Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUBUNGAN HUKUM ANTARA BANK DENGAN NASABAH


“ PENYIMPAN DANA “

Dosen Pengampu : Muhamammad Raja Siregar, S.Pd

Disusun Oleh :
1. Irmayani Dalimunthe
2. Oki Gunawansah Rambe
3. Muhammad Risky

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LABUHANBATU
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Hubungan hukum antara bank dengan nasabah “ Penyimpan dana .makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Perbankan dan
Jaminan.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini.Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Rantauprapat
November2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................i


Daftar Isi ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1


A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................2


A. Hubungan Hukum Antara Bank Dan Nasabah Penyimpan Dana .....2
B. Perlindungan Hukum Oleh Bank Bagi Nasabah Penyimpan Dana....3
a. Perlindungan Hukum secara tidak Langsung ........................4
b. Perlindungan Hukum secara Langsung .................................4
C. Prinsip-Prinsip Dalam Perjanjian antara Bank dan Nasabah.............5

BAB III PENUTUP .....................................................................................6


KESIMPULAN .............................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perbankan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat memegang peranan yang penting
dalam sistem perekonomian suatu negara, sehingga sering dikatakan bahwa bank
merupakan jantung sistem keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya bank memfasilitasi
aliran barangdan jasa dari produsen kepada konsumen maupun melakukan berbagai
aktivitas keuangan untuk kepentingan pemerintah.1 Pasal 4 UU No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan mengatakan bahwa Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkn pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.7Untuk mencapai tujuannya tersebut perbankan menjalankan fungsi utamanya
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Bisnis perbankan memang
merupakan bisnis penuh resiko. Pada satu sisi, bisnis ini menjanjikan keuntungan besar
apabila dikelola secara baik dan hati-hati. Di sisi lain, menjadi penuh resiko (full risk
business) karena aktivitasnya sebagian besar mengandalkan dana titipan masyarakat,
baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito.

Bagi masyarakat di negara-negara maju, seperti negara-negara di Eropa, Amerika dan


Jepang, kata bank bukanlah sutau kata yang asing. Bank sudah menjadi mitra dalam
memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Hal itu tidak lain karena perbankan
mempunyai peran besar dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Perjanjian Nasabah Penyimpan Dana dengan Bank?
2. Apa saja Hukum Hubungan bank dengan Nasabah dalam penyimpan dana ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Bentuk Perjanjian Nasabah Penyimpan Dana dengan Bank
2. Untuk Mengetahui Hubungan bank dengan nasabah tentang penyimpan dana

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Hukum Antara Bank Dan Nasabah Penyimpan Dana

Hubungan hukum antara nasabah dengan bank terjadi setelah kedua belah pihak
menandatangani perjanjian untuk memanfaatkan produk jasa yang ditawarkan bank.
Setiap produk bank selalu terdapat ketentuan-ketentuan yang ditawarkan oleh bank.
Perjanjian antara nasabah dengan bank bersifat mengikat. Nasabah sebagai penyimpan
dana menyimpan dananya di bank dan memberikan kebebasan kepada bank untuk
mengelola uang atau dana yang disimpannya itu. Kewajiban bank atas perjanjian
tersebut adalah mengembalikan simpanan dengan memberikan bunga atas simpanan
nasabah tersebut.

Persoalan lain adalah apakah masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam
mengadakan hubungan hukum dengan bank. Persoalan ini perlu dikemukakan. Nasabah
pada dasarnya telah terlanjur percaya kepada bank sehingga mereka juga mempercayai
apa yang dibuat dan termuat dalam formulir-formulir tersebut. Berdasarkan
kepercayaan, perjanjian-perjanjian antara nasabah dengan bank tersebut menguntungkan
secara sepihak bagi bank, tetapi masyarakat tidak memperdulikan hal tersebut, sebab
mereka telah mempercayai sepenuhnya terhadap bank yang dipilih.

Hubungan antara bank dengan nasabah akan terdapat berbagai ketentuan yang menunju
berlakunya ketentuan lain, kadangkala ketentuan yang ditunjuk dalam aplikasi tersebut
sama sekali tidak diketahui oleh nasabah. Hubungan antara nasabah dengan bank adalah
hubungan antar subjek hukum sebagai pembawa hak dan kewajiban. Pengertian subjek
hukum adalah orang dan badan, sedangkan pengertian badan adalah nadan hukum dan
bukan badan hukum. Pembedaan demikian akan menyangkut terhadap identifikasi
nasabah (customer identification file).

Basis hubungan hukum antara bank dengan para nasabah adalah hubungan
kontraktual. Begitu seorang nasabah menjalin kontraktual dengan bank, maka perikatan
yang timbul adalah perikatan atas dasar kontrak (perjanjian). Jika merujuk pada Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) maupun Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) maka tidak ditemukan pengaturan tentang hubungan kontraktual

2
antara bank dan nasabah penyimpan dana dengan figur perjanjian penyimpanan
(simpanan) dana.

hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana bank termasuk dalam
perjanjian tidak bernama, oleh karena itu hubungan hukum antara bank dan nasabah
penyimpan dana tidak dapat dikatakan sebagai perjanjian penitipan uang, atau
perjanjian pemberian kuasa, bahkan tidak dapat disebut sebagai perjanjian pinjam
meminjam uang. Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 telah mengkonstruksikan
hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana dengan bentuk perjanjian
penyimpanan dana bank yang memiliki karakteristik tertentu.

B. Perlindungan Hukum Oleh Bank Bagi Nasabah Penyimpan Dana


Perlindungan hukum terhadap nasabah dalam sistem perbankan Indonesia dapat
dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu :
a. Perlindungan secara implisit (Implicit deposit protection), yaitu
perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan
bank yang efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya
kebangkrutan bank. Perlindungan ini yang diperoleh melalui :
1. Peraturan perundang-undangan di bidang perbankan,
2. perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan
pembinaan yang etektif, yang dilakukan oleh Bank
Indonesia,
3. upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai sebuah
lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap
sistem perbankan pada umumnya.
b. Perlindungan secara eksplisit (Explicit deposit protection), yaitu
perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang
menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank
mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan mengganti
dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.
Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang

3
menjamin simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden RI No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan
Terhadap Kewajiban Bank Umum dan dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS).

Perlindungan hukum oleh bank terhadap nasabah penyimpan dana dibagi dalam
2macam, yaitu :

a. Perlindungan Hukum secara tidak Langsung


b. Perlindungan Hukum secara Langsung

a. Perlindungan Hukum secara tidak Langsung

Perlindungan secara tidak langsung oleh dunia perbankan terhadap


kepentingan nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan hukum
yang diberikan kepada nasabah penyimpan dana terhadap segala risiko
kerugian yang timbul dari suatu kebijaksanaan kegiatan usaha yang
dilakukan oleh bank. Hal ini adalah suatu upaya dan tindakan pencegahan
yang bersifat internal oleh bank yang bersangkutan dengan melalui hal-hal
yang dikemukakan berikut ini, yaitu :

1) Prinsip kehati-hatian (Prudential Principle).


2) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
3) Kewajiban mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi.
4) Merger, konsilidasi, dan akuisisi bank.

b. Perlindungan Hukum secara Langsung


Perlindungan secara langsung oleh dunia perbankan terhadap
kepentingan nasabah penyimpan dana adalah suatu perlindungan yang
diberikan kepada nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap
kemungkinan timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usaha yang

4
dilakukan oleh bank Mengenai perlindungan secara langsung ini dapat
dikemukakan dalam 2 (dua) hal, yaitu :
1. Hak preferen nasabah penyimpan dana.
2. Lembaga Asuransi Deposito

C. Prinsip-Prinsip Dalam Perjanjian antara Bank dan Nasabah


Prinsip perbankan yang merupakan prinsip yang sifatnya umum, sehingga
kegiatan perbankan apapun yang didasarkan pada fungsi dan kegiatan perbankan
baik itu untuk menghimpun dana dari masyarakat maupun menyalurkan dana
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman yang dituangkan dalam bentuk suatu
‘perjanjian’ atau ‘kontrak’ harus menggunakan empat prinsip sebagai berikut:
prinsip kepercayaan; prinsip kehati-hatian; prinsip kerahasian; dan prinsip
mengenal nasabah.Keempat prinsip ini mutlak diterapkan dalam
penyelenggaraan kegiatan perbankan.Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29
ayat (4) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, yang berbunyi:“Untuk kepentingan nasabah, bank wajib
menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian
sehubungan dengan transaksi nasbah yang dilakukan melalui bank.”

5
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Hubungan hukum bank dengann nasabah yang bersifat hubungan hukum non kotraktual
yang berdasarkan pada kepercayaan belaka yaitu: hubungan konfidensial yang tidak
diakui oleh Hukum Indonesia harus diatur dengan jelas, sebab jenis-jenis hubungan
hukum ini terdapat dalam kegiatan perbankan, agar pihak-pihak yang terkait dalam
hubungan hukum tersebut merasa aman dan mendapatkan perlindungan secara hukum.

Perlindungan hukum oleh bank bagi nasabah penyimpan dana terdiri atas perlindungan
hukum secara tidak langsung dan perlindungan hukum secara langsung. Perlindungan
hukum secara tidak langsung merupakan perlindungan hukum yang diberikan kepada
nasabah penyimpan dana terhadap segala risiko kerugian yang timbul dari suatu
kebijakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Perlindungan hukum secara
langsung diberikan kepada nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap
kemungkinan timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usaha bank dalam bentuk hak
preferen nasabah penyimpan dana dan lembaga asuransi deposito.

6
DAFTAR PUSTAKA

Pardede Marulak, Likuidasi Bank dan Perlindungan Nasabah, Sinar Harapan,

Jakarta, 1998.

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah dengan


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Pramono Nindyo, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual.

Citra Aditya Bakti, Bandung,2006. Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa,


Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,
1988.

Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. Sabirin Syahril,
Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam Mendukung Pembangunan Nasional,

http://www.publikasibankindonesia.go .id, diakses tanggal 30 Maret 2017.

Adrian Sutedi, Hukum Perbankan; Suatu Tin- jauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi
dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.

R. Soebekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1979. Abdulkadir


Muhammad,Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990.

Rachmadi UsmanAspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pusataka


Utama, Jakarta, 2001

7
8

Anda mungkin juga menyukai