Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN

“LEMBAGA PENJAMINAN SIMPANAN”

Dosen Pengampu:

Ahmad Zubaidi, M.A.

Disusun Oleh:

Andita Maulida 111708500000

Rahman Fauzi 11170850000021

Aghnina Auliani Hastuti 11170850000043

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN AKADEMIK 1440 H / 2019 M


DAFTAR ISI

Table of Contents
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
C. MANFAAT DAN TUJUAN..................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN...............6
B. FUNGSI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN...................................................7
C. TUGAS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN....................................................8
D. WEWENANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN.........................................8
E. BANK PESERTA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN....................................9
F. KLAIM PENJAMINAN......................................................................................14
BAB 3..............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. KESIMPULAN....................................................................................................19
B. SARAN................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

Makalah ini kami buat dalam rangka memperdalam ilmu di dalam Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya terlebih lagi dalam membahas tentang “
Lembaga Penjamin Simpanan ”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.Antara lain:

 Bapak, Ahmad zubaidi M.A selaku dosen “Bank dan Lembaga


Keuangan lain”
 Teman – teman dari Perbankan Syariah “A”

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

                                                           Ciputat,11 Mei 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting


dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi
stabilitas perekonomian secara keseluruhan.
Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam
Indonesia, yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk
mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan
diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank,
termasuk simpanan masyarakat (blanket guarantee). Hal ini ditetapkan dalam
Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Umum dan Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998
tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, namun ruang
lingkup penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya moral hazard baik
dari sisi pengelola bank maupun masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi
nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program
penjaminan yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem
penjaminan yang terbatas.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai
pelaksana penjaminan dana masyarakat.
Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia
mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga
independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut
aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya, dibentuk.
Undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, dan
sejak tanggal tersebut LPS resmi beroperasi.
Beberapa tahun belakangan ini, peran Lembaga Penjamin Simpanan
menjadi begitu dibutuhkan mengingat banyaknya bank-bank reginal maupun bank
nasional yang mengalami pailit. Lembaga ini mulai terkenal sejak terjadinya kasus
bank Century yang sampai sekarang kasusnya belum dapat diselesaikan dengan
tuntas. Semenjak kasus tersebut, mulailah dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat melalui berbagai media informasi. Tujuannya agar masyarakat
mengerti bahwa jika kita melakukan simpanan di bank tertentu, simpanan tersebut
telah mendapat jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan.

B. RUMUSAN MASALAH
1.   Apa itu Lembaga Penyamin Simpanan?
2. Apakah fungsi dari Lembaga Penjamin Simpanan?
3. Apakah tujuan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan?
4. Apa saja syarat suatu pinjaman dapat dijamin oleh Lembaga Penjamin
Simpanan?

C. MANFAAT DAN TUJUAN


1. Mengetahui tentang lembaga yang bergerak dibidang keuangan
khususnya Lembaga Penjamin Simpanan
2. Mengetahui fungsi-fungsi dari Lembaga Penjamin Simpanan
3. Mengetahui tujuan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan
4. Mengetahui siapa saja peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan
5. Memahami peranan-peranan Lembaga Penjamin Simpanan dalam dunia
perekonomian saat ini.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga independen


yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan
ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24
tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September
2004. Undang-undang ini mulai berlaku efektif 12 bulan sejak diundangkan
sehingga pendirian dan operasional LPS dimulai pada 22 September
2005.Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Republik
Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.
Di dalam perekonomian modern dewasa ini diperlukan suatu sistem
penyangga ekonomi yang kokoh sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan
para pelaku ekonomi yang bernaung dibawahnya, dan yang menjadi salah satu
tiang penyangganya adalah LPS. Hal itu tercermin dari salah satu fungsi dari
LPS yakni menjamin simpanan nasabah.
Dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan bertujuan untuk
menumbuhkan kembali rasa aman masyarakat untuk bertransaksi dengan
bank dalam hal simpanan sehingga muncul kembali rasa kepercayaan mereka
terhadap bank. Maksud dan tujuan dibentuknya LPS menurut UU
No.24/2004 adalah untuk menyempurnakan program penjaminan simpanan
nasabah bank dalam rangka mendukung system perbankan yang sehat dan
stabil guna menunjang terwujudnya perekonomian nasional yang stabil dan
tangguh.
Krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia pada
tahun 1998 ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank yang mengakibatkan
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk
mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan
diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank,
termasuk simpanan masyarakat (blanket guarantee). Hal ini ditetapkan dalam
Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang "Jaminan Terhadap
Kewajiban Pembayaran Bank Umum" dan Keputusan Presiden Nomor 193
Tahun 1998 tentang "Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank
Perkreditan Rakyat".
Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat
menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan,
namun ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya
moral hazard baik dari sisi pengelola bank maupun masyarakat. Untuk
mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah
penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program penjaminan
yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem
penjaminan yang terbatas.
Dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan bertujuan untuk
menumbuhkan kembali rasa aman masyarakat untuk bertransaksi dengan
bank dalam hal simpanan sehingga muncul kembali rasa kepercayaan mereka
terhadap bank.

B. FUNGSI LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Lembaga Penjamin Simpanan berfungsi sebagai :


1. menjamin simpanan nasabah bank dan
2. turut aktif dalam menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai
kewenangannya.

Sejak tanggal 22 Maret 2007 dan seterusnya, nilai simpanan yang


dijamin LPS maksimum sebesar Rp 100 juta per nasabah per bank, yang
mencakup pokok dan bunga/bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah. Bila
nasabah bank memiliki simpanan lebih dari Rp 100 juta maka sisa
simpanannya akan dibayarkan dari hasil likuidasi bank tersebut.
Tujuan kebijakan publik penjaminan LPS tersebut adalah untuk
melindungi simpanan nasabah kecil karena berdasarkan data distribusi
simpanan per 31 Desember2006, rekening bersaldo sama atau kurang dari Rp
100 juta mencakup lebih dari 98% rekening simpanan.
Sejak terjadi krisis global pada tahun 2008, Pemerintah kemudian
mengeluarkan Perpu No. 3 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang
mengubah nilai simpanan yang dijamin oleh LPS menjadi Rp2.000.000.000
(dua milyar rupiah). Perpu ini dapat disesuaikan kembali, apabila krisis global
meluas atau mereda.
LPS juga turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan
sesuai dengan kewenangannnya.

C. TUGAS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan


simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

D. WEWENANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.


2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali
menjadi peserta.
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data
tersebut pada angka 4.
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk
bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna
melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang
penjaminan simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.

E. BANK PESERTA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

KEPESERTAAN

1. Setiap Bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik


Indonesia wajib menjadi peserta Penjaminan.
2. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan
kegiatan perbankan dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank
Perkreditan Rakyat, baik bank konvensional maupun bank berdasarkan
prinsip syariah.
3. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan
kegiatan perbankan di luar wilayah Republik Indonesia tidak termasuk
dalam Penjaminan.
 

KEWAJIBAN BANK PESERTA

Sebagai peserta Penjaminan, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di


Indonesia mempunyai kewajiban untuk:
a. Menyerahkan dokumen sebagai berikut:
  i. salinan anggaran dasar dan/atau akta pendirian bank;
ii. salinan dokumen perizinan bank;
iii. surat keterangan tingkat kesehatan bank; dan
iv. surat pernyataan dari Direksi, Komisaris, Pengendali, kantor
pusat dari cabang bank asing, dan Pemegang Saham bank
b. Membayar kontribusi kepesertaan.
c. Membayar premi penjaminan dan menyampaikan copy bukti
pembayaran premi (transfer advance).
d. Menyampaikan perhitungan premi, dengan format:
i. Perhitungan Premi bank umum dan bank umum syariah;
ii. Perhitungan Premi BPR;

iii. Perhitungan Premi BPRS.


e. Menyampaikan laporan secara berkala, yaitu:
i. Laporan Posisi Simpanan;
ii. Laporan Keuangan Bulanan;
iii. Laporan Tahunan yang telah diaudit, atau laporan keuangan
tahunan yang disampaikan kepada LPP bagi BPR yang tidak
  diwajibkan oleh LPP untuk menyampaikan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit; dan
iv. Laporan Susunan Pemegang Saham, Pengendali bagi bank yang
berbadan hukum koperasi, direksi, dan komisaris bank setiap
kali ada perubahan.
f. Menyampaikan laporan perubahan alamat.
g. Menempatkan bukti kepesertaan di dalam kantor bank atau tempat
lainnya sehingga dapat diketahui dengan mudah oleh masyarakat.
h. Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat
diketahui dengan mudah oleh nasabah mengenai:
i. maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan
LPS; dan
ii. maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS;

KONTRIBUSI KEPESERTAAN

1. Setiap bank wajib membayar kontribusi kepesertaan.


2. Kontribusi kepesertaan ditetapkan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari modal
disetor bank dan wajib disetorkan ke rekening LPS paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari sejak kalender sejak bank melakukan kegiatan operasional.
3. Modal disetor untuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri
merupakan modal bank sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
kewajiban penyediaan modal minimum yang ditetapkan LPP.
4. Bank hasil penggabungan dan peleburan usaha dari beberapa Bank peserta
penjaminan atau Bank yang melakukan perubahan kegiatan usaha dari
konvensional menjadi syariah tidak dikenakan ketentuan membayar kontribusi
kepesertaan.

PERHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PREMI

1. Premi Penjaminan dibayarkan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk:


a. Periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni; dan
  b
Periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember.
.
2. Premi untuk setiap periode ditetapkan sebesar 0,1% (satu per seribu) dari rata-
rata saldo bulanan total Simpanan dalam setiap periode.
3. Total simpanan untuk perhitungan premi mencakup pula simpanan yang
berasal dari bank lain, tidak mengecualikan
a. Simpanan yang nilainya di atas maksimum penjaminan (2 miliar);
b Simpanan yang memiliki tingkat bunga di atas tingkat bunga yang dianggap
. wajar yang ditetapkan LPS;
c. Simpanan pihak terkait;
d Simpanan yang dijaminkan untuk kredit (back to back).
.
4. Proses pembayaran premi untuk setiap periode dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Pembayaran premi pada awal periode sebesar 0,1% (satu per seribu) dari
rata-rata saldo bulanan total Simpanan periode sebelumnya; dan
 
b Penyesuaian premi setelah akhir periode berdasarkan realisasi rata-rata saldo
. bulanan total Simpanan periode yang bersangkutan.
5. Pembayaran premi pada awal periode harus dilakukan paling lambat tanggal:
a. 31 Januari, untuk periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni; dan
  b
31 Juli, untuk periode 1 Juli sampai dengan 31 Desember.
.
6. Penyesuaian premi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menghitung premi yang seharusnya dibayar berdasarkan realisasi rata-rata
saldo bulanan total Simpanan pada periode yang bersangkutan;
b Menghitung kelebihan atau kekurangan premi yang dibayarkan pada awal
. periode dengan premi yang seharusnya dibayar; dan
c. Memperhitungkan kelebihan atau kekurangan terhadap premi yang
  dibayarkan pada awal periode berikutnya, dengan ketentuan bahwa:
  i. Dalam hal terdapat kelebihan premi, kelebihan tersebut menjadi
pengurang terhadap premi yang dibayarkan pada awal periode berikutnya;
atau
ii Dalam hal terdapat kekurangan premi, kekurangan tersebut menjadi
. penambah terhadap premi yang dibayarkan pada awal periode berikutnya.
7. Kelebihan pembayaran premi digunakan untuk pembayaran premi berikutnya,
kecuali apabila bank yang bersangkutan memiliki kewajiban pembayaran
kepada LPS maka kelebihan pembayaran premi tersebut digunakan terlebih
dahulu untuk:
a. pembayaran denda premi;
b pembayaran denda keterlambatan penyampaian laporan; dan/atau
.
c. pembayaran kewajiban lainnya kepada pihak LPS, jika ada.
7a Jika terdapat kelebihan pembayaran premi karena kesalahan transaksi
. pembayaran oleh bank, bank dapat meminta LPS untuk mengembalikan
kelebihan tersebut setelah diperhitungkan dengan seluruh kewajiban bank
yang tertunggak kepada LPS.
Pengembalian dilakukan setelah LPS melakukan verifikasi atas perhitungan
premi bank.
8. Pembayaran premi untuk pertama kali bagi bank yang baru memperoleh izin
usaha:
a. Pembayaran premi untuk pertama kali bagi bank yang baru memperoleh izin
usaha dilakukan berdasarkan realisasi rata-rata saldo bulanan total simpanan
periode diperolehnya izin usaha bank tersebut.
  b Premi tersebut dihitung proporsional terhadap jumlah hari yang dilalui sejak
. bank memperoleh izin usaha sampai dengan akhir periode diperolehnya izin
usaha bank tersebut dan dibayarkan bersamaan dengan pembayaran premi
awal periode berikutnya
9. Jika bank-bank melakukan penggabungan usaha sebelum berakhirnya periode,
maka:
a. total dari seluruh premi yang telah dibayar pada awal periode oleh masing-
masing bank tersebut sebelum penggabungan usaha secara otomatis
ditetapkan sebagai premi yang telah dibayar pada awal periode oleh bank
hasil penggabungan usaha;
  b dalam rangka penyesuaian premi setelah akhir periode, jumlah saldo
. bulanan total Simpanan dari masing-masing bank sebelum penggabungan
usaha diperhitungkan sebagai saldo bulanan total Simpanan bank hasil
penggabungan usaha untuk periode yang telah dilalui sebellum
penggabungan usaha.
9a Jika bank dicabut izin usahanya, baik oleh LPP maupun atas permintaan
. pemegang saham (self liquidation) sebelum berakhirnya periode premi, maka:
penyesuaian premi tidak dilakukan, LPS tidak mengembalikan bagian premi
a. untuk proporsi premi yang belum dilalui, dan semua tunggakan kewajiban
yang belum dibayar bank kepada LPS harus dibayarkan oleh bank.
b Jika semua kewajiban bank telah diperhitungkan namun masih terdapat
. kelebihan premi, maka LPS mengembalikan premi tersebut setelah terlebih
dahulu dilakukan verifikasi atas posisi simpanan 1 (satu) periode terakhir.
10 Dalam rangka perhitungan rata-rata saldo bulanan total Simpanan, kewajiban
. bank dalam valuta asing dikonversikan terlebih dahulu ke dalam mata uang
Rupiah dengan menggunakan kurs yang digunakan bank untuk penyampaian
laporan bulanan kepada LPP sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan LPP
11
Bagi Bank Umum, premi dibayarkan ke rekening LPS di Bank Indonesia:
.
- nama rekening: Lembaga Penjamin Simpanan
 
- nomor rekening: : 552.000117980
12 Bagi Bank Perkreditan Rakyat, premi dibayarkan ke Rekening LPS di Bank
. Rakyat Indonesia:
- nama rekening: Lembaga Penjamin Simpanan-Premi
 
- nomor rekening: 0206-01-002299-30-0
13 Bank menyampaikan perhitungan premi kepada LPS dengan menggunakan
. format sesuai lampiran peraturan dan melampirkan copy bukti pembayaran
(transfer advice).
14 Penghitungan premi, baik premi pada awal periode maupun premi
. penyesuaian, dilakukan sendiri oleh bank (self assessment).
15 Jika bank melakukan koreksi atas saldo bulanan dan koreksi tersebut
. mengakibatkan:
a. kekurangan premi, maka bank wajib membayar kekurangan premi dimaksud
paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal pemberitahuan dari
LPS kepada bank.
b kelebihan premi, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan untuk
. pembayaran premi periode berikutnya jika:
koreksi disampaikan paling lambat tanggal 31 Agustus, untuk saldo
- bulanan total simpanan periode 1 Januari s.d. 30 Juni
- koreksi disampaikan paling lambat tanggal 28 Februari, untuk saldo
bulanan total simpanan periode 1 Juli s.d. 31 Desember

F. KLAIM PENJAMINAN

Simpanan Yang Dijamin dalam Lembaga Penjamin Simpanan


diantaranya :
1. Simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
2. Simpanan nasabah Bank berdasarkan Prinsip Syariah yang dijamin
meliputi:
a. Giro berdasarkan Prinsip Wadiah;
b. Giro berdasarkan Prinsip Mudharabah;
c. Tabungan berdasarkan Prinsip Wadiah;
d. Tabungan berdasarkan Prinsip Mudharabah muthlaqah atau
Prinsip Mudharabah muqayyadah yang risikonya ditanggung
oleh bank;
e. Deposito berdasarkan Prinsip Mudharabah muthlaqah atau
Prinsip Mudharabah muqayyadah yang risikonya ditanggung
oleh bank; dan/atau
f. Simpanan berdasarkan Prinsip Syariah lainnya yang
ditetapkan oleh LPS setelah mendapat pertimbangan LPP.
3. Simpanan yang dijamin mencakup pula simpanan yang berasal dari bank
lain.
4. Nilai Simpanan yang dijamin LPS mencakup saldo pada tanggal
pencabutan izin usaha Bank.
5. Saldo tersebut berupa:
a. Pokok ditambah bagi hasil yang telah menjadi hak nasabah,
untuk Simpanan yang memiliki komponen bagi hasil yang
timbul dari transaksi dengan prinsip syariah;
b. Pokok ditambah bunga yang telah menjadi hak nasabah, untuk
Simpanan yang memiliki komponen bunga;
c. Nilai sekarang per tanggal pencabutan izin usaha dengan
menggunakan tingkat diskonto yang tercatat pada bilyet,
untuk Simpanan yang memiliki komponen diskonto.
6. Saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank adalah hasil
penjumlahan saldo seluruh rekening Simpanan nasabah pada Bank
tersebut, baik rekening tunggal maupun rekening gabungan (joint
account);
7. Untuk rekening gabungan (joint account), saldo rekening yang
diperhitungkan bagi satu nasabah adalah saldo rekening gabungan
tersebut yang dibagi secara prorata dengan jumlah pemilik rekening
8. Dalam hal nasabah memiliki rekening tunggal dan rekening
gabungan (joint account), saldo rekening yang terlebih dahulu
diperhitungkan adalah saldo rekening tunggal.
9. Dalam hal nasabah memiliki rekening yang dinyatakan secara tertulis
diperuntukkan bagi kepentingan pihak lain (beneficiary), maka saldo
rekening tersebut diperhitungkan sebagai saldo rekening pihak lain
(beneficiary) yang bersangkutan
10. Sejak 13 Oktober 2008, saldo yang dijamin untuk setiap nasabah
pada satu bank adalah paling banyak sebesar Rp 2 Milyar

Rekonsiliasi dan Verifikasi Simpanan yang Dijamin

1. Apabila LPS mencabut izin usaha bank, LPS akan segera melakukan
rekonsiliasi dan verifikasi terhadap data nasabah penyimpan berdasarkan
data bank per tanggal pencabutan izin usaha untuk menentukan:
a. Simpanan yang layak dibayar; dan
b. Simpanan yang tidak layak dibayar.
2. LPS dapat menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain
untuk melakukan rekonsiliasi dan bagi kepentingan dan/atau atas nama
LPS.
3. Rekonsiliasi dan verifikasi dilakukan secara bertahap berdasarkan
rekening yang lebih mudah diverifikasi.
4. Penentuan Simpanan yang layak dibayar berdasarkan hasil rekonsiliasi dan
verifikasi diselesaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja
terhitung sejak izin usaha bank dicabut.
5. Dalam rangka melakukan rekonsiliasi dan verifikasi, pegawai bank,
Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham bank yang dicabut izin
usahanya wajib membantu memberikan segala data dan informasi yang
diperlukan LPS, yaitu:
a. Daftar Simpanan nasabah yang tercatat dalam pembukuan
bank;
b. Daftar Simpanan nasabah yang juga memiliki kewajiban
kepada bank yang telah jatuh tempo dan atau gagal bayar;
c. Daftar tagihan bank kepada Nasabah Debitur, termasuk yang
telah dihapusbukukan oleh bank;
d. Standard Operating Procedure (SOP) internal bank yang
berkenaan dengan simpanan nasabah;
e. Susunan Direksi, Komisaris, dan Pemegang Saham bank;
f. Neraca dan rinciannya; dan
g. Data dan dokumen pendukung lain yang diperlukan LPS.
6. Rekonsiliasi dan verifikasi dilakukan oleh LPS atau pihak yang ditunjuk
LPS berdasarkan data nasabah penyimpan dan informasi lain yang
diperoleh dari bank yang dicabut izin usahanya.
7. Dalam hal diperlukan LPS, rekonsiliasi dan verifikasi dilakukan
berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari pihak lain.
Batas Waktu Pengajuan Klaim Penjaminan Simpanan Layak Dibayar
LPS

1. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga


Penjamin Simpanan ("LPS") sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2009 dan Peraturan Lembaga Penjamin
Simpanan tentang Program Penjaminan Simpanan yang berlaku bahwa
pengajuan klaim penjaminan simpanan layak dibayar LPS wajib dilakukan
nasabah penyimpan paling lambat 5 (lima) tahun sejak izin usaha bank
dicabut
2. Batas waktu pengajuan klaim penjaminan simpanan layak dibayar LPS
dari bank yang dicabut izin usahanya yang akan berakhir adalah sebagai
berikut:
3. Untuk pengajuan klaim penjaminan simpanan layak dibayar LPS, nasabah
penyimpan wajib menunjukkan/ menyerahkan kepada bank pembayar
dokumen-dokumen sebagai berikut (sebagaimana telah diumumkan pada
saat dimulainya pembayaran terdahulu) yaitu :
a. asli dan copy bukti identitas diri (KTP/SIM/Paspor) nasabah;
b. asli dan copy bukti kepemilikan simpanan (buku tabungan/bilyet
deposito);
c. dokumen lainnya yang mungkin diperlukan bank pembayar (misal
surat keterangan pindah domisili, keterangan kehilangan bukti
simpanan, dll sesuai kebutuhan)
4. Bagi nasabah penyimpan yang simpanannya dinyatakan layak dibayar
LPS dan hingga saat ini belum mengajukan klaim penjaminan, agar segera
mengajukan klaim penjaminan melalui bank pembayar sebelum batas
waktu yang ditetapkan.
5. Dalam hal nasabah penyimpan tidak mengajukan klaim penjaminan
simpanan sampai dengan batas waktu yang ditentukan, maka hak nasabah
penyimpan untuk memperoleh pembayaran klaim dari LPS menjadi
hilang.
Klaim Penjaminan Yang Tidak Layak Dibayar

1. Klaim penjaminan dinyatakan tidak layak dibayar apabila berdasarkan


hasil rekonsiliasi dan/atau verifikasi:
a. Data simpanan nasabah dimaksud tidak tercatat pada bank;
b. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara
tidak wajar; dan/atau
c. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat.
2. Simpanan dinyatakan tercatat pada bank apabila:
a. Dalam pembukuan bank terdapat data mengenai simpanan
tersebut, antara lain nomor rekening/bilyet, nama nasabah
penyimpan, saldo rekening, dan informasi lainnya yang lazim
berlaku untuk rekening sejenis; dan/atau
b. Terdapat bukti aliran dana yang menunjukkan keberadaan
simpanan tersebut.
3. Nasabah penyimpan dinyatakan sebagai pihak yang diuntungkan
secara tidak wajar, apabila nasabah tersebut memperoleh tingkat
bunga melebihi maksimum tingkat bunga penjaminan yang ditetapkan
LPS.*
4. LPS mengumumkan maksimum tingkat bunga penjaminan setiap
bulan dengan ketentuan:
a. Tingkat bunga tersebut berlaku selama 1 (satu) bulan; dan
b. Pengumuman dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum
diberlakukan.
5. Suatu pihak dinyatakan termasuk sebagai pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf c, apabila pihak yang bersangkutan memiliki kewajiban
kepada bank yang dapat dikelompokkan dalam kredit macet
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan saldo kewajiban
pihak tersebut lebih besar dari saldo simpanannya.
6. Dalam hal Nasabah Penyimpan yang simpanannya tidak layak dibayar
merasa dirugikan, maka nasabah dimaksud dapat:
a. Mengajukan keberatan kepada LPS yang didukung dengan bukti
nyata dan jelas; atau
b. Melakukan upaya hukum melalui pengadilan.
7. Apabila LPS menerima keberatan Nasabah Penyimpan atau
pengadilan mengabulkan upaya hukum Nasabah Penyimpan, LPS
mengubah status simpanan nasabah tersebut (reklasifikasi) dari
simpanan yang tidak layak dibayar menjadi simpanan yang layak
dibayar.
8. LPS hanya membayar simpanan nasabah sesuai dengan Penjaminan
berikut bunga yang wajar sejak simpanan nasabah tersebut ditetapkan
tidak layak dibayar sampai dengan simpanan nasabah dimaksud
dibayarkan oleh LPS.
9. Bunga yang wajar tersebut dihitung menggunakan maksimum tingkat
bunga penjaminan.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/url?
q=http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Penjamin_Simpanan

(10 Mei 2019)

www.lps.go.id (10 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai