NIM: 210711010037
FAKULTAS HUKUM
MANADO
2023
0
Puji syukur saya limpahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasPertolonganNya
saya dapat menyelesaikan Makalah “Perkembangan Perbankan Di Indonesia”
dengan lancar dan tepat pada waktunya Makalah ini di susun sebagai bahan referensi
khususnya bagi mahasiswa yang ingin mendalami tentang mata kuliah hukum Perbankan
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun
Maupun penulisan, jadi besar harapan Saya atas kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................1
Daftar isi................................................................................................................2
Bab 1: Pendahuluan...............................................................................................3
Bab 2: Isi...............................................................................................................4
Bab 3: Analisis.....................................................................................................18
Bab 4: Kesimpulan...............................................................................................19
Daftar pustaka.......................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokan dalam dua bentuk yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Sistem perbankan di Indonesia
dibedakan berdasarkan fungsinya yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum, dapat menghimpun dana dari masyarakat secara
langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito berjangka, lalu
menyalurkan kepada masyarakat terutama dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat, berdasarkan peraturan perundang-
undangan, dalam pelaksanaan kegiatannya menghimpun dana, dapat menerima tabungan
dan deposito berjangka, namun tidak diperkenankan menerima simpanan giro dan tidak
diperkenankan member jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan jenis lembaga
keuangan bukan bank dapat berupa lembaga pembiayaan, perusahaan model ventura,
perusahaan anjak piutang, perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu kredit,
dana pensiun, pegadaian, pasar modal dan lain-lain.
Dengan adanya API, diharapkan bank nasional mampu bersaing tidak hanya pada segmen
pasar domestik tetapi juga pada pasar internasional.
3
BAB II
ISI
Pada periode tahun 1974-1982 perekonomian Indonesia berkembang cukup baik karena
ditopang oleh ekspor migas yang cukup tinggi. Tingginya harga minyak pada saat itu
memengaruhi penerimaan dalam negeri sehingga dana pembangunan cukup tersedia
untuk menunjang kegiatan investasi. Pada saat itu masyarakat yang belum menemukan
sasaran investasi yang tepat menyimpan dana nya di bank sehingga terjadi kelebihan
likuiditas yang cukup besar. Di samping itu juga Bank Indonesia (central bank)
menyediakan kredit likuiditas dengan syarat yang mudah dan lunak untuk membiayai
pengembangan sektor yang potensial.
Latar belakang kebijaksanaan ini dilandasi oleh kebijaksanaan 1 Juni 1983 yang ternyata
mendapat penghimpunan dana untuk investasi swasta. Selanjutnya pihak swasta
berpartisipasi lebih besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
menciptakan iklim yang memungkinkan bank-bank beroperasi lebih efisien dan perluasan
jaringan kantor bank.
4
c. Kebijaksanaan Pemerintah 25 Maret 1989
Latar belakang kebijaksanaan ini untuk mendukung pembangunan yang makin efisien.
Untuk itu perlu disempurnakan aturan tentang Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
yang jumlahnya masih relatif tinggi dan menyempurnakan sistem perkreditan.
Inti kebijaksanaan ini meliputi beberapa aspek penting yang terdiri dari :
5
· Perkembangan jumlah bank dan kantor bank
Selama periode tahun 2004-2009 jumlah bank dan kantor bank termasuk bank
perkreditan rakyat mengalami peningkatan yang sangat pesat. Selama 6 tahun jumlah
bank mengalami pertumbuhan sebesar 92,48% atau menurun rata-rata -7,52% setiap
tahun. Dalam tahun 2004 terdapat 133 bank, turun menjadi 123 pada tahun 2009. Selain
itu selama 6 tahun terakhir jumlah kantor bank mengalami pertumbuhan 157,456% atau
meningkat rata-rata setiap tahun 57,45% yaitu dari 7.939 kantor bank pada tahun 2004
menjadi 12.500 kantor bank pada tahun 2009.
Dalam periode 2004-2009 tingkat pertumbuhan dana bank yang dihimpun dari
masyarakat jika dilihat menurut kelompok bank, dan jenis mata uang, maka tahun 2004
bank umum swasta nasional devisa berhasil menghimpun dana lebih besar. Pada periode
yang sama jumlah kredit bank yang berhasil dikucurkan dari sector ekonomi paling besar
didonimasi oleh sektor industry, diikuti sektor jasa, dan yang terakhir adalah sektor
pertanian.
Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya dikelompokkan ke dalam
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sedangkan Bank Indonesia berfungsi
sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan dengan terjadinya perubahan dalam
sistem keuangan terutama yang terkait dengan kelembagaan perbankan sebagai dampak
dikeluarkannya undang-undang di bidang keuangan dan perbankan.
Badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit guna meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
6
Pengelompokan Bank Umum
1. Aspek Fungsi
a. Bank Sentral, adalah bank yang merupakan badan hukum milik Negara yang tugas
pokoknya membantu pemerintah, contoh : Bank Indonesia
b. Bank Umum, adalah bank yang sumber utama dananya berasal dari simpanan pihak
ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek dalam penyaluran dana, contoh : BNI, BRI,
dll
c. Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya berasal dari
penerimaan simpanan deposito serta commercial paper, contoh : Bank Jatim, Bank DKI,
dll.
d. Bank Desa, adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya adalah
melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam rangka program
pemerintah memajukan pembangunan desa.
e. BPR, adalah kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur penghimpun dana
masyarakat maupun menyalurkan dana nya di sektor pertanian dan pedesaan.
2. Status Kepemilikan
a. Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan Negara
yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU tersendiri, contoh : BNI, BRI, BTN
b. Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk
perseroan terbatas, di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan/ atau badan-badan
hukum di Indonesia, contoh : BCA, Bank Mega, Bank Danamon.
c. Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank yang sudah
ada di luar negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing dengan bank nasional
yang sudah ada di Indonesia. Bank asing ini hanya diperkenankan menjalankan
operasinya di lima kota besar di Indonesia, contoh : Citibank, HSBC.
7
d. Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan
daerah propinsi dan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan
pemerintah kabupaten, di wilayah yang bersangkutan, dan modalnya merupakan harta
kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan, contoh : Bank Jatim.
e. Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional, contoh : Bank UOB Buana, ANZ Panin Bank.
3. Kegiatan Operasional
a. Bank Devisa, adalah bank yang mempunyai hak dan wewenang yang diberikan oleh
Bank Indonesia untuk melakukan transaksi valuta asing dan lalu lintas devisa serta
hubungan koresponden dengan bank asing di luar negeri, contoh : BCA, Bank Mega,
Bank Bukopin.
a. Bank Primer, adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak sekedar
menghimpun dan menyalurkan dana nya, tetapi juga melaksanakan semua transaksi yang
berhubungan langsung dengan kas.
5. Sistem Organisasi
a. Unit Banking System, adalah bank yang kegiatan operasionalnya hanya mempunyai
satu kantor saja dan melayani masyarakat di sekitar wilayah itu. Contoh : BPR baik
konvensional maupun syariah.
8
Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan. Misalnya adalah :
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana
maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut,
dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
b. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat
dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak
bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil. Kegiatan bank tersebut
dapat mendorong masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta
kegiatan konsumsi barang dan jasa. Dan kelancaran kegiatan investasi-distribusi-
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Service
Bank memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang
ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara
umum. Berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.
9
C. LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan
penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat, terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Definisi lain mengatakan lembaga keuangan adalah suatu lembaga
yang melancarkan pertukaran barang dan jasa dengan penggunaaan uang atau kredit dan
membantu menyalurkan tabungan sebagian masyarakat kepada sebagian masyarakat yang
membutuhkan pembiayaan dana untuk investasi.
Dari pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa fungsi lembaga keuangan adalah
sebagai lembaga yang menjembatani kepentingan kelompok masyarakat yang kelebihan
dana (idle funds) yang umumnya disebut juga saver unit dengan kelompok yang
membutuhkan dana atau kekurangan dana (borrower unit).
Seperti yang kita ketahui bahwa lembaga keuangan (LK) dapat dikelompokkan menjadi
lembaga keuangan bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB). Lembaga
keuangan bank terdiri dari bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan
bank campuran, sedangkan lembaga keuangan bukan bank dapat dikelompokkan menjadi
lembaga pembiayaan dan investasi serta penjualan surat-surat berharga (development
finance corporation and investment finance corporation) dan lembaga keuangan lainnya.
Lembaga pembiayaan dan investasi serta penjualan surat-surat berharga terdiri dari
leasing, modal ventura, anjak piutang, dan pasar modal. Sedangkan lembaga keuangan
lainnya terdiri dari pegadaian, asuransi, dan dana pensiun.
Ada beberapa perbedaan dan persamaan antara kedua bank ini, seperti perbedaan LKB
dan LKBB dari sisi kewajiban financial LKB dan LKBB, yaitu kewajiban LKB dapat
berupa uang, sedangkan kewajiban LKBB tidak dapat diklasifikasikan sebagai uang.
Sedangkan dari aspek kemampuan kedua lembaga keuangan dalam menciptakan kredit
dan uang, LKB memiliki kemampuan untuk menciptakan kredit, mengedarkan uang, dan
10
menambah jumlah uang beredar, sedangkan LKBB menyalurkan dana kepada masyarakat
melalui penyertaan modal atau membiayai investasi perusahaan. Sedangkan kesamaan
LKB dan LKBB adalah kedua lembaga keuangan ini ikut melancarkan pertukaran produk
dengan menggunakan uang dan instrument kredit dan membantu menyalurkan dana
penabung kepada pengusaha.
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung
dari masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan, adalah sebagai berikut :
· Leasing
11
2. Perusahaan Perasuransian
Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 dapat
digolongkan sebagai berikut :
· Usaha asuransi terdiri atas : asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi
· Usaha penunjang asuransi yang terdiri atas : pialang asuransi, pialang reasuransi,
penilai kerugian, konsultan aktuaria, dan agen asuransi
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Jenis dan pensiun terdiri atas Dana Pensiun Pemberi Kerja
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Reksa dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
6. Pegadaian
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam sistem
keuangan, yaitu :
12
1. Pengalihan Aset (asset transmutation)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada pihak yang
membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Sumber dana
pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya
dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini Bank dan lembaga
keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari unit surplus
(lenders) kepada unit defisit (borrowers).
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan kepada
pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi modern,
transaksi barang dan jasa tidak terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan
selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun dalam
transaksi jual beli bahan mentah dan setengah jadi dalam proses produksi.
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk
berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut masing-masing
memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik
dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan
kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan menyalurkan likuiditas kepada pihak yang
memerlukan tambahan likuiditas, dengan cara menyalurkan dana dari pihak yang
mengalami kelebihan likuiditas.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanan. Peranan Bank dan lembaga keuangan bukan bank sebagai broker
adalah menemukan peminjam dan pengguna modaltanpa mengubah produknya.
13
D. Arsitektur Perbankan Indonesia
Pada awal januari 2004 ini, siaran pers Bank Indonesia secara resmi mengumumkan
implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) di mana salah satu program API
adalah mempersyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi
Rp.100 miliar selambat-lambatnya pada tahun 2011.
Visi API adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.
Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan permodalan yang kuat sehingga akan
mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang pada akhirnya akan mampu
memperkuat permodalan melalui pemupukan laba ditahan. Selanjutnya perbankan
nasional yang beroperasi secara efisien akan mampu meningkatkan daya saingnya
sehingga tidak hanya mampu bersaing di pasar domestik tetapi justru diharapkan produk
dan jasa perbankan yang ditawarkan bank nasional mampu bersaing di pasar
Internasional. Oleh karenanya, dalam 10-15 tahun ke depan, API menginginkan adanya 2
sampai 3 bank dengan skala bank internasional, 3 sampai 5 bank nasional, 30 sampai 50
bank yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu, dan BPR serta bank
dengan kegiatan usaha terbatas.
14
Enam Pilar API
Guna mempermudah pencapaian visi API sebagaimana diuraikan di atas maka ditetapkan
beberapa sasaran yang ingin dicapai, yaitu :
1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu
pada standar internasional.
3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko.
15
Tantangan ke Depan
Disebabkan oleh masih terdapatnya beberapa prinsip prudensial yang belum ditetapkan
secara baik, koordinasi pengawasan yang masih perlu ditingkatkan, kemampuan SDM
pengawasan yang belum optimal, dan pelaksanaan law-enforcement pengawasan yang
belum efektif.
Hal ini ditandai dengan kurangnya corporate governance dan core banking skills pada
sebagian besar perbankan sehingga diperlukan perbaikan yang cukup mendasar pada dua
hal tersebut.
Faktor tidak suistainbel-nya profitabiltas dan efisiensi karena lemahnya struktur aset
produktif bank-bank dan sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading
yang fluktuasi serta rendahnya rasio aset per nasabah.
16
7. Perlindungan Nasabah yang Perlu Ditingkatkan
Hal ini dilakukan dengan cara memperkuat permodalan bank, memperkuat daya saing
BPR, meningkatkan akses kredit.
Dalam tahap ini memformalkan proses indikasi dalam membuat kebijakan perbankan dan
juga implementasi secara bertahap 25 basel core principles for effective banking
supervision.
17
pemeringkat kredit.
Dalam tahap ini menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah, membentuk lembaga
mediasi independen, menyusun transparansi informasi produk, mempromosikan edukasi
untuk konsumen.
18
Bab III
ANALISIS
Dalam pembahasan hasil analisis ini dikemukakan secara garis besar tentang definisi
keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, sumber keuangan negara, serta
pengurus keuangan negara dimana definisi keuangan negara secara ringkas adalah
keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang,
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Lalu ruang linkgup keuangan negara
19
meliputi hak negara, kewajiban negara, penerimaan negara&daerah, pengeluaran
20
BAB IV
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
http://sutomoadi.wordpress.com/2013/06/25/tugas-makalah-perkembangan-
perbankan-di-indonesia/
22