FAKULTASHUKUM
KASUS :
Mr. Smith dan Pak Joko dan Pak Bowo membuat perjanjian untuk berusaha membuat
perlengkapan otopart motor dengan teknologi dari Jepang dan China, rencana ekspor ke
negara Africa dan UEA. Perseroan Terbatas atau PT. OTOPARTSSJB.
Masing-masing pembagian S 40 ribu saham senilai 400 juta rupiah, J 500 ribu saham senilai
500 juta rupiah dan 100 ribu saham senilai 100 juta saham. Selanjutnynya diperjanjian diatur
bagaimana pembagian untung dan rugi serta siapa Direksi dan Komisaris. Selanjutnya
perjanjian diaktakan di Notaris untuk diaktakan dan mendapatkan pengesahan di Kementrian
Hukum & HAM. Pada akta Direktur utama S dan Direksi B, sebagai komisaris J. Pada
perjalanan perseroan setelah 5 tahun operasional berkembang pesat dan pemasaran alat
onderdil bagus di kedua negara sebagai devisa negara karena eksport. Dalam perjalanan
waktu Bowo bersengketa dengan Smith dan Joko karena saat Perusahaan menjual aset Bowo
tidak disertakan atau ijin. Sehingga mereka bersengketa di Pengadilan.