Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI DI INDONESIA DALAM ERA REFORMASI

1. DINI APRISUPITHA 1311312038


2. EGA SILVIA ROZA 1311311090
3. GESTI 1311311096
4. YAUMIL FAJRI
5. WILDA DAHLIA 1311311069

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatNya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang
demokrasi di Indonesia dalam era reformasi. Dalam penulisan makalah ini,
penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih
baik dan berguna dimasa yang akan datang.
Harapan penulis mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya serta dapat memberikan pengaruh
positif bagi yang menggunakan.

Padang, 20 November 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah runtuhnya Orde Baru, Indonesia menghadapi masa transisi menuju


orde yang lebih baru lagi atau biasa disebut dengan orde Reformasi. Berdasarkan
namanya yaitu Reformasi, berarti Indonesia sedang berada diwilayah perubahan
baik itu perubahan sistem pemerintahan, ekonomi, maupun politik. Bagi para ahli
dan praktisi, puncak simbolik perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia
setidaknya berkaitan dengan dua hal, yaitu: konstitusi dan lembaga kepresidenan.
Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang selama Orde Baru
cenderung disakralkan, sekarang sudah mengalami proses desakralisasi melalui
perubahan pertama yang dilakukan dalam Sidang Umum MPR pada bulan
Nopember 1999. Alasan untuk mengamandemen UUD 1945 adalah menutup
kemungkinan terbuka kembali peluang berkembangnya penyelenggaraan Negara
yang kurang demokratis sebagaimana yang telah terjadi pada masa Orde Baru,
penyempurnaan konstitusi melalui amandemen diharapkan mampu mengawal
proses transisi era yang lebih demokratis. Perubahan sistem ketatanegaraan
Indonesia pasca runtuhnya Orde Baru yang menurut para ahli dan praktisi juga
penting adalah mengenai lembaga kepresidenan, baik itu mengenai pembagian
tugas dan kewenangan Presiden dengan Wakil Presiden, ataupun mengenai syarat
calon Presiden hingga pemilihan
Terlalu banyak party politik yang hanya memikirkan kepentingan masing-
masing, bukan kepentingan rakyat yang memilih nya.
Tak seimbang jumlah anggota DPR dan DPD, hingga kepentingan party lebih
dominan dari kepentingan rakyat masing-masing daerah.
Mereka yang dipercaya rakyat tak dapat dipilih secara perorangan dan harus
melalui party politik, akibatnya terpaksa melakukan "kontrak" dengan party yang
mengusungnya.
Demokrasi sering bergeser menjadi demo crazy, mempertontonkan
kegilaan baik oleh para penguasa maupun rakyat, masing-masing merasa berhak
memaksakan kehendak.
Reformasi yang sangat vital, yaitu reformasi mentalitas dan budaya
pengabdian untuk bangsa(rakyat), belum tersentuh.

B. TUJUAN
Penting bagi kita mempelajari dan mengetahui latar belakang terjadinya
reformasi, mempelajari susunan-susunan masa revolusi pasca kemerdekaan
Republik Indonesia, dan pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi. Sebelum
kita beranjak ke dalam pembahasan tentang pelaksanaan demokrasi pada masa
reformasi terlebih dahulu kita wajib mengerti apa yang dimaksud dengan
reformasi. Karena banyaknya terjadi penyimpangan-penyimpangan penggunaan
kekuasaan pada masa-masa tersebut sangat penting bagi kita untuk membahas dan
mencari solusi bersama-sama dengan melihat dari sisi silam latar belakang negara.
Sebagai generasi muda kita harus mampu menciptakan pemikiran-
pemikiran baru yang berguna sehinga dapat bermanfaat bagi kemajuan negara
kedepanya.
Penyelewengan-penyelewengan kekuasaan tidak hanya terjadi dimasa
silam, saat ini pun kerap terdengar berbagai kasus korupsi, kolusi dan nepotisme
yang dilakukan segelintir aparat pemerintahan disinilah peranan kita sebagai
generasi penerus bangsa untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dalam mencari
solusi menghapus setiap tindakan penyelewengan-penyelewengan kekuasaan yang
terjadi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Pada dasarnya istilah demokrasi berasal dari masa Yunani Kuno. Istilah ini
muncul di kota Athena pada abad ke-5 M.
Kata demokrasi berasal dari dua kata yaitu "demos" dan "kratos" atau
"cratein". Demos artinya rakyat, sedangkan kratos atau cratein artinya
pemerintahan. Demokrasi di sini diartikan sebagai pemerintahan rakyat. Namun,
arti ini telah berubah sejalan perkembangan kehidupan bernegara. Seperti halnya
di Indonesia, Indonesia telah mengalami beberapa perubahan dalam penerapan
demokrasi , Dan yang terakhir yang berlaku sampai era reformasi ini (1998-
sekarang) adalah demokrasi pancasila.
Kata reformasi berasal dari kata Inggris reform yang artinya perbaikan
atau pembaharuan. Hakikatnya, reformasi merupakan bagian dari dinamika
masyarakat, dalam arti bahwa perkembangan akan menyebabkan tuntutan
terhadap pembaharuan dan perubahan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
perkembangan tersebut. Reformasi juga bermakna sebagai suatu perubahan tanpa
merusak (to change without destroying) atau perubahan dengan memelihara (to
change while preserving). Dalam hal ini, proses reformasi bukanlah proses
perubahan yang radikal dan berlangsung dalam jangka waktu singkat, tetapi
merupakan proses perubahan yang terencana dan bertahap.
Kata reform menurut Oxford Advanded Learners Dictionary (1978)
adalah make become better by removing or putting right what is bed or wrong.
Rumusan tersebut menggambarkan bahwa pada dasarnya reformasi adalah
mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik dari sesuatu yang sudah ada.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap
Demokrasi Pancasila. Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik
penyelenggaraan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada
Orde Reformasi sekarang ini, yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis
b. Partai politik lebih mandiri
c. Pengaturan hak asasi manusia
d. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
e. Konsep Trias politika masing-masing bersifat otonom penuh

B. CIRI-CIRI PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM ERA


REFORMASI
Masa demokrasi pancasila pada Era Reformasi berusaha mengembalikan
perimbanan kekuatan antara lembaga Negara,antara eksekutif, legeslatif dan
yudikatif . Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Pada masa
ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru buat indonesia.
1. Kedaulatan ada di tangan rakyat
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi
5. Diakui adanya keselarasan hak dan kewajiban
6. Menghargai hak asasi manusia
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan
disalurkan melalui wakil wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya
demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak
8. Tidak menganut system monopartai
9. Pemilu dilaksanakan secara luber jurdil
10. Tidak kenal adanya dictator mayoritas dan tirani minoritas
11. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum
12. Adanya partai politik yang independen dan mempunyai dukungan
yang luas dari masyarakat
13. Adanya consensus atau persetujuan umum menegenai aturan main
politik menyangkut pengambilan keputusan
14. Adanya pemberdayaan masyarakat sipil melalui penyampaian
informasi yang secara transparan
15. Adanya penguatan lembaga perwakilan rakyat
16. Mengutamakan musyawarah mufakat
17. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
18. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
19. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
20. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil
musyawarah
21. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
22. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan
23. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan
sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya
masyarakat
24. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif,
Eksekutif dan Yudikatif.
25. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program
parpol yang memiliki partai
26. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia

C. KRONOLOGI MUNCULNYA DEMOKRASI REFORMASI


1) Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR
untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang
disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi
nasional. Mereka diterima dan didukung oleh Fraksi ABRI.

2) 11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

3) 14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.

4) 15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena
sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri
melakukan unjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik.

5) 18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14
menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di
Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

6) 1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi
Dachlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
7) 2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan
reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998).
8) 4 Mei 1998
Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan
bakar minyak (2 Mei 1998) dengan demonstrasi besar-besaran. Demonstrasi itu
berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas
keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka
akibat bentrokan tersebut.

9) 5 Mei 1998
Demonstrasi mahasiswa besar - besaran terjadi di Medan yang berujung pada
kerusuhan.

10) 9 Mei 1998


Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15. Ini
merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.

11) 12 Mei 1998


Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi
secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman
kampus.

12) 13 Mei 1998


Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan
Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu
diwarnai kerusuhan.

13) 14 Mei 1998


Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika
rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo.
Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di
Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan
Borobudur. Beberapa dari bangunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar.
Sekitar 500 orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama
kerusuhan terjadi.

14) 15 Mei 1998


Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia
membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri. Suasana Jakarta masih
mencekam. Toko-toko banyak ditutup. Sebagian warga pun masih takut keluar
rumah.

15) 16 Mei 1998


Warga asing berbondong-bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di
Jabotabek masih mencekam.
16) 19 Mei 1998
Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid,
Abdurrahman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30
menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat
dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite
Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi
menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa
yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakinbanyak.
Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen
Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.

17) 20 Mei 1998


Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar
kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional
namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta
massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu
akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan
semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar
Soeharto mundur.

18) 21 Mei 1998


Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari
kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

D. PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM ERA REFORMASI


1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
Dalam alam demokrasi, perbedaan pendapat dan kepentingan dianggap sebagai
hal yang wajar. Perselisihan harus diselesaikan dengan perundingan dan dialog,
untuk mencapai kompromi, konsensus, atau mufakat.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai atau
tanpa gejolak.
Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-
perubahan tersebut dan mampu mengendalikannya.
3. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur.
Dalam masyarakat demokratis, pergantian kepemimpinan atas dasar keturunan,
pengangangkatan diri sendiri, dan coup detat (perebutankekuasaan) dianggap
sebagai caracara yang tidak wajar.
4. Menekan penggunaan kekerasan seminimal mungkin.
Golongan minoritas yang biasanya akan terkena paksaan akan lebih menerimanya
apabila diberi kesempatan untuk ikut merumuskan kebijakan.
5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman.
Untuk itu perlu terciptanya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik dan
tersedianya berbagai alternatif dalam tindakan politik. Namun demikian,
keanekaragaman itu tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan negara
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Dalam masyarakat demokratis,keadilan merupakan cita-cita bersama, yang
menjangkau seluruh anggota masyarakat.
Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Pemerintahan B. J Habibie (Mei 1998
s/d Oktober 1999)
Setelah masa orde baru berakhir, kekuasaan Negara diserahkan kepada B.J
Habibie. Tanggal 21 Mei 1998. Masa ini merupakan masa transisi dari
pemerintahan orde baru menuju pemerintahan reformasi. B. J Habibie
membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan yang dibentuk tanggal 22 Mei
1998, dengan jumlah menteri 16 orang yang merupakan perwakilan dari Golkar,
PPP, dan PDI.
Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
(Oktober 1999 s/d Juli 2001)
Dibawah pimpinan Presiden Abdurrahman Wahid pembangunan
demokratis dilanjutkan. Tuntutan reformasi diupayakan dengan cara sebagai
berikut:
Pengadilan bagi pejabat Negara yang korupsi.
Pengadilan bagi pelaku pelanggaran HAM.
Pemberian prinsip otonom yang luas kepada daerah otonom.
Berikut contoh pelaksanaan demokrasi pada masa pemerintahan
Abdurrahman Wahid
1) Dikeluarkannya UU No. 39 Tahun 1999, tentang HAM.
2) Dikeluarkanya UU No. 26 Tahun 2000, tentang pengadilan HAM.
3) Terjadi pergantian pemerintahan dari Gus Dur kepada Megawati setelah Gus
Dur mengeluarkan dekrit yang isinya membubarkan MPR/DPR. Megawati
diangkat sebagai presiden berdasarkan Tap MPR RI No. III/MPR/2001. Wakil
presiden dijabat oleh Hamzah Haz berdasarkan Tap MPR RI No. IV/MPR/2001
tentang pengangkatan wakil presiden.
Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Pemerintahan Megawati (Juli 2001s/d
Oktober 2004)
1) Mengamandemen UUD 1945 menjadi UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2) Masih berlakunya sistem politik Demokrasi Pancasila dengan sistem
pemerintahan presidensil dan membatasi masa jabatan presiden melalui
Amandemen I UUD 1945.
3) Diselenggarakannya pemilu kedua selama masa reformasi, pada tanggal 5
April 2004 untuk memilih legislatif yang diikuti 24 partai politik.
Penyelenggaraan pemilu oleh KPU independen.
4) Pada 5 Juli 2004 diadakannya pemilu presiden dan wakil presiden secara
langsung untuk pertama kalinya dalam sejarah demokrasi dan ketatanegaraan
Indonesia. Dengan hasil pemilu itu, pada tanggal 20 Oktober 2004 Indonesia
mempunyai pemerintahan baru di bawah pemerintahan Susilo Bambsang
Yudhoyono dan wakilnya M. Jusuf Kalla.
Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono
Pemerintahan SBY dan wakilnya Jusuf Kalla dimulai pada Oktober 2004, dengan
masa bakti 2004 s/d 2008. Berikut merupakan contoh pelaksanaan demokrasi
dibawah pemerintahan SBY :
1) Dilaksanakannya Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2009 yang diikuti
oleh 44 partai politik. Baik partai politik local maupun nasional, dengan
didasarkan oleh UU No. 2 Tahun 2008, tentang partai politik dan UU No. 10
Tahun 2008 tentang pemilu.
2) Dilaksanakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 8 Juli 2008
dengan UU No. 42 Tahun 2008. Dan untuk kedua kalinya Susilo menjabat sebagai
Presiden Indonesia dengan wakilnya Boediono dengan masa bakti 2008 s/d 2014.

E. BUKTI PELAKSANAAN DEMOKRASI DALAM ERA REFORMASI


Melaksanakan kampanye terbuka pada tahun 2009, KPU memutuskan
untuk mengadakan Kampanye Terbuka, yang dimana para kompetitor mempunyai
jadwal yang ketat dalam berkampanye dalam waktu yang singkat. Hal ini
merupakan salah satu contoh pelaksanaan demokrasi. Namur hal ini juga tidak
lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia dengan kinerja buruk, cuaca tidak
mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam Kampanye Terbuka,
hal ini harus di HILANGKAN secara hermanen agar menciptakan demokrasi.

Semua golongan bisa menjadi caleg hanya dengan modal NEKAT dan
BERANI, para pengangguran yang biasa kerja free lance jadi tukang becak,
satpam, tiba-tiba di panggil oleh para anggota parpol agar menjadi CALEG,
memang hal ini benar sesuai dengan demokrasi, Namur apakah kita tidak kasihan
dengan orang-orang yang sudah bersekolah mal ing ke junjung S2, Namur
slotnya di ambil orang-orang semacam itu?

Demonstrasi atau unjuk rasa diperbolehkan asal secara tertib, damai,


dan tidak mengganggu ketertiban umum. Perwakilan dari pendemo wajib
melaporkan tentang jumlah anggota pendemo, lokasi demonstrasi, atribut yang
dipakai kepada pihak kepolisian sebelum unjuk rasa dilaksanakan. Hal ini adalah
salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi karena kita tahu unjuk
rasa adalah hal yang dilarang pada masa pemerintahan Orde Baru.

Pemilihan kepala daerah secara langsung mulai dilakukan pada masa


pemerintahan sekarang yaitu pemerintahan SBY, sebelumnya kepala daerah
dipilih atau ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri. Sekarang, masyarakat dapat
memilih kepala daerahnya masing-masing seperti pemilihan presiden secara
langsung. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi
karena dengan Pilkada secara langsung, kepala daerah yang terpilih adalah pilihan
rakyat bukan pemerintah.

Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak


lengsernya dinasti orde baru, dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan
mengkritik kinerja pemerintah jika kinerjanya buruk. Hal ini adalah salah satu
contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi karena pada masa Orde Baru, pers
tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang mengkritik kinerja
pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa Orde Baru ditutup
secara paksa karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto.

F. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PELAKSANAAN


DEMOKRASI DALAM ERA REFORMASI
Periode Kelebihan Kekurangan
Berhasil menata kehidupan Masyarakat yang terlalu bebas,
21 Mei 1998 s.d. ketatanegaraan dengan dan mengartikan kebebasan
sekarang amandemen UUD 1945 dengan boleh berbuat sebebas-
Mendorong warganegara bebasnya. Akibatnya : banyak
meningkatkan kapasitas demo yang berakhir rusuh,
pribadinya; misalnya pilkada yang berakhir rusuh
meningkatkan kesadaran politik, Kebijakan pemerintah yang tidak
meningkatkan pengetahuan menguntungkan publik tidak
pribadi dll dapat dikontrol langsung oleh
Kebebasan bicara dan rakyat, tetapi harus melalui DPR
berpendapat mulai berjalan Masih banyak pemaksaan yang
Lebih mudah diterapkan dalam dilakukan pihak-pihak tertentu
masyarakat yang lebih kompleks Pendidikan politik rakyat masih
Menjamin stabilitas politik rendah
Penegakan hukum dan diplomasi Masih adanya diskriminasi dalam
antar bangsa pengambilan keputusan
terbukanya pintu informasi yang KKN
begitu lebar. Sehingga banyak Lemahnya stabilitas keamanan
manfaat yang dapat dipetik. (konflik kebangsaan)
Jumlah partai politik tidak banyak orang/masyarakat yang
dibatasi salah tafsir mengenai reformasi.
Politisasi birokrat

Membangun klientelisme
ekonomi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan melihat hal tersebut diatas maka kesimpulan daripada pelaksanaan
demokrasi di Indonesia belum mencapai titik yang pasti dan masih belajar untuk
memulai demokrasi pancasila yang sudah dilakukan selama 40 tahun sampai
sekarang masih belum bisa dilaksanakan secara baik dan benar.

Keberhasilan dalam pelaksaan demokrasi pada masa reformasi, yaitu:


Salah satu hasil reformasi yang telah dicapai adalah bangsa Indonesia mampu
mengadakan pemilihan umum secara langsung sehingga anggota-anggota MPR,
DPR, DPD, serta DPRD yang terpilih sesuai dengan aspirasi rakyat.
Di Negara Indonesia, setelah bergulir reformasi terdapat banyak partai poltik.
Hal ini menunjukkan terpenuhinya syarat untuk terwujudnya suatu demokrasi
seperti halnya Negara-negara yang menganut paham demokrasi.
Adapun ketidakberhasilan pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi , yaitu:
Kesadaran hukum di dalam masyarakat terhadap pancasila, UUD 1945 dan
perundang-undangan lainnya masih belum merata dan menyeluruh, sehingga
masih terdapat penyalahgunaan wewenang ataupun main hakim sendiri
Masih rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat dan tingkat pertumbuhan ekonomi
di Indonesia
Dimasyarakat Indonesia masih sering terjadi gejolak-gejolak yang bernuansa
SARA (Suku, Agama, Ras dan Aliran Kepercayaan) yang dapat menimbulkan
keresahan-keresahan sosial yang dapat mengakibatkan ketegangan-ketegangan
politik
Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih rendah
B. SARAN
Demokrasi pancasila di era reformasi Indonesia harus lebih di pehami
karna agar semua masyarakat Indonesia bisa membedakan antara demokrasi
pancasila di Indonesia dengan Negara lain.
Diharapkan kita sebagai generasi bangsa agar tetap menjunjung tinggi nilai-
nilai pancasila dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Menghargai
pendapat orang lain serta menyelesaikan masalah secara musyawarah mufakat
tanpa adanya kekerasan sehimgga negara kita tetap damai dan tenteram.
DAFTAR PUSTAKA

Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Suteng, Bambang, dkk . 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga.

Sunardi, H.S.Drs. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Solo : Tiga Serangkai.

Suwarni, dkk. Dra. Pendidikan Kewarganegaraan. 2006. Jakarta : Arya Duta.

Rubianto, dkk, Drs. 2066. Pendidikan Kewarganegaraan. Kartasura surakarta :


Eksis.

Anda mungkin juga menyukai