Anda di halaman 1dari 18

PERBANDINGAN

PEMERINTAHAN
KELOMPOK 6
“Sistem pemerintahan jepang”
KELAS C ILMU PEMERINTAHAN
DOSEN ANGGOTA
KELOMPOK

Dra. SARAH SAMBIRAN


Efryan Reineer Roberto Wolah
M.Si
210811030160
Drs. ISMAIL SUMAMPOW
Jellita Karla Rawung 210811030018
M.Si
Mirechel Amazing Manoy 210811030120
Junita Dopas 210811030051
Revival Makagansa210811030223
Brian Pratama Dilapanga 210811030070
PEMBAHASAN
- Dasar Negara (Konstitusi)
- Bentuk Negara
- Sturktur Pemerintahan
- Lembaga Legislatif
- Lembaga Eksekutif
- -Lembaga Yudikatif
- Birokrasi Pemerintahan
- Tata Hubungan Antar-Lembaga
Pemerintahan
Konstitusi Jepang berlaku efektif mulai tahun 1947
sebagai hasil amandemen terhadap Konstitusi Meiji
tahun 1889. Konstitusi 1947 dibuat selama masa
pendudukan militer Tentara Sekutu Asing di Jepang
pasca- Perang Dunia II dan merefleksikan berbagai
reformasi yang dirancang oleh tentara sekutu. Para
penjabat pendudukan menghasilkan sebuah draf
konstitusi yang kemudian diperbaiki oleh para
pejabat Amerika dan Jepang.
Konstitusi pasca perang juga memperluas dan
menjamin sepenuhnya hak-hak politik dan sosial warga
negara Jepang. Konstitusi Meiji telah mengatur
beberapa jenis hak warga negara, seperti hak untuk
diadili secara adil dan kebebasan beragama,
berpendapat, dan berserikat. Namun, hak-hak tersebut
tidak bersifat pasti karena semuanya diatur lagi oleh
perundang- undangan.
Bentuk Negara
Jepang merupakan negara kesatuan yang terdiri dari 47 prefektur, yang
terdiri dari 43 prefektur biasa (termasuk Okinawa) serta 4 (empat)
prefektur khusus, yakni Tokyo yang berkedudukan sebagai prefektur
metropolitan; Kyoto dan Osaka yang keduanya merupakan prefektur
perkotaan; serta Hokaido yang merupakan prefektur distrik. Di bawah
level prefektur terdapat kota besar (cities), kota (towns), dan desa
(villages).
Berdasarkan konstitusi pasca perang, unit-unit pemerintahan lokal
memiliki otonomi yang lebih besar dibandingkan pada masa sebelum
perang.
Sturktur
Pemerintahan
Jepang adalah negara yang menerapkan sistem demokrasi
parlementer. Kaisar hanya berfungsi sebagai kepala negara
yang menjadi simbol bangsa dan negara Jepang. Sebagai
negara kesatuan, kekuasaan pemerintah nasional lebih dominan
dibandingkan pemerintah lokal. Meskipun demikian, seluruh
pemerintah lokal di Jepang memiliki otonomi yang cukup
besar untuk urusan-urusan rumah tangganya. Jepang menganut
sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan Kanada.
Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif Jepang, yakni Diet, terdiri dari 2 kamar yakni
Majelis Rendah yang disebut House of Representatives dan Majelis
Tinggi yang disebut House of Councillors. House of Representatives
memiliki 480 anggota, 300 orang dipilih melalui suara terbanyak
dalam sistem pemilu distrik (setiap wilayah geografis memiliki 1
orang wakil). Sementara 180 orang lagi dipilih secara melalui sistem
pemilu proporsional berdasarkan daftar nama calon yang disusun oleh
partai politik.
Lembaga Eksekutif

● Kekuasaan eksekutif di Jepang berada di


tangan kabinet yang dikepalai oleh perdana
menteri. Perdana menteri dipilih oleh Diet
dan biasanya merupakan pimpinan partai
mayoritas di Diet. Perdana menteri
memiliki kekuasaan untuk menunjuk dan
memberhentikan anggota kabinet.
Lembaga Yudikatif
Sistem peradilan di Jepang terdiri dari 4 (empat)
tingkatan. Pada tingkat yang tertinggi ada
Mahkamah Agung yang beranggotakan 15 orang
hakim. Kewenangannya adalah mendengar tuntutan
mengenai isu-isu hukum yang menyangkut
interpretasi legal untuk menentukan fakta hukum
tertentu.
Birokrasi Pemerintahan
Kementrian dan lembaga-lembaga pemerintahan di Jepang
terutama diisi oleh para pegawai sipil karir. Sebagian besar
kementerian hanya memiliki 2 (dua) jabatan politik, yakni
menteri dan satu atau dua wakil menteri. Pengaruh dari
jabatan karir menteri dan pejabat publik diperkuat oleh
sejumlah unsur organisasi pemerintahan Jepang. Pertama,
ukuran dari birokrasi nasional relatif kecil dibandingkan
dengan negara-negara industri demokratis lainnya.
Tata Hubungan Antar-Lembaga Pemerintahan
Seperti halnya negara-negara yang menerapkan demokrasi
parlementer, kementerian dan lembaga administratif Jepang
berperan aktif dalam merumuskan kebijakan. Suatu RUU
sering kali dirancang melalui inisiatif birokrat di
kementerian atau lembaga-lembaga dengan keahlian teknis
tentang suatu hal tertentu. Meskipun demikian, partai
mayoritas di Diet tetap mengontrol semua proses legislasi,
khususnya melalui kabinet.
Perbandingan Pemerintahan Indonesia & jepang

1.Perbandingan Konstitusi
Ideologi adalah “ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a
plotitical party or the like” (watak/ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu
kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata
memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan
rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem
untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus memiliki
metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan
disebarkan.
2. Perbandingan Bentuk Negara
Berdasarkan konstitusinya Jepang adalah bentuk negara Kesatuan. Hal ini bisa ditemukan
dalam Pasal 1 ayat (1) b berbunyi “Kaisar harus merupakan lambang dari negara dan dari
persatuan rakyat, yang memperoleh kedudukannya dari kehendak rakyat yang memegang
kedaulatan tertinggi”. Pasal 41 “Diet haruslah merupakan badan tertinggi dari kekuasaan
negara, dan harus merupakan satu-satunya badan pembuat undang-undang dari negara”.
Dengan adanya ketentuan Diet haruslah satu-satunya badan yang punya kewenangan
membuat undang-undang, maka dapat disimpulkan bahwa negara Jepang bukanlah negara
Federal ataupun Konfederasi melainkan negaraKesatuan. Sama halnya Jepang menganut
bentuk negara Kesatuan, negara Republik Indonesia juga menganut bentuk negara
Kesatuan. Hal ini termuat dalam konstitusi (hukum dasarnya) yaitu UUD 1945, Pasal 1 ayat
(1) berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”.
3. Perbandingan lembaga perwakilan
Semula, sistem bicameral yang disarankan oleh banyak kalangan para ahli supaya
dikembangkan adalah sistem bicameral yang kuat (strong bicameralism) dalam arti
kedua kamar dilengkapi dengan kewenangan yang sama-sama kuat dan saling
mengimbangi satu sama lain. Untuk itu, masing-masing kamar diusulkan
dilengkapi dengan hak veto. Perubahan ketiga UUD1945 hasil sidang Tahunan
MPR tahun 2001 justru mengadopsi gagasan parlemen “becameral” yang bersifat
“soft”. Kedua kamar dewan perwakilan tersebut dilengkapi dengan kewenangan
yang sama kuat.
4. Perbandingan Bentuk Pemerintahan
Jepang adalah sebuah negara Monarkhi Konstitusional. Dikatakan Monarkhi
konstitusional karena Kepala Negara Jepang adalah Kaisar. Kaisar jepang
memperoleh tahta secara turun temurun. Kaisar jepang dalam memerintah,
kekuasaannya dibatasi oleh konstitusi jepang sehingga ia tidak memiliki
kekuasaan yang mutlak. Bentuk pemerintahan Jepang dapat ditelusuri mulai dari
Pasal 1, Pasal 2 dan Pasal 4 Konstitusi Jepang. Pasal 1 berbunyi “Kaisar harus
merupakan lambang dari negara dan dari persatuan rakyat, yang memperoleh
kedudukannya dari kehendak rakyat yang memegang kedaulatan tertinggi”.
tindakan-tindakan sedemikian rupa di dalam hal-hal mengenai negara
sebagaimana diatur di dalam Undang-undang Dasar ini dan dia tidak boleh
mempunyai kekuasaan yang dihubungkan dengan pemerintahan”. Indonesia
adalah sebuah negara yang bentuk pemerintahannya adalah Republik.
5. Perbandingan Sistem Pemerintahan
Indonesia menganut sistem pemerintahan Presidensil. Di Indonesia hanya ada
seseorang Kepala Negara sekaligus menjabat sebagai Kepala Pemerintahan yaitu
Presiden Republik Indonesia. Hal ini dipertegas dalam UUD 1945 yang mengatur
banyak kewenangan dan/atau kekuasaan Presiden Republik Indonesia. Jepang
menganut Sistem Pemerintahan Parlementer berdasarkan konstitusi tahun 1947. Hal
itu karena di Jepang,Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara dipisahkan atau
dipegang oleh dua orang. Kaisar Jepang sebagai Kepala Negara sedangkan
Menteri/Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai