Oleh:
Budi Santoso
NIM.F0300023
BAB II
LANDASAN TEORI
masalah ritual, akan tetapi Islam adalah sebagai suatu sistem yang
aqidah, akhlak, dan syariah. Aqidah dan Akhlak bersifat konstan, sedangkan
umat.
atau komprehensif, tetapi juga universal (hal ini karena tidak ada syariah lain
syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai Hari
ISLAM
MUAMALAH IBADAH
INTERNATIONAL
RELATION
FINANCE
b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money).
dua kaidah hukum asal dalam syariat, yaitu dalam Ibadah itu semua tidak
boleh kecuali yang ada ketentuannya dalam Al-Quran dan Hadits. Sedangkan
dalam Muamalah semua itu boleh kecuali ada larangannya. Jadi dalam
yang unknown to one party. Unknown to one party ini dalam fiqh
disebut tadlis yang dapat terjadi dalam empat hal berikut ini.
o Kuantitas.
o Kualitas.
o Harga.
o Waktu pemyerahan.
c) Taghrir (Gharar)
o Kuantitas.
o Kualitas.
o Harga.
o Waktu penyerahan.
d) Riba
Dalam ilmu fiqh pada dasarnya ada tiga macam riba, yaitu
sebagai berikut.
ü Riba Fadl
Contoh:
emas dan perak. Tentu saja itu bukan gaya hidup kaum
emas (dinar) dan uang yang terbuat dari perak (dirham). Jadi
perak.
kedzaliman.
Contoh:
ü Riba Jahiliyah
o Pelaku.
o Objek.
o Ijab-Kabul.
2) Ta’alluq
kedua.
3) Two in One
akad mana yang harus digunakan. Two in one terjadi apabila semua
o Objek sama.
o Pelaku sama.
oleh masyarakat Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir
sebelum rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayyidina Ali ra. untuk
mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya. Dalam konsep ini
tidak berlangsung dua kali setahun. Bahkan di zaman Umar bin Khatab ra.
berhak. Dengan cek ini kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal
yang ketika itu diimpor dari Mesir. Pemberian modal untuk modal kerja
telah dikenal sejak awal di antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
penukaran uang. Pada jaman itu mulai diperkenalkan uang jenis baru yang
disebut fulus yang terbuat dari tembaga. Sebelumnya uang yang digunakan
adalah dinar (terbuat dari emas) dan dirham (terbuat dari perak). Dengan
profesi baru yaitu profesi penukaran uang. Dijaman itu, Jihbiz tidak saja
uang dan jasa penerimaan uang. Bila di jaman Rasulullah SAW satu fungsi
(Afzalurrahman, 1997).
2. Pengertian Bank syariah
yang mengatakan bank syariah adalah Exotic product (hanya untuk muslim,
anggapan ini salah). Pada dasarnya bank syariah dapat diartikan bank yang
pembiayaan dan investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara
syariah. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002b), bank syariah adalah bank
yang berasaskan antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparansi, dan
syariah.
Untuk itulah harus ada kejelasan sistem operasional perbankan. Secara umum,
surplus dana, yaitu pihak yang mempercayakan uangnya kepada bank untuk
disimpan dan dikelola sesuai hukum syariah. Dana yang dimaksud adalah
dana dari pihak pertama (pemodal dan pemegang saham), dana pihak kedua
(pinjaman dari bank dan bukan bank, atau pinjaman dari Bank Indonesia), dan
pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah meliputi tiga kerangka (aqad),
(Muhammad, 2000).
wadiah. Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak yang lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga
› Al Quran
› As Sunnah
› Ijma’
Para tokoh ulama Islam sepanjang zaman telah melakukan ijma’ terhadap
Jenis Al-Wadiah
tersebut.
Landasan Syariah
o Al Quran
Azza Wa Jalla berfirman: ‘Aku pihak ketiga dari dua orang yang
o Ijma’
sahamnya.
o Al Quran
o As Sunnah
o Ijma’
Jenis Mudharabah
a) Mudharabah Muthlaqah
b) Mudharabah Muqayyadah
dunia usaha.
maal).
ü Deposito biasa.
Landasan Syariah
o Al Hadits
o Ijma’
Sayidina Ali, Saad bin abi Waqash, Ibnu Mas’ud, Umar bin Abdul
of Yield)
Landasan Syariah
Ø Al Hadits
hasil panen.
Ø Ijma’
banyak itu ada tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan
dalam perbankan syariah yaitu bai’ al murabahah, bai’ as salam dan bai’
al istishna.
10.750.000.00.
Landasan Syariah
o Al Qur’an
Ibnu Majah)
maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Skema ini
paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi
umumnya.
Landasan Syariah
o Al Quran
salam, hal ini tampak jelas dari ungkapan beliau: “saya bersaksi
o Al Hadits
Ibnu Majah).
petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan.
Barang yang dibeli oleh bank adalah seperti padi, jagung, dan cabai
dan grosir. Inilah yang dalam perbankan Islam dikenal sebagai salam
pararel.
atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
salam, maka secara umum landasan syariah yang berlaku pada bai’ as
Prinsip sewa dalam bank Islam ada dua yaitu, Al-ijarah dan Al-
guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa
Landasan Syariah
o Al Quran
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
o Al Hadits
Option)
Purchase Option) adalah jenis perpaduan antara kontrak jual beli dan
1) Al-wakalah (Deputyship)
pihak kedua atau yang ditanggung. Dengan kata lain kafalah berarti
4) Ar-rahn (Mortgage)
gadai.
kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau
sebagai berikut.
NASABAH PEMBIAYAAN
Giro P
Wadiah O
L * Murabahah
L JUAL-BELI * Lainnya
Tabungan N
mudharabah G
D
Deposito A
mudharabah N * Mudharabah
A BAGI HASIL * Musyarakah
* Lainnya
Sumber
dana lain
Bagi Hasil
PROFIT
PORSI NASABAH DISTRIBUTION
Margin
PORSI BANK
JASA-JASA
Kiriman Uang, Inkaso, Garansi Bank, dll.
4. Perkembangan Bank syariah
Ghamr Bank pada tahun 1963. Bank pedesaan yang beroperasi tanpa bunga
dan sejalan dengan prinsip-prinsip syariah ini dinilai berhasil. Kemudian pada
tahun 1965 di Karachi Pakistan, juga didirikan bank syariah. Sejak pendirian
Pada tahap ini banyak dilakukan diskusi, seminar, dan kajian-kajian oleh
Islamic Bank dan Dar Al-Maal Al-Islami di Uni Emirat Arab pada tahun
menurut Mooduto (2003) adalah dimulai pada tahun 1990, tepatnya pada saat
mendirikan bank syariah. Kemudian pada tahun 1992 keluar UU No. 7/1992
yang memberi kesempatan operasi bank bagi hasil, dan berdirinya Bank
Muamalat sebagai bank syariah pertama sebagai hasil konggres MUI. Pada
tahun 1998 terbit UU No. 10/1998 yang berisi bahwa Bank Indonesia
Selanjutnya pada tahun 1999 terbit UU No. 23/1999 yang menyatakan bahwa
ini berdiri bank syariah kedua, yaitu Bank Syariah Mandiri dan dibukanya
kantor dengan menerbitkan PBI No. 4/1/2002 yang mengatur: (1) konversi
Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah, (2) konversi Kantor
Cabang Pembantu atau Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Syariah, (4)
syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan
beroperasi berdasarkan sistem syariah, yaitu yang terdiri dari 9 bank lokal,
yaitu: 2 Bank Umum Syariah (PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank
yaitu: PT. Bank IFI, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank Jabar, PT. Bank
Rakyat Indonesia, PT. Bank Danamon, PT. Bank Bukopin, dan PT. Bank
Internasional Indonesia, ditambah lagi dengan satu bank asing yang membuka
yang sebelumnya telah membuka divisi syariah di Uni Emirat Arab, Inggris,
Amerika Serikat, Saudi Arabia, dan Iran (Modal, 2003i). Menurut Bank
syariah yang pesat serta pelajaran yang diberikan oleh krisis keuangan yang
C. Standar Akuntansi
Harahap (2002b), ada empat alasan pentingnya standar akuntansi, yaitu sebagai
berikut.
diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
penelitian.
D. Standar Akuntansi Perbankan Syariah
cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam
akuntansi keuangan bank syariah telah dimulai pada tahun 1987, studi tersebut
Keuangan telah mengeluarkan PSAK No. 59 yang terdiri dari dua unsur, yaitu
sebagai berikut.
Syariah.
(Triyuwono, 2002).
mulai 1 Januari 2003, semua bank syariah di Indonesia harus menyusun laporan
keuangnnya berdasarkan PSAK No. 59 akuntansi perbankan syariah. Dengan
terbitnya PSAK No. 59 ini, perbankan syariah di Indonesia sangat terbantu dalam
transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2002a).
operasi bank yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan (Arief, 2002). Tujuan
investasi.
perbankan syariah didasarkan pada acuan yang relevan. Adapun acuan tersebut
(AAOIFI) pada tahun 1998 yang berpusat di Manama Bahrain, hal ini dilakukan
Bank Syariah, disebutkan bahwa tujuan akuntansi keuangan bank syariah adalah
sebagi berikut.
a. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban
yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain,
kegiatan usaha.
dengan tujuan laporan keuangan yang berlaku secara umum dengan tambahan,
pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan
penyaluran zakat.
a. Neraca.
bank syariah yang meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan
bank syariah selaku investor dan manajer investasi. Peran bank syariah selaku
investor bisa dilihat dari adanya pos pendapatan bagi hasil mudharabah dan
berkaitan dengan adanya pos hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak
terikat. Pos inilah yang membedakan Laporan Laba Rugi menurut PSAK 59
dengan Laporan Laba Rugi yang digunakan bank syariah sebelum adanya
PSAK 59. Pos tersebut ditujukan untuk pemilik investasi tidak terikat dan
Laporan Arus Kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas
investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola bank sebagai manajer investasi
investasi. Jika terjadi kerugian, imbalan yang diterima sebesar jumlah yang
jenisnya.
f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS).
ZIS selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo dana ZIS pada tanggal
bank syariah sebagai pengemban fungsi sosial yaitu amil zakat. Laporan ini
ZIS.
selama jangka waktu tertentu, serta saldo dana ZIS pada tanggal tertentu.
Sumber dana ZIS berasal dari bank dan pihak lain yang diterima bank untuk
disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana ZIS berupa penyaluran
Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan juga menunjukkan peran bank
syariah sebagai pengemban fungsi sosial. Laporan ini merupakan laporan yang
jangka waktu tertentu serta saldo pada tanggal tertentu. Laporan ini
jangka tertentu dan wajib mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir
periode yang disepakati. Sumber dana Qardhul Hasan berasal dari bank atau
luar bank, antara lain dapat berupa infag, shadaqah, denda atau pendapat non
halal. Dana Qardhul Hasan harus disalurkan kepada yang berhak sesuai
berikut.
1. Neraca.
1. Neraca
terikat dan ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca mencakup, tetapi tidak
o Kas.
o Efek-efek.
o Piutang:
Ø piutang murabahah,
Ø piutang salam,
Ø piutang istishna,
o Pembiayaan mudharabah.
o Pembiayaan musyarakah.
o Penyertaan.
o Investasi lain.
o Aktiva lain.
pada neraca mencakup, tapi tidak terbatas pada pos-pos kewajiban investasi
· Kewajiban.
· Kewajiban segera.
· Simpanan:
ü giro wadiah,
ü tabungan wadiah.
ü tabungan wadiah.
· Kewajiban lain:
ü hutang salam,
ü hutang istishna.
· Hutang pajak.
· Hutang lainnya.
· Pinjaman subordinasi.
ü tabungan mudharabah,
ü deposito mudharabah.
ü tabungan mudharabah,
ü deposito mudharabah.
· Ekuitas.
· Modal disetor.
disajikan dalam neraca pada unsur investasi tidak terikat di antara unsur
kewajiban dan ekuitas. Investasi tidak terikat adalah dana yang diterima oleh
itu, qardh yang sumber dananya dari intern bank (modal Bank) disajikan pada
dananya dari ekstern (dana kebajikan yang diterima oleh bank) disajikan
penyajian dalam laba laporan rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-
· Beban operasi.
· Zakat.
· Pajak.
b. Jumlah unit investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per unit pada
setiap periode.
c. Dana investasi yang diterima dari unit investasi yang diterbitkan bank
f. Bagian bagi hasil milik bank dari keuntungan investasi terikat jika bank
syariah berperan sebagai pengelola dana atau imbalan bank jika bank
i. Jumlah umit investasi pada setiap jenis investasi dan nilai per unit pada
akhir periode.
investsi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer
investasi bardasarkan mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi.
a. Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah yang berasal dari penerimaan.
3) Infak.
4) Shadaqah.
1) Fakir.
2) Miskin.
Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haul-nya terpenuhi dari harta
yang memenuhi kriteria wajib zakat. Pada prinsipnya wajib zakat adalah
dan shadaqah meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka
waktu, serta saldo dana zakat, infak, dan shadaqah pada tanggal tertentu.
Sumber dana zakat, infak, dan shadaqah berasal dari bank dan pihak lain yang
diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana zakat,
infak, dan shadaqah berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai dengan
prinsip syariah.
Saldo dana zakat, infak, dan shadaqah adalah dana zakat, infak, dan
1) Infak.
2) Shadaqah.
3) Denda.
4) Pendapatan non-halal.
1) Pinjaman.
2) Sumbangan.
meliputi sumber, penggunaan dana qardhul hasan selama suatu jangka waktu,
Sumber dana qardhul hasan berasal dari bank atau dari luar bank.
Sumber dana qardhul hasan dari luar berasal dari infak dan shadaqah dari