Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh
rakyat untuk menuntut haknya, maupun saat terdapat suatu kebijakan yang
dianggap tidak mensejahterakan kelangsungan hidup mereka sesuai paham
demokrasi sesungguhnya. Persoalan ini pun, melatarbelakangi aksi demonstrasi
yang dilakukan ratusan driver GO-CAR Lampung menuntut aplikator untuk
mengembalikan kebijakan dan aturan semula, sebab kebijakan dan aturan baru
tanpa ada kesepakatan bersama. PT. GO-JEK Indonesia merupakan perusahaan
pionir yang menggagas jasa transportasi ojek online di Indonesia. Belakangan ini,
telah muncul perusahaan ojek online lainnya yang telah aktif beroperasi seperti Grab,
Uber, LadyJek, Ojek Syar’I, Wheel Line, Teknojek, TransJek dan Bangjek. Dalam
penelitian ini, penelitian ini hanya membandingkan antara GO-JEK, Uber dan Grab
dikarenakan ketiga perusahaan jasa transportasi online tersebut merupakan yang
terbesar dan paling banyak yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil riset yang
dilakukan oleh Lembaga Riset Global Growth for Knowledge (GfK), dimana
menunjukkan bahwa transportasi berbasis online yang paling banyak digunakan
adalah GO- JEK, disusul oleh Grab dan Uber. Total pengguna aplikasi GO-JEK
pada tahun 2016 mencapai 21,6% dari total pengguna aplikasi teknologi yang dipakai
di Indonesia. Sedangkan pesaingnya yang berasal dari Malaysia, Grab, mencapai
angka pengguna sebesar 6,4%. GO-CAR adalah layanan transportasi menggunakan
mobil untuk mengantar konsumen kemanapun dengan nyaman. Saat ini, konsumen
dapat mendapatkan armada GO-CAR dan Blue Bird saat memesan layanan GO-
CAR dari aplikasi GO-JEK. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh driver GO-
CAR di landasi karena kebijakan dan aturan baru itu berupa kenaikan poin target
dari semula 12 point menjadi 16 point, selain adanya penuruna insentif dari
semula 350 ribu menjadi 250 ribu. Bagi ratusan driver GO-CAR aturan ini sangat
memberatka dan menganggap mereka bukanlah mitra melainkan buruh yang
dipaksa kerja. Ratusan driver GO-CAR meminta untuk menyegel kantor
manajemen GOJEK Lampung hinggs manajemen menyampaikan aspirasi driver
GO-CAR ke manajemen pusat.

B. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian demonstrasi?


2. Apa saja dampak positif dan negatif dari demonstrasi?
3. Bagaimana wujud demonstrasi yang diharapkan?
4. Bagaimana analisa kasus demonstrasi anarkis ratusan driver GO-CAR
untuk mengembalikan kebijakan dan aturan semula pada tanggal 2 April
2018?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian secara mendalam mengenai demonstrasi.


2. Untuk mengetahui secara rinci dan jelas apa saja dampak positif dan
negatif dari pelaksanaan demokrasi.
3. Untuk mengetahui wujud demokrasi yang baik yang diharapkan
pemerintah dan masyarakat Indonesia.
5. Untuk menganalisa kasus demonstrasi anarkis ratusan driver GO-CAR
untuk mengembalikan kebijakan dan aturan semula pada tanggal 2 April
2018?
D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran terhadap masyarakat dalam pelaksanaan


demonstrasi yang baik yang sesuai dengan aturan UUD 1945.
2. Menambah pengetahuan tentang realitas dampak-dampak dari
demonstrasi yang terjadi dalam dunia demokrasi.
3. Mengetahui tentang bagaimana tata cara demonstrasi yang baik, yang di
harapkan oleh pemerintah dan masyarakat.
4. Agar dapat bisa menanggulangi kasus demonstrasi yang terjadi Indonesia
sebagai petugas dan masyarakat.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Demonstrasi

Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno pada kurang lebih abad ke-5
SM. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan perkembangan
sistem demokrasi di berbagai negara. Kata demokrasi sendiri berasal dari dua
kata, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/cratein yang berarti rakyat,
sehingga demokrasi secara etimologi diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
yaitu keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada
di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat, atau yang kini
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.

Demonstrasi adalah gerakan massa yang bersifat langsung dan terbuka


serta dengan lisan ataupun tulisan dalam memperjuangkan kepentingan yang
disebabkan oleh adanya penyimpangan sistem, perubahan inskonstitusional, dan
tidak efektivitas sistem yang berlaku. Unjuk rasa atau demonstrasi adalah sebuah
gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa
biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau
penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan
sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.Unjuk
rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa dan orang-orang yang tidak
setuju dengan pemeritah dan yang menentang kebijakan pemerintah. Namun
unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan
lainnya. Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-
benda. Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para
pengunjuk rasa yang berlebihan.

Salah satu dari 10 prinsip dasar demokrasi Pancasila yang dianut oleh
negara Indonesia adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu demokrasi
di mana kepentingan rakyat harus diutamakan oleh wakil-wakil rakyat, rakyat
juga dididik untuk ikut bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kebebasan menyampaikan pendapat merupakan bagian dari
implementasi prinsip dasar tersebut, oleh karena itu kebebasan mendapat di
muka umum dijamin oleh :

1. Undang-Undang Dasar 1954 (Amandemen IV)


 Pasal 28, ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.”
 Pasal 28 E Ayat 3, ”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
2. Ketetapan MPR no XVV/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 19

”Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan


mengeluarkan pendapat.”

3. UU Nomor 9 Tahun 1998 Pasal 2

”Setiap warga negara, secara perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan


pendapat sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Salah satu sarana dalam penyampaian pendapat dalam demokrasi tersebut


adalah dengan cara mengadakan demonstrasi. Demonstrasi adalah salah satu
jalur yang ditempuh untuk menyuarakan pendapat, dukungan, maupun kritikan,
yaitu suatu tindakan untuk menyampaikan penolakan, kritik, saran,
ketidakberpihakan, dan ketidaksetujuan melalui berbagai cara dan media dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan baik secara tertulis maupun tidak tertulis
sebagai akumulasi suara bersama tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribagi
maupun golongan yang menyesatkan dalam rangka mewujudkan demokrasi
yang bermuara pada kedaulatan dan keadilan rakyat.

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1998, pengertian demonstrasi atau unjuk rasa


adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan
pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif dimuka
umum. Namun, dalam perkembangannya sekarang, demonstrasi kadang
diartikan sempit sebagai long-march, berteriak-teriak, membakar ban, dan aksi
teatrikal. Persepsi masyarakat pun menjadi semakin buruk terhadap demonstrasi
karena tindakan pelaku-pelakunya yang meresahkan dan mengabaikan makna
sebenarnya dari demonstrasi. Hal inilah yang akan penulis bahas pada bab-bab
selanjutnya.

Dampak positif dan negatif dari demonstrasi

Dampak Negatif Demonstrasi:

 Merugikan diri sendiri dan masyarakat luas.


 Mengganggu ketertiban umum.
 Merusak fasilitas pribadi dan Negara.
 Dengan adanya demonstrasi yang anarkhis, para calon investor akan
melihat Indonesia sebagai tempat yang sangat riskan untuk berinvestasi,
sehingga demonstrasi jenis itu dapat mengurangi minat para investor,
terutama investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
 Menimbulkan kemacetan sehingga meresahkan rakyat.
 Menjadikan pembuat masalah ketakutan.
 Menghambat pelaksanaan program pemerintah secara optimal.
 Membuat masyarakat ketakutan terhadap aksi anarkis yang dilakukan
demonstran.
 Sampah berserakan di jalanan akibat aksi anarkis yang dilakukan, seperti
batu/kerikil, pecahan kaca.
 Dapat merusak taman-taman kota disekitar area tempat demonstran jika
telah berbuat anarkis.
 Menimbulkan banyak masalah apabila aksi anarkis telah terjadi. Dapat
menimbulkan polusi tanah akibat lelehan ban yang telah dibakar, polusi
suara akibat suara-suara teriakan, polusi udara akibat asap yang
ditimbulkan oleh pembakaran ban.
 Nilai tukar mata uang menurun drastis apabila demonstrasi ditayangkan.

Dampak Positif Demonstrasi

 Mengeluarkan aspirasi rakyat yang selama ini tertahankan.


 Mengeritik pemerintah dalam menjalankan pemerintahan yang lebih baik
sesuai dengan harapan rakyat.
 Salah satu wujud implementasi serta pengembangan konsep ekonomi
kerakyatan. Terjadi transaksi finansial yang sangat adil.
 Mengeluarkan pendapat rakyat yang belum terelasikan
 Menyadarkan pemerintah akan kebijakannnya dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut hidup rakyat.
 Mendesak pemerintah dalam mengeluarkan keputusan bersama yang
disetujui bersama
 Dapat membuka pikiran semua orang, baik pemerintah maupun
masyarakat terhadap masalah yang didemonstrasikan.
 Merupakan ciri Negara demokrasi yang tidak dapat dihilangkan sebagai
akibat dari pemerintahan demokrasi, yaitu pemerintahan yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
 Untuk mengetahui keberhasilan dari program pemerintah yang telah
dijalankan.
 Membuat perubahan terhadap sesuatu hal, baik itu berupa kebijakan,
program, maupun masalah lainnya dalam pemerintahan.
 Menambah lapangan kerja bagi pengangguran, karena ada rumor yang
mengatakan bahwa orang-orang yang berdemonstrasi adalah
pengangguran ataupun mahasiswa abadi yang dibayar oleh pihak lain
 Membuat pemerintah berintropeksi diri atas aspirasi Masyarakat
 Membuat pemerintah mengintropeksi diri atas aspirasi masyarakat.
 Memberi celah kepada pemerintah untuk melakukan perubahan di
berbagai bidang atas usul yang diberikan masyarakat.
 Memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut aktif dalam kegiatan
tersebut.
 Melatih masyarakat untuk bertanggung-jawab mengenai aspirasinya.
B. Definisi Anarkis

Kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris)
dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani
anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang
disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia =
tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan
menganut anarki. Indonesia memiliki banyak komunitas anarkis yang benar
benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarki di Indonesia
masihlah amat sempit di akibatkan pembodohan pemerintahannya yang tidak
mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan
pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu.

Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan


masyarakattanpa hierarkis (baikdalam politik, ekonomi,maupun sosial).
Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan,
adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat
menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat
bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerja sama
yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam tulisan
Bakunin yang terkenal. anarki adalah perindu kebebasan martabat individu. Ia
menolak segala bentuk penindasan.
BAB III

PEMBAHASAN TEORI

A. Analisa Kasus
Ratusan Driver GO-CAR menolak kebijakan baru yang mereka anggap
aturan yang sangat memberatkan dan mereka dianggap bukanlah mitra tetapi
buruh yang dipaksa bekerja. Kebijakan dan aturan baru itu berupa kenaikan poin
target dari semula 12 poin menjadi 16 poin, selain itu adanya penurunan intensif
dari semula 350.000 menjadi 250.000. Aksi demonstrasi pun ricuh karena tidak
ada kesepakatan, dan ratusan Driver GO-CAR meminta menyegel kantor
manajemen Gojek Lampung hingga manajemen Gojek Lampung menyampaika
aspirasi driver GO-CAR ke manajemen pusat.

Jenis massa pada kasus di atas berdasarkan:


 Bentuk: Massa Konkrit/massa terstruktur karena sebab munculnya massa
jelas, adanya kesatuan mind dan sikap, adanya keikatan bathin dan
persamaan norma, dinamis, lebih emosional, sikap massa jelas,
kolektivitas massa jelas, dan memiliki struktur.
 Aktivitas: Massa Aktif karena Massa yg ada pd suatu tempat dg tujuan
tertentu, disertai emosional yang tinggi siap untuk melakukan tindakan
agresif. Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah
adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian
massal, tindakan anarkis, dll. Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3
kondisi yang melatarbelakangi, yaitu: adanya problem yang cukup serius,
upaya penyelesaian problem yang tertunda, adanya keyakinan dalam
kelompok massa bahwa problem harus diselesaikan. Faktor-faktor yang
menyebabkan massa aktif: perasaan tidak puas→ bertukar pikiran → ide
baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’
tekanan jiwa masyarakat→ memuncak dan meledak.
 Jumlah Orang: Massa Besar
Demonstrasi dan kebebasan berpendapat merupakan warna dalam
kehidupan demokrasi. Sehingga aksi-aksi demonstrasi ini tidak dapat dihindari di
era demokrasi seperti saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang
menjunjung tinggi demokrasi, sehingga aksi-aksi demonstrasi massa di Indonesia
tidak dilarang. Namun tidak jarang aksi-aksi demonstrasi ini berujung pada
anarkhisme. Banyak faktor yang menyebabkan tindakan anarkis dari para
pendemo yang turun ke jalan dalam menyuarakan aksinya. Selain kekecewaan
terhadap kebijakan pemerintah, faktor-faktor lain diantaranya adalah adanya
provokator yang memprovokasi para demonstran untuk melakukan aksi anarkhis,
tindakan represif aparat kepolisian untuk membubarkan demonstrasi, dan lain
sebagainnya. Disinilah kiranya penegakkan hukum perlu dilakukan dengan hati-
hati.
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu
yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada
prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya
tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik.
Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan
tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali
diatas sadar bila keadaan memungkinkan. Salah satu pendapat yang dikemukakan
Oleh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu:
 das es atau the id, yaitu berupa dorongandorongan yang pada dasarnya
dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan
ingin keluar.
 das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan
keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma.
 das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan
dengan moral baik buruk. Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-
norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatasi gerak
atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu
sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini
berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai
perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya,
yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari
bawah sadar yang semula tekanan. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan
suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul
dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, salah satu bentuk adalah dalam
massa.
Proses Dinamika Gerakan Massa:
1. Pemusatan perhatian.
2. Penciptaan suasana kebersamaan.
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa.
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju.
Individu dalam massa melakukan hal-hal yang berlawanan dengan
kebiasaan → agresi. Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai
tujuan tersebut. Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis
bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang. Kondisi Psikologis Individu
Dalam Massa Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat
psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat
sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak
tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya
melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa.
Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan
collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon
dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law
mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa. Menurut
Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat
memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam
hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan(feeling) dan dalam
perbuatan yang tampak (overt behavior).
Psikodinamika adalah psikologi yang mempelajari tentang kepribadian atau
kesehatan jiwa manusia.Psikodinamik membantu kita untuk memahami beberapa
perspektif tentang realitas dan membantu meningkatkan hubungan antar manusia
dengan lingkungan sosialnya. psikodinamika mempunyai beberapa teori salh
satnya adalh : Psikonalisis(Freud) Perkembangan Kepribadian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
1. Perkembangan kepribadian individu menurut Freud, dipengauhi oleh
kematangan dan cara-cara individu mengatasi ketegangan. Menurut Freud,
kematangan adalah pengaruh asli dari dalam diri manusia.
2. Ketegangan dapat timbul karena adanya frustrasi, konflik, dan ancaman.
Upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan individu dengan : identifikasi,
sublimasi, dan mekanisme pertahanan ego.
B. Penanggulangan kasus dengan penerapan psikologi massa sebagai
petugas
Pada dasarnya kebebasan berpendapat telah di akui sebagai hak dari setiap
warga negara Indonesia. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NRI 1945), tepatnya dalam pasal 28 huruf
E. Selain itu ada undang-undang yang mengatur mengenai kemerdekaan
menyampaikan pendapat di muka umum, yakni Undang-Undang Nomor 9 tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat Di Muka Umum mengakui bahwa kemerdekaan untuk menyampaikan
pendapat di muka umum adalah merupakan hak setiap warga Negara. Hal ini
merupakan perwujudan hak dan tanggung jawab dalam berdemokrasi. Namun hak
kebebasan untuk menyatakan pendapat ini juga harus dilakukan secara damai dan
bertanggung jawab.
Dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum telah diatur bahwa setiap warga negara
berhak untuk menyampaikan pendapat dan pikirannya secara bebas, dan berhak
mendapat perlindungan untuk mengemukakan pemikiran-pemikirannya. Namun
dalam undang-undang ini juga ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
orang yang ingin mengemukakan pendapat serta pemikirannya. Kewajiban
tersebut diatur dalam pasal 6 Undang- Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum. Dalam pasal ini
disebutkan bahwa tanggung jawab dari setiap orang yang menyampaikan
pendapat di muka umum diantaranya adalah:
 menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain;
 menghomati aturan-aturan moral yang diakui umum;
 mentaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
 menjaga dan menghomati keamanan dan ketertiban umum; dan
menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan pasal 6 tersebut terlihat bahwa kebebasan untuk menyampaikan
pendapat, termasuk dengan cara melakukan unjuk rasa dan demonstrasi bukanlah
kebebasan yang tanpa batas, tetapi ada tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Dalam kasus-kasus demonstrasi anarkhis yang terjadi untuk menolak kenaikan
harga bahan bakar minyak bersubsidi pada sekitar akhir bulan Maret 2012, dapat
dikategorikan sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Kendati undang-
undang telah mengatur mengenai cara penyampaian pendapat di muka umum
yang diperkuat dengan berbagai sanksi, namun pada kenyataannya aksi-aksi
demonstrasi anarkhis seperti yang terjadi pada sekitar akhir bulan Maret 2012
tetap saja terjadi.
Aksi massa dalam jumlah besar memang rentan menimbulkan tindakan
anarki. Massa dengan jumlah yang banyak akan lebih mudah tersulut emosi,
sehingga tindakan-tindakan anarkhis akan dengan mudah terjadi. Hal ini salah
satunya dipengaruhi oleh kondisi psikologis massa yang cenderung menjadi lebih
berani apabila berada dalam suatu kelompok atau satu gerombolan. Oleh
karenanya memang persoalan penegakkan hukum saja tidak cukup untuk
mengatasi aksi massa yang anarkhis. Perlu pembinaan dari seluruh elemen
masyarakat, terutama aparat penegak hukum untuk selalu menjaga diri dari
tindakan-tindakan anarkhis yang justru akan menimbulkan kerugian yang sangat
besar.
Dalam aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada tindakan anarkhis,
memang tidak semuanya merupakan tindakan kriminal. Hal ini tergantung dari
konteks permasalahan yang memicu aksi anarkhis tersebut. dalam keadaan
tertentu, bisa saja aksi anarkhis justru dipicu karena usaha untuk melakukan
pembelaan diri. Misalnya karena langkah persuasif dari aparat kepolisian yang
berusaha membubarkan demonstrasi. Dalam keadaan seperti ini, maka mau tidak
mau para demonstran harus melakukan tindakan-tindakan untuk melindungi
dirinya. Tetapi memang banyak juga aksi-aksi anarkhis dari para demonstran yang
merupakan tindakan kriminal. Misalnya adalah pada demonstrasi untuk menolak
kenaikan harga bahan bakar minyak dengan melakukan tindakan penyanderaan
mobil tangki bahan bakar minyak. Perbuatan ini jelas merupakan tindakan
criminal dan perlu untuk ditangani secara hukum.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam penanganan demonstrasi yaitu:
a). upaya pre-emtif memberikan himbauan kepada pengunjuk rasa tentang tata
cara demonstrasi yang baik serta memberitahukan kepada instansi terkait yang
menjadi titik sasaran unjuk rasa dan atau demonstrasi.
b). upaya preventif dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam melakukan tugas
sesuai dengan Prosedur tetap. Hal ini dimaksudkan agar pihak Kepolisian baik
perorarangan dan unit satuan dalam mengambil tindakan tidak dipandang
berlebihan oleh masyarakat.
c). upaya represif merupakan tidakan terakhir pihak Kepolisian ketika aksi unjuk
rasa sudah tidak terkendali lagi dan telah mengarah pada aksi kerusuhan.
Kemudian pihak Kepolisian juga melakukan beberapa upaya, yaitu dengan
meningkatkan profesionalisme anggota Kepolisian, mengadakan koordinasi
dengan instansi terkait serta mengadakan penyuluhan hukum kepada masyarakat.
Penanggulangan Anarkis terdiri dari:
a) Upaya penal dilakukan dengan menggunakan kekuatan secara bertanggung
jawab, dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip penggunaan kekuatan
Kepolisian yang bertanggungjawab. Selain itu dilakukan dengan pengamanan
sesuai prosedur dan dalam batas-batas wajar, seperti tidak memukul atau
menganiaya demonstran yang mengganggu ketertiban umum, melakukan
pelanggaran atau tindak pidana.
b) Upaya non penal dilakukan dengan negosiasi terhadap para demonstran, tugas
pengamanan demonstrasi tidak hanya mengawal dan mengamankan para
demonstran agar tidak bertindak melanggar hukum, tetapi polisi dituntut untuk
memiliki kemampuan negosiasi terhadap aksi massa yang anarkhis sehingga
situasi menjadi kembali kondusif dan aman.
Massa yang ekspresif dapat terbentuk karena ketertarikan terhadap suatu
obyek atau kejadian tertentu maka untuk mencegah terbentuknya massa yang
lebih besar, maka tindakan yang bijaksana adalah secepat mungkin meniadakan
atau mengamankan obyek yang menarik perhatian tersebut dengan cara
melakukan penjagaan dan pengawalan. Apabila demonstrasi semacam ini
berlangsung lama hendaknya diusahakan pergantian petugas. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya ledakan-ledakan emosional dari petugas yang lelah
secara fisik maupun mental. Usahakan untuk membubarkan demonstrasi dengan
tehnik-tehnik yang tidak menggunakan kekerasan, misalnya : Menggunakan
pengeras suara untuk memberikan perintah-perintah yang dapat mengalihkan
perhatian anggota-anggota kelompok dan merekam dalam jarak dekat para peserta
atau anggota massa. Mereka akan khawatir identitasnya diketahui, kemudian
mengundurkan diri dari kelompok.
BAB IV
PENUTUP

Mengacu pada hak Masyarakat untuk menyuarakan pendapat, dukungan,


kritikan,ketidakberpihakan, dan ketidaksetujuan yaitu dengan salah satu caranya
dengan berdemonstrasi sebagaimana yang sudah diatur dalam UUD 1945.
Sebagai “matching point” dari Hak masyarakat untuk menyuarakan pendapat
tersebut, masyarakat pendemo juga harus melaksanakan kewajiban sebagai
warganegara yang baik saat melaksanakan demonstrasi, yaitu dengan tetap
menjaga ketertiban, keamanan sesama pendemo, dengan masyarakat sekitar,
maupun dengan pemerintah dan aparat yang merupakan juga hak mereka
sebagai warganegara. Untuk demonstran, alangkah baiknya jika dalam
berdemonstrasi paling tidak menghindari hal-hal yang mengganggu masyarakat
lain untuk beraktifitas sebagai hak mereka. Seperti menghindari penghadang-
hadangan akses masyarakat lain untuk mengkases fasilitas umum maupun
pribadinya, sebagai contoh menghindari akses menutup jalan yang sebenarnya
mengganggu kepentingan masyarakat lain, penyanderaan terhadap aset-aset
milik publik, maupun upaya merusak fasilitas publik. Aparatur negara pun harus
tetap menghormati hak pendemo, cukuplah kewajiban aparat untuk
mengamankan dan menertibkan demonstrasi. “menertibkan dan mengamankan”
dalam hal ini tidak serta merta dengan cara kekerasan dan emosi kemarahan,
yang nantinya berujung menyulut kemarahan pendemo. Seharusnya aparat
menertibkan dan mengamankan dengan tetap menghormati pendemo. Tertibkan
dan amankanlah mereka secara manusiawi dengan hati yang bersih dan ikhlas.

Untuk pemerintah sendiri, sebaiknya menghormati para pendemo dengan cara


“mendengarkan” dengan kata lain menanggapi mereka, karena pada dasarnya
niat mereka mengeluarkan pendapat hingga turun ke jalan dikarenakan suara
mereka kurang terdengar atau terwakili oleh para wakil rakyat.

Akhirnya dengan menghormati hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak,


demonstrasi sebagai salah satu wujud masyarakat demokrasi dapat berjalan
sebagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan yang telah diatur
dalam UUD 1945 sebagai dasar berdirinya negara Indonesia.

Menyimpulkan dari isi makalah bab-bab sebelumnya, apabila diibaratkan


demonstrasi adalah layaknya sebilah pisau, apabila penggunaanya benar sesuai
aturan, maka dapat sangan berguna atau bermanfaat suatu pihak, namun apabila
dalam penggunaanya melenceng dari fungsi dan tatacara penggunaanya, ini akan
berakibat terlukanya pihak-pihak tertentu. Demonstrasi akan berdampak
merugikan apabila demonstran, aparat, maupun pemerintah salah dalam
menanggapi demonstrasi tersebut. Namun sebaliknya, demonstrasi akan berjalan
saling menguntungkan apabila tata cara dan penyikapan demonstrasi tersebut
dijalankan dengan cara yang benar, semua pihak dari demonstran, aparat,
maupun pemerintah saling menjaga ketertiban, keamanan, dan menghormati hak
dan kewajiban yang mengandung nilai-nilai Pancasila dan tercantum pada UUD
1945. Kita sebagai warga negara yang berlandaskan Pancasila dan sangat
menjujung tinggi makna tersebut sebaiknya mengetahui sebelumnya bagaimana
demonstrasi yang diharapkan, supaya dalam upaya melaksanankan hak, tidak
mengganggu atau merugikan hak milik orang lain yang merupakan kewajiban
kita.

Anda mungkin juga menyukai