Anda di halaman 1dari 4

AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN

BERNEGARA

Ilhamita Syafitri
1610842019
Jurusan Ilmu Administrasi Negara,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas, Padang

Abstrak

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen, sekaligus
untuk menambah wawasan dan menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari – hari baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa
tahun blakangan ini banyak bermunculan kasus – kasus sosial. Mulai dari ringan,
sedang hingga sampai yang berat, dalam bentuk tindak pelanggaan, perilaku
menyimpang dan tindak kriminal. Antara lain seks bebas, penggunaan narkoba,
terorisme, dan berbagai aktifitas yang menyimpang lainnya.
Kegelisahan pun muncul di kalangan para orang tua, masyarakat, pemuka
agama, apalagi para pendidik. Namun sayangnya tidak semua pihak yang
mengambil sikap, peran serta kontibusi yang jelas dan nyata untuk mencari jalan
keluar mengenai masalah – masalah sosial yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa
dilakukan adalah pengarahan, penyuluhan, dan penyuluhan dan himbauan kepada
seluruh warga masyarakat.
Perilaku ini semua berpangkal pada tatakelola negara yang kurang
bertanggung jawab dengan korupsi, kolusi, dan nepotisne. Melihat kondisi bangsa
ini seperti itu diperlukan upaya – upaya untuk mengatasinya. Oleh karena itu yang
menjadi pertanyaan kita saat ini adalah bagaimana cara kita mengaktualisasikan
Pancasila dalam kehidupan kita?

Kata kunci : aktualisasi, pancasila, demokrasi.

1
1.Pendahuluan

Sebelum kita masuk pada pokok bahasan kita perlu tau lebih dulu apa
makna sebenarnya dari aktualisasi tersebut. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia, aktualisasi diambil dari kata actual yaitu “betul – betul ada
(terlaksana)”. Jadi aktualisasi Pancasila adalah mengaplikasikan atau mewujudkan
nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia mengandung


konsekuensi setiap aspek dalam penyelenggaraan negara dan sikap dan tingkah
laku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara harus berdasar pada
nilai – nilai Pancasila. Hakikat Pancasila adalah bersifat universal, tetap dan tidak
berubah. Nilai – nilai tersebut perlu dijabarkan dalam setiap aspek dalam
penyelenggaraan negara dan dalam wujud norma – norma baik norma hukum,
kenegaraan, maupun norma – norma moral yang harus dilaksanakan oleh setiap
warga negara Indonesia.

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan bagaimana aktualisasi


dari sila keempat pancasila yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan “

2.Pembahasan

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu


negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Pada intinya, yang
banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu kebenaran.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam
peringkat yang sejajar satu sama lain. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif
dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai

2
aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui
proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan


pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung)
atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa
Yunani dēmokratía "kekuasaan rakyat",yang dibentuk dari kata dêmos "rakyat"
dan Kratos "kekuasaan”. Dalam pengartiannya memang demokrasi kekuasaannya
berasal dari rakyat. Namun, pernyataan itu tidak sesuai dengan apa yang telah
terjadi di Negara Indonesia ini. Sebaliknya, kenyataan tersebut berbanding
terbalik dengan yang seharusnya. Pemerintah yang semestinya harus
memperhatikan kondisi rakyatnya, memakmurkan kesejahteraan rakyatnya, malah
mengambil alih kekuasaan yang diberikan oleh rakyat untuk hal-hal yang negatif.

Hal ini dikarenakan akibat penyalahgunaan kekuasaan yang diberikan


tersebut, seperti para koruptor yang selalu menjadi perbincangan di masyarakat.
Mereka bisa dengan leluasa mengambil hak milik rakyat dengan seenaknya, tanpa
mereka memikirkan bagaimana nasib rakyat tersebut. Bahkan sampai sekarang
pun “mereka” masih banyak yang bekeliaran di negara ini.

Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah


Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi
Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat
demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau
ditiadakan.
Berkat sifat persatuan dan kesatuan daripada Pancasila, sila ke-empat
mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah
kerakyatan yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan yang adil
dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

3
3.Simpulan

Tujuan dianutnya sistem demokrasi untuk mensejahterakan rakyat di


Indonesia, namun masih banyak yang disalah gunakan. Sungguh hal ini perlu
dilakukan pengawasan secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan lainnya.
Pengendalian dari masyarakat pun juga sangat diharapkan sekali dalam
perwujudan demokrasi yang sebenarnya. Sampai kapan keadaan demokrasi di
negara kita akan seperti ini kalau bukan rakyat sendiri lah yang turun tangan.
Indonesia masih menjadi Negara Berkembang dan kita harus membuatnya
menjadi Negara Maju. Untuk itu, marilah kita galang kesatuan untuk menerapkan
sepenuhnya demokrasi khas negeri kepulauan yaitu Pancasila milik Indonesia dan
demi kemajuan serta kemakmuran. Demokrasi diciptakan untuk dijalankan sesuai
dengan yaang sebenarnya, bukan untuk diselewengkan menjadi hal yang negatif.
Hal yang hanya menguntungkan sebelah pihak. Dan kita sebagai rakyat Indonesia
harus memperjuangkan itu.

Daftar pustaka

Kaelan dan Achmad, Zubaidi. 2010. Pendidikan kewarganegaraan. Yogyakarta :


paradigma.
Azra, Azyumardi. 2003. demokrasi, hak asasi manusia ,dan masyarakat madani.
Jakarta :ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Akmal. 2014. pendidikan kewarganegaraan dalam perspektif ketahanan nasional.


Padang : Bung Hatta university press.

Bestari, Prayoga dkk. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik. Jakarta : PT.
Pribumi Mekar.

Bolo, Andreas Doweng dkk. 2000. Pendidikan Nilai Pancasila. Bandung : Unpar
Press.

Anda mungkin juga menyukai