Anda di halaman 1dari 9

Lex Privatum Vol. VIII/No.

1/Jan-Mar/2020

RAHASIA BANK DALAM PENGELOLAAN DANA lanjut. Hukum perbankan menyelaraskan


NASABAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG kepercayaan nasabah tersebut dengan prinsip
NOMOR 10 TAHUN 19981 kerahasiaan yang di terapkan dalam sistem
Oleh : St. Anggriany Anastasya Agoan2 perbankan di Indonesia. Hubungan bank dan
nasabah bersifat rahasia, yang berhubungan
ABSTRAK dengan interaksi antara bank dan nasabahnya.8
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Rahasia bank dituangkan ke dalam peraturan
mengetahui bagaimana kewajiban bank dalam selain menjelaskan sifat hubungan antara
menjaga kerahasiaan data nasabah dan nasabah dengan bank, juga merupakan bentuk
bagaimana Pengaturan Pelanggaran terhadap perlindungan hak dari nasabah bank yang
kerahasiaan data nasabah bank. Dengan dijamin oleh Undang-Undang Perbankan.
menggunakan metode penelitian yuridis Hubungan yang timbul antara bank dan
normatif, disimpulkan: 1. Penerapan asas nasabah terkait dengan rahasia bank, yakni
kerahasiaan bank dalam kewajiban bank adanya kewajiban pada bank untuk tidak
tentang menjaga rahasia data nasabah bank membuka kerahasiaan data dari nasabahnya
terbentuk lewat norma-norma yang terkandung kepada pihak ketiga maupun kepada pihak lain
didalam Undang-undang perbankan sebagai terkecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang.
salah satu kewajiban utama Bank dalam Sesuai dengan Pasal 40 ayat (1) Undang-
menjalankan kegiatannya usaha, tetapi dalam Undang Perbankan yang menegaskan bahwa
beberapa hal Bank bisa membuka informasi “Bank wajib merahasiakan keterangan
terhadap beberapa pihak sesuai dengan mengenai nasabah penyimpan dan
ketentuan yang berlaku serta mekanisme yang simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana
jelas, untuk kepentingan perpajakan, tukar- dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41 A, Pasal 42,
menukar informasi antar Bank, keperluan Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44 A.” 3
perkara pidana dan perdata, serta atas Beberapa permasalahan yang aktual terkait
persetejuan nasabah informasi tentang rahasia bank diantaranya:
nasabah baik tentang data pribadi maupun data Kasus Bank Century yang cukup menyita
simpanannya. 2. Pengaturan pelanggaran sebagian besar energi negara untuk
kewajiban bank terhadap rahasia nasabah bank menyelesaikannya. Dalam rangka
terdapat dalam Undang-Undang tentang pengungkapan fakta, Panitia Khusus (PANSUS)
Perbankan, yang dimana mempunyai upaya hak angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
preventif dan represif dalam mengatur tentang pernah meminta data/keterangan tentang
pelanggaran kewajiban bank dalam sejumlah besar mantan nasabah Bank Century
merahasiakan data nasabah, dan dijakalau kepada Bank Mutiara (nama baru bank century
direksi ataupun pegawai bank tidak setelah diambil alih oleh pemerintah).
melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang Sayangnya, permintaan DPR ini tidak dapat
di atur dalam Undang-Undang Perbankan maka dilayani bank mutiara kama bank ini tidak ingin
mempunyai sanksi Pidana, perdata, maupun melanggar ketentuan mengenai rahasia bank.
administrasi. Tuduhannya sangat serius yaitu Direksi Bank
Kata kunci: Rahasia Bank, Pengelolaan Dana, Century dianggap menghalang-halangi tugas
Nasabah PANSUS yang diamanatkan konstitusi. Sungguh
mengerikan bagi kalangan perbankan yang
PENDAHULUAN tidak pemah bersentuhan dengan dunia
A. Latar Belakang politik.4
Bank mempunyai kewajiban merahasiakan Ketentuan kerahasiaan bank dalam
keterangan mengenai nasabah penyimpan dan pelaksanaannya seringkali terjadi perbedaan
simpanannya,terkecuali dalam hal-hal tertentu penafsiran ketentuan dalam Undang-undang
yang pada pembahasan akan di bahas lebih
3
Zainal Asikin, 2015, Pengantar Hukum Perbankan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Wulanmas Indonesia, Cet I, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.
A. P. G. Frederik, SH, MH; Dr. Josepus J. Pinori, SH, MH 169.
2 4
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Dr. Zulkamain Sitompul. 2006. Problematika Perbankan.
16071101598 Bandung: Books Terrace & Library, hlm 30

22
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Nomor 10 tahun 1998 diantara Stake Holder yang dikutip oleh Bachrul Amiq bahwa
perbankan, baik dari kalangan praktisi penelitian normatif ialah suatu penelitian yang
perbankan, nasabah perbankan, auditor, aparat mengutamakan pengkajian terhadap
penegak hukum (kepolisian, kejaksaan, komisi ketentuan-ketentuan hukum positif maupun
pemberantasan korupsi), pemerintah dan asas-asas hukum umum. Penelitian hukum
anggota DPR. normative merupakan penelitian dengan
Walaupun dalam Undang-undang Nomor 7 mendasarkan pada bahan hukum baik primer
Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaiman maupun sekunder.
diubah dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 dan Peraturan Bank Indonesia PEMBAHASAN
Nomor 2/19/PBI/2000 Tahun 2000 Tentang A. Rahasia dan Kewajiban Bank yang
Persyaratan Dan Tata Cara Pemberian Perintah berkaitan dengan Kerahasiaan Data
Atau Tertulis Membuka Rahasia Bank, telah Nasabah
jelas dimuat detail prosedur pembukaan Hubungan hukum antara bank dengan
rahasia bank,tapi dalam prakteknya banyak nasabah adalah hubungan antara subjek hukum
pihak berusaha untuk menerobos ketentuan sebagai pembawa hak dan kewajiban5,
tersebut dengan mendasarkan pada peraturan kewajiban bank antara lain untuk tetap
perundang-undangan lain yang saling menjaga rahasia keuangan nasabah,
bertentangan.Bahkan seringkali pada aparat mengamankan dana nasabah, menerima
penegak hukum memaksa pada pihak sejumlah uang dari nasabah, Untuk melaporkan
perbankan untuk menyerahkan dokumen dan kegiatan perbankan secara transparan kepada
informasi nasabah yang terkait rahasia bank masyarakat, Untuk mengetahui secara
tanpa melalui prosedur pembukaan rahasia mendalam tentang nasabahnya
bank sesuai Undang-undang Nomor 10 Tahun Yang dimaksud dengan segala sesuatu yang
1998 dengan ancaman pihak perbankan yang berhubungan dengan keterangan mengenai
menghalangi penyidikan dapat dikenakan nasabah penyimpan dan simpanannya meliputi
sanksi pidana. segala keterangan tentang orang dan badan
Oleh karena itu kelancaran dan keamanan yang memperoleh pemberian layanan dan jasa
dan keamanan kegiatan perbankan haruslah dalam lalu lintas uang, baik dalam maupun luar
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh negeri, meliputi:6
dari semua aparat penegak hukum, karena a. Jumlah kredit;
apabila terjadi tindak pidana dalam bidang b. umlah dan jenis rekening nasabah
perbankan akan menyebabkan kerugian yang (Simpanan Giro, Deposito, Tabanas,
sangat besar bagi negara. Sertifikat, dan surat berharga lainnya);
Pelanggaran terhadap rahasia bank c. Pemindahan (transfer) uang;
merupakan salah satu bentuk kejahatan.Yang d. Pemberian garansi bank;
menjadi masalah bukan hanya adanya e. Pendiskontoan surat-surat berharga; dan
pembocoran rahasia, akan tetapi kenyataan f. Pemberian kredit.
bahwa rahasia bank itu kadang kala dijadikan
sebagai tempat berlindung bagi penyelewengan Jelas bahwa yang wajib dirahasiakan oleh
administrasi dan kolusi pada perbankan. pihak Bank/Pihak terafiliasi hanya keterangan
mengenai nasabah Penyimpan dan
B. Perumusan Masalah simpanannya. Apabila Nasabah Bank adalah
1. Bagaimana kewajiban bank dalam Nasabah Penyimpan yang sekaligus juga
menjaga kerahasiaan data nasabah? sebagai Nasabah debitur, bank tetap wajib
2. Bagaimana Pengaturan Pelanggaran merahasiakan keterangan tentang nasabah
terhadap kerahasiaan data nasabah dalam kedudukannya sebagai nasabah
bank? penyimpan. Artinya jika nasabah itu hanya

C. Metodologi Penelitian 5
Ronny Sautama Hotma Bako. Loc Cit
Jenis penelitian ini yaitu bersifat normatif, 6
https://mylenna1.blogspot.com/2016/08/badan-hukum-
Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji kerahasiaan-dan-sumber.html, diakses pada tanggal 2
Desember 2019, Pukul 22.25 WITA.

23
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

berkedudukan sebagai nasabah debitur maka “Bank wajib merahasiakan keterangan


keterangan tentang nasabah debitur dan mengenai nasabah penyimpan dan
hutangnya tidak wajid dirahasiakan oleh simpanannya, kecuali dalam hal
bank/pihak terafiliasi. Dengan demikian, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41,
lingkup rahasia bank hanya meliputi keterangan Pasal 41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan
mengenai nasabah penyimpan dan Pasal 44A”.
simpanannya, keterangan selain itu bukan
rahasia bank. Kata “kecuali” diartikan sebagai pembatasan
Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah terhadap berlakunya Rahasia Bank. Mengenai
nasabah yang menempatkan dananya di Bank keterangan yang disebut dalam pasal-pasal tadi
dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank tidak boleh merahasiakannya (boleh
Bank dengan nasabah yang bersangkutan.7 mengungkapkannya) dalam hal sebagai berikut:
Sedangkan yang dimaksud dengan 1. Untuk Kepentingan Perpajakan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Dalam Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang
masyarakat kepada Bank berdasarkan Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Perbankan ditentukan :
Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan “Untuk kepentingan perpajakan,
dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan Pimpinan Bank Indonesia atas
dengan itu.8 permintaan Menteri Keuangan
Sedangkan dalam Undang-undang Nomor berwenang mengeluarkan perintah
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, tertulis kepada Bank agar memberikan
Pengertian rahasia bank, yaitu:9 Rahasia Bank keterangan dan memperlihatkan bukti-
adalah segala sesuatu yang berhubungan bukti tertulis serta surat-surat mengenai
dengan keterangan mengenai Nasabah keadaan keuangan Nasabah Penyimpan
Penyimpan dan Simpananannya serta tertentu kepada pejabat pajak”.
Nasabah Investor dan Investasinya. Untuk pembukaan (pengungkapan
Didalam perbankan syariah dibedakan Rahasia Bank, Pasal 41 ayat (1) Undang-
antara nasabah penyimpan dan nasabah Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
investor terkait dengan data nasabah dan Perbankan menetapkan unsur-unsur
simpan serta investasinya. Meskipun yang wajib dipenuhi sebagai berikut :
mengklasifikasikan jenis nasabah bank baik a. Pembukaan Rahasia Bank itu untuk
dalam Undang-Undang Perbankan, Maupun kepentingan perpajakan.
dalam perbankan syariah tetapi pemaksanaan b. Pembukaan Rahasia Bank itu atas
tentang nasabah adalah sama yaitu subjek permintaan tertulis Menteri
hukum yang memggunakan jasa dari bank itu keuangan.
sendiri. Secara umum rahasia bank diatur c. Pembukaan Rahasia Bank itu atas
dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 perintah tertulis Pimpinan Bank
tentang perubahan kedua atas Undang-undang Indonesia.
Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan serta d. Pembukaan Rahasia Bank itu
pengecualiaanya. dilakukan oleh Bank dengan
Dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang memberikan keterangan dan
Nomor 10 Tahun 1998 perubahan kedua atas memperlihatkan bukti-bukti tertulis
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang serta surat-surat mengenai keadaan
Perbankan ditentukan bahwa : keuangan Nasabah Penyimpan yang
namanya disebutkan dalam
permintaan Menteri Keuangan.
7
Lihat Pasal 1 angka (17) Undang-undang Nomor 10 e. Keterangan dengan bukti-bukti
Tahun 1998 tentang perubahan kedua atas Undang- tertulis mengenai keadaan keuangan
undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Nasabah Penyimpan tersebut
8
Lihat Pasal 1 angka (5) Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang perubahan kedua atas Undang-undang
diberikan kepada pejabat pajak yang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. namanya disebutkan dalam perintah
9
Lihat Pasal 1 angka (14) Undang-undang Nomor 21 tertulis Pimpinaan Bank Indonesia.
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

24
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Hal ini bisa dilakukan berdasarkan 3. Untuk kepentingan Peradilan Pidana


perintah tertulis Pimpinan Bank Kepentingan peradilan Dalam Pasal 41A
Indonesia, sekarang Otoritas Jasa Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Keuangan – OJK berdasarkan Undang- tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut
undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang ditentukan sebagai berikut:
Otoritas Jasa Keuangan kepada bank a. Untuk kepentingan peradilan dalam
berdasarkan permintaan dari Menteri perkara pidana, Pimpinan bank
Keuangan pada Pasal 41 UU No 10 Tahun Indonesia dapat memberikan izin
1998 tentang Perbankan. Dengan kepada polisi, jaksa, atau hakim untuk
diberlakukannya Perppu Nomor 1 Tahun memperoleh keterangan dari Bank
2017 tentang Akses Informasi Keuangan mengenai simpanan tersangka atau
untuk Kepentingan Perpajakan. Untuk terdakwa pada Bank.
mempermudah otoritas perpajakan b. Izin sebagaimana dimaksud dalam
menerima dan memperoleh informasi ayat (1) diberikan secara tertulis atas
keuangan nasabah bagi kepentingan permintaan tertulis dari Kepala
perpajakan tanpa melalui prosedur Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa
sesuai dengan tetapkan dalam Pasal 41 Agung, atau Ketua Mahkamah agung.
Undang-Undang Perbankan. c. Permintaan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) harus menyebutkan
2. Untuk Kepentingan Penyelesaian Piutang nama dan jabatan polisi, jaksan atau
Bank hakim, nama tersangka atau
Penyelesaian piutang Bank diatur dalam terdakwa, alasan diperlukannya
Dalam Pasal 41A Undang-Undang Nomor keterangan dan hubungan perkara
10 Tahun 1998 tentang Perbankan. pidana yang bersangkutan dengan
Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai keterangan yang diperlukan.
berikut:
a. Untuk penyelesaian piutang Bank 4. Untuk kepentingan peradilan Perdata
yang sudah diserahkan kepada Badan Menurut ketentuan Pasal 43 Undang-
Urusan Piutang Negara dan Lelang Undang Nomor 7 Tahun 1992 :
Negara/Panitia Urusan Piutang Dalam perkara perdata antara Bank
Negara, Pimpinan Bank Indonesia dengan nasabahnya, direksi Bank
memberikan izin kepada pejabat bersangkutan dapat menginformasikan
Badan Urusan Piutang Negara dan kepada pengadilan tentang keadaan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang keuangan nasabah yang bersangkutan
Negara untuk memperoleh dan memnerikan keterangan lainnya
keterangan dari Bank mengenai yang relevan dengan perkara tersebut.
simpanan Nasabah Debitur. Dalam penjelasan pasal tersebut
b. Izin sebagaimana dimaksud dalam dinyatakan bahwa informasi mengenai
ayat (1) diberikan secara tertulis atas keadaan keuangan nasabah yang
permintaan tertulis dari Badan Urusan bersangkutan dapat diberikan oleh Bank
Piutang Negara dan Lelang kepada pengadilan tanpa izin Menteri.
Negara/Panitia Urusan Piutang Karena pasal ini tidak diubah oleh
Negara. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,
c. Permintaan sebagaimana dimaksud maka penjelasannya perlu disesuiakan,
dalam ayat (2) harus menyebutkan yang memberi izin adalah Pimpinan Bank
nama dan jabatan Badan Urusan Indonesia.
Piutang Negara dan Lelang
Negara/Panitia Urusan Piutang 5. Untuk keperluan Tukar-Menukar
Negara, nama Nasabah Debitur yang Informasi antar Bank
bersangkutan dan alasan Tukar-menukar informasi antar Bank
diperlukannya keterangan. diatur Dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

25
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Perbankan. Dalam Pasal tersebut memperoleh keterangan mengenai


ditentukan sebagai berikut: simpanan nasabah penyimpan
Dalam rangka tukar-menukar informasi tersebut.
antar Bank, direksi Bank dapat Berdasarkan ketentuan Pasal 44A ayat (1),
memberitahkan keadaan keuangan Bank wajib memberikan keterangan mengenai
nasabahnya kepada Bank lain”. simpanan nasabah penyimpan kepada pihak
Dalam Penjelasannya dinyatakan : yang ditunjuknya, asal ada permintaan, atau
Tukar-menukar informasi antarbank persetujuan atau kuasa tertulis dari nasabah
dimaksudkan untuk memperlancar dan penyimpan yang bersangkutan, misalnya
mengamankan kegiatan usaha Bank kepada penasehat hukum yang menangani
antara lain guna mencegah kredit perkara nasabah penyimpan. Sedangkan dalam
rangkap serta mengetahui keadaan dan ayat (2) ahli waris yang sah berhak memperoleh
status dari bank yang lain. Dengan keterangan mengenai simpanan nasabah
demikian, Bank dapat menilai tingkat penyimpan bila nasabah penyimpan yang
risiko yang dihadapi sebelum melakukan bersangkutan telah meninggal dunia. Untuk
suatu transaksi dengan nasabah atau memperoleh keterangan, ahli waris harus
dengan Bank lain”. membuktikan sebagai ahli waris yang sah.
Ketentuan mengenai tukar-menukar Pengaturan lebih lanjut terkait pembukaan
informasi antarbank sebagaimana rahasia data nasabah diatur lebih lanjut dalam
dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih PBI No. 2/19/2000 tentang Persyaratan dan
lanjut oleh Bank Indonesia ayat (2). Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis
Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa Membuka Rahasia Bank.
dalam ketentuan yang akan ditetapkan Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa bank
lebih lanjut oleh Bank Indonesia antara pada prinsipnya adalah lembaga kepercayaan,
lain diatur mengenai tata cara wajib menjaga kepercayaan nasabahnya
penyampaian dan permintaan infprmasi dengan merahasiakan seluruh informasi yang
serta bentuk dan jenis informasi tertentu berhubungan dengan nasabah penyimpan dan
yang dapat dipertukarkan, seperti simpanannya pada bank.Tapi, dalam kondisi
indicator secara garis besar dari kredit tertentu sebagaimana yang telah dijelaskan di
yang diterima nasabah, agunan dan atas, bank dibolehkan untuk memberikan
masuk tidaknya debitur yang informasi terkait data nasabah penyimpan dan
bersangkutan dalam daftar kredit macet. simpanannya sesuai dengan mekanisme yang
telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan.
6. Pemberian keterangan atas persetujuan
nasabah, B. Pengaturan Pelanggaran terhadap
Pemberian keterangan atas persetujuan Kerahasiaan Data Nasabah Bank
nasabah penyimpan diatur dalam Pasal Pelanggaran terhadap kerahasiaan data
44A Undang-Undang Nomor 10 Tahun nasabah Bank ada aturan yang mengatur
1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal terkait hal itu. Pelanggaran Rahasia Bank
tersebut ditentukan sebagai berikut: merupakan perbuatan memberikan keterangan
a. Atas permintaan, persetujuan, atau mengenai Nasabah Penyimpan dan
kuasa dari Nasabah Penyimpan yang simpanannya, secara melawan hukum
dibuat secara tertulis, Bank wajib (bertentangan dengan Undang-Undang
memberikan keterangan mengenai Perbankan) atau tanpa persetujuan Nasabah
simpanan nasabah Penyimpan pada Penyimpan yang bersangkutan. Pelanggaran
Bank yang bersangkutan kepada pihak Rahasia Bank dapat dilakukan karena paksaan
yang tunjuk oleh Nasabah Penyimpan pihak ketiga atau karena kesengajaan anggota
tersebut. Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank, atau
b. Dalam hal nasabah penyimpan telah Pihak terafiliasi lainnya. Penjelasanya sebagai
meninggal dunia, ahli waris yang sah berikut:
dari nasabah penyimpan yag 1. Paksaan Pihak Ketiga
bersangkutan yang berhak

26
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 47 konsultan hukum, dan konsultan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang lainnya;
Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan d. Pihak yang menurut penilaian Bank
sebagai berikut: Barang siapa tanpa membawa Indonesia turut serta mempengaruhi
perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank pengelolaan Bank, antara lain
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal pemegang saham dan keluarganya,
41, Pasal 41A, dan Pasal 42, dengan sengaja keluarga Komisaris, keluarga pengawas,
memaksa Bank atau Pihak Terafiliasi untuk keluarga direksi, dan keluarga
memberikan keterangan sebagaimana pengurus.
dimaksud dalam Pasal 40, diancam dengan Pertama, hubungan antara bank dengan
pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) nasabah debitur merupakan fiduciary relation
tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta dan confidential relation, sehingga kepercayaan
denda sekurang-kurangnya serta kerahasiaan hubungan keduanya
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) merupakan moral obligation (kepatutan).
dan paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua Sejalan dengan hal tersebut dapat dikutip
ratus miliar rupiah). pernyataan M. Sholehuddin dalam bukunya
yang berjudul ‘Tindak Pidana Perbankan’
2. Kesengajaan Pihak Bank atau Pihak sebagai berikut:
Terafiliasi “Keharusan bagi bank untuk memegang
Kesengajaan pihak Bank dilakukan oleh teguh rahasia bank adalah implementasi dari
Anggota Dewan Komisaris, direksi, Pegawai hubungan hukum antara bank dengan
Bank, atau Pihak Terafiliasi diatur dalam Pasal nasabahnya yang dilandasi oleh asas
47 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun kerahasiaan (konfidensialitas). Oleh karenanya,
1998. Dalam Pasal tersebut ditentukan bahwa : maka hubungan antara bank dengan nasabah,
“Anggota Dewan Komisaris, direksi, Pegawai baik nasabah penyimpan dana maupun
Bank, atau Pihak Terafiliasi lainnya yang dengan nasabah debitur adalah hubungan kerahasiaan
sengaja memberikan keterangan yang wajib (confidential relation).”10
dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam Khususnya di bidang kredit, dapat
dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 ditambahkan pula di sini pendapat Sutan Remy
(dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun Sjahdeini yang menyatakan bahwa:11
serta denda sekurang-kurangnya Rp “Bank hanya bersedia memberikan kredit
4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan kepada nasabah debitur atas dasar
paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan kepercayaan bahwa nasabah debitur mampu
miliar rupiah)”. dan mau membayar kembali kredit tersebut,
Dalam penjelasan pasal diatas dinyatakan maka juga hubungan antara bank dan nasabah
bahwa yangh dimaksud dengan Pegawai Bank debitur, yaitu hubungan perjanjian kredit,
adalah semua pejabat dan karyawan Bank. bukanlah sekedar hubungan kontraktual biasa
Pihak Terafiliasi sebagaimana disebutkan dalam antara kreditur dan debitur tetapi juga
pasal diatas, diatas, menurut Pasal 1 angka (22) hubungan kepercayaan (fiduciary relation).”
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 adalah: Kedua, hubungan hukum antara Bank
a. Anggota Dewan Komisaris, pengawas dengan Nasabah Debitur adalah berdasarkan
pengelola atau kuasanya, pejabat atau perjanjian yang diadakan antara Bank dengan
karyawan Bank; Nasabah Debitur. Hal ini dapat dilihat dalam
b. Anggota pengurus, pengawas pengelola ketentuan Pasal 1 butir 18 UUP/1998 sebagai
atau kuasanya, pejabat atau karyawan berikut:
Bank. Khusus bagi Bank berbentuk Nasabah Debitur adalah Nasabah yang
hukum Koperasi sesuai dengan memperoleh fasilitas kredit atau Pembiayaan
peraturan perundang-undangan yang berdasarkan Prinsip Syariah atau yang
berlaku; dipersamakan dengan itu berdasarkan
c. Pihak yang memberikan jasanya kepada
Bank, antara lain akunta public, penilai, 10
http://mhugm.wikidot.com/artikel:010, Pada tanggal 2
Dessember 2019, pada pukul 23.05 WITA.
11
Ibid.

27
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

perjanjian Bank dengan Nasabah yang Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah
bersangkutan.Berdasarkan prinsip hubungan Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian
kerahasiaan, hubungan kontraktual antara Bank Pengaduan Nasabah sebagaimana telah diubah
dengan Nasabah Debitur mengandung syarat dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
yang tersirat (implied term) bahwa Bank 10/10/PBI/2008. Penyelesaian sengketa
dianggap mempunyai kewajiban untuk mengenai pelanggaran kerahasiaan data
merahasiakan keterangan mengenai Nasabah pribadi nasabah juga dapat dilakukan dengan
Debitur. Dalam hal ini dapat disimpulkan dari cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan
ketentuan Pasal 1339 KUHPerdata yang dan melalui pengadilan.
menyebutkan bahwa: Berdasarkan ketentuan Peraturan Otoritas
Persetujuan tidak hanya mengikat untuk hal- Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 dan PBI
hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, Nomor 16/1/PBI/2014, bank sebagai pelaku
tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut jasa keuangan dapat dimintai
sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan, pertanggungjawabannya dalam hal adanya
kebiasaan atau undang-undang. kesalahan yang dilakukan oleh pegawai bank
yang merugikan konsumen atau nasabah bank.
Ketiga, adanya kemungkinan Bank digugat Hal tersebut juga berkaitan dengan prinsip
melakukan perbuatan melanggar hukum oleh pertanggungjawaban pengganti atau vicarious
Nasabah Debitur, bilamana dengan liability. Korporasi dalam hal ini adalah bank
pengungkapan keterangan mengenai Nasabah bertanggung jawab atas perbuatan yang
Debitur dipandang oleh Nasabah Debitur dilakukan oleh pegawainya atau pihak yang
merugikan dirinya. Hal ini dimungkinkan menjadi tanggung jawab dan yang mempunyai
berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, yang ikatan dengan bank.
secara tegas mengatur:12 Berdasarkan peraturan tersebut, maka
Tiap perbuatan melanggar hukum yang perbuatan pegawai bank yang dalam hal ini
membawa kerugian kepada orang lain, adalah pembocoran data pribadi nasabah. Oleh
mewajibkan orang yang karena salahnya karena itu, bank juga ikut bertanggung jawab
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian atas hal tersebut. Adanya pelanggaran
tersebut. kerahasiaan data nasabah juga menunjukan
bahwa kegiatan operasional perbankan yang
Di samping dapat digugat melakukan dijalankan oleh pegawai bank belum
perbuatan melanggar hukum, Bank juga menerapakan prinsip kerahasiaan dan
dimungkinkan diancam pidana dengan kemanaan data pribadi nasabah dalam
menggunakan delik lain, yakni pengungkapan perlindungan konsumen yang wajib diterapkan
keterangan mengenai nasabah Debitur dapat oleh bank sebagai pelaku usaha jasa keuangan.
dipersangkakan sebagai kejahatan rahasia Simpanan Nasabah Penyimpan Bank
jabatan, sebagaimana disebutkan dalam Pasal merupakan sumber dana bagi Bank. Oleh
322 KUHP, yang lengkapnya berbunyi:13 karena itu, wajar jika undang-undan g
1. Barangsiapa dengan sengaja membuka mengatur agar Bank melindungi nasabahnya,
rahasia yang wajib disimpannya karena tetapi disisi lain tentu ada juga Nasabah
jabatan atau pencariannya, baik yang Penyimpan yang berstatus debitur beritikad
sekarang maupun yang dahulu, diancam jahat (bad faith), dengan berlindung di balik
dengan pidana penjara paling lama Rahasia Bank melakukan perbuatan tercela
sembilan bulan atau denda paling banyak terhadap mitra bisnisnya, misalnya membayar
enam ratus rupiah. dengan cek atau bilyet giro kosong. Mitra bisnis
2. Jika kejahatan dilakukan terhadap yang menerima cek atau bilyet giro kosong
seorang tertentu, maka perbuatan itu tersebut sudah tentu tidak mungkin
hanya dapat dituntut atas pengaduan mengetahui saldo simpanan Nasabah
orang itu. Penyimpan yang berstatus debitur itu karena
dilindungi oleh Rahasia Bank. Hal semacam ini
tentu akan mempengaruhi citra kepercayaan
12
Lihat Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata masyarakat terhadap Bank. Oleh karena itu
13
Lihat Pasal 322 Kitab Undang-undang Hukum Pidana

28
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

menghadapi Nasabah Penyimpan yang Undang-undang lain yang substansinya


beritikad jahad, Bank tidak perlu ragu berkaitan dengan Undang-Undang Perbankan
melakukan tindakan black list dan kepada Bank ini sehingga banyak ketentuan dalam Undang-
Indonesia selaku pengawas dan Pembina Undang Perbankan sendiri telah dihapus
perbankan. Penegakan hukum yang tegas justru ataupun dicabut dan dipindahkan kewenangan
meningkatkan kepercayaan masyarakat satu lembaga ke lembaga lain guna
terhadap Bank. melaksankan dan mengawasi perbankan
khususnya tentang kewajiban Bank dalam
PENUTUP menjaga kerahasiaan Data nasabah baik data
A. Kesimpulan pribadi maupun data simpanannya atau
1. Penerapan asas kerahasiaan bank sebagainya.
dalam kewajiban bank tentang
menjaga rahasia data nasabah bank DAFTAR PUSTAKA
terbentuk lewat norma-norma yang Buku dan Jurnal
terkandung didalam Undang-undang Asikin, Zainal, 2015, Pengantar Hukum
perbankan sebagai salah satu Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Raja
kewajiban utama Bank dalam Grafindo Persada.
menjalankan kegiatannya usaha, Diane Zaini, Zulfi dan Febriansyah, Syopian,
tetapi dalam beberapa hal Bank bisa 2014, Aspek Hukum Dan Fungsi
membuka informasi terhadap Lembaga Penjamin Simpanan,
beberapa pihak sesuai dengan Bandung: Keni Media.
ketentuan yang berlaku serta Djumhana, Muhammad, 1996,Rahasia Bank
mekanisme yang jelas, untuk (Ketentuan dan Penerapannya) di
kepentingan perpajakan, tukar- Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya
menukar informasi antar Bank, Bakti.
keperluan perkara pidana dan Djumhana, Muhammad 2003. Hukum
perdata, serta atas persetejuan Perbankan Di Indonesia. Bandung: Citra
nasabah informasi tentang nasabah Aditya Bakti.
baik tentang data pribadi maupun Fuady, Munir, 1999, Hukum Perbankan
data simpanannya. Modern, Bandung: PT. Citra Aditya
2. Pengaturan pelanggaran kewajiban Bakti.
bank terhadap rahasia nasabah bank Ghazali S, Djoni dan Usman, Rachmadi Hukum
terdapat dalam Undang-Undang Perbankan, Cetakan, Jakarta: Sinar
tentang Perbankan, yang dimana Grafika.
mempunyai upaya preventif dan Hadinoto, Soetanto, 2008, Bank Stategy on
represif dalam mengatur tentang Funding and Liability Management,
pelanggaran kewajiban bank dalam Jakarta: Gramedia.
merahasiakan data nasabah, dan Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan Nasional
dijakalau direksi ataupun pegawai Indonesia,Jakarta: Kencana.
bank tidak melaksanakan Ichsan Hasan, Nurul, 2014, Pengantar
kewajibannya sebagaimana yang di Perbankan, Jakarta: Gaung Persada
atur dalam Undang-Undang Press Group.
Perbankan maka mempunyai sanksi Kasmir, 2003, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta:
Pidana, perdata, maupun PT. Raja Grafindo Utama.
administrasi. Mamudji, Sri, 2005, Metode Penelitian dan
Penulisan Hukum, Jakarta: Badan
B. Saran Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Penulis menyarankan agar mengubah Indonesia.
beberapa ketentuan dalam Undang-undang Rachmadi Usman, Rachmadi Aspek- Aspek
Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Hukum Perbankan Di Indonesia,
kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
1992 tentang Perbankan, karena telah banyak

29
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

Rahardjo, Satjipto, 1996, Ilmu Hukum, Bandung: Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Citra Aditya Bakti. Otoritas Jasa Keuangan
Remy Sjahdeni, Sutan, 1994, Sudah
Memadaikah Perlindungan Yang Referensi Lainnya
Diberikan Oleh Hukum Kepada Nasabah https://mylenna1.blogspot.com/2016/08/bada
Penyimpan Dana, Orasi Ilmiah Dies n-hukum-kerahasiaan-dan-
Natalis XL, Surabaya: Universitas sumber.html, diakses pada tanggal 2
Airlangga. Desember 2019.
Sautama, Romy dan Bako, Hotma, 1995. https://www.qureta.com/post/penyelesaian-
Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap hukum-pelanggaran-kerahasian-data-
Produk Tabungan Dan Deposito. nasabah-bank, diakses pada tanggal 2
Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Desember 2019.
http://mhugm.wikidot.com/artikel:010, Pada
Sembiring, Sentosa, 2000, Hukum Perbankan. tanggal 2 Dessember 2019.
Bandung: Mandar Maju. https://legalbanking.wordpress.com/2014/02/2
Setijoprodjo, Bambang, 1994, Rahasia Bank, 0/perlindungan-hukum-rahasia-bank-
Bahan Program Pelatihan Calom Jurist di-indonesia/ diakses tanggal 20
Angkatan VI PT Bank Negara Indonesia November 2019.
(Persero), Jakarta: Bank Indonesia https://www.aturduit.com/articles/panduan-
Sitompul, Zulkamain 2006. Problematika perbankan/perkenalan-tentang-bank/
Perbankan. Bandung: Books Terrace & Diakses pada 27 November 2019.
Library.
Soekanto, Soerjono, 1982, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta: UI Press
Sofie, Yusuf, 2003. Perlindungan Konsumen dan
Instrumen-Instrumen Hukumnya.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Sri Imaniyati, Neni, 2010, Pengantar Hukum
Perbankan Indonesia, Bandung: PT.
RefikaAditama.
Tim Pengajar, 2007, Metode Penelitian dan
Penulisan Hukum. Manado: Fakultas
Hukum Universitas Sam Ratulangi.
Towoliu, Wolly, 2013, (Jurnal) Fungsi lembaga
perbankan dalam melindungi nasabah
melalui aspek kerahasiaan bank,
Vol.I/No.2/April-Juni/2013 Edisi Khusus,
Pasca Sarjana Universitas Sam
Ratulangi.
Zulfi Daine Zaini, Zulfi, 2012, Independensi Bank
Indonesia Dan Penyelesaian Bank
Bermasalah, Bandung: CV Keni Media.

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
perubahan kedua atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah

30

Anda mungkin juga menyukai