Disusun Oleh :
1. Irmayani Dalimunthe
2. Oki Gunawansah Rambe
3. Muhammad Risky
Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
Hubungan hukum antara bank dengan nasabah “ Penyimpan dana .makalah ini disusun
bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Hukum Perbankan dan
Jaminan.
Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini.Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah
pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Rantauprapat
November2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perbankan sebagai lembaga kepercayaan masyarakat memegang peranan yang penting
dalam sistem perekonomian suatu negara, sehingga sering dikatakan bahwa bank
merupakan jantung sistem keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya bank memfasilitasi
aliran barangdan jasa dari produsen kepada konsumen maupun melakukan berbagai
aktivitas keuangan untuk kepentingan pemerintah.1 Pasal 4 UU No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan mengatakan bahwa Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkn pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.7Untuk mencapai tujuannya tersebut perbankan menjalankan fungsi utamanya
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat. Bisnis perbankan memang
merupakan bisnis penuh resiko. Pada satu sisi, bisnis ini menjanjikan keuntungan besar
apabila dikelola secara baik dan hati-hati. Di sisi lain, menjadi penuh resiko (full risk
business) karena aktivitasnya sebagian besar mengandalkan dana titipan masyarakat,
baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Perjanjian Nasabah Penyimpan Dana dengan Bank?
2. Apa saja Hukum Hubungan bank dengan Nasabah dalam penyimpan dana ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Bentuk Perjanjian Nasabah Penyimpan Dana dengan Bank
2. Untuk Mengetahui Hubungan bank dengan nasabah tentang penyimpan dana
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan hukum antara nasabah dengan bank terjadi setelah kedua belah pihak
menandatangani perjanjian untuk memanfaatkan produk jasa yang ditawarkan bank.
Setiap produk bank selalu terdapat ketentuan-ketentuan yang ditawarkan oleh bank.
Perjanjian antara nasabah dengan bank bersifat mengikat. Nasabah sebagai penyimpan
dana menyimpan dananya di bank dan memberikan kebebasan kepada bank untuk
mengelola uang atau dana yang disimpannya itu. Kewajiban bank atas perjanjian
tersebut adalah mengembalikan simpanan dengan memberikan bunga atas simpanan
nasabah tersebut.
Persoalan lain adalah apakah masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya dalam
mengadakan hubungan hukum dengan bank. Persoalan ini perlu dikemukakan. Nasabah
pada dasarnya telah terlanjur percaya kepada bank sehingga mereka juga mempercayai
apa yang dibuat dan termuat dalam formulir-formulir tersebut. Berdasarkan
kepercayaan, perjanjian-perjanjian antara nasabah dengan bank tersebut menguntungkan
secara sepihak bagi bank, tetapi masyarakat tidak memperdulikan hal tersebut, sebab
mereka telah mempercayai sepenuhnya terhadap bank yang dipilih.
Hubungan antara bank dengan nasabah akan terdapat berbagai ketentuan yang menunju
berlakunya ketentuan lain, kadangkala ketentuan yang ditunjuk dalam aplikasi tersebut
sama sekali tidak diketahui oleh nasabah. Hubungan antara nasabah dengan bank adalah
hubungan antar subjek hukum sebagai pembawa hak dan kewajiban. Pengertian subjek
hukum adalah orang dan badan, sedangkan pengertian badan adalah nadan hukum dan
bukan badan hukum. Pembedaan demikian akan menyangkut terhadap identifikasi
nasabah (customer identification file).
Basis hubungan hukum antara bank dengan para nasabah adalah hubungan
kontraktual. Begitu seorang nasabah menjalin kontraktual dengan bank, maka perikatan
yang timbul adalah perikatan atas dasar kontrak (perjanjian). Jika merujuk pada Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) maupun Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) maka tidak ditemukan pengaturan tentang hubungan kontraktual
2
antara bank dan nasabah penyimpan dana dengan figur perjanjian penyimpanan
(simpanan) dana.
hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana bank termasuk dalam
perjanjian tidak bernama, oleh karena itu hubungan hukum antara bank dan nasabah
penyimpan dana tidak dapat dikatakan sebagai perjanjian penitipan uang, atau
perjanjian pemberian kuasa, bahkan tidak dapat disebut sebagai perjanjian pinjam
meminjam uang. Dalam hal ini Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 telah mengkonstruksikan
hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana dengan bentuk perjanjian
penyimpanan dana bank yang memiliki karakteristik tertentu.
3
menjamin simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden RI No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan
Terhadap Kewajiban Bank Umum dan dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS).
Perlindungan hukum oleh bank terhadap nasabah penyimpan dana dibagi dalam
2macam, yaitu :
4
dilakukan oleh bank Mengenai perlindungan secara langsung ini dapat
dikemukakan dalam 2 (dua) hal, yaitu :
1. Hak preferen nasabah penyimpan dana.
2. Lembaga Asuransi Deposito
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hubungan hukum bank dengann nasabah yang bersifat hubungan hukum non kotraktual
yang berdasarkan pada kepercayaan belaka yaitu: hubungan konfidensial yang tidak
diakui oleh Hukum Indonesia harus diatur dengan jelas, sebab jenis-jenis hubungan
hukum ini terdapat dalam kegiatan perbankan, agar pihak-pihak yang terkait dalam
hubungan hukum tersebut merasa aman dan mendapatkan perlindungan secara hukum.
Perlindungan hukum oleh bank bagi nasabah penyimpan dana terdiri atas perlindungan
hukum secara tidak langsung dan perlindungan hukum secara langsung. Perlindungan
hukum secara tidak langsung merupakan perlindungan hukum yang diberikan kepada
nasabah penyimpan dana terhadap segala risiko kerugian yang timbul dari suatu
kebijakan kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Perlindungan hukum secara
langsung diberikan kepada nasabah penyimpan dana secara langsung terhadap
kemungkinan timbulnya risiko kerugian dari kegiatan usaha bank dalam bentuk hak
preferen nasabah penyimpan dana dan lembaga asuransi deposito.
6
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, 1998.
Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. Sabirin Syahril,
Kebijakan Moneter dan Perbankan Dalam Mendukung Pembangunan Nasional,
Adrian Sutedi, Hukum Perbankan; Suatu Tin- jauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi
dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.
7
8