Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum, Vol. III/No.

4/Okt/2015

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH teknologi, kegiatan perbankan memegang


DALAM BENTUK RAHASIA BANK1 peranan penting dalam menunjang
Oleh: Rezza Muhammad Sjamsuddin2 pembangunan terutama kemampuannya untuk
menggali sumber-sumber dana dari dalam dan
ABSTRAK luar negeri sehingga mampu untuk menjadi
Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi salah satu sumber penting dalam
ini adalah bagaimana lembaga perbankan pembangunan ekonomi Indonesia.
Indonesia dalam memberikan perlindungan Peran yang sangat strategis dari bank
bagi nasabah dalam bentuk rahasia bank dan sebagai suatu badan usaha adalah bank yang
sanksi-sanksi bagi pihak bank yang melakukan mempunyai fungsi untuk menghimpun dana
pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
tersebut. Tujuan dari penulisan skripsi ini menyalurkan dana yang dihimpun tersebut
adalah untuk mengetahui undang-undang kepada masyarakat.
perbankan sudah memberikan kepastian Bank adalah suatu lembaga keuangan yang
hukum mengenai bentuk perlindungan yang eksistensinya tergantung mutlak pada
dilakukan pihak bank dalam menjaga rahasia kepercayaan mutlak dari para nasabahnya yang
bank atau belum dan untuk mengetahui dan memercayakan dana dan jasa-jasa lain yang
menjelaskan sanksi-sanksi apa yang dikenakan dilakukan mereka melalui bank pada khususnya
terhadap pihak bank yang melakukan dan dari masyarakat luas pada umumnya. Oleh
pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank. karena itu, bank sangat berkepentingan agar
Di dalam penulisan karya ilmiah ini metode kadar kepercayaan masyarakat, yang sudah
yang digunakan adalah penilitian hukum maupun yang akan menyimpan dananya,
normatif (yuridis normatif) yaitu metode maupun yang telah atau akan menggunakan
penilitan hukum yang dilakukan dengan jasa-jasa bank lainnya terpelihara dengan baik
meneliti bahan pustaka atau data sekunder. dalam tingkat tinggi. Mengingat bank adalah
Kesimpulan dari tulisan karya ilmiah ini adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem
bahwa UU No.10 Tahun 1998 belum pembayaran, masyarakat luas berkepentingan
memberikan kepastian hukum mengenai atas kesehatan dari sistem-sistem tersebut.
bentuk perlindungan rahasia bank yang Adapun kepercayaan masyarakat kepada bank
dilakukan pihak bank dalam menjaga rahasia merupakan unsur paling pokok dari eksistensi
nasabahnya, karena dalam undang-undang suatu bank, sehingga terpeliharanya
perbankan hanya menjelaskan tentang definisi, kepercayaan masyarakat kepada perbankan
pengecualian pemberian informasi rahasia adalah juga kepentingan masyarakat banyak.3
nasabah, dan sanksi dalam rahasia bank. Salah satu faktor untuk dapat memelihara
Namun upaya yang dilakukan oleh bank dalam dan meningkatkan kadar kepercayaan
menjaga keamanan rahasia bank tersebut yaitu masyarakat terhadap suatu bank pada
melalui kelaziman operasional, pencatatan khususnya dan perbankan pada umumnya ialah
pada bank, dan hukum kerahasiaan. Selain itu kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia
akibat hukum bagi pihak bank yang melakukan bank. Maksudnya adalah menyangkut dapat
pelanggaran terhadap rahasia bank dapat atau tidaknya bank dipercaya oleh nasabah
dikenakan tiga sanksi yaitu, sanksi pidana, yang menyimpan dananya dan/atau
sanksi administratif, dan sanksi perdata. menggunakan jasa-jasa lainnya dari bank
tersebut untuk tidak mengungkapkan keadaan
PENDAHULUAN keuangan dan transaksi nasabah serta keadaan
A. Latar Belakang lain dari nasabahnya yang bersangkutan kepada
Era globalisasi saat ini, dimana terjadi pihak lain. Dengan kata lain tergantung kepada
peningkatan kegiatan yang mencakup aspek kemampuan bank itu untuk menjunjung tinggi
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan dan mematuhi dengan teguh rahasia bank.4
1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Grees Th. Mozes, Adrian Sutedi, Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan
SH, MH; Atie Olii, SH, MH; Dr. Denny B. A. Karwur, SH, MSi Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Jakarta, Sinar Grafika, 2007, hlm 1.
4
110711055 Ibid.

32
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Ketentuan mengenai rahasia bank ini pembobolan bank, salah satu pelakunya berasal
menimbulkan kesan bagi masyarakat, bahwa dari oknum atau pegawai bank itu sendiri yang
bank sengaja untuk menyembunyikan keadaan membantu para pelaku untuk melakukan
keuangan yang tidak sehat dari nasabah tindak kejahatan tersebut, dan yang
debitur, baik orang perseorangan, atau mengkhawatirkan adalah semakin
perusahaan yang sedang menjadi sorotan berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat
masyarakat. Selama ini timbul kesan bahwa terhadap perbankan. Tentu saja hal semacam
dunia perbankan bersembunyi di balik ini akan sangat “membahayakan” terhadap
ketentuan rahasia bank untuk melindungi eksistensi dunia perbankan yang notabenenya
kepentingan nasabahnya yang belum tentu adalah Lembaga Kepercayaan dimana pada
benar. Tetapi, apabila bank sungguh-sungguh prinsipnya keinginan masyarakat untuk
melindungi kepentingan nasabahnya yang jujur menyimpan dananya pada bank semata-mata
dan bersih, maka hal itu merupakan suatu dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya
keharusan dan kepatutan.5 akan dapat diperoleh kembali pada waktunya
Ketentuan mengenai rahasia bank dan disertai dengan jaminan keamanan dari
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi segala bentuk. Berdasarkanuraian latar
nasabah penyimpan dan simpanannya maupun belakang tersebut timbul keinginan penulis
bagi kepentingan bank itu sendiri, sebab untuk membahasnyadalam suatu karya ilmiah
apabila nasabah penyimpan ini tidak berbentuk skripsi dengan judul:
memercayai bank di mana ia menyimpan ”PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH
simpanannya tentu ia tidak akan mau menjadi DALAM BENTUK RAHASIA BANK”.
nasabahnya. Oleh karena itu, sebagai suatu
lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun B. Perumusan Masalah
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, 1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum
sudah sepatutnya bank menerapkan ketentuan terhadap nasabah bank?
rahasia bank tersebut secara konsisten dan 2. Bagaimana sanksi terhadap pihak bank yang
bertanggung jawab sesuai peraturan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
perundang-undangan yang berlaku untuk rahasia bank ?
melindungi kepentingan nasabahnya.6
Dasar perlunya dan pemikiran ketentuan E. Metode Penulisan
rahasia bank diatur dalam Undang-Undang Metode yang digunakan dalam penulisan
Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah skripsi ini adalah tergolong ke dalam jenis
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. penelitian normatif secara hukum. Penelitian
Pelanggaran terhadap ketentuan rahasia bank hukum normatif (yuridis normatif) adalah
merupakan suatu tindak pidana dan pihak- metode penelitian hukum yang dilakukan
pihak yang tidak memegang teguh ketentuan dengan meneliti bahan pustaka atau data
rahasia bank tersebut dapat dikenakan sanksi sekunder.7Penelitian ini dilakukan untuk
pidana. Adapun pasal-pasal yang mengatur mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta
mengenai ketentuan rahasia bank tersebut prinsip-prinsip perbankan yang digunakan
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 untuk mengatur rahasia perbankan. Metode
sebagaimana telah diubah dengan Undang- berpikir yang digunakan adalah metode berpikir
Undang Nomor 10 Tahun 1998, yaitu meliputi deduktif (cara berpikir yang menarik suatu
Pasal 40, Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, Pasal kesimpulan dari suatu pernyataan atau dalil
42A, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 44A, Pasal 45, yang khusus). Jenis data yang digunakan dalam
Pasal 47, Pasal 47A, Pasal 50, Pasal 50A, Pasal penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri
51, Pasal 52, dan Pasal 53. dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
Namun pada kenyataannya yang terjadi di
dalam masyarakat saat ini seperti kasus-kasus

5
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,
7
Jakarta, Kencana Prenada, 2005, hlm 131-132. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,
6
Ibid. Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1981, hlm 33.

33
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

PEMBAHASAN yang adil dan predictable ternyata dapat juga


a. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap membawa hasil yang positif.
Nasabah 4) Memperketat perizinan bank
Hubungan hukum antara nasabah Memperketat pemberian izin untuk suatu
penyimpan dan bank didasarkan atas suatu pendirian bank baru adalah salah satu cara agar
perjanjian. Untuk itu tentu adalah sesuatu yang bank tersebut kuat dan kualified sehingga dapat
wajar apabila kepentingan dari nasabah yang memberikan keamanan bagi nasabahnya.
bersangkutan memperoleh perlindungan 5) Memperketat pengaturan di bidang kegiatan
hukum, sebagaimana perlindungan yang bank
diberikan oleh hukum kepada bank. Tidak dapat Ketentuan-ketentuan yang menyangkut
disangkal bahwa memang telah ada political dengan kegiatan bank banyak juga yang
will dari pemerintah untuk melindungi bertujuan secara langsung atau tidak langsung
kepentingan nasabah bank, terutama nasabah bertujuan untuk melindungi pihak nasabah.
penyimpan dana. Ini dibuktikan dengan Pengaturan-pengaturan tersebut khususnya
dikeluarkannya Undang-Undang No. 8 Tahun yang menyangkut dengan kegiatan bank
1999 tentang Perlindungan Konsumen, selain mengatur tentang hal-hal sebagai berikut:9
yang diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun a) Ketentuan mengenai permodalan. Antara
1992 jo. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 lain mengenai kecukupan modal atau
tentang Perbankan. yang disebut juga dengan Capital
Beberapa macam hal yang dipergunakan Adequate Ratio (CAR) yang diukur dari
dalam rangka perlindungan nasabah bank persentase tertentu terhadap Aktiva
adalah sebagai berikut:8 Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
1) Pembuatan peraturan baru b) Ketentuan mengenai manajemen, yang
Lewat pembuatan peraturan baru di bidang dalam hal ini merupakan penilaian
perbankan atau merevisi peraturan yang sudah kualitatif mengenai manajemen terhadap
ada merupakan salah satu cara untuk manajemen permodalan, manajemen
memberikan perlindungan kepada nasabah kualitas aktiva, manajemen umum,
suatu bank. Banyak peraturan yang secara manajemen rentabilitas, dan manajemen
langsung maupun tidak langsung yang likuiditas.
bertujuan melindungi nasabah. Akan tetapi c) Ketentuan mengenai kualitas aktiva
lebih banyak lagi diperlukan seperti itu dari apa produktif, yang dalam hal ini diukur
yang terdapat dewasa ini. tingkat kemampuan pengembaliannya
2) Pelaksanaan peraturan yang ada dengan kategori lancar, kurang lancar,
Salah satu cara lain untuk memberikan diragukan dan macet.
perlindungan kepada nasabah adalah dengan d) Ketentuan mengenai likuiditas. Dalam hal
melaksanakan peraturan yang ada di bidang ini seringkali dilakukan pengukuran lewat
perbankan secara lebih ketat oleh pihak Cash Ratio atau Minimum Reserve
otoritas moneter, khususnya peraturan yang Requirement. Juga harus dihindari
bertujuan melindungi nasabah sehingga dapat adanya kesulitan likuiditas yang biasanya
dijamin law enforcement yang baik. Peraturan terjadi karena adanya tindakan yang
perbankan tersebut harus ditegakkan secara disebut mismatch.
objektif tanpa melihat siapa direktur, komisaris, e) Ketentuan mengenai rentabilitas. Dalam
atau pemegang saham dari bank yang hal ini sering diukur dengan cara
bersangkutan. penilaian kuantitatif melalui rasio
3) Perlindungan nasabah deposan lewat perbandingan laba selama 12 (dua belas)
lembaga asuransi deposito bulan terakhir terhadap volume usaha
Perlindungan nasabah, khususnya nasabah dalam periode yang sama (Return on
deposan melalui lembaga asuransi deposito Assets atau ROA), dan rasio biaya
operasional terhadap pendapatan
8
operasional dalam periode satu tahun.
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern (Berdasarkan
Undang-Undang Tahun 1998) Buku Kesatu, Bandung: Citra
9
Aditya Bakti, 1999, hlm 106. Ibid., hlm 107.

34
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

f) Ketentuan mengenai solvabilitas. orang yang menanyakan identitas dari nasabah,


g) Ketentuan mengenai kesehatan bank. atau aktivitasnya di bank selain dari ketiga
6) Memperketat pengawasan bank pihak yang berwenang yaitu Kejaksaan,
Berkaitan dengan perlindungan hukum Kepolisian dan Pengadilan, maka bank tidak
terhadap nasabah ini, Marulak Pardede dapat memberikan informasi apapun. Dengan
mengemukakan bahwa dalam sistem melakukan upaya menjaga keamanan rahasia
perbankan Indonesia, mengenai perlindungan bank berarti secara tidak langsung juga
terhadap nasabah penyimpan dana, dapat menjaga keamanan keuangan nasabah karena
dilakukan melalui dua cara, yaitu:10 rahasia bank mencakup perlindungan terhadap
a. Perlindungan secara implisit (implisit deposit nasabah dan simpanannya.
protection), yaitu perlindungan yang Disamping itu, upaya lain yang dilakukan
dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan oleh bank untuk menjaga keamanan rahasia
bank yang efektif, yang dapat bank tersebut adalah melalui11:
menghindarkan terjadinya kebangkrutan 1. Kelaziman Pada Bank
bank. Perlindungan ini yang diperoleh 2. Pencatatan Pada Bank
melalui: 3. Hukum Kerahasiaan
1) Peraturan perundang-undangan di Berkaitan dengan perlindungan hukum
bidang perbankan, terhadap nasabah penyimpan dana,
2) Perlindungan yang dihasilkan oleh Hermansyah membaginya dalam dua macam,
pengawasan dan pembinaan yang efektif, yaitu perlindungan hukum secara tidak
yang dilakukan oleh Bank Indonesia, langsung dan perlindungan hukum secara
3) Upaya menjaga kelangsungan usaha bank langsung.
sebagai lembaga pada khususnya dan
perlindungan terhadap sistem perbankan A. Perlindungan Tidak Langsung
pada umumnya, Perlindungan secara tidak langsung oleh
4) Memelihara tingkat kesehatan bank, dunia perbankan terhadap kepentingan
5) Melakukan usaha sesuai dengan prinsip nasabah penyimpan dana adalah suatu
kehati-hatian, perlindungan hukum yang diberikan kepada
6) Cara pemberian kredit yang tidak nasabah penyimpan dana terhadap segala
merugikan bank dan kepentingan resiko kerugian yang timbul dari suatu
nasabah, dan kebijaksanaan atau timbul dari kegiatan usaha
7) Menyediakan informasi risiko pada yang dilakukan oleh bank. Hal ini adalah suatu
nasabah. upaya dan tindakan pencegahan yang bersifat
b. Perlindungan secara eksplisit (explicit internal oleh bank yang bersangkutan dengan
deposit protection), yaitu perlindungan melalui hal-hal yang dikemukakan berikut ini.12
melalui pembentukan suatu lembaga yang 1. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Principle)
menjamin simpanan masyarakat, sehinggga 2. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
apabila bank mengalami kegagalan, 3. Kewajiban Mengumumkan Neraca dan
lembaga tersebut yang akan mengganti Perhitungan Laba Rugi
dana masyarakat yang disimpan pada bank 4. Merger, konsolidasi, dan Akuisisi Bank
yang gagal tersebut. Perlindungan ini
diperoleh melalui pembentukan lembaga B. Perlindungan Langsung
yang menjamin simpanan masyarakat, Perlindungan secara langsung oleh dunia
sebagaimana diatur dalam Keputusan perbankan terhadap kepentingan nasabah
Presiden RI No. 26 Tahun 1998 tentang penyimpan dana adalah suatu perlindungan
Jaminan Terhadap Kewajiban Bank Umum. yang diberikan kepada nasabah penyimpan
Setiap bank wajib memegang teguh prinsip dana secara langsung terhadap kemungkinan
rahasia bank. Adapun salah satu bentuk upaya
yang dapat dilakukan bank di dalam menjaga
11
keamanan rahasia bank adalah apabila ada Dewi Fitri, Tinjauan Hukum Terhadap Prinsip Rahasia
Bank Dikaitkan dengan Sistem Perbankan di Indonesia,
Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004, hlm 52-56.
10 12
Hermansyah, Op.cit., hlm 145. Hermansyah, Op.Cit., hlm 146.

35
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usaha penyelewengan dana tersebut berkembang ke
yang dilakukan oleh bank. arah missmanagement yang dilakukan oleh
Mengenai perlindungan secara langsung ini pengelola DPK (dana pihak ketiga) Bank
dapat dikemukakan dalam dua hal, yaitu:13 Century. Mencuatnya kasus Bank Century
1. Hak Preferen Nasabah Penyimpan Dana sering dikaitkan dengan dampak krisis global
2. Lembaga Asuransi Deposito yang menerpa lembaga keuangan dunia yang
berdampak sistemik pada perbankan indonesia.
B. Sanksi Terhadap Pihak Bank Yang Namun olah data badan penyidik keuangan
Melakukan Pelanggaran Terhadap (BPK) menemukan bahwa kasus Bank Century
Ketentuan Rahasia Bank sudah terendus sebelum krisis global terjadi.
Apabila ada perjanjian antara bank dengan Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya
nasabah, maka rahasia bank bersifat pengalihan isi, sehingga para nasabah dan
kontraktual. Sehingga apabila bank investor menjadi maklum dengan kasus
memberikan keterangan tentang keadaan likuiditas akibat efek krisis global yang
keuangan nasabahnya, bank dapat digugat oleh berdampak pada Bank Century. Terjadi force
nasabahnya berdasarkan alasan wanprestasi majeur krisis dalam bentuk pembodohan opini
(cidera janji). Sebaliknya, meskipun tidak ada publik. Hal ini dikuatkan oleh hasil penyidikan
perjanjian antara bank dan nasabah, namun BPK yang menyebutkan bahwa Bank Century
bank tetap berkewajiban untuk sudah cacat dari lahir berdasar hal tersebut,
mempertahankan rahasia bank berdasarkan nampaknya Bank Century sejak dulu sampai
pada peraturan perundang-undangan atau diambil LPS selalu melanggar aturan, dimana
konsep lainnya, seperti konsep “perbuatan pelanggaran yang terjadi berupa tingkat
melawan hukum”. Artinya dalam hal bank minimum CAR (rasio kecukupan modal), batas
memberikan keterangan tentang nasabahnya maksimal pemberian kredit, dan FPJP (Fasilitas
yang merugikan nasabah, bank dapat dituntut Pinjaman Jangka Pendek).
oleh nasabahnya dengan alasan perbuatan Berdasarkan kasus-kasus diatas, Bank
melawan hukum. Untuk hal ini nasabah harus Century banyak melanggar peraturan
dapat membuktikan bahwa kerugian yang perundang undangan. Undang-undang yang
dialaminya sebagai akibat dari pembocoran dilanggar antara lain: Pasal 1 ayat 28 UU No. 10
rahasia bank tersebut.14 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun
Contoh kasus yang dapat kita lihat disini 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa
yaitu kasus Bank Century. Dapat dikatakan ”Rahasia bank adalah segala sesuatu yang
bahwa Bank Century merupakan tragedi berhubungan dengan keterangan mengenai
kebangkrutan terbesar dalam ranah perbankan nasabah penyimpan dan simpanannya”.
di Indonesia pada tahun 2009.15 Pemerintah Selanjutnya dalam Pasal 40 ayat 1 UU
terpaksa melakukan suntikan dana talangan Perbankan disebutkan bahwa “Bank wajib
atau bail out 6,7 triliun rupiah untuk merahasiakan keterangan mengenai nasabah
menyelamatkan likuiditas Bank Century. penyimpan dan simpanannya”. Jadi, data
Dimana keputusan penyelematan berasal dari nasabah penyimpan di Bank Century
permintaan Bank Indonesia karena dapat merupakan rahasia bank yang wajib dirasiakan.
berdampak sistemik dengan menyeret 23 bank Mengenai mengapa data nasabah
lainnya. penyimpan Bank Century yang merupakan
Kasus bermula dari dugaan penyelewengan rahasia bank dapat diekspos oleh media massa
dana nasabah oleh Antaboga Sekuritas sebagai maka kita harus melihat pada Pasal 4 ayat 3 UU
pemegang 7,52% saham Bank Century dalam No. 40 Tahun 1999 tentang Pers: “Untuk
permainan instrumen derivatif. Kasus menjamin kemerdekaan pers, pers nasional
mempunyai hal mencari, memperoleh, dan
13
Hermansyah, Op.Cit., hlm 154. menyebarluaskan gagasan dan informasi”.
14
Yunus Husein, Rahasia Bank dan Penegakan Media masa sebagai pers dapat mencari
Hukum,Pustaka Juanda Tiga Lima, Jakarta, 2010, hlm. 37. informasi dari berbagai sumber, baik dari
15
ekaagustianingsih.blogspot.com/2012/11/kejahatan-
pejabat, ataupun sumber sumber lainnya.
perbankan-studi-kasus-pada.html?m=1 diakses pada
tanggal 4 September 2015 pukul 19.00 WITA.

36
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Mengenai DPR yang meminta data nasabah 1. Sanksi Pidana


penyimpan ke Bank Century, seharusnya Sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 bagi
memang tidak boleh dilakukan. Seperti telah pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
dibahas diatas, data nasabah penyimpan ketentuan rahasia bank dikategorikan sebagai
termasuk dalam rahasia bank yang wajib tindak pidana kejahatan. Sanksi tersebut diatur
dirahasiakan. Memang dalam Pasal 3 ayat 1 UU dalam Pasal 47 ayat (1) dan (2), sebagai
No. 6 Tahun 1954 tentang Penetapan Hak berikut:16
Angket Dewan Perwakilan Rakyat (UU Hak Menurut ketentuan Pasal 47 ayat (1) bahwa:
Angket), dalam hal Panitia Angket DPR, semua “Barang siapa tanpa membawa perintah
warga negara Republik Indonesia dan semua tertulis atau izin dari Pimpinan Bank
penduduk serta orang-orang lain yang berada Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
dalam wilayah Republik Indonesia diwajibkan Pasal 41, Pasal 41 A, dan Pasal 42, dengan
memenuhi panggilan-panggilan Panitia Angket sengaja memaksa bank atau pihak terafiliasi
dan wajib pula menjawab pertanyaan- untuk memberikan keterangan sebagaimana
pertanyaannya dan memberikan keterangan- dimaksud dalam Pasal 40, diancam dengan
keterangan selengkapnya. Akan tetapi, dalam pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua)
Pasal 22 ayat 1 UU Hak Angket, diatur bahwa tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta
ada orang-orang yang diperbolehkan untuk denda sekurang-kurangnya Rp
menolak memberikan keterangan. “mereka 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah) dan
yang karena kedudukannya, karena paling banyak Rp 200.000.000.000 (dua
pekerjaannya ataupun karena jabatannya ratus miliar rupiah).”
diwajibkan menyimpan rahasia, dapat Adapun Pasal 47 ayat (2) menentukan
membebaskan diri dari memberikan bahwa:
penyaksian, akan tetapi semata-mata mengenai “Anggota Dewan Komisaris, direksi, pegawai
hal-hal yang dipercayakan kepadanya sebagai bank atau Pihak Terafiliasi lainnya yang
rahasia dalam kedudukan, pekerjaan atau dengan sengaja memberikan keterangan
jabatan tersebut”. Oleh karena itu, merujuk yang wajib dirahasiakan sebagaimana
pada Pasal 22 ayat 1 UU Hak Angket di atas dimaksud dalam Pasal 40, diancam dengan
pejabat- pejatabat Bank Century dapat menolak pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua)
untuk memberikan data nasabah penyimpan tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta
yang termasuk rahasia bank tersebut. denda sekurang-kurangnya Rp
Hingga detik ini, perkembangan kasus Bank 4.000.000.000 (empat miliar rupiah) dan
Century belum juga menghasilkan titik temu paling banyak sekurang-kurangnya Rp
penyelesaiannya. Pengucuran dana Fasilitas 8.000.000.000 (delapan miliar rupiah).”
Pinjaman Jangka Panjang (FPJP) sebesar Rp 6,7 Berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat (1) dan
triliun kepada Bank Century itu masih diselidiki (2) di atas, menunjukkan bahwa sanksi pidana
oleh KPK dan belum ada tersangka yang yang berupa pidana penjara dan denda
ditetapkan dalam kasus ini. Sedangkan menurut dikenakan kepada siapa saja yang memaksa
Panitia Khusus (Pansus) Kasus Century terdapat bank atau pihak terafiliasi untuk memberikan
di DPR dan DPR telah menemukan sekitar 60 keterangan sebagaimana dimaksud Pasal 40.
pelanggaran pada saat proses merger, Sanksi tersebut dikenakan juga kepada Anggota
pengucuran FPJP, sampai keputusan mem-bail Dewan Komisaris, direksi, pegawai bank, atau
out Bank Century. pihak terafiliasi yang sengaja memberikan
Banyaknya contoh kasus diatas keterangan yang wajib dirahasiakan menurut
mengharuskan kita untuk mengetahui sanksi- ketentuan Pasal 40.
sanksi apa yang dapat dikenakan apabila Selanjutnya ketentuan Pasal 47A
melanggar ketentuan rahasia bank tersebut. menentukan bahwa Anggota Dewan Komisaris,
Dibawah ini akan diuraikan wujud sanksi direksi, pegawai bank atau pihak terafiliasi
pidana, sanksi administratif maupun sanksi lainnya yang dengan sengaja tidak memberikan
perdata terhadap pelanggaran ketentuan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana
rahasia bank.
16
Lihat Pasal 47 ayat (1) dan (2) UU Nomor 10 Tahun 1998.

37
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

dimaksud dalam Pasal 42A dan Pasal 44A, karena telah melanggar Pasal 40 Undang-
diancam dengan pidana penjara sekurang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
kurangnya dua tahun dan paling lama 7 tahun Perbankan. Atas pelanggarannya, pelaku
serta denda sekurang-kurangnya Rp diancam dengan tuntutan ganti rugi
4.000.000.000,- (empat miliar rupiah) dan berdasarkan dalih bahwa bank telah melakuakn
paling banyak Rp 15.000.000.000,- (lima belas Perbuatan Melawan Hukum berdasarkan Pasal
miliar rupiah). 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2. Sanksi Administratif Meskipun atas pelanggaran Pasal 40 pelaku
Selain sanksi pidana tersebut diatas, pihak telah dijatuhi hukuman pidana, namun hal
pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin tersebut tidak mengurangi hak bagi pihak
usaha bank yang bersangkutan dan Bank korban untuk menuntut ganti rugi perdata.
Indonesia juga dapat menetapkan atau Pembukaan rahasia bank seseorang selain
menambah sanksi administratif sebagaimana melanggar undang-undang juga melanggar hak
dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2).17 nasabah yang dapat mendatangkan kerugian
Ketentuan Pasal 52 ayat (1) bahwa: kepada nasabah. Penerapannya dapat disetujui
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sepanjang pelanggaran dilakukan terhadap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal kepentingan nasabah atau debitur yang
47A, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50A, Bank beritikad baik.
Indonesia dapat menetapkan sanksi
administratif kepada bank yang tidak PENUTUP
memenuhi kewajibannya sebagaimana A. Kesimpulan
ditentukan dalam undang-undang ini, atau 1. Undang-Undang Perbankan belum
pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin memberikan kepastian hukum mengenai
usaha bank yang bersangkutan. bentuk perlindungan rahasia bank yang
Adapun Pasal 52 ayat (2) menentukan dilakukan pihak bank dalam menjaga
bahwa: rahasia nasabahnya, karena dalam
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud Undang-Undang Perbankan hanya
dalam ayat (1), antara lain adalah: menjelaskan tentang definisi,
a. denda uang; pengeceualian pemberian informasi
b. teguran tertulis; rahasia nasabah, dan sanksi dalam
c. penurunan tingkat kesehatan bank; rahasia bank. Namun upaya yang
d. larangan untuk turut serta dalam kegiatan dilakukan oleh bank untuk menjaga
kliring; keamanan rahasia bank tersebut yaitu
e. pembekuan kegiatan usaha tertentu, baik melalui kelaziman operasional,
untuk kantor cabang tertentu maupun untuk pencatatan pada bank, dan hukum
bank secara keseluruhan; kerahasiaan.
f. pemberhentian pengurus bank dan 2. Akibat hukum bagi pihak bank yang
selanjutnya menunjuk dan mengangkat melakukan pelanggaran terhadap rahasia
pengganti sementara sampai Rapat Umum bank dapat dikenakan tiga sanksi yaitu,
Pemegang Saham atau Rapat Anggota sanksi pidana berupa ancaman pidana
Koperasi mengangkat pengganti yang tetap dan denda secara kumulatif sesuai
dengan persetujuan Bank Indonesia; dengan Pasal 47 ayat (1) dan (2), sanksi
g. pencantuman anggota pengurus, pegawai administratif berupa mencabut izin usaha
bank, pemegang saham dalam daftar orang bank yang bersangkutan sebagaimana
tercela di bidang perbankan. dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) dan
ayat (2) serta sanksi perdata berupa ganti
3. Sanksi Perdata rugi sesuai dengan Pasal 1365 Kitab
Dari segi perdata pelaku dapat dituntut ganti Undang-Undang Hukum Perdata.
rugi atas alasan perbuatan melawan hukum
B. Saran
17 1. Peraturan mengenai perlindungan hukum
Lihat Pasal 52 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 10 Tahun
1998. bagi nasabah pada dasarnya sudah baik

38
Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

namun dalam prakteknya masih saja Yunus Husein, Rahasia Bank dan Penegakan
terjadi pelanggaran-pelanggaran yang Hukum,Pustaka Juanda Tiga Lima, Jakarta,
merugikan nasabah sehingga 2010.
berkurangnya kepercayaan masyarakat Yusuf Sofie. Perlindungan Konsumen. Bandung:
pada lembaga simpanan tersebut. Untuk Citra Aditya Bakti. 2000.
itu diharapkan pihak bank agar lebih Zahirin Harahap.Hukum Acara Peradilan Tata
memperketat pengawasan dalam Usaha Negara. Jakarta: Raja Grafindo
menjaga kerahasiaan bank guna Persada. 2001.
meningkatkan kepercayaan masyarakat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
dalam melakukan transaksi perbankan. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap
2. Perlu adanya penambahan mengenai Kewajiban Pembayaran Bank Umum
sanksi di bidang keperdataan untuk Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1999
melindungi nasabah dalam Undang- tentang Merger, Konsolidasi dan Akusisi
Undang Nomor 10 Tahun 1998 agar Surat Edaran Bank Indonesia
terciptanya kepastian hukum yang No.2/337/UPPB/PbB perihal Penafsiran
memberikan jaminan dan kepercayaan tentang Pengertian Rahasia Bank
bagi nasabah dalam menyimpan dananya Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
di bank manapun. No.31/177/KEP/DIR tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Adrian Sutedi. Hukum Perbankan: Suatu Perbankan
Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang
dan Kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika. 2007. Pokok-pokok Perbankan
Chainur Arrasjid. Hukum Pidana Perbankan. Undang-Undang Nomor 23 PrP Tahun 1960
Jakarta: Sinar Grafika. 2013. tentang Rahasia Bank
Charlie Rudyat. Kamus Hukum. Jakarta: Pustaka Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Mahardika. 2012. Perbankan
Dewi Fitri, Tinjauan Hukum Terhadap Prinsip http://kbbi.web.id/lindung
Rahasia Bank Dikaitkan dengan Sistem http://www.artikata.com/perlindungan-
Perbankan di Indonesia, Universitas hukum.html
Sumatera Utara, Medan, 2004. http://ekaagustianingsih.blogspot.com/2012/1
Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman. Hukum 1/kejahatan-perbankan-studi-kasus-pada.html
Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. 2010.
H. Salim. Perkembangan Teori Dalam Ilmu
Hukum. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2012.
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional
Indonesia. Jakarta: Kencana. 2005.
Muhammad Djumhana. Hukum Perbankan Di
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.
1996.
Munir Fuady. Hukum Perbankan Modern
(Berdasarkan Undang-Undang Tahun 1998)
Buku Kesatu. Bandung: Citra Aditya Bakti.
1999.
Sentosa Sembiring. Hukum Perbankan.
Bandung: Mandar Maju. 2002.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
1981.
Try Widyono. Operasional Transaksi Produk
Perbankan di Indonesia. Bandung: Ghalia
Indonesia. 2006.

39

Anda mungkin juga menyukai