Anda di halaman 1dari 9

POSITIVISME HUKUM

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang bertitik tolak


bahwa ilmu alam (fakta yang positif) sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang
berkenaan dengan metafisik.

Mengutamakan fakta yang dapat diamati walaupun tidak


menolak abstraksi-abstraksi data hasil pengamatan, tidak
mencari atau menerima suatu realitas yang lebih tinggi dan di
atas dunia inderawi. Oleh karena itu, positivisme cenderung
sekuler dan empiris.

Pendiri filsafat positivis: Henry de Saint Simon (Auguste


Comte adalah tokoh positivisme yang paling terkenal).

Tiga tahap pemikiran manusia

Menurut Simon untuk memahami sejarah manusia harus mencari hubungan


sebab akibat dan hukum-hukum yang menguasai proses perubahan.
Comte merumuskan 3 tahap pemikiran manusia (perkembangan
masyarakat) yaitu; 1). Tahap teologis, 2). Tahap metafisis dan 3). Tahap
positivis.

Tahap Teologis manusia adalah produk dari proses kosmos yang


dikendalikan oleh gagasan-gagasan keagamaan. Proses, yaitu; anismisme
dan fetisisme , politeisme kemudian menuju pada pemikiran monoteisme.

Tahap Metafisika manusia dengan akal budinya mampu menjelaskan


tentang realitas, fenomena, dan berbagai peristiwa dicari dari alam itu
sendiri.

Tahap Positivis tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah


(Dasar bagi masyarakat Industri).

Ciri-Ciri Positivisme

mengutamakan fakta yang dapat diamati;


didasarkan pada data empiris;
tidak mencari atau menerima statu realitas yang lebih
tinggi atau diatas dunia inderawi;
tidak mengenal adanya spekulasi;
cenderung sekuler

Aliran positivisme ini dibawa dan dikembangkan


dalam ranah bidang Hukum.

Positivisme Hukum

Menurut positivisme hukum;


suatu norma adalah hukum bila norma tersebut
ditetapkan (diletakkan) sebagai hukum.
penetapan norma sebagai suatu hukum ditetapkan oleh
suatu kedaulatan (sovereign).
hukum ada perintah dari penguasa (command of
lawgivers)
adanya pemisahan yang tegas hukum dari moral.
Hukum mungkin saja bertentangan dengan moral,
namun ia tetap sah sebagai sebagai hukum bila
ditetapkan oleh penguasa (ciri khas yang paling
menonjol dari aliran ini)
hukum dalam perkembangannya menjadi sangat
formalistik

Asumsi yang digunakan

Penguasa adalah orang-orang pilihan yang dipilih oleh


rakyat untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat.

Hukum yang dibuat dan ditetapkan oleh penguasa


sudah pasti benar dan adil.

Adanya itikat baik dari penguasa.

Aliran ini memandang bahwa mereka yang bekerja di


peradilan adalah orang-orang netral karena
independensi dan imparsialitas dari lembaga-lembaga
peradilan sudah dijamin oleh undang-undang.

Tokoh-tokoh positivisme hukum


Jeremy

Bentham (utilitarian)

Kebahagian terbesar adalah untuk jumlah yang terbesar.


Dia menolak hukum kodrat dan nilai-nilai subjektif dan
menggantinya dengan patokan-patokan yang didasarkan
pada keuntungan, kesenangan dan kepuasan manusia.
Teorinya merupakan teori hukum yang bersifat imperatif,
yang didalamnya konsep-konsep kunci yaitu;
sovereignty dan command.
Baginya pelaksanaan hukum merupakan extra legal,
walaupun dia tidak menyampingkan penggunaan sanksi
hukum.

Tokoh-tokoh positivisme hukum

Dia berpikir, bahwa command dan sovereign


merupakan hukum walaupun command itu hanya
didukung oleh sanksi moral dan agama.
Penghargaan lebih efektif daripada penghukuman
Tidak ada hukum yang tidak bersifat imperatif maupun
tidak permisif (Hukum selalu imperatif dan permisif)
Seluruh hukum memerintahkan, melarang atau
membolehkan bentuk-bentuk tertentu dari perilaku.
Sifat imperatif hukum selalu disebutkan, sedangkan
penghukuman sering tersembunyi

Tokoh-tokoh positivisme hukum


John Austin
Bagi austin, hukum merupakan perintah dari pihak yang berkuasa
yang memiliki sanksi.
Hukum terpisah dari moral.
Austin bersikukuh pada orang atau lembaga yang menentukan
sebagai sumber dari suatu command yang dapat dianggap sebagai
pijakan bahwa suatu command merupakan pelaksanaan kehendak
dari orang/orang tertentu.
Sovereignty bersifat faktual, bisa banyak, bertingkat dan bersifat
politis.
Empat unsur penting untuk dinamakan sebagai hukum adalah
perintah, sanksi, kewajiban dan kedaulatan.
Hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan
bersifat tertutup (close logical system)
Tidak membedakan sovereignty secara de jure dengan de facto
(Dianggap sebagai kegagalan)

Penutup
Kepastian

hukum adalah senjata dari


tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
oleh penganut aliran positivisme hukum.
Hukum akan kehilangan makna sebagai
patokan bagi prilaku semua orang bila
tanpa adanya kepastian.
Kepastian hukum Vs Keadilan Hukum ??

Anda mungkin juga menyukai