Anda di halaman 1dari 12

Perbandingan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia

dengan Negara Lain


BAB I
1.1 Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD
1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu
dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal
itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undanag-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem
pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud
dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas
mengenai system pemerintahan.
1.2 Rumusan Masalah:
Perbandingan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan Negara Lain

BAB II
ANALISIS
2.1Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di RRC

a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan dengan otonomi luas memiliki 33 Provinsi
RRC
: Kesatuan dengan memiliki 23 Provinsi
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
RRC
: Republik dengan sistem komunis berasas sentralisme
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
RRC
: Parlementer
d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
RRC
: Unikameral yaitu Kogres Rakyat Nasional
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu
para menteri

Widya Cahya Kusuma

Page 1

RRC
: Kepala Negara adalah Presiden sedangkan Kepala pemerintahan adalah
perdana menteri
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan
Tinggi, Peradilan Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
RRC
: Supreme Peoples Court, Local Peoples Court, Special People Court

Pembahasan :
Sistem Pemerintahan Indonesia
Pemerintah Indonesia adalah cabang utama pada pemerintahan Indonesia yang menganut
sistem presidensial. Pemerintah Indonesia dikepalai oleh seorang presiden yang dibantu beberapa
menteri yang tergabung dalam suatu kabinet. Sebelum tahun 2004, sesuai dengan UUD 1945,
presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pada Pemilu 2004, untuk pertama
kalinya Presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat.
Persiden memegang kekuasaan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Persiden adalah Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis
Permusyawaratan Rakyat sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi di dalam ketatanegaraan
RI, oleh karena terdiri dari berates-ratus anggota, tidak dapat selalu bersidang setiap hari. Oleh
karena itu untuk melaksanakan tugas sehari-hari diserahkan kepada Presiden ebagai mandataris.
Presiden di dalam menyelengarakan tugasnya sehari-hari, dibantu oleh menteri-menteri.
Sebagai pembantu Presiden, menteri-menteri ini, tidak bertanggung jawab kepada Dewan
Perwakilan Rakyat melainkan keapada Presiden, menteri-menteri diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden sendiri.Sitem ketatanegaraan dimana pemerintah di tangan Presiden dapat
dinamakan sistem Presidensil.

Sistem Pemerintahan Cina


Republic Rakyat Cina adalah salah satu Negara yang berhaluan komunis di daratan Benua
Asia dan tergolong Negara besar di dunia. Seperti negara lainnya yang menganut paham
komunisme, maka Repulblik Rakyat cina adalah salah satu Negara yang berbentuk republic dan
berdasarkan demokrasi. RRC dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai ketua dewan
pemerintah, dengan kata lain Negara ini menganut system pemerinyahan parlementer.

Persamaan sistem pemerintahan Indonesia dengan RRC


1.
2.
3.
4.

Kepala negara yaitu presiden


Bentuk pemerintahan yaitu Republik
Sistem kepartaiannya yaitu multi partai
Bentuk negara adalah kesatuan

Perbedaan sistem pemerintahan Indonesia dengan RRC


Indonesia

RRC

Sistem pemerintahan yaitu Presidensial

Sistem pemerintahan yaitu Parlementer

Kekuasaan negara tertinggi di tangan


Majelis Permusyawaratan Rakyat

Lembaga negara tertinggi adalah


Konggres Rakyat Nasional yang
bertindak sebagai badan legislatif
(biasanya didominasi oleh Partai
Komunis Cina)

Kepala pemerintahan adalah Presiden

Kepala pemerintahan adalah perdana


menteri

Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh


Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya, yaitu pengadilan tinggi dan
pengadilan negeri serta sebuah

Kekuasaan yudikatif dijalankan secara


bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat
di bawah pimpinan Mahkamah Agung
Cina

Widya Cahya Kusuma

Page 2

Mahkamah Konstitusi dan Komisi


Yudisial
Lembaga kehakiman Indonesia adalah
Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial

Lembaga kehakiman Cina adalah


supreme peoples court, local peoples
courts, danspecial peoples courts

Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia :


1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis
kabinet.
3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.
4. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya.
5. Masa jabatan badan eksekutif lebih dengan jangka waktu tertentu.
6. Penyusunan progam kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia


1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan
Presiden.
2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
5. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas.
6. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Cina


1. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
2. Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Cina


1. Sistem politik Cina tidak didasarkan pada kebebasan sipil, kesetaraan di hadapan hukum
dan aturan hukum.
2. Cina diperintah oleh sekelompok orang tidak dipilih oleh siapapun. Sistem seperti
pemerintahan ini dapat menghasilkan keputusan-keputusan politik yang buruk (misalnya
revolusi budaya) dan keputusan politik yang baik (misalnya kapitalisme dalam
komunisme).
3. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
4. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif tidak bisa ditentukan berakhir sesuai masa
jabatannya.

Kesimpulan dari Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan


di RRC :
Sistem pemerintahan Indonesia lebih baik dibandingkan sistem pemerintahan Cina. Karena
dalam menjalankan pemerintahan, Indonesia lebih maksimal dibandingkan dengan Negara Cina.

2.2Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Jepang

Widya Cahya Kusuma

Page 3

a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan
Jepang
: Kesatuan
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
Jepang
: Monarkhi Konstutisional
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
Jepang
: Presidensial
d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
Jepang
: Bikameral yaitu diet (parlemen) yang terdiri dari Majelis Rendah (shuugiin) dan Majelis Tinggi (sangi-in)
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu
para menteri
Jepang
: Perdana menteri dan para menteri (kabinet) sebagai kepala pemerintahan
dan Raja (kaisar) sebagai kepala Negara
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan
Tinggi, Peradilan Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
Jepang
: Mahkamah Agung dan mahkamah-mahkamah rendahan

Pembahasan :
Sistem Pemerintahan Jepang
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra
Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina,Korea, dan
Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa
kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang
bertetangga dengan Taiwan.
Bentuk negara Jepang sendiri adalah sebuah negara yang monarki konstitusional yang sangat
membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Mengenai sistem pemerintahan, Jepang menjalankan
sistem pemerintahan parlementer, sama seperti yang dijalankan di Negara Inggris dan Kanada.
Sejak tahun 1947 di Jepang mulai berlaku sebuah konstitusi atau Udang-Undang Dasar yang
didasarkan pada tiga prinsip, yaitu : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak - hak asasi manusia,
dan penolakan perang.

Pokok-Pokok Sistem Pemerintahan Jepang


Di dalam konstitusi Jepang menetapkan tentang tiga kemandirian badan pemerintah yang terdiri
dari :

Badan Legislatif biasa disebut Diet atau parlemen

Badan Eksekutif terdiri dari anggota cabinet

Widya Cahya Kusuma

Page 4

Badan Yudikatif berfungsi sebagai pengadilan hukum

Di Jepang, jabatan kepala negara ada di tangan Kaisar. Walaupun demikian, fungsi Kaisar
sebagai kepala negara hanyalah sebagai seremonial belaka. Karena kedudukan Kaisar sendiri
diatur dalam Undang-Undang Dasar sebagai simbol dan pemersatu rakyat. Sehingga Kaisar
Jepang hanya bertindak sebagai kepala negara yang mengurusi segala urusan yang berhubungan
dengan diplomatik. Sedangkan untuk jabatan kepala pemerintahan ada di tangan perdana
menteri.
Diet sebagai badan tertinggi dari kekuasaan negara juga berfungsi sebagai pembuat
undang-undang. Anggota Diet terdiri dari Majelis Rendah dengan 480 anggota dan Majelis
Tinggi dengan 242 anggota. Para anggota Diet akan memilih Perdana Menteri dari kalangan
mereka sendiri. Kemudian Perdana Menteri terpilih akan membentuk kabinet. Kabinet akan
bertugas dibawah kepemimpinan Perdana Menteri, tetapi kabinet dalam mejalankan tugasnya
akan bertanggung-jawab kepada Diet.
Kewenangan Yudikatif ada di tangan Mahkamah Agung serta pengadilan-pengadilan yang lebih
rendah. Di Jepang, pengadilan-pengadilan yang mengurusi masalah hukum terdiri dari:
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Distrik, dan Pengadilan Sumir (menangani kasus ringan, seperti
pelanggaran lalu lintas). Mahkamah Agusng sendiri terdiri dari Ketua Mahkamah Agung dan 14
hakim lainnya. Ketua Mahkamah Agung dan semua anggotanya ditunjuk oleh cabinet
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris.
Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri
dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4
tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242
anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat.
Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri
adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat
Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar
di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui
pemilihan di antara anggota Parlemen. Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing
memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada
praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet
diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan
keputusan Parlemen Jepang, dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri
kabinet. Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah
untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
Berdasarkan konstitusi Jepang, Parlemen atau kokkai adalah lembaga tertinggi negara
dan lembaga yang berhak mengeluarkan kebijakan dan perundangan. Parlemen Jepang
mengadopsi sistem parlemen dua kamar (bicameral) yang diterapkan di Inggris. Ada dua badan
dalam Kokkai yaitu, Shugiin atau House of Representative (Majelis Rendah) dan Sangi in atau
House of Councillors (Majelis Tinggi)[5].
Majelis Rendah terdiri dari 480 anggota yang memiliki masa jabatan 4 tahun dan
langsung dipilih oleh rakyat. Masa 4 tahun tidaklah mutlak karena dapat dibubarkan oleh PM
dengan mosi tidak percaya. Pemilih yang berhak memilih adalah warganegara Jepang yang
berusia 20 tahun, dan yang berhak dipilih adalah warganegara berusia 25 tahun, dengan
persyaratan memiliki deposito sebesar 300 juta untuk calon tunggal di sebuah distrik atau yang
dikenal sebagai shousenkyoku atau single-seat electoral district, dan 600 juta yen untuk calon
yang berasal dari daerah pemilihan yang dikenal sebagai hireiku atau proportional representation
Widya Cahya Kusuma

Page 5

constituency. Adapun tugas dan wewenang Majelis Rendah adalah : mengajukan usulan
kebijakan, berperan dalam pemilihan PM, menetapkan anggaran keuangan, menerima
pengunduran diri kabinet (PM dan menteri), dan masalah ratifikasi perjanjian. Dengan suara 2/3,
Majelis Rendah dapat memveto keputusan Majelis Tinggi.
Dari segi keluasan wewenang, Majelis Rendah memiliki wewenang yang lebih luas
daripada Majelis Tinggi. Semisal terdapat rancangan perundangan yang diveto oleh Majelis
Tinggi, Majelis Rendah dapat menganulirnya dengan melakukan pemungutan suara dengan hasil
kesepakatan minimal 2/3 anggota yang hadir. Tetapi, Majelis Rendah dapat dengan mudah
dibubarkan oleh PM, dan sangat sensitif dengan pendapat dan opini rakyat. Sementara Majelis
Tinggi tidak dapat dibubarkan.
Kabinet atau naikaku di Jepang adalah kabinet yang merupakan koalisi dari partai-partai
pemenang pemilu. Dipimpin oleh seorang PM yang dipilih dari partai pemenang pemilu. Pada
umumnya menteri adalah sekaligus anggota parlemen. Menteri-menteri diangkat oleh PM
berdasarkan persetujuan Parlemen.

Gedung Diet Nasional (Parlemen Nasional Jepang)

Suasana sidang paripurna Diet

Kelebihan Sistem Pemerintahan di Jepang :


1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan di Jepang :


1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir
sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Sistem Pemerintahan Indonesia


Ketatanegaraan Indonesia setelah Amandemen UUD 1945 melahirkan perubahan yang
sangat besar dimana UUD 1945 setelah perubahan memunculkan lembaga-lembaga baru seperti
Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Komisi Pemilihan Umum, dan Bank Indonesia. DPR
juga dipertegas kewenangannya baik dalam fungsi legislasi maupun fungsi pengawasan. Aturan
tentang BPK ditambah. MPR berubah kedudukannya dari lembaga tertinggi negara menjadi
Widya Cahya Kusuma

Page 6

lembaga join session antara DPR dan DPD (bicameral). DPA dihapus karena dilihat fungsinya
tidak lagi strategis.
Amandemen UUD 1945 telah memberikan nilai pergeseran yang sangat berarti dan besar
dalam penyelenggaraan sistem ketatanegaraan Indonesia yang mencoba untuk lebih demokratis.
Hal ini terlihat jelas dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 perubahan ketiga, dinyatakan bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
Kerangka pemikiran tersebut diatas telah memperkuat sistem pemerintahan Presidensiil di
Indonesia, dengan mengubah pola hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara.
Perubahan dari sistem satu kamar (unicameral) menjadi dua kamar (bicameral) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan dengan sistem pemilihan Presiden secara langsung oleh
rakyat. Karena pada dasarnya, prinsip tersebut menurut Suwoto M. berkaitan dengan ketentuan
pola hubungan antar lembaga yang meliputi pada proses pembentukan dan pengawasan kabinet,
pertanggungjawaban kebijakan, serta pemberhentian Presiden dalam masa jabatan. Dengan
ketentuan tentang impeachment ini maka akan semakin jelas tentang perbedaan mekanisme
pemberhentian dalam masa jabatan yang dilakukan oleh parlemen terhadap Presiden.

Kesimpulan Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di


Jepang:
Sistem pemerintahan Republik Indonesia (RI) menurut UUD yang sudah diamandemen adalah
sistem pemerintahan Presidensial yang tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Ekonomi,
Budaya, Politik memiliki keterkaitan dalam membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Jepang (sebagai salah satu negara demokrasi) juga mempunyai struktur ketatanegaraan
sebagaimana tersebut di muka, yang meliputi supra struktur politik dan infra struktur politik. Hal
ini dapat dilihat dalam Konstitusi 1947. Supra struktur politik, meliputi lembaga-lembaga
kenegaraan atau Lembaga-lembaga Negara atau alat alat Perlengkap Negara. Dengan demikian,
supra struktur politik Negara Jepang menurut Konstitusi 1947, meliputi: Lembaga Legislatif
(legislature), yaitu National Diet (Parlemen Nasional), Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu
Cabinet (Dewan Menteri), yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri dan Lembaga Judisiil
(Judiciary), yaitu Supreme Court (Mahkamah Agung).
Antara Indonesia maupun Jepang memiliki persamaan dalam hal budaya, ekonomi, maupun
politik. Kedua Negara memiliki bentuk demografi yang sama, sehingga dalam pembangunan
ekonomi Indonesia-Jepang sama-sama menekankan terhadap ekonomi kelautan yang
dimilikinya. Faktor penjajahan yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia telah membuat sistemsistem budaya dalam masyarakat memiliki persamaan, sebagai contoh penghormatan terhadap
yang lebih tua menjadi nilai moral yang tinggi. Dalam kepemerintahan dan politik kedua Negara
sama-sama menerapkan sistem demokrasi, namun dalam pelaksanaan kepemerintahan Indonesia
dilaksanakan oleh Presiden sedangkan Jepang Perdana Menteri. Kaisar hanya dijadikan sebagai
symbol pemersatu rakyat.
2.3 Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia dengan di Brazil

a. Bentuk Negara
Indonesia : Kesatuan
Brazil
: Federal
b. Bentuk Pemerintahan
Indonesia : Republik
Bazil
: Republik
c. Sistem Pemerintahan
Indonesia : Presidensial
Brazil
: Presidensial
Widya Cahya Kusuma

Page 7

d. Legislatif
Indonesia : Bikameral yaitu DPR dan DPD yang menjadi anggota dari MPR
Brazil
: Bikameral yaitu National Congress (Congresso nacional)yang terdiri dari
Federal Senate (Senat Federal) dan The Chamber of Deputies or Camaro dos
Deputados
e. Eksekutif
Indonesia : Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan serta dibantu
para menteri
Brazil
: Presiden sebagai kepla negara dan kepala pemerintahan serta dibantu para
menteri
f. Yudikatif
Indonesia : Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya yaitu Pengadilan
Tinggi, Peradilan Negeri, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial
Brazil
: Supreme Federal Tribunal, Highjer Tribunal of Justice, dan Region
Federal Tribunals
Pembahasan :
Sistem Pemerintahan di Brazil

Sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan Republik.
Setelah mendapat kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822 Brazil telah
menganut sistem pemerintahan monarki, sebuah sistem pemerintahan yang berdasarkan
sistem pemerintahan kerajaan.
Kepala pemerintahan dan kepala negara ada di tangan Presiden. Berbeda dengan
Indonesia yang masa jabatan presiden selama 5th dalam satu periode, di Brazil masa
jabatan presiden hanya selama 4th dalam satu periode pemerintahan.
Parlemen berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai perwakilan
rakyat Brazil dalam pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau semacam
MPR-DPR di Indonesia.
Kongres ini dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah BIKAMERAL
atau parlemen dua kamar, yang terdiri dari Senat Federal dengan 81 kursi dan Cmara
dos Deputados dengan 513 kursi.
Masa jabatan anggota senat federal dan Cmara dos Deputados berbeda-beda.
Presiden Brazil mempunyai kekuasaan eksekutif yang sangat besar dan juga berhak
untuk menunjuk dan membentuk kabinet yang akan membantu dan mendukung presiden
dalam menjalankan pemerintahannya.

Brazil adalah sebuah negara terbesar yang terletak di benua Amerika Selatan. Sebagai negara
bekas jajahan Portugal, Brazil banyak mengadopsi budaya serta karakter dari negara Portugal,
termasuk bahasa resmi nasional Brazil juga menggunakan Bahasa Portugis walaupun negaranegara di sekitar Brazil menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa resminya.
Nama Brazil sendiri berasal dari nama sebuah kayu lokal yang hanya tumbuh di negara itu, yaitu
Kayu Brasil. Sebagai negara yang berpenduduk paling banyak di wilayah Amerika Selatan,
Brazil juga terkenal sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.
Mengenai sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan
Republik. Sebuah sistem pemerintahan yang sama seperti Sistem pemerintahan di Indonesia.
Walaupun sebenarnya setelah mendapat kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822
Brazil telah menganut sistem pemerintahan monarki, sebuah sistem pemerintahan yang
berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan.
Karena menganut sistem pemerintahan Republik, maka kepala pemerintahan dan kepala negara
ada di tangan Presiden. Berbeda dengan Indonesia yang masa jabatan presiden selama 5th dalam
satu periode, di Brazil masa jabatan presiden hanya selama 4th dalam satu periode pemerintahan.
Widya Cahya Kusuma

Page 8

Mengenai parlemen yang berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai
perwakilan rakyat Brazil dalam pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau semacam
MPR-DPR di Indonesia. Kongres ini dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah
BIKAMERAL atau parlemen dua kamar, yang terdiri dari Senat Federal dengan 81 kursi dan
Cmara dos Deputados dengan 513 kursi. Masa jabatan anggota senat federal dan Cmara dos
Deputados berbeda-beda.

Seperti halnya di Indonesia, Presiden Brazil mempunyai kekuasaan eksekutif yang sangat besar.
Selain memegang kekuasaan pemerintahan, Presiden Brazil juga berhak untuk menunjuk dan
membentuk kabinet yang akan membantu dan mendukung presiden dalam menjalankan
pemerintahannya.
Kelebihan Sistem Pemerintahan di Brazil :
a. Badan eksekutif lebih stabil kedudu-kannya karena tidak tergantung pada parlemen
b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan presiden Amerika Serikat adalah 4 tahun dan presiden Indonesia selama 5 tahun
c. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya
d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh
orang luar termasuk anggota parlemen sendiri
Kekurangan Sistem Pemerintahan di Brazil :
a. Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak
b. Sistem pertanggung jawabannya kurang jelas
c. Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif
dengan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.
Sistem Pemerinthan Indonesia :
Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia tidak menganut sistem pemisahan
kekuasaan atau separation of power (Trias Politica) murni yang diajarkan Montequieu, akan
tetapi menganut sistem pembagian kekuasaan (ditribution of power). Dikatakan demikian karena
UUD 1945 :
1. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan itu harus dilakukan oleh suatu
organisasi atau badan tertentu yang tidak boleh saling campur tangan.
2. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian saja dan juga tidak membatasi
kekuasaan dilakukan oleh 3 organ saja.
3. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan MPR , pasal 1 ayat 2, kepada
lembaga-lembaga negara lainnya.
Menurut Rod Hague, pada sistem pemerintahan presidensial terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu :
1) Presiden yang dipilih rakyat, menjalankan pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait.
2) Masa jabatan yang tetap bagi presiden dan dewan perwakilan, keduanya tidak bisa saling
menjatuhkan (menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang).
3) Tidak ada keanggotaan yang tumpang tindih antara eksekutif dan legislatif
Widya Cahya Kusuma

Page 9

BAB III
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara.
Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu
eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan
ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan
pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan
eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif
berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan
mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu
bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.
Sistem pemerintahan suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan yang dijalankan di
negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan antar sistem pemerintahan negara itu.
Misalnya, dua negara memiliki sistem pemerintahan yang sama.
Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa genting, yaitu saat perpindahan kekuasaan
atau kepemimpinan dalam negara. Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun
1997 sampai 1999. Hal itu bermula dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.
Sistem pemerintahan suatu negara sangat berpengaruh terhadap negara lain. Dimana sistem
pemerintahan ini dapat dijadikan bahan perbandingan bagi negara lain. Negara-negara lain pun
dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antara sistem
pemerintahannya dengan negara lain. Setiap negara dapat mengembangkan pemerintahannya
dengan baik dengan melakukan perbandingan dan juga dapat mengadopsi sistem pemerintahan
negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.

3.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat lah
penulis harapkan terutama dari bapak dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua
dan menambah wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA
Algemeene Secretarie, Regeringsalmanaak voor
Nederlandsch-Indie 1942, eerste gedeelte: Grondgebied
en Bevolking, Inrichting van het Bestuur van Nederlandsch-Indie, Batavia: Landsrukkerij
Widya Cahya Kusuma

Page 10

Bagehot, Walter, The English Constitution, London: Oxford


University Press, second ed., eighth printed, 1955
Bonar Sidjabat, Notulen Rapat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, Majalah Ragi Buana, 52, 1968
Clive Day, The Policy and Administration of the Dutch in
Java, Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1972
De Louter, J., Handboek van het Staats- en Administratief
Recht van Nederlandsch- Indie, s Gravenhage: Martinus
Nijhoff, 1944
Denisov, A. dan M. Kirichenko, Soviet State Law, Moscow:
Foreign Languages Publishing House, 1960

http://herrypkn.blogspot.com/2012/09/bab-ii-sistempemerintahan.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ua
ct=8&ved=0CD4QFjAE&url=http%3A%2F
%2Fcumakamiyangbisabegini.blogspot.com
%2F2012%2F11%2Fcontoh-makalah-perbandingansistem.html&ei=Ol1CVNmhNIHdmAXhsIHoAQ&usg=AFQj
CNHAq0KOYG2tm3n3uIvHZt6p0IovnQ&bvm=bv.7788078
6,bs.1,d.c2E
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ua
ct=8&ved=0CDcQFjAD&url=http%3A%2F
%2Fjennerrein.wordpress.com
%2F2010%2F08%2F27%2Fperbandingan-pelaksanaansistem-pemerintahan-di-indonesia-dengan-negara-lain
%2F&ei=PlpCVLaJD8HBmwWf2oJ4&usg=AFQjCNEbdUizLw
nmmZwfYwf4BH6uEkHtCQ&bvm=bv.77880786,bs.1,d.c2
E

http://sinauonlen.blogspot.com/2012/12/sistempemerintahan-presidensial.html

https://www.google.com/search?
q=lukisan+taman+sekolahWN_

Widya Cahya Kusuma

Page 11

://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

Widya Cahya Kusuma

Page 12

Anda mungkin juga menyukai