengan dibebani hak tanggungan: hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan,
sebagai hak-hak atas tanah yang wajib didaftar dan menuntut sifatnya dapat
dipindahtangankan. Dalam Pasal 51 UUPA yang harus diatur dengan undang-undang
adalah hak tanggungan atas hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan.
- Hak pakai dalam UUPA tidak ditunjuk sebagai objek hak tanggungan.
- Hak pakai juga dapat dibebankan hak tanggungan, tapi dibebani fidusia. Diaturnya di
UU Fidusia ntar.
- Dalam UUHT, hak pakai tersebut ditunjuk sebagai objek hak tanggungan.
Dapat disimpulkan:
1. Istilah “hipotik” dan “fidusia” pada UU Rumah Susun menjadi tidak berfungsi karena
hipotik dan fidusia bukan lagi merupakan hak jaminan atas tanah. (ini UU Rumah
Susun yang lama, belum ngecek UU yang baru ada atau gak. cek dulu guys)
2. Hak pakai atas tanah negara tidak bisa lagi dijadikan jaminan fidusia karena
disamping fidusia udah bukan hak jaminan atas tanah, tapi hak pakai atas tanah
negara udah bisa jadi jaminan hak tanggungan.
30