Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PANCASILA

BENTUK-BENTUK PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu :
Andi Naharuddin, S.IP, M.Si
Dian Ekawaty, S.Sos., MA

DISUSUN OLEH :

Kelompok IV
 Aaron Audes Vunnan Deovelente Lano (D071191013)
 Dimas Apriadi Sander (D071191025)
 Jeremy Harry Tana (D071191031)
 Nurul Azizah Rusdin ( D071191039 )
 Andi Muh. Imam Arief Riandika (D071191071)
 Apfia Simma' Paremme' (D071191089)

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat illahi rabbi, yang telah


memberikan cinta dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah
dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Nilai-Nilai Sila Keempat
Pancasila” dengan sebaik - baiknya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat yang di tugaskan oleh Bapak Anwar Hidayat selaku matakuliah
Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik
secara materil maupun moril.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari
para pembaca yang budiman, demi kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan
datang.
Semoga makalah ini berfaedah untuk pembaca budiman umumnya dan
penulis khususnya.

Gowa, 02 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................ i


Daftar pustaka ............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................... 1
1.1 Pembahasan ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 3
2.1 Makna Sila ke-4 dari Pancasila ....................................................................... 3
2.2 Nilai-nilai dan Butir-butir Sila Ke-4 Pancasila ............................................... 5
2.3 Implementasi dari Sila Ke-4 Pancasila ........................................................... 8
2.4 Pengertian Demokrasi ..................................................................................... 9
2.5 Karakteristik Model Demokrasi ...................................................................... 10
2.6 Tujuan Demokrasi ........................................................................................... 10
Bab III Pembahasan .................................................................................................... 12
3.1 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia .............................................................. 12
3.2 Implementasi Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara .............................................................................................................. 14
3.3 Penerapan Budaya Demokrasi dalam Kehidupan Sehari-Hari ....................... 16
Bab IV Kesimpulan ..................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 18
4.2 Saran................................................................................................................ 18
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan
kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan ini didasari oleh sila pertama,
kedua, ketiga, dan kelima. Nilai filosofi yang terkandung di dalamnya adalah
bahwa hakikat negara sebagai penjelmaan dari sifat kodrat manusia ssebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat
dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara. Negara adalah dari, oleh dan
untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Sila
ke-4 sangat berkaitan dengan demokrasi, jika kita membahas tentang pancasila
sila ke-4, maka kita akan membahas dan mempelajari tentang demokrasi. Sila
kerakyatan mengandung nilai demokrasi secara mutlak yang harus dilaksanakan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila
itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga
negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Namun butir /nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang
dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem
demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Negara Indonesia,
kita menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan
demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi

1
yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
2) Bagaimana implementasi demokrasi pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara?
3) Bagaimana penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi demokrasi pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?
3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan budaya demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makna sila ke-4 dari Pancasila


Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi
dan kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang
hampir tidak diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4
Pancasila berbunyi ”kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksnaan dalam
perwusyawaratan perwkilan.
Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah
Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi
Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat
demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau
ditiadakan.
Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-empat
mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah
kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sila ke-empat pancasila yang berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan” memiliki makna :

 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan
bersama
 Bermusyawarah sampai mencapai consensus ataukatamufakat
diliputidengan semangat kekeluargaan.
Sila ke-empat yang mana berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sebuah kalimat yang secara
bahasa membahasakan bahwa Pancasila pada sila ke 4 adalah penjelasan Negara
demokrasi. Dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh makna yang akurat dan
3
mempunyai nilai filosofis yang diimplementasikan secara langsung dalam
kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya itu, secara lahiriyah sila ini menjadi
banyak acuan dari setiap langkah pemerintah dalam menjalankan setiap tindakan
pemerintah.
Kaitannya dengan arti dan makna sila ke 4 adalah sistem demokrasi itu
sendiri. Maksudnya adalah bagaimana konsep demokrasi yang bercerita
bahwasannya, setiap apapun langkah yang diambil pemerintah harus ada
kaitannya atau unsur dari, oleh dan untuk rakyat. Disini, rakyat menjadi unsur
utama dalam demokrasi. Itulah yang seharusnya terangkat ke permukaan sehingga
menjadi realita yang membangun bangsa.
Dibawah ini adalah arti dan makna Sila ke 4 yang dibahas sebagai berikut :
1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Secara sederhana,
demokrasi yang dimaksud adalah melibatkan segenap bangsa dalam
pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah
peran rakyat yang diutamakan.
2. Pemusyawaratan. Artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan sesudah
itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang penting yaitu
mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang dimaksud adalah hasil
yang mufakat, artinya keputusan itu diambil dengan kesepakatan bersama.
Dengan demikian berarti bahwa penentu demokrasi yang berdasarkan
pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil kebikjasanaan. Oleh karena
itu kita ingin memperoleh hasil yang sebaik-baiknya didalam kehidupan
bermasyarakat, maka hasil kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai
yang ditempatkan lebih dahulu.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini
perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga
membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum
demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan
yang diambil secara bulat.

4
Hal ini tidak menjadi kebiasaan bangsa Indonesia, bagi kita apabila
pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan mudah, baru
diadakan pemungutan suara. Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa
yang diputuskan itu memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika
demokrasi diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa
kekuatan itu memang di Indonesia berada pada tangan rakyat atau masyarakat.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda saja, di desa-desa kekuasaan
ditentukan oleh kebulatan kepentingan rakyat, misalnya pemilihan kepala desa.
Musyawarah yang ada di desa-desa merupakan satu lembaga untuk menjalankan
kehendak bersama. Bentuk musyawarah itu bermacam-macam, misalnya pepatah
Minangkabau yang mengatakan : “Bulat air karena pembunuh, bulat kata karena
mufakat”. Secara sederhana, pembahasan sila ke 4 adalah demokrasi. Demokrasi
yang mana dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Pemimpin yang hikmat adalah
pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, dan seterusnya pada hal-
hal yang bersifat fisis/jasmaniah; sementara kebijaksanaan adalah pemimpin yang
berhatinurani, arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya pada hal-hal yang bersifat
psikis/rohaniah. Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu lebih mengarah
pada pemimpin yang profesional (hikmat) dan juga dewasa (bijaksana). Itu semua
negara demokratis yang dipimpin oleh orang yang dewasaprofesional dilakukan
melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila
keempat menunjuk pada NKRI sebagai Negara demokrasi-perwakilan yang
dipimpin oleh orang profesional-dewasa melalui sistem musyawarah.

2.2 Nilai dan Butir-Butir Sila Ke-4 Pancasila


Pada hakekatnya sila ke 4 ini didasari oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Persatuan Indonesia, dan mendasari
serta menjiwai sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.Demokrasi
pancasila menyerukan pembuatan keputusan melalui musyawarah mencapai
mufakat. Ini adalah demokrasi yang menghidupkan prinsip-prinsip Pancasila.
Hal ini mengimplikasikan bahwa hak demokrasi harus selalu diiringi
dengan sebuah kesadaran bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Besar
5
menurut keyakinan beragama masing-masing, dan menghormati nilai-nilai
kemanusiaan ke atas harkat dan martabat manusia, serta memperhatikan
penguatan dan pelestarian kesatuan nasional menuju keadilan sosial.
Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah bahwa hakikat negara
adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai
makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan muwujudkan harkat
dan martabat manusia dalam suatu wilayah negara. Rakyat adalah merupakan
subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh
karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara.
Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara
mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang
terkandung dalam sila keempat adalah :
a) Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti
Indonesia menganut demokrasi.
b) Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan
selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan
rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta
didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.
c) Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan
suatu hal, berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk
mufakat.
d) Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat
mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan
melalui badan perwakilan rakyat.
e) Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik
terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan yang
Maha Esa.
f) Menjujung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
g) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup
bersama.

6
h) Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena
perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.
i) Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu,
kelompok, ras, suku maupun agama.
j) Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang
beradab.
k) Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil
dan beradab.
l) Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan social
agar tercapainya tujuan bersama.

Butir-butir sila ke-4 dalam Pancasila:


a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
f) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
7
2.3 Implementasi dari Sila ke-4 Pancasila
Pelaksanaan sila ke-4 dalam masyarakat pada hakekatnya didasari oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, serta Persatuan
Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Hak demokrasi harus selalu diiringi dengan sebuah kesadaran
bertanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa menurut keyakinan beragama
masing-masing, dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, serta menjunjung
tinggi persatuan. Adapun pelaksanaan /implementasi dari penerapan sila ke-4 dari
pancasila adalah;
a) Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
b) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
c) Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakn hasil
keputusan musyawarah.
d) Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.
e) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
f) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai dalam
musyawarah.
g) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bersama.
h) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

a) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral


kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
a) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b) Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.

8
2.4 Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung
atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan
hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",
yang terbentuk dari (dêmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan".
Pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah
satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari (aristocratie) "kekuasaan elit".
Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya
sudah tidak jelas lagi. Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan
kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan
budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi
sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati
kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi
modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19
dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan
berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil,
seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi
Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer
mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper
mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau
tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para
pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar.
Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk
demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di
9
kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu
kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak
langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep
demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada
Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan
Perancis.

2.5 Karakteristik Model Demokrasi


Menurut John Dunn:
1. Demokrasi Liberal, pemerintahan yang dibatasi oleh UU dan pemilu bebas
yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg.
2. Demokrasi terpimpin, pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka
dipercaya rakyat.
3. Demokrasi social, yang menaruh kepedulian pada keadilan social dan
egalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
4. Demokrasi partisipasi, menekankan hubungan timbale balik antara
penguasa dan yang dikuasai.
5. demokrasi konstitusional, menekankan penegakan aturan dan ketentuan
dalam menjalankan demokrasi.

2.6 Tujuan Demokrasi


Tujuan demokrasi secara umum adalah menciptakan kehidupan masyarakat
yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep yang mengedepankan keadilan,
kejujuran dan keterbukaan. Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan
bernegara juga meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat.
1. Memberi kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi
Dalam negara demokrasi, rakyat memiliki kebebasan untuk memberikan
pendapat dan menyuarakan aspirasi dan ekspresi di muka umum. Hal ini menjadi
hal yang fundamental bagi negara demokrasi, termasuk juga di Indonesia yang
menganut demokrasi Pancasila.
2. Mencegah perselisihan antar kelompok
Demokrasi juga betujuan untuk mencegah terjadinya perselisihan dan
konflik. Dalam negara demokrasi, masalah konflik yang terjadi diselesaikan
10
dengan musyawarah hingga diharapkan dengan menganut sistem demokrasi bisa
mencegah adanya perselisihan antar kelompok.

3. Menciptakan keamanan dan ketertiban bersama


Tujuan demokrasi secara umum juga untuk menciptakan keamanan,
ketertiban dan ketentraman bersama pada masyarakat. Demokrasi menjamin hak-
hak tiap warga dan mengedepankan musyawarah untuk memechkan solusi
bersama hingga keamanan bersama bisa terjalin.
4. Mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan
Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat. Artinya rakyat dilibatkan
dalam proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum secara langsung hingga
memberi aspirasi terkait kebijakan publik. Rakyat juga didorong untuk aktif
terlibat dalam bidang politik guna memajukan kinerja pemerintahan negara
tersebut.
5. Membatasi kekuasaan pemerintahan
Kekuasaan tertinggi dalam negara demokrasi ada di tangan rakyat. Artinya
rakyat berhak memberi aspirasi dan kritik pada pemerintahan. Sistem negara
demokrasi juga bertujuan untuk membatasi kekuasaan pemerintahan agar tidak

11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Paham demokrasi yang sejak awal kemerdekaan diterapkan di Indonesia,
sesungguhnya sidah mengacu kepada nilai-nilai pancasila. Asas musyawarah
mufakat dan kekeluargaan/gotong royong, merupakan prinsip nilai-nilai luhur
Bangsa Indonesia yang telah lama berkembang secara baik ditataran masyarakat
pedesaan. Dengan demikian, hakikat demokrasi Pancasila yang kemudian
dikembangkan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya menjadi falsafah
ideologi negara sangat mungkin dapat berkembang sesuai dengan ciri khas
masyarakat Indonesia yang pluralistik.
Untuk dapat melihat pelaksanaan demokrasi di Indonesia, sebelumnya
perlu dilihat sejarah pertumbuhan demokrasi pancasila berdasarkan aspek maretial
dan formal sebagai berikut.
1) Aspek Material
Prinsip dasar demokrasi pancasila adalah hasil berpikir dan ciptaan manusia
Indonesia sebagai bagian integral dari sosial budaya bangsa Indonesia. Pikiran
dasar yang berkembang merupakan upaya bersama manusia Indonesia dalam
rangka memecahkan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya. Untuk itu,
unsur kebersamaan yang dijiwai oleh prinsip kekeluargaan menjadi faktor utama,
dengan demikian, hasil pemecahan masalahnya tetap berada dalam konteks
kegotongroyongan dan kebahagiaan hidup bersama pula.

2) Aspek Formal
Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 selain mendatangkan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia, juga menghasilkan kehidupa berkonstitusi tertulis/formal.
Di dalam konstitusi (UUD 1945), telah disepakati dan ditetapkan berbagai prinsip
hidup bernegara, antara lain tentang hak kedaulatan rakyat, keuasaan presiden,
DPR, Mahkamah Agung, MPR, dan sebagainya. Melalui proklamasi,
falsafah/ideologi dan sistem politik demokrasi pancasila ditetapkan secara formal
di dalam UUD 1945, yang untuk selanjutnya digunakan dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
12
Seperti yang dapat kita lihat kondisi Indonesia saat ini. Indonesia menganut
demokrasi Pancasila sesuai dengan ideologi yang dimiliki. Dimana pemerintahan
itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun, pernyataan itu tidak sesuai
dengan apa yang telah terjadi di bumi pertiwi. Sebaliknya, kenyataan yang terjadi
berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan bahwa pemerintahan itu dari,
oleh maupun untuk rakyat. Memang kekuasaan berasal dari rakyat dan oleh
rakyat. Namun pengaplikasian kekuasaan tersebut tidak kembali ke rakyat. Tetapi,
jatuh ke tangan para pemerintah yang tidak menjalankan amanah sesuai dengan
apa yang dijanjikannya. Maksudnya, hampir kebanyakan pemerintah menjanjikan
kemakmuran kepada rakyatnya. Tapi, ia tidak betul-betul mewujudkan harapan
maupun keinginan para rakyatnya. Malah ia mengambil banyak keuntungan dari
pengorbanan dan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepadanya.
Keadaan yang kacau balau seperti itulah menyebabkan bumi pertiwi yang
kita cintai dicap sebagai negara yang berdiamnya para koruptor, negara yang
ketertinggalan dalam hal IPTEK dan juga dalam segala hal. Sampai-sampai, SDA
yng kita agung-agungkan keindahannya sekarang dimanfaatkan sebanyak-
banyaknya oleh negara maju, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang
rakyatnya hanya dapat menggunakan SDA yang dimiliki, namun tak mampu
bereproduksi, menghasilkan inovasi, untuk memajukan negara sendiri.
Maka dari itu, Pancasila harus diterapkan sepenuhnya oleh kita semua. Baik
itu pejabat, rakyat, maupun tokoh-tokoh yang lain. Jika itu benar-benar
dilaksanakan, maka tak menutup kemugkinan negara Indonesia akan bebas yang
namanya dari koruptor, menjadi negara yang berinovasi, dan dapat dijadikan
teladan bagi negara yang lain.
Untuk itu, marilah kita galang kesatuan untuk menerapkan sepenuhnya
demokrasi khas negeri kepulauan yaitu Pancasila milik Indonesia dan demi
kemajuan serta kemakmuran Indonesia.

13
3.2 Implementasi Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia,
dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari
ancaman disintegrasi selama lebih dari 50 tahun. Namun sebaliknya sakralisasi
dan penggunaan berlebihan dari ideologi negara dalam format politik orde baru
banyak menuai kritik dan protes terhadap Pancasila.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasikan Pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Karena didalam Pancasila terkandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini
zaman globalisasi begitu cepat menjangkit negara-negara diseluruh dunia
termasuk Indonesia. Gelombang demokrasi, Hak Asasi Manusia, neo-liberalisme,
serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki cara pandang
masyarakat Indonesia.
Hal demikian bisa meminggirkan sistem nilai dan idealisme baru yang
bertentangan dengan kepribadian bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut
dirinci dalam berbagai macam bidang, yaitu :

1) Implementasi Pancasila dalam bidang Politik.


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasar pada
dasar ontologis manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa
manusia adalah sebagi subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
Pengembangan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
harus mendasar pada moralitas sebagimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan
esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus
segera diakhiri.
2) Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi.
Di dalam ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga
lazimnya pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan yang mendasar pada tujuan demi

14
kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto, 1999). Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasar atas
kekeluargaan seluruh bangsa.
3) Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial Budaya.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jika diberbagai wilayah Indonesia saat
ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa
yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat saty dengan yang
lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi
ini kita harus menjunjung nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar
nilai yaitu nilai Pancasila. Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat
kemanusiaan., artinya nilai-nilai Pancasila mendasar pada nilai yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagi makhluk yang berbudaya.

4) Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum.
Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-
undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam
rangka melindungi hak-hak warganya.
Karena Pancasila sebagai dasar Negara dan mendasar diri pada hakikat
nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus
dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara, dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan basis moralitas
pertahanan dan keamanan negara.
Oleh karena itu pertahanan dan keamanan negara harus
mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Dan

15
akhirnya agar benar-benar negara meletakkan pada fungsi yang sebenarnya
sebagai suatu negara hukum dan bukannya suatu negara yang berdasarkan atas
kekuasaan.

3.3 Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari


1) Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam
bentuk sebagai berikut:
a) Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
b) Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;
c) Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
d) Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

2) Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
a) Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
b) Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
c) Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
d) Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
e) Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga
lain.
3) Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan
dalam bentuk sebagai berikut:
a) Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
b) Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras,agama
c) Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
d) Mengutamakan musyawarah, dalam menyelesaikan masalah.

16
4) Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat
diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a) Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;
b) Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai
c) Memiliki kejujuran dan integritas;
d) Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
e) Menghargai hak-hak kaum minoritas;
f) Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
g) Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk
menyelesaikan masalah-masalah kenegara

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat,
dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga
mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat,
berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara
memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari
rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang
demokratis, yaitu Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-
kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan
pembaruan kehidupan social.
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system demokrasi, maka
harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi
yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal
diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad
baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi membutuhkan
pertimbangan moral.

4.2 Saran
Dewasa ini pengamalan Pancasila semakin memudar terlebih lagi di era
globalisasi, sehingga mengancam mental dan kepribadian bangsa Indonesia. Hal
ini harus segera ditangani dengan cara meningkatkan penanaman pengamalan
Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dari
18
setiap warga negara akan pentingya pengamalan pancasila dan
mempertahankannya. Khusus sila ke-4, Masyarakat sebaiknya perlu menanam diri
dengan nilai-nilai demokrasi, toleransi dan menghargai pendapat orang lain saat
pada musyawarah agar menemukan mufakat dan para pengemukakan pendapat
saling menerima keputusan bersama dari musyawarah tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

andyseptianw.blogspot.com. “demokrasi-dalam-kehidupan-bermasyarakat “.
https://andyseptianw.blogspot.com/2011/03/demokrasi-dalam-kehidupan-
bermasyarakat.html Diakses pada 02 April 2020.
Bobo.id teman bermain dalam belajar. “Makna Sila Keempat Pancasila dan
Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari”
https://bobo.grid.id/read/081955064/makna-sila-keempat-pancasila-dan-
penerapannya-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all Diakses pada 24 Maret
2020.
Datastudi.files.wordpress.com. “proses-demokrasi-menuju-masyarakan-
madani.pdf “https://datastudi.files.wordpress.com/2011/04/proses-demokrasi-
menuju-masyarakan-madani.pdf Diakses pada 02 April 2020.
Dosenpendidikan.co.id.“demokrasi-pancasila”
https://www.dosenpendidikan.co.id/demokrasi-pancasila/ Diakses pada 02
April 2020.
Jurnalohjurnal.blogspot.com.
“https://jurnalohjurnal.blogspot.com/2011/06/demokrasi-dan-pendidikan-
demokrasi” https://jurnalohjurnal.blogspot.com/2011/06/demokrasi-dan-
pendidikan-demokrasi.html Diakses pada 02 April 2020.
Kompas. "Mengamalkan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
",https://www.kompasiana.com/simanungkalitrai/5555565f739773172b05017
e/mengamalkan-pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara
Diakses pada 24 Maret 2020
Kompas.com ."Sistem Demokrasi di
Indonesia", https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/201742369/siste
m-demokrasi-di-indonesia?page=all Diakses pada 24 Maret 2020
Rumus.co.id. “Makna Sila Ke-4” https://thegorbalsla.com/contoh-daftar-
pustaka/ DIakses pada 24 Maret 2020.
Wiwitaniguchi.blogspot.com.
https://wiwitaniguchi.blogspot.com/2011/10/kaedaan-demokrasi-di-indonesia
20
https://wiwitaniguchi.blogspot.com/2011/10/kaedaan-demokrasi-di-
indonesia.html Diakses pada 02 April 2020.

21

Anda mungkin juga menyukai