PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demonstrasi atau unjuk rasa, sudah menjadi cara yang dilakukan oleh
rakyat untuk menuntut haknya, maupun saat terdapat suatu kebijakan yang
dianggap tidak mensejahterakan kelangsungan hidup mereka sesuai paham
demokrasi sesungguhnya. Persoalan ini pun, melatarbelakangi aksi demonstrasi
yang dilakukan ratusan driver GO-CAR Lampung menuntut aplikator untuk
mengembalikan kebijakan dan aturan semula, sebab kebijakan dan aturan baru
tanpa ada kesepakatan bersama. PT. GO-JEK Indonesia merupakan perusahaan
pionir yang menggagas jasa transportasi ojek online di Indonesia. Belakangan ini,
telah muncul perusahaan ojek online lainnya yang telah aktif beroperasi seperti Grab,
Uber, LadyJek, Ojek Syar’I, Wheel Line, Teknojek, TransJek dan Bangjek. Dalam
penelitian ini, penelitian ini hanya membandingkan antara GO-JEK, Uber dan Grab
dikarenakan ketiga perusahaan jasa transportasi online tersebut merupakan yang
terbesar dan paling banyak yang digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil riset yang
dilakukan oleh Lembaga Riset Global Growth for Knowledge (GfK), dimana
menunjukkan bahwa transportasi berbasis online yang paling banyak digunakan
adalah GO- JEK, disusul oleh Grab dan Uber. Total pengguna aplikasi GO-JEK
pada tahun 2016 mencapai 21,6% dari total pengguna aplikasi teknologi yang dipakai
di Indonesia. Sedangkan pesaingnya yang berasal dari Malaysia, Grab, mencapai
angka pengguna sebesar 6,4%. GO-CAR adalah layanan transportasi menggunakan
mobil untuk mengantar konsumen kemanapun dengan nyaman. Saat ini, konsumen
dapat mendapatkan armada GO-CAR dan Blue Bird saat memesan layanan GO-
CAR dari aplikasi GO-JEK. Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh driver GO-
CAR di landasi karena kebijakan dan aturan baru itu berupa kenaikan poin target
dari semula 12 point menjadi 16 point, selain adanya penuruna insentif dari
semula 350 ribu menjadi 250 ribu. Bagi ratusan driver GO-CAR aturan ini sangat
memberatka dan menganggap mereka bukanlah mitra melainkan buruh yang
dipaksa kerja. Ratusan driver GO-CAR meminta untuk menyegel kantor
manajemen GOJEK Lampung hinggs manajemen menyampaikan aspirasi driver
GO-CAR ke manajemen pusat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
LANDASAN TEORI
A. Definisi Demonstrasi
Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno pada kurang lebih abad ke-5
SM. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan perkembangan
sistem demokrasi di berbagai negara. Kata demokrasi sendiri berasal dari dua
kata, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos/cratein yang berarti rakyat,
sehingga demokrasi secara etimologi diartikan sebagai pemerintahan rakyat,
yaitu keadaan negara di mana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada
di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat,
rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat, atau yang kini
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Salah satu dari 10 prinsip dasar demokrasi Pancasila yang dianut oleh
negara Indonesia adalah demokrasi yang berkedaulatan rakyat, yaitu demokrasi
di mana kepentingan rakyat harus diutamakan oleh wakil-wakil rakyat, rakyat
juga dididik untuk ikut bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kebebasan menyampaikan pendapat merupakan bagian dari
implementasi prinsip dasar tersebut, oleh karena itu kebebasan mendapat di
muka umum dijamin oleh :
Kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris)
dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani
anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang
disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia =
tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan
menganut anarki. Indonesia memiliki banyak komunitas anarkis yang benar
benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarki di Indonesia
masihlah amat sempit di akibatkan pembodohan pemerintahannya yang tidak
mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan
pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu.
PEMBAHASAN TEORI
A. Analisa Kasus
Ratusan Driver GO-CAR menolak kebijakan baru yang mereka anggap
aturan yang sangat memberatkan dan mereka dianggap bukanlah mitra tetapi
buruh yang dipaksa bekerja. Kebijakan dan aturan baru itu berupa kenaikan poin
target dari semula 12 poin menjadi 16 poin, selain itu adanya penurunan intensif
dari semula 350.000 menjadi 250.000. Aksi demonstrasi pun ricuh karena tidak
ada kesepakatan, dan ratusan Driver GO-CAR meminta menyegel kantor
manajemen Gojek Lampung hingga manajemen Gojek Lampung menyampaika
aspirasi driver GO-CAR ke manajemen pusat.