Anda di halaman 1dari 15

Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….

KERAHASIAAN BANK: SUATU TINJAUAN DALAM ATURAN HUKUM


PERBANKAN SYARIAH DI INDOESIA
Miftah Idris .*

Abstract: Islamic Banking is part of the financial and payment system of a country and its
existence depends absolutely on the confidence of the customers who entrust their deposits in
the Islamic Banking, so the bank secrecy is necessary to maintain it. Bank secrecy as defined
under the Act is everything related to the financial and other matters of bank customers in the
ordinary course of banking world shall be kept confidential in this case Islamic banking. In this
paper there would discuss how was the actual secrecy Islamic bank in Indonesia in accordance
with the applicable law and how it was applied in the field. This was written to determine the
scope of bank secrecy in Islamic banking and exceptions set out in secrecy banks in Islamic
banking in Indonesia.
Keyword: Bank Secrecy, the Rule of Law, and the Indonesian Islamic Banking.

Pendahuluan perjuangkan hak-hak individu, kepercayaan


kepada kebijaksanaan lembaga perbankan
Menurut sejarah, penerapan keraha-
untuk merahasiakan keterangan-keterangan
siaan bank sama tuanya dengan perkem-
mengenai soal-soal keuangan, dan pribadi
bangan perbankan sendiri. Bahkan sudah
nasabah-nasabahnya menjadi suatu kebu-
ada sejak 4000 tahun yang lalu di Babylonia
tuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi
sebagaimana tercantum dalam Code of
bagi perlindungan hak milik pribadi dan
Hamourabi. Aturan kerahasiaan bank yang
bagi kalangan praktik perdagangan.
dalam perkembangannya juga diakui sebagai
Menjelang pertengahan abad ke-19,
bagian dari hak asasi manusia yang ber-
boleh dikatakan semua pemerintah di Eropa
fungsi untuk melindungi rahasia pribadi
Barat telah mensahkan asas kerahasiaan
orang tersebut (right of privacy) serta
bank, dan semenjak itu undang-undang
keuangannya (financial privacy). Bahkan
serupa telah diberlakukan di setiap negara
mengenai rahasia bank ini di berbagai
yang menghendaki sistem perbankan yang
negara telah masuk dalam konstitusi atau
tertib.2
undang-undang yang tujuannya adalah untuk
Tidak jauh berbeda dengan yang ada
menciptakan kepercayaan masyarakat yang
di negara-negara lain, di Indonesia, tugas
menyimpan uangnya di bank.1
bank dalam mencapai tujuan pembangunan
Pada zaman abad pertengahan keten-
nasional yaitu mewujudkan masyarakat yang
tuan semacam kerahasiaan bank itu telah
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
diatur pada peraturan perundangan, bahkan
Undang–Undang Dasar 1945. Selain itu,
di kerajaan Jerman pada saat itu telah diatur
bank mempunyai peran yang sangat penting
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Per-
yang perannya diatur dalam aturan hukum
data. Dengan berkembanganya perdagangan
perbankan yang ada di Indonesia. Sebab,
dan ambruknya feodalisme dalam perta-
sebagai salah satu motor penggerak pem-
rungan yang semakin sengit untuk mem-
bangunan bangsa, lembaga perbankan mem-
punyai peran yang sangat strategis karena
* Dosen Fakultas Hukum Universitas bank mempunyai fungsi intermediasi untuk
Muhammadiyah Luwuk Banggai dan Kandidat
menghimpun dana dari masyarakat sebagai
Doktor pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, E-mail: miftahidris@ rocket nasabah dalam bentuk simpanan dan menya-
mail.com dan miftah.idris@mail. ugm. ac.id, lurkan kembali dana tersebut dalam bentuk
Phone: 081392921986
1 2
Heru Supraptomo, 2005, Terobosan Muhammad Djumhana, 1996, Rahasia
Hukum dalam Rahasia Bank, artikel dalam Bank (Ketentuan dan Penerapannya) di
Jurnal Hukum Bisnis, Yayasan Pengembangan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung: hlm.
Hukum Bisnis, Jakarta: hlm. 26. 112.
2. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

pinjaman kepada masyarakat yang mem- kerahasiaan setiap bank-bank tersebut


butuhkannya. Bank diharap dapat menye- adalah suatu keharusan yang ada dalam
rasikan, menyelaraskan menyeimbangkan aturan setiap bank. Dengan adanya
unsur pemerataan pembangunan dan hasil- ketentuan kerahasiaan bank ini menimbul-
hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabi- kan kesan bagi masyarakat, bahwa bank bisa
litas nasional yang pada akhirnya mengarah jadi sengaja merahasiakan sumber keuangan
kepada peningkatan taraf hidup masyarakat nasabahnya yang tidak sehat dari sorotan
banyak. Bank di Indonesia merupakan masyarakat yang ingin mencari tahu.
bagian dari sistem keuangan dan sistem Sehingga selama ini timbul kesan bahwa
pembayaran suatu negara. Pada era globali- dalam sistem perbankan itu sendiri timbul
sasi, bank juga telah menjadi bagian dari kesan bahwa bank bersembunyi di balik
sistem keuangan dan sistem pembayaran kerahasiaan bank untuk melindungi kepen-
dunia. Mengingat hal yang demikian itu, tingan nasabahnya yang belum tentu benar.
maka begitu suatu bank telah memperoleh Persepsi yang berbeda dari masyarakat akan
ijin berdiri dan beroperasi dari otoritas perbankan syariah justru berbeda dengan
moneter dari negara yang bersangkutan, konvensional, bagaimana tidak, sebab nilai
bank tersebut menjadi milik masyarakat. yang dibawa oleh perbankan syariah adalah
Oleh karena itu eksistensinya bukan saja nilai-nilai yang terkandung dalam Islam
hanya harus dijaga oleh para pemilik bank yang jauh dari nilai kemudharatan secara
itu sendiri dan pengurusnya, tetapi juga oleh prinsipnya. Sehingga masyarakat Indonesia
masyarakat nasional dan global. yang dominan Islam kebanyakan berang-
Bank merupakan lembaga keuangan gapan bahwa dengan sumber keuangan yang
yang eksistensinya tergantung mutlak pada sehat dari nasabah tersebut sebaiknya
kepercayaan dari para nasabahnya yang disimpan di bank yang memiliki sistem
mempercayakan dana simpanan mereka kerahasiaan bank yang sehat juga. Terlepas
pada bank. Oleh karena itu bank sangat dari keyakinan tersebut, jika bank benar-
berkepentingan agar tingkat kepercayaan benar melindungi kepentingan nasabahnya
masyarakat, yang telah maupun yang akan yang jujur dan bersih, maka hal itu
menyimpan dananya, terpelihara dengan merupakan suatu keharusan dan kepatutan.
baik dalam tingkat yang tinggi. Mengingat Sebab, ketentuan kerahasiaan bank meru-
bank adalah bagian dari sistem keuangan pakan suatu hal yang sangat penting bagi
dan sistem pembayaran, yang masyarakat nasabah penyimpan dan simpanannya mau-
luas berkepentingan atas kesehatan dari pun kepentingan bagi bank itu sendiri.4
sistem-sistem tersebut, sedangkan keper- Meskipun demikian, Ketentuan kera-
cayaan masyarakat kepada bank merupakan hasiaan bank yang ada di Indonesia diatur di
unsur paling pokok dari eksistensi suatu dalam Undang-Undang Perbankan, selanjut-
bank, maka terpeliharanya kepercayaan nya disebut UUP. Dengan adanya undang-
masyarakat kepada perbankan adalah juga undang tersebut, bertujuan untuk meng-
kepentingan masyarakat banyak.3 hindari terjadinya penyalahgunaan keuangan
Meskipun demikian, untuk membukti- nasabah, maka dibuatlah aturan khusus yang
kan eksistensi suatu bank juga dapat dilihat melarang bank untuk memberikan informasi
dengan mencari bagaimana kerahasiaan tercatat kepada siapapun berkaitan dengan
bank tersebut, namun pada umumnya sistem keadaan keuangan nasabah, simpanan dan
kerahasiaan bank yang ada di Indonesia penyimpanannya sebagaimana diatur dalam
hampir semuanya sama persis dalam pene- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
rapannya baik itu perbankan konvensional tentang Perbankan sebagaimana diubah
dan perbankan syariah. Bagaimana tidak, dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 kecuali dalam hal-hal tertentu yang
3
Andrian Sutedi, 2007, Hukum Perbankan:
4
Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan
Likuidasi, dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta: Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta: hlm. 109-
hlm. 1. 110.
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….3

disebutkan secara tegas di dalam undang- maka terpeliharanya kepercayaan masya-


undang tersebut. Terkait dalam aturan ter- rakat kepada perbankan adalah juga kepen-
sebut, pelanggaran terhadap ketentuan kera- tingan masyarakat banyak.
hasiaan bank juga merupakan suatu tindak Sedangkan dalam istilah Muhammad
pidana dan pihak-pihak yang tidak meme- Djumhana bahwa rahasia bank adalah segala
gang teguh ketentuan kerahasiaan bank sesuatu yang berhubungan dengan keuangan
tersebut dapat dikenakan sanksi pidana. dan hal-hal lain dari nasabah bank yang
Bagi perbankan syariah, ketentuan menurut kelaziman dunia perbankan tidak
rahasia bank diatur secara khusus dalam boleh secara terbuka diungkapkan kepada
ketentuan Pasal 41 sampai dengan Pasal 49 pihak masyarakat. Dalam hubungan ini yang
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 menurut kelaziman wajib dirahasiakan oleh
tentang Perbankan Syariah. Namun, pada bank, adalah seluruh data dan informasi
Pasal 42 sampai Pasal 48 Undang-Undang mengenai segala sesuatu yang berhubungan
Perbankan Syariah, selanjutnya disebut dengan keuangan, dan hal-hal lain dari
UUPS, mengatur mengenai pengecualian orang, dan badan yang diketahui oleh bank
atas berlakunya ketentuan kerahasiaan bank karena kegiatan usahanya.6
yang tidak jauh berbeda dengan apa yang Selain itu, Menurut Munir Fuady me-
diatur dalam Undang-Undang Perbankan. miliki interpretasi yang berbeda mengenai
Sebab pada dasarnya pengaturan ketentuan rahasia bank, menurutnya bahwa rahasia
kerahasiaan bank dalam kegiatan usaha bank adalah hubungan antara bank dengan
perbankan tidak jauh berbeda dengan peng- nasabah ternyata tidaklah seperti hubungan
aturan ketentuan rahasia bank dalam kegi- kontraktual biasa. Akan tetapi dalam hu-
atan usaha perbankan konvensional sebagai- bungan tersebut terdapat pula kewajiban
mana yang tertuang dalam Undang-Undang bagi bank untuk tidak membuka rahasia
Perbankan. nasabahnya kepada pihak lain manapun
kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-
Kerahasiaan Bank di Indonesia
undangan yang berlaku. Hal ini dinamakan
Menurut Sutan Remy Sjahdeini,5 rahasia bank. Dengan demikian, istilah
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang rahasia bank mengacu pada rahasia dalam
eksistensinya tergantung mutlak pada keper- hubungan antara bank dengan nasabahnya.7
cayaan dari para nasabah yang mem- Dalam UUP sendiri, kerahasiaan bank
percayakan dan dan jasa-jasa lain yang diartikan bahwa segala sesuatu yang ber-
dilakukan mereka melalui bank pada hubungan dengan keterangan nasabah
khususnya dan dari masyarakat luas pada penyimpan dan simpanannya.8 Sedangkan
umumnya. Oleh karena itu, bank sangat dalam UUPS kerahasiaan bank diartikan
berkepentingan agar kadar kepercayaan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
masyarakat, yang telah maupun yang akan dengan keterangan mengenai nasabah
menyimpan dananya, maupun yang telah
atau akan menggunakan jasa-jasa bank
lainnya, terpelihara dengan baik dalam
tingkat yang tinggi. Mengingat bank adalah
bagian dari sistem keuangan dan sistem 6
pembayaran, yang masyarakat luas ber- Muhammad Djumhana, 1996, Rahasia
Bank (Ketentuan dan Penerapannya) di
kepentingan atas kesehatan dari sistem-
Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung: hlm.
sistem tersebut, sedangkan kepercayaan 1
masyarakat kepada bank merupakan unsur 7
paling pokok dari eksistensi suatu bank, Munir Fuady, 1999, Hukum Perbankan
Modern Buku Kesatu, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung: hlm. 80
5 8
Sutan Remy Sjahdeini, 2006, Rahasia Pasal 1 Angka (28) Undang-Undang
Bank: Berbagai Masalah di Sekitarnya, dalam Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Hukum Perbankan, Program Pascasarjana Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Universitas Indonesia, Jakarta: hlm. 26-27 Perbankan
4. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

penyimpan dan simpanannya serta nasabah tentang Perbankan, Pasal 1 Angka 28


dan investor dan investasinya.9 menyatakan bahwa:
Pada dasarnya terdapat perbedaan dari “Rahasia bank adalah segala sesuatu
pengertian rahasia bank dari peraturan- yang berhubungan dengan keterangan
peraturan perundang-undangan mulai dari mengenai nasabah penyimpan dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 simpanannya.”
hingga Undang-undang yang masih berlaku 4) Pasal 1 Angka 14 Undang-undang No
sekarang. Dibawah ini kutipan beberapa 21 tahun 2008 tentang Perbankan
pengertian rahasia bank tersebut, yaitu:10 Syariah, menyatakan bahwa :
1) Menurut Undang-Undang Nomor 14 “Rahasia bank adalah segala sesuatu
Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Per- yang berhubungan dengan keterangan
bankan, sebagaimana dalam Pasal 36 mengenai nasabah penyimpan dan
menyatakan bahwa: simpanannya serta nasabah investor
“Yang dimaksudkan dengan rahasia dan investasinya.”
bank adalah segala sesuatu yang
Teori-Teori Rahasia Bank
berhubungan dengan keuangan dan
lain-lain dari nasabah menurut Berbicara mengenai teori-teori rahasia
kelaziman dunia perbankan perlu bank, maka ada ketentuan megenai rahasia
dirahasiakan.” bank itu sehingga kemudian menimbulkan
2) Selanjut menurut Pasal 1 Angka 16 kesan bagi masyarakat (nasabah) bahwa bisa
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 juga bahwa bank sendiri sengaja untuk
tentang Perbankan, menyatakan bahwa: menyembunyikan keadaan keuangan yang
“Rahasia bank adalah segala sesuatu tidak sehat dari nasabah debitur, baik orang
yang berhubungan dengan keuangan perorangan, atau perusahaan yang sedang
dan lain-lain dari nasabah bank yang menjadi sorotan masyarakat.12
menurut kelaziman dunia perbankan Sehingga dengan demikian terkadang
wajib dirahasiakan.” kepercayaan kepada bank sangat diragukan.
Dari pengertian di atas, Muhamad Akan tetapi terdapat juga ketentuan bahwa
Djumhana11 menafsirkan bahwa ternyata karena rahasia bank yang merupakan suatu
juga masih dirasakan sangat luas karena ada hal yang sangat penting bagi nasabah
kalimat “hal-hal lain dari nasabah bank penyimpan maupun simpanannya serta juga
yang menurut kelaziman dunia perbankan bagi kepentingan bank itu sendiri. Sehingga
wajib dirahasiakan”. Selanjutnya bahwa dengan demikian maka rahasia bank juga
dalam penjelasannya disebutkan yang diperlukan.
dimaksud dengan menurut kelaziman hal-hal Teori-teori rahasia bank dapat diarti-
lain yang wajib dirahasiakan oleh bank, kan bahwa suatu bank wajib merahasiakan
yaitu seluruh data dan informasi mengenai berbagai informasi nasabahnya itu dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan ketentuan yang bersifat mutlak. Selanjutnya
keuangan, dan hal-hal lain dari orang, dan dikemukakan dua teori tentang rahasia bank,
badan yang diketahui oleh bank karena antara lain:13
kegiatan usahanya. 1) Teori rahasia bank yang bersifat mutlak
3) Menurut Undang-Undang Nomor 10 (Absolutely Theory). Maksud dari teori
Tahun 1998 tentang Perubahan atas ini bahwa bank mempunyai kewajiban
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 untuk menyimpan rahasia atau kete-
rangan-keterangan mengenai nasabah-
9
Pasal 1 Angka (14) Undang-Undang nya yang diketahui bank karena kegiatan
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan usahanya dalam keadaan apapun juga,
Syariah.
10 12
Muhamad Djumhana, 2012, Hukum Hermansyah, Hukum Perbankan
Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media
Cetakan ke VI, hlm.158. Group, Jakarta: hlm. 131-132
11 13
Ibid, hlm. 159 Ibid, hlm.132-133
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….5

dalam keadaan biasa atau dalam dilan secara kasuistis. Masalahnya, bagai-
keadaan luar biasa. Teori ini menon- mana caranya mendapatkan pendapat penga-
jolkan kepentingan individu dan dilan, dan sampai sejauh mana pendapat
masyarakat yang sering terabaikan. pengadilan (fatwa) mempunyai kekuatan
2) Teori rahasia bank yang bersifat relatif hukum untuk dipatuhi oleh para hakim lain.
(Relative Theory). Menurut teori ini, Untuk menghindari perbedaan pandangan
bank diperbolehkan untuk membuka ini, tidak ada jalan lain kecuali harus diatur
rahasia atau memberikan keterangan dengan undang-undang dengan memuat
nasabah mengenai nasabahnya, jika rincian secara detail jenis-jenis, kriteria
untuk kepentingan yang mendesak, kepentingan umum dan hal-hal lainnya yang
misalnya untuk kepentingan negara atau merupakan bagian yang termasuk dalam
kepentingan hukum. kepentingan umum.16
Artinya bahwa adanya pengecualian
Cakupan Rahasia Bank dalam Kegiatan
dari rahasia nasabah itu untuk memung-
Usaha Perbankan Syariah di Indonesia
kinkan bank membuka informasi itu yang
berkaitan dengan suatu badan atau instansi Sebagai suatu badan usaha yang
diperbolehkan untuk meminta informasi atau dipercayai oleh banyak masyarakat untuk
keterangan data tentang keuangan nasabah menghimpun dan menyalurkan dananya,
yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan sudah sewajarnya bank memberikan jaminan
peerundang-undangan yang berlaku. perlindungan kepada nasabahnya berkenan
Berbeda dengan hal tersebut, dalam dengan keadaan keuangan nasabah, yang
ketentuan rahasia bank menurut hukum lazimnya dinamakan dengan kerahasiaan
Inggris merupakan kewajiban perdata atau bank.17 Cakupan rahasia dalam kegiatan
kewajiban kontraktual, maka pengungkapan- usaha perbankan syariah diatur dalam
nya yang dilakukan oleh bank berdasarkan ketentuan dalam Pasal 41 Undang-Undang
persetujuan nasabah sebagai pihak dalam Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
perjanjian bukanlah tindakan ingkar janji Syariah yang menentukan sebagai berikut:
(default). Namun, dalam hal kewajiban Bank dan pihak terafiliasi wajib merahasia-
rahasia bank itu bukan merupakan kewa- kan keterangan mengenai nasabah penyim-
jiban perdata, tetapi kewajiban pidana, maka pan dan simpanannya serta nasabah inves-
terdapat unsur delik, yakni unsur tindak tor dan investasinya.
pidana rahasia bank.14 Dengan tanpa Sejalan dengan ketentuan dalam Pasal
permintaan tertulis atau persetujuan tertulis 41 UUPS, sebelumnya ketentuan dalam
dari nasabah sebagai pihak dari transaksi Pasal 1 (14) UUPS merumuskan pengertian
keuangan bank merupakan unsur dari tindak rahasia bank dalam kegiatan usaha per-
pidana yang bersangkutan. Dengan kata lain, bankan syariah, yaitu: Rahasia bank adalah
apabila memang ada permintaan atau per- segala sesuatu yang berhubungan dengan
setujuan tertulis dari nasabah agar bank keterangan mengenai nasabah penyimpan
mengungkapkan keadaan keuangannya, dan simpanannya serta nasabah dan
maka tidak dapat dianggap telah terjadi investor dan investasinya.
tindak pidana pengungkapan rahasia bank.15 Dengan demikian, berdasarkan pe-
Hal yang masih rancu adalah apakah ngertian rahasia bank sebagaimana ter-
kepentingan umum dapat dikecualikan dari cantum dalam ketentuan Pasal 1 Angka 14
ketentuan rahasia bank. Pengaturan masalah UUPS, kemudian dihubungkan dengan
ini juga belum tercakup dalam Undang- ketentuan dalam Pasal 41 UUPS, maka jelas
Undang Perbankan. Para pakar mengata- bahwa pengertian dan cakupan rahasia bank
kan, bahwa ada atau tidaknya kepentingan
umum tidak dapat ditentukan sendiri oleh
bank, tetapi harus ditentukan oleh penga- 16
Ibid., hlm. 15.
17
14 Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek
Adrian Sutedi, op. cit., hlm. 14
Hukum Perbankan di Indonesia, PT Gramedia
15
Ibid., hlm. 14-15. Pustaka Utama, Jakarta: hlm. 153.
6. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

dalam kegiatan usaha perbankan syariah berhubungan dengan keterangan mengenai


dibatasi, di antaranya: nasabah penyimpan dan simpanannya dan
a) Menyangkut segala sesuatu yang ber- nasabah investor dan investasinya berada
hubungan dengan keterangan mengenai pada Bank Syariah. Dengan demikian
nasabah penyimpan dan simpanannya rahasia bank diperlukan sebagai salah satu
serta nasabah investor dan investasinya; faktor untuk menjaga kepercayaan nasabah
b) Pada dasarnya bank dan pihak terafiliasi penyimpan dan simpanannya serta nasabah
berkewajiban memegang teguh keraha- investor dan investasinya.
siaan keterangan mengenai nasabah Ketentuan rahasia bank, mula-mula
penyimpan dan simpanannya dan nasa- diatur dalam Undang-Undang Nomor 7
bah investor dan investasinya, kecuali Tahun 1992 sebagai pengganti Undang-
hal itu tidak dilarang oleh undang- Undang Nomor 14 Tahun 1967, yang
undang; kemudian diubah dengan Undang-Undang
c) Karena kepentingan tertentu, informasi Nomor 10 Tahun 1998. Namun sebelumnya,
mengenai segala sesuatu yang berhu- ketentuan rahasia bank ini diatur dalam
bungan dengan keterangan mengenai Undang-Undang Nomor 23 Prp Tahun 1960
nasabah penyimpan beserta dengan tentang Rahasi Bank. Bila dibandingkan
simpanannya dan nasabah investor be- terdapat rumusan pengertian rahasia bank
serta dengan investasinya dapat dibuka. yang berbeda antara Undang-Undang
Pengertian dan cakupan rahasia bank Nomor 7 Tahun 1992 dengan Undang-
dalam kegiatan usaha perbankan syariah Undang Nomor 10 Tahun 1998. Semula
sebagaimana dikemukakan di atas sejalan pengertian rahasia bank diberikan rumusan
dengan pengertian dan cakupan rahasia sebagaimana tersebut dalam ketentuan Pasal
dalam kegiatan usaha perbankan konven- 1 Angka 16 Undang-Undang Nomor 7
sional sebagaimana diatur dalam UUP, Tahun 1992, yaitu:Rahasia bank adalah
bahwa ketentuan rahasia bank yang semula segala sesuatu yang berhubungan dengan
mencakup nasabah kreditor dan debitor, keuangan dan hal-hal lain dari nasabah
telah dibatasi hanya menyangkut nasabah bank yang menurut kelaziman dunia
penyimpan dana dan simpanannya. perbankan wajib dirahasiakan.
Sebelumnya berdasarkan Undang- Kemudian dalam ketentuan Pasal 40
Undang Nomor 7 Tahun 1992, bahwa ruang Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
lingkup rahasia bank meliputi dana simpa- 1992 menyatakan, bahwa: Bank dilarang
nan nasabah (nasabah kreditor) dan juga memberikan keterangan yang tercatat pada
kredit yang diterima oleh nasabah (nasabah bank tentang keadaan keuangan dan hal-hal
debitor), tetapi dewasa ini berdasarkan lain dari nasabahnya, yang wajib diraha-
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, siakan oleh bank menurut keaziman dalam
ruang lingkup rahasia bank terbatas hanya dunia perbankan, kecuali dalam hal
terhadap identitas nasabah penyimpan di sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, 42,
samping keadaan simpanan nasabah yang 43 dan 44.
bersangkutan. Ini berarti yang dilindungi Sementara itu penjelasan atas Pasal 40
rahasia bank tidak hanya menyangkut ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
simpanannya saja, melainkan juga meliputi 1992 menguraikan sebagai berikut: Kela-
identitas nasabah penyimpannya. ziman wajib dirahasiakan oleh bank adalah
Bank syariah sebagai lembaga inter- seluruh data dan informasi mengenai segala
mediasi dalam melaksanakan kegiatan usa- sesuatu yang berhubungan dengan ke-
hanya senantiasa bertumpu pada unsur ke- uangan dan hal-hal lain dari orang atau
percayaan masyarakat, terutama kepercaya- badan yang diketahui oleh bank karena
an nasabah penyimpan dana yang menem- kegiatan usahanya.
patkan simpanannya dan nasabah investor Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1
yang menempatkan dana di Bank Syariah. angka 16 dan Pasal 40 ayat (1) Undang-
Sebagai lembaga kepercayaan, maka Bank Undang Nomor 7 Tahun 1992 serta di-
Syariah dan pihak terafiliasi diwajibkan hubungkan dengan penjelasannya seperti
untuk merahasiakan segala sesuatu yang dikemukakan di atas serta dihubungkan lagi
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….7

dengan penjelasan Pasal 40 ayat (1) dalam nya. Lingkup rahasia bank yang meliputi
kata-kata “kerahasiaan itu diperlukan untuk kredit yang diterima oleh nasabah (aktiva
kepentingan bank sendiri yang memerlukan bank), dirasakan oleh masyarakat sebagai
kepercayaan masyarakat yang menyimpan pemasungan hak masyarakat untuk menge-
uangnya di bank”, maka dapat disimpulkan tahui kredit-kredit macet perbankan yang
bahwa lingkup rahasia bank itu mencakup sangat mempengaruhi kesehatan per-
simpanan nasabah. bankan.19
Namun bila menyimak kata-kata Sehubung dengan itu, rumusan dan
berikutnya dari penjelasan atas Pasal 40 ayat ruang lingkup kerahasiaan bank telah diubah
(1), yaitu “masyarakat hanya akan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
mempercayakan uangnya kepada bank atau 1998, yang dirumuskan terdapat dalam
memanfaatkan jasa bank apabila dari bank ketentuan Pasal 1 angka 28 Undang-Undang
ada jaminan bahwa pengetahuan bank Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah
tentang simpanan dan keadaan keuangan diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
nasabah tidak akan disalahgunakan, maka Tahun 1998, yaitu “Rahasia bank adalah
dapat disimpulkan bahwa lingkup rahasia segala sesuatu yang berhubungan dengan
bank bukan hanya menyangkut keadaan keterangan mengenai nasabah penyimpan
keuangan dari nasabah yang menyimpan dan simpanannya”.
dana pada bank saja, melainkan pula Demikian pula ketentuan dalam Pasal
nasabah lainnya yang menggunakan atau 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
memanfaatkan jasa perbankan selain jasa 1992 juga mengalami perubahan dengan
penyimpanan dana. rumusan yang baru sebagaimana termuat
Ini berarti berdasarkan Undang- dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1992, yang Nomor 10 Tahun 1998, sebagai berikut:
dilindungi oleh ketentuan kerahasiaan bank, Bank wajib merahasiakan keterangan
baik nasabah debitu maupun nasabah mengenai nasabah penyimpan dan
kreditor bank serta nasabah bank lainnya simpanannya, kecuali dalam hal sebagai-
yang juga menggunakan atau memanfaatkan mana dimaksud dalam Pasal 41, 41A, 42,
layanan jasa bank. Demikian pula yang 43, 44, dan 44A.
dirahasiakan tidak terbatas hanya menyang- Sementara itu, penjelasan atas Pasal
kut data dan informasi mengenai segala 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
sesuatu yang berhubungan dengan keuangan 1992 sebagaimana telah diubah dengan
pada bank yang bersangkutan, melainkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
termasuk hal-hal lain dan orang atau badan antara lain menyatakan, bahwa: Apabila
yang diketahui oleh bank karena kegiatan nasabah bank adalah nasabah penyimpan
usahanya, yang wajib pula untuk dirahasia- yang sekaligus juga sebagai nasabah
kan.18 debitur, bank wajib tetap merahasiakan
Masyarakat merasa tidak puas atas keterangan tentang nasabah dalam kedu-
rumusan rahasia bank sebagaimana dirumus- dukannya sebagai nasabah penyimpan.
kan dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Keterangan mengenai nasabah selain
Nomor 7 Tahun 1992, di mana rumusan itu sebagai nasabah penyimpan, bukan meru-
terlalu jauh, karena sampai mencakup kredit pakan keterangan yang wajib dirahasiakan
bank yang diberikan kepada nasabah. bank.
Masyarakat berpendapat bahwa seyogyanya Dari ketentuan di atas, dapat diketahui
lingkup rahasia bank hanya meliputi dana kalau ruang lingkup rahasia dibatasi atau
simpanan nasabah saja (pasiva bank) dan dipersempit, yaitu:
keterangan yang menyangkut penyimpanan- a) Menyangkut keterangan mengenai nasa-
bah penyimpan dan simpanannya. Ini
berarti tidak termasuk keterangan men-
18
Djoni S. Gozali dan Rachmadi Usman,
2008, Buku Ajar Hukum Perbankan Nasional,
Fakultas Hukum Universitas Lambung
19
Mangkurat, Banjarmasin: hlm. 328-329. Sutan Remy Sjahdeini, op. cit., hlm. 34.
8. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

genai nasabah debitur dan pinja- berlakunya ketentuan rahasia bank dalam
mannya; kegiatan usaha pebankan syariah. Penge-
b) Pada dasarnya bank dan pihak terafiliasi cualian ketentuan rahasia bank dalam kegia-
berkewajiban memegang teguh keraha- tan usaha perbankan syariah dimaksud diatur
siaan keterangan tersebut, kecuali hal itu dalam ketentuan Pasal 42 sampai dengan
tidak dilarang oleh undang-undang; Pasal 48 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
c) Situasi tertentu dalam mana informasi 2008, yang menetapkan sebagai berikut.
mengenai nasabah penyimpan peserta
Pasal 42
dengan simpanannya dibolehkan, atau
dibenarkan saja dibeberkan oleh pihak (1) Untuk kepentingan penyidikan pidana
yang terkena larangan jika informasi perpajakan, pimpinan Bank Indonesia
tersebut tergolong pada informasi yang atas permintaan Menteri Keuangan
dikecualikan atau informasi nasabah berwenang mengeluarkan perintah
penyimpan dan simpanannya tidak tertulis kepada bank agar mem-
termasuk dalam kualifikasi kerahasiaan berikan keterangan dan memper-
bank.20 lihatkan bukti tertulis serta surat
Dengan demikian Undang-Undang mengenai keadaan keuangan Nasa-
Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah bah Penyimpan atau Nasabah Invetor
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tertentu kepada pejabat pajak.
Tahun 1998 telah membatasi atau mem- (2) Perintah tertulis sebagaimana
persempit ruang lingkup rahasia bank hanya dimaksud ayat (1) harus menyebutkan
berhubungan dengan nasabah penyimpan mana penjabat pajak, nama nasabah
dana (nasabah kreditor) dan simpanannya wajib pajak, dan kasus yang dikehen-
dan selebihnya yang berhubungan dengan daki keterangannya.
nasabah peminjam dana (nasabah debitur) Pasal 43
dan kredit tidak termasuk yang wajib
dirahasiakan oleh bank. Sebenarnya peru- (1) Untuk kepentingan peradilan dalam
bahan ketentuan rahasia bank ini sangat perkara pidana, pimpinan Bank
dilematis di dalam praktiknya. Kalau nama- Indonesia dapat memberikan izin
nama debitur boleh diumumkan oleh bank kepada polisi, jaksa, hakim, atau
hanya untuk diketahui masyarakat umum, penyidik lain yang diberi wewenang
karena tindakan mengumumkan tersebut berdasarkan undang-undang untuk
tidak dilarang oleh Undang-Undang Nomor memperoleh keterangan dari bank
10 Tahun 1998, hal tersebut akan dimanfaat- mengenai simpanan atau investasi
kan oleh kawan-kawan dagangnya untuk tersangka atau terdakwa pada Bank.
menjatuhkan usahanya, sehingga perusaha- (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat
an besar akan berupaya keras untuk meng- (1) diberikan secara tertulis atas
usahakan kredit dari bank-bank di luar permintaan tertulis dari kepala Kepo-
negeri untuk menghindarkan diumumkannya lisian Negara Republik Indonesia,
nama perusahaan yang bersangkutan. Kalau Jaksa Agung, Ketua Mahkamah
hal ini sampai terjadi, akan merugikan Agung, atau pimpinan instansi yang
perbankan nasional.21 diberi wewenang untuk melakukan
penyidikan
Pengecualian Rahasia Bank dalam (3) Permintaan sebagaimana dimaksud
Perbankan Syariah pada ayat (2) harus menyebutkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun nama dan jabatan penyidik, jaksa,
2008 tentang Perbankan Syariah secara atau hakim, nama tersangka atau
limitatif menentukan pengecualian atas terdakwa, alasan diperlukannya kete-
rangan, dan hubungan perkara
pidana yang bersangkutan dengan
20 Djoni S. Gozali dan Rachmadi Usman,
op. cit., hlm. 330. keterangan yang diperlukan.

21 Adrian Sutedi, op. cit., hlm. 8.


Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….9

Pasal 44 berlakunya atas rahasia bank dalam kegiatan


usaha perbankan syariah dimaksud meliputi:
Bank wajib memberikan keterangan
1) Untuk kepentingan penyidikan pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dan
perpajakan diberikan pengecualian
Pasal 43.
kepada pejabat pajak berdasarkan
Pasal 45 perintah tertulis pimpinan bank
Dalam perkara perdata antara bank Indonesia atau permintaan menteri
dan nasabahnya, direksi bank yang ber- keuangan (Pasal 42);
sangkutan dapat menginformasikan kepada 2) Untuk kepentingan peradilan dalam
pengadilan tentang keadaan keuangan perkara pidana diberikan pengecualian
nasabah yang bersangkutan dan memberi- kepada polisi, jaksa, hakim atau
kan keterangan lain yang relevan dengan penyidik lain yang diberi wewenang
perkara tersebut. berdasarkan undang-undang yang
bedasarkan izin tertulis pimpinan bank
Pasal 46 indonesia atas permintaan kepala
(1) Dalam rangka tukar-menukar infor- kepolisian, jaksa agung, dan ketua
masi antarbank, direksi Bank dapat mahkamah agung republik indonesia
memberi tahukan keadaan keuangan atau pimpinan instansi yang diberikan
Nasabahnya kepada bank lain. wewenang untuk melakukan penyidikan
(2) Ketentuan mengenai tukar-menukar (Pasal 43);
informasi sebagaimana dimaksud 3) Untuk kepentingan perkara perdata
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan antara bank dengan nasabahnya
Bank Indonesia (PBI) diberikan pengecualian kepada direksi
bank yang besangkutan tanpa harus
Pasal 47 memperoleh izin pimpinan bank
Atas permintaan, persetujuan, atau Indonesia (Pasal 45);
kuasa dari nasabah penyimpan atau 4) Dalam rangka tukar-menukar informasi
nasabah investor yang dibuat secara antar bank diberikan pengecualian
tertulis, bank wajib memberikan keterangan kepada direksi bank tanpa harus
mengenai simpanan nasabah penyimpan memperoleh izin pimpinan bank
dan nasabah investor pada bank yang Indonesia (46);
bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk 5) Atas persetujuan, permintaan atau kuasa
oleh nasabah penyimpan atau nasabah dari Nasabah penyimpan atau nasabah
investor tersebut. Investor dapat diberikan pengecualian
secara tertulis kepada pihak yang di
Pasal 48 tujukan oleh Nasabah Penyimpan atau
Dalam hal nasabah penyimpan atau Nasabah Investor (47);
nasabah investor telah meninggal dunia, 6) Adanya ahli waris yang sah untuk
ahli waris yang sah dari nasabah memperoleh keterangan mengenai
penyimpan atau nasabah investor yang simpanan nasabah (Pasal 48).
bersangkutan berhak memperoleh Dengan demikian, ketentuan rahasia
keterangan mengenai simpanan nasabah bank dalam perbankan syariah dalam hal
penyimpan atau nasabah investor tersebut. tertentu dapat dibuka atau dilanggar.
Dari pasal-pasal tersebut, dapat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
disimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor telah memberikan pengecualian atau
21 Tahun 2008 memberikan pengecualian disclosure rahasia bank dalam kegiatan
dapat dibukanya informasi rahasia bank usaha perbankan syariah sebagaimana
terhadap 6 (enam) hal, artinya di luar 6 tertuang dalam Tabel berikut ini.
(enam) hal yang dikecualikan tersebut tidak
termasuk sebagai dikecualikan dari
kewajiban rahasian bank dalam kegiatan
usaha perbankan syariah. Perngecualian
10. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

Pengecualian-Pengecualian Terhadap Ketentuan Rahasia Bank


dalam Perbankan Syariah
No. Kepentingan Permohonan izin Pemberi izin Dasar hukum
1. Penyidikan pidana Menteri keuangan Pimpinan bank Pasal 42
perpajakan indonesia
2. Peradilan dalam Kapolri, Jaksa Agung, Pimpinan Bank Pasal 43
perkara pidana Ketua Mahkamah Indonesia
Agung, dan Pimpinan
Instansi yang diberi
wewenang untuk
melakukan penyidikan
3. Perkara perdata Pengadilan Direksi Bank yang Pasal 45
antara Bank dengan bersangkutan
Nasabah Bank yang
bersangkutan
4. Tukar-menukar Bank lain Direksi Bank yang Pasal 46
informasi antar Bank bersangkutan
5. Atas permintaan, Nasabah penyimpan Bank yang Pasal 47
persetujuan atau atau nasabah investor bersangkutan
kuasa dari nasabah yang bersangkutan
penyimpan atau
nasabah investor
6. Memperoleh Ahli waris yang sah Bank yang Pasal 48
keterangan mengenai bersangkutan
simpanan nasabah
Sumber: Diolah dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
Pada prinsipnya wajib memegang disclosure atas paksaan hukum (under
teguh dan menjaga kerahasiaan mengenai compulsion of law). Ketentuan dalam Pasal
keadaan keuangan nasabah penyimpan dan 42 UUPS menetapkan, bahwa untuk
simpanannya serta nasabah investor dan kepentingan penyidikan pidana perpajakan,
investasinya, namun dalam keadaan tertentu kerahasiaan bank dapat dikesampingkan
sebagaimana disebutkan dalam ketentuan guna mengetahui keadaan keuangan sese-
Pasal-Pasal 42, 43, 45, 46, 47 dan 48 orang yang kebetulan menjadi nasabah
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, penyimpan atau nasabah investor tertentu
bahwa bank syariah dimungkinkan untuk pada suatu bank syariah, dengan ketentuan
memberikan data dan informasi mengenai berikut:
segala sesuatu yang berhubungan dengan a. Menteri keuangan meminta pimpinan
keuangan dan hal-hal lain dari nasabah Bank Indonesia sesuai wewenangnya
penyimpan dan simpanannya serta nasabah mengeluarkan perintah tertulis kepada
investor dengan investasinya kepada pihak Bank Syariah yang bersangkutan.
tertentu atas izin Pimpinan Bank Indonesia, b. Isinya:
Direksi bank yang bersangkutan, atau bank (1) Memberikan keterangan pada peja-
yang bersangkutan dalam hal-hal berikut. bat pajak;
(2) Memperlihatkan bukti tertulis ke-
Untuk Kepentingan Penyidikan Pidana
pada pejabat pajak; dan
Perpajakan
(3) Surat mengenai keadaan keuangan
Pengaturan pengecualian atas keraha- nasabah penyimpan atau nasabah
siaan bank untuk kepentingan penyidikan investor tertentu kepada pejabat
pidana perpajakan dalam kegiatan usaha pajak.
perbankan syariah dapat dijumpai dalam c. Persyaratan:
ketentuan Pasal 42 UUPS, yang merupakan (1) Perintah dibuat secara tertulis;
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….11

(2) Yang menyebutkan nama pejabat, (2) Memperoleh keterangan dari bank
nasabah wajib pajak; mengenai investasi tersangka atau
(3) Kasus yang dikehendaki keterangan- terdakwa.
nya. d. Persyaratan:
Pengecualian dalam ketentuan Pasal (1) Dibuat secara tertulis (dapat bentuk
42 UUPS didasarkan atas kepentingan, izin);
masalah perpajakan berkaitan dengan kepen- (2) Menyebutkan nama dan jabatan
tingan negara. penyidik, jaksa atau hakim;
(3) Nama tersangka atau terdakwa;
Untuk Kepentingan Peradilan dalam
(4) Alasan diperlukannya keterangan;
Perkara Pidana
(5) Hubungan perkara pidana yang
Pengecualian untuk kepentingan per- bersangkutan dengan keterangan
adilan dalam perkara pidana merupakan yang diperlukan.
pengecualian atas paksaan hukum, yang Berbeda dengan UUP, maka UUPS
diatur dalam ketentuan Pasal 43 UUPS. memperluas pengaturan mengenai penyidik,
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 43 yang tidak hanya terbatas pada jaksa atau
UUPS, bahwa untuk kepentingan peradilan polisi saja, melainkan penyidik lain dari
dalam perkara pidana atas permintaan instansi yang diberi wewenang untuk mela-
tertulis dari Kepala Kepolisian, Jaksa kukan penyidikan berdasarkan undang-
Agung, Ketua Mahkamah Agung Republik undang. Artinya penyidik lain yang di luar
Indonesia dan pimpinan Instansi yang diberi dari penyidik jaksa dan polisi dapat pula
wewenang untuk melakukan penyidikan, meminta keterangan dari bank syariah
kerahasiaan bank dapat dikecualikan. Polisi, mengenai simpanan atau investasi seseorang
jaksa, hakim atau penyidik lainnya dapat yang tersangkut peradilan dalam perkara
minta izin kepada Pimpinan Bank Indonesia pidana.
untuk memperoleh keterangan dari bank Demikian pula yang menjadi dasar
mengenai simpanan atau investasi tersangka disclosure kerahasiaan bank syariah sebagai-
atau terdakwa yang ada pada suatu bank mana diatur dalam ketentuan Pasal 43 UUPS
syariah. Izin dimaksud didapat melalui tata didasarkan pada kepentingan umum. Prinsip
cara sebagaimana diatur dalam ketentuan kerahasiaan bank yang bertujuan untuk
Pasal 43 ayat (2) dan ayat (3) UUPS, yaitu melindungi kepentingan individu seorang
sebagai berikut: nasabah, dikorbankan demi menyeimbang-
a. Atas permintaan tertulis dari: kannya dengan kepentingan masyarakat
(1) Kepala Polri dalam tahap penye- umum, yang dalam hal ini menyangkut
lidikan dan penyidikan; penyelesaian perkara tindak pidana. Asas
(2) Jaksa Agung dalam tahap penun- keseimbangannya mengutamakan perlin-
tutan; dungan kepentingan umum di atas kepen-
(3) Ketua Mahkamah Agung dalam tingan individu.1
tahap pemeriksaan di muka sidang
Untuk Kepentingan Pemeriksaan dalam
pengadilan;
Perkara Perdata antara Bank dengan
(4) Pimpinan instansi yang diberi
Nasabahnya
wewenang untuk melakukan penyi-
dikan, yaitu pimpinan departemen Pengecualian ketiga atas rahasia bank
atau lembaga pemerintah nondepar- dalam kegiatan usaha perbankan syariah
temen setingkat menteri dalam tahap berlaku adalah dalam hal kepentingan
penyelidikan dan penyidikan. perkara perdata antara bank dan nasabah
b. Pemberi izin: Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana yang ditentukan dalam keten-
c. Isinya:
(1) Memperoleh keterangan dari bank
1
mengenai simpanan tersangka atau M Yahya Harahap, 1997, Beberapa
terdakwa; Tinjauan tentang Permasalahan Hukum Buku
Kedua, PT Citra Aditya Bakti, Bandung: hlm.
224.
12. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

tuan Pasal 45 UUPS. Dari ketentuan dalam c. Pemberian informasi ini tanpa izin dari
Pasal 45 UUPS dapat diketahui, bahwa pimpinan Bank Indonesia, artinya pihak
pengecualian atas rahasia bank dalam bank dapat dengan segera menginfor-
perbankan syariah sebatas pada perkara masikan keadaan keuangan nasabahnya
perdata yang terjadi antara bank syariah dan tanpa harus menunggu izin dari pim-
nasabahnya.
pinan Bank Indonesia.
Ketentuan dalam Pasal 45 UUPS
mem-perkenankan bank syariah yang Pendirian yang dianut Pasal 43 ini
bersang-kutan menginformasikan kepada sangat sempit sebab terbatas pada perkara
pengadilan tentang keadaan keuangan perdata yang terjadi antara bank dan
nasabah yang bersangkutan dan memberikan nasabahnya. Dengan batasan demikan, bank
keterangan lain yang relevan dengan perkara hanya diperbolehkan memberi informasi
yang diajukan kepada pengadilan, dengan keadaan keuangan nasabah dalam hal bank
per-syaratan: menggugat nasabah atas alasan wanprestasi.
a. Informasi dimaksudkan menyangkut Memang logis kalau bank mesti memberi
perkara perdata antara pihak bank dan informasi agar informasi itu landasan
nasabahnya; fundamentum petendi gugat.2 Sempitnya
b. Direksi bank yang bersangkutan dapat penerapan Pasal 43 dianggap sangat
menginformasikan kepada pengadilan merugikan kepentingan masyarakat luas,
tentang keadaan keuangan nasabah yang terutama bagi kepentingan dunia bisnis.
bersangkutan dan keterangan lain yang Pasal tersebut seolah-olah mengandung
relevan dengan perkara perdata antara diskriminasi karena hanya melindungi
bank dan nasabahnya; kepentingan perusahaan perbankan saja dan
c. Tidak perlu meminta izin dari Pimpinan tidak melindungi kepentingan perusahaan
Bank Indonesia, artinya sepanjang infor- jenis lain dalam arti luas. Kalau bank yang
masi dimaksud diperlukan, direksi bank bersengketa prinsip kerahasiaan banknya
yang bersangkutan dapat menginfor- boleh dilanggar dan di luar itu tidak. Itu jelas
masikan kepada pengadilan tentang tidak adil. Seolah-olah, undang-undang tidak
keadaan keuangan nasabah yang ber- peduli terhadap kesengsaraan yang dialami
sangkutan dan memberikan keterangan masyarakat luas. Padahal banyak perusahaan
lain yang relevan dengan perkara ter- dengan sengaja tidak membayar kewajiban
sebut. (utang) kepada mitra bisnisnya di sektor
Pengecualian seperti ini dijumpai pula distribusi, agen, atau kontraktor walaupun
dalam ketentuan Pasal 43 UUP, yang juga perushaan-perusahaan itu aktivanya lancar
membatasi pada sengketa atau perkara (current assets) diberbagai bank.3
perdata yang terjadi antara bank dengan Untuk Kepentingan Tukar-menukar
nasabahnya. Pasal ini memperkenankan Informasi Antarbank
bank konvensional menginformasikan ke-
Pengecualian berikutnya atas rahasia
pada pengadilan tentang keadaan keuangan
bank dalam kegiatan usaha perbankan
nasabah yang bersangkutan dan memberikan
syariah berlaku dalam hal kepentingan
keterangan lain yang relevan dengan perkara
tukar-menukar informasi antarbank sebagai-
yang diajukan kepada pengadilan, dengan
mana ditentukan dalam ketentuan Pasal 46
persyaratan:
a. Bila hal tersebut menyangkut perkara UUPS. Dalam Pasal 46 UUPS ditetapkan,
bahwa dalam rangka tukar-menukar infor-
perdata yang terjadi antara pihak bank
masi antarbank, direksi bank dapat mem-
dengan pihak nasabahnya; beritahukan keadaan keuangan nasabahnya
b. Direksi bank yang bersangkutan dapat kepada bank lain. Dengan merujuk kepeada
menginformasikan kepada pengadilan ketentuan dalam Pasal 46 UUPS, maka
tentang keadaan keuangan nasabah yang
dalam perkara perdata dengan dan
2
keterangan lain yang berkaitan dengan Ibid., hlm. 225.
perkara dengan banknya tersebut; 3
Ibid., hlm. 226.
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….13

direksi bank syariah dapat memberitahukan nasabah investor. Keterangan mengenai


keadaan keuangan nasabah kepada bank simpanan nasabah penyimpan atau nasabah
syariah lainnya, yang dilakukan dalam investor tersebut akan diberikan oleh bank
rangka saling tukar-menukar informasi yang bersangkutan dengan persyaratan
antarbank. bilamana sebelumnya: adanya permintaan,
Sebelum ketentuan pengecualian atas persetujuan, atau kuasa dari nasabah
rahasia bank dalam rangka tukar menukar penyimpan atau nasabah investor; dan
informasi antarbank juga diatur dalam dibuat secara tertulis yang ditujukan kepada
ketentuan Pasal 44 UUP, yang menetapkan bank syariah di mana nasabah penyimpan
bahwa dalam rangka tukar-menukar infor- menempatkan dana atau nasabah investor
masi antarbank, direksi bank dapat mem- menginvestasikan dana.
berikan informasi mengenai keadaan Sebelumnya pengecualian atas rahasia
keuangan nasabah kepada bank lain. Tukar- bank seperti ini ditentukan pula dalam
menukar informasi antarbank dilakukan ketentuan Pasal 44A yang merupakan
untuk memperlancar dan mengamankan ketentuan baru yang ditambahkan dalam
kegiatan usaha bank, antar lain guna Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
mencegah pemberian kredit rangkap serta Ketentuan dalam Pasal 44A ayat (1) UUP
mengetahui keadaan dan statusnya dari bank menetapkan, bahwa bank wajib memberikan
yang lain, sehingga bank dapat menilai keterangan mengenai simpanan nasabah
tingkat resiko yang dihadapi sebelum penyimpan pada bank yang bersangkutan
melakukan transaksi dengan nasabah atau kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah
dengan bank lain. penyimpan. Keterangan mengenai simpanan
Ketentuan dalam Pasal 44 UUP tersebut akan diberikan oleh bank yang
sangat diskriminatif, hanya sebatas antar bersangkutan dengan syarat bila sebelum-
bank saja dengan tidak memberikan peluang nya: ada permintaan, persetujuan, kuasa dari
kepada masyarakat yang berkecimpung nasabah penyimpan dana; dan dibuat secara
dalam dunia bisnis. Padahal dunia bisnis tertulis yang ditujukan kepada bank oleh
dalam arti luas sangat memerlukan informasi nasabah penyimpan dana.
data keadaan keuangan yang sebenarnya dari Kalau kita perhatikan, dasar penge-
suatu perusahaan yang hendak bermitra cualian kerahasiaan bank yang dicantumkan
dengannya. Sepantasnya memang jika sbuah dalam ketentuan Pasal 44A ayat (1) UUP
perusahaan atau masyarakat ingin menge- berkaitan dengan kepentingan nasabah
tahui dengan pesis keadaan keuangan calon penyimpan dana, bukan menyangkut kepen-
mitranya.4 tingan umum, kepentingan penyelesaian
perkara, apalagi demi kepentingan bank itu
Adanya Permintaan, Persetujuan, atau
sendiri. Kerahasiaan bank di sini boleh
Kuasa Tertulis dari Nasabah Penyimpan
dibuka asalkan hal itu disetujui oleh nasabah
atau Nasabah Investor
penyimpan dananya atau kuasanya. Bank
Pengecualian berikutnya atas rahasia wajib membuka atau memberikan kete-
bank dalam kegiatan usaha perbankan rangan yang berkaitan dengan simpanan
syariah berlaku dalam hal adanya nasabah penyimpan dana, asalkan hal itu ada
permintaan, persetujuan, atau kuasa tertulis permintaan, disetujui atau dikuasakan oleh
dari nasabah penyimpan atau nasabah inves- nasabah penyimpan dana kepadsa bank yang
tor sebagaimana ditentukan dalam ketentuan bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk
Pasal 47 UUPS. Dalam Pasal 47 UUPS oleh nasabah penyimpan dana.5
ditetapkan, bahwa bank syariah wajib
Adanya Ahli Waris yang Sah untuk
memberikan keterangan mengenai simpanan
Memperoleh Keterangan Mengenai
nasabah penyimpan atau nasabah investor
Simpanan Nasabah
pada bank yang bersangkutan kepada pihak
yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan atau
5
Djoni S. Gozali dan Rachmadi Usman, op.
4
Ibid., hlm. 227-228. cit., hlm. 339.
14. Al Amwal, Vol I. No. 1 Maret 2016

Pengecualian terakhir atas rahasia BUPLN/PUPN, Pimpinan Bank Indonesia


bank dalam kegiatan usaha perbankan memberikan izin kepada pejabat BUPLN/
syariah berlaku dalam hal adanya ahli waris PUPN untuk memperoleh keterangan dari
yang sah untuk memperoleh keterangan bank mengenai simpanan nasabah debitur.
mengenai simpanan nasabah sebagaimana Izin untuk memperoleh keterangan
ditentukan dalam ketentuan Pasal 48 UUPS. dari bank mengenai simpanan nansabah
Dalam ketentuan Pasal 48 UUPS ditetapkan, debitur dimaksud dalam rangka penye-
bahwa ahli waris yang sah dari nasabah lesaian piutang yang sudah diserahkan
penyimpan atau nasabah investor berhak kepada BUPLN/PUPN akan diberikan oleh
memperoleh keterangan mengenai simpanan Pimpinan Bank Indonesiadengan persyara-
nasabah penyimpan atau nasabah investor tan sebagai berikut.
dalam hal nasabah penyimpan atau nasabah a. Dilakukan atas permintaan tertulisdari
investor telah meninggal dunia. Kalau Kepala BUPLN/Ketua PUPN dengan
diperhatikan, pengecualian atas rahasia bank menyebutkan nama dan jabatan pejabat
ini didasarkan kepada kepentingan ahli waris BUPLN/PUPN yang meminta keterang-
dalam rangka penyelesaian pembagian harta an, nama nasabah debitur yang ber-
kewarisan yang pewarisnya menjadi nasabah sangkutan yang diperlukan keterangan,
perbankan syariah. dan alasan diperlukan keterangan dari
Bagi perbankan konvensional, penge- nasabah debitur tersebut.
cualian atas rahasia bank seperti ini diatur b. Izin tersebut dengan sendirinya diberi-
dalam ketentuan Pasal 44A ayat (2) UUP, kan secara tertulis dengan menyebutkan
yang menetapkan bahwa dalam hal nasabah nama dan jabatan pejabat BUPLN/
penyimpan telah meninggal dunia, maka ahli PUPN yang meminta keterangan,
waris yang sah dari nasabah penyimpan menyebutkan nama nasabah debitur
yang bersangkutan berhak memperoleh yang akan dimintai keterangan berkaitan
keterangan mengenai simpanan nasabah dengan piutang bank yang diserahkan
penyimpan tersebut. Dengan sendirinya kepada BUPLN/PUPN, serta mencan-
bank berkewajiban memberikan keterangan tumkan keperluan keterangan tersebut
mengenai simpanan nasabah penyimpan dikaitkan dengan urusan penyelesaian
kepada ahli warisnya yang sah bila yang piutang bank dengan nasabah debitur
bersangkutan telah meninggal dunia dalam yang bersangkutan.
rangka untuk menyelesaikan pembagian Kalau diteliti pengecualian atas
harta kewarisan. rahasia untuk kepentingan piutang yang
Bila dibandingkan dengan peraturan sudah diserahkan kepada BUPLN/PUPN
pengecualian atas rahasia bank dalam UUP, tersebut, berkaitan dengan kepentingan bank
maka dalam UUPS tidak terdapat penga- itu sendiri (in the interest of the bank) untuk
turan pengecualian atas rahasia bank dalam menjamin kelangsungannya dalam ber-
kegiatan perbankan syariah berlaku dalam usaha.6
hal untuk kepentingan penyelesaian piutang
Simpulan
bank yang telah diserahkan kepada Badan
Urusan Piutang dan Lelang Negara Cakupan rahasia bank dalam
(BUPLN) atau Panitia Urusan Piutang kegiatan usaha perbankan syariah dibatasi,
Negara (PUPN). di antaranya:
Pengecualian atas bank konvensional a. Menyangkut segala sesuatu yang ber-
untuk kepentingan piutang yang sudah hubungan dengan keterangan mengenai
diserahkan kepada BUPLN/PUPN dimaksud nasabah penyimpan dan simpanannya
telah diatur dalam ketentuan Pasal 41A yang serta nasabah investor dan investasinya;
merupakan tambahan ketentuan rahasia bank b. Pada dasarnya bank dan pihak terafiliasi
melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun berkewajiban memegang teguh kera-
1998 atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun hasiaan keterangan mengenai nasabah
1992. Ketentuan dalam Pasal 41A UUP
menetapkan bahwa untuk penyelesaian 6
piutang bank yang sudah diserahkan kepada Ibid., hlm. 336.
Miftah Idris, Kerahasiaan Bank: Suatu Tinjauan dalam Aturan Hukum….15

penyimpan dan simpanannya dan nasa- Soekanto, Soejono, 2006, Pengenalan


bah investor dan investasinya, kecuali Penelitian Hukum, Grafindo, Jakarta.
hal itu tidak dilarang oleh undang-
Sjahdeini, Sutan Remy, 2006, Rahasia
undang;
Bank: Berbagai Masalah di Sekitarnya,
c. Karena kepentingan tertentu, informasi
dalam Hukum Perbankan, Program
mengenai segala sesuatu yang ber-
Pascasarjana Universitas Indonesia,
hubungan dengan keterangan mengenai
Jakarta.
nasabah penyimpan beserta dengan
simpanannya dan nasabah investor Djumhana, Muhammad , 1996, Rahasia
beserta dengan investasinya dapat Bank (Ketentuan dan Penerapannya) di
dibuka. Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Pengecualian Rahasia Bank dalam Bandung.
Perbankan Syariah untuk kepentingan: Fuady,Munir, 1999, Hukum Perbankan
a. Untuk kepentingan penyidikan pidana Modern Buku Kesatu, PT Citra Aditya
perpajakan Bakti, Bandung.
b. Untuk kepentingan peradilan dalam per-
kara pidana; Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
c. Untuk kepentingan pemeriksaan dalam tentang Perubahan Atas Undang-
perkara perdata; Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
d. Untuk kepentingan tukar-menukar infor- Perbankan
masi antarbank; Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
e. Adanya permintaan atau persetujuan tentang Perbankan Syariah.
atau kuasa tertulis dari nasabah atau
nasabah investor; dan Muhamad Djumhana, 2012, Hukum
f. Adanya Ahli Waris yang Sah untuk Perbankan di Indonesia, Citra Aditya
Memperoleh Keterangan Mengenai Bakti, Cetakan ke VI.
Simpanan Nasabah. Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional
Indonesia, Kencana Prenada Media
Reference Group, Jakarta.
Supraptomo, Heru, 2005, Terobosan Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek
Hukum dalam Rahasia Bank, artikel Hukum Perbankan di Indonesia, PT
dalam Jurnal Hukum Bisnis Volume..., Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis,
Jakarta. Djoni S. Gozali dan Rachmadi Usman,
2008, Buku Ajar Hukum Perbankan
Djumhana, Muhammad , 1996, Rahasia Nasional, Fakultas Hukum Universitas
Bank (Ketentuan dan Penerapannya) di Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung. M Yahya Harahap, 1997, Beberapa
Tinjauan tentang Permasalahan Hukum
Sutedi, Andrian, 2007, Hukum Perbankan: Buku Kedua, PT Citra Aditya Bakti,
Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Bandung
Merger, Likuidasi, dan Kepailitan,
Sinar Grafika, Jakarta.
Hermansyah, 2005, Hukum Perbankan
Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai