Anda di halaman 1dari 3

Masa Depan Demokrasi Indonesia

Post Democracy

Dipopulerkan oleh Colin Crouch, sosiolog Inggris. Post Democracy memiliki kondisi :

1. Keterlibatan masyarakat bersifat terbatas


2. Partai bukan penyalur aspirasi masyarakat
3. Menggunakan cara-cara populisme
4. Antusiasme politik menurun
5. Hilangnya penghormatan institusi pemerintah
Kondisi Demokrasi Indonesia
Dengan kondisi demikian, munculah sebuah demokrasi tanpa demos. Fenomena ini bukan hanya
terjadi pada saat ini, namun telah memiliki gejala-gejala sejak awal reformasi. Tercermin dari
berbagai istilah yang diberikan oleh beberapa pemerhati politik Indonesia, seperti “Delegative
Democracy” (Slatter 2004), “Patrimonial Democracy” (Weber 2006), “Patronage Democracy”
(Klinken 2009), “Political Cartel” (Ambardi 2009), “Clientelism” (Aspinal dan Berenschot 2019;
Rahmawati 2018), dan “Oligarchy” (Bunte and Ufen 2009, Hadiz and Robison 2004, Winters,
2011).

Ekosistem Politik Saat COVID-19: Bringing the State Back In


Ekosistem politik saat pandemi ditandai dengan peran pemerintahan yang diperkuat guna
menangani krisis. Dalam kondisi seperti ini pemerintah kemudian menjadi cenderung memiliki
banyak hak bahkan privilege, termasuk membuat berbagai aturan yang bersifat restriksi atau
diskresi. Aturan khusus negara dapat memasuki ranah-ranah privat sekalipun. Pemerintah dapat
menerapkan itu secara sepihak. Di banyak negara, aturan lockdown ataupun karantina tidak
memerlukan persetujuan dari masyarakat. Sehingga pada masa krisis dikenal kondisi “More
State, Less Private”.
Kondisi Politik dan Pemerintahan Era Pandemi
Di tengah pandemi COVID-19 ini secara substansi demokrasi memang tidak banyak perubahan.
Kita pada dasarnya masih akan menghadapi problematika demokrasi yang sama. Beberapa
fenomena terakhir cenderung mengkonfirmasi hal ini. Pertama, masih terus lemahnya checks
and balances dari DPR. Kedua, konsolidasi civil society yang tetap masih belum maksimal.
Ketiga, sinergi dan koordinasi internal pemerintahan yang tidak berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Masa depan demokrasi kita tampaknya belum akan pulih dalam waktu dekat. Model post-
democracy akan tetap bercokol dalam kehidupan politik kita. Memang kita tidak akan mengarah
pada model pemerintahan otoriter, namun juga belum akan mengarah pada bentuk pemerintahan
demokrasi tulen. Berbagai indikasi menjelang dan saat terjadinya pandemi COVID-19, tidak
menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada dukungan bagi perbaikan demokrasi.

Reference

Ambardi, K. (2009). Mengungkap Politik Kartel. Studi tentang Sistem Kepartaian di Indonesia
Era Reformasi. Jakarta: Kepustaan Populer Gramedia.

Aspinall, E and Berenschot, W (2019). Democracy for Sale, Election, Clientism and the State in
Indonesia. Itacha: Cornell University Press.

Aspinall, E and Sukmajati, M. (2015). Politik Uang di Indonesia, Patronase dan Klientisme
pada Pemilu Legislatif 2014. Yogyakarta: Polgov

Bunte, M and Ufen, A. (2009). “The New Order and Its Legacy: Reflections on Democratization
in Indonesia”, in Bunte, M and Ufen, A, eds. Democratization on Post-Suharto Indonesia.
London: Routledge.

Colin, C. (2004). Post-Democracy. Cambridge: Polity Press.

Davidson, J.S (2015). “Dilemmas of Democratic Consolidation in Indonesia”, the Pacific


Review, 22 (3), 293-310.

Ford, M and Pepinsky, T B, eds (2014). Beyond Oligarchy. Wealth, Power and Contemporary
Indonesian Politics. Cornell: Cornell Southeast Asia Program Publications.
Caption
Satu tahun sudah kita mengalami pandemi COVID-19. Kebijakan-kebijaka politik sudah dibuat
pemerintah untuk memperbaiki keadaan yang terdampak, tidak hanya di bidang kesehatan tetapi
juga di bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Pandemi membuat peta politik Indonesia
berubah, mulai ketidakpercayaannya masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah
ataupun pemerintah yang membuat kebijakan yang mungkin tidak selayaknya ketika pandemi
membuat guncangan terhadap demokrasi kita hari ini. Bagaimana melihat perkembangan
demokrasi kita di masa depan?
#politik
#demokrasi
#indonesia
#demokrasiIndonesia
#Pandemi
#Covid-19

Anda mungkin juga menyukai