Anda di halaman 1dari 9

TATANAN SOSIAL

Pendahuluan
Makalah ini akan membahas topik seputar tatanan sosial dan pengendalian sosial Pada
saat ini kita berbicara Tatanan Sosial, ada beberapa konsep penting yang perlu
didiskusikan yaitu tentang: struktur sosial, pranata sosial, dan masyarakat. Sarana
Pengendalian Sosial yang paling utama adalah hukum karena hukum sangat efektif untuk
menertibkan masyarakat yang membangkang. Dalam konteks pengendalian sosial inilah
Negara mendapat legitimasi untuk penggunaan kekerasan fisik terhadap para
pembangkang.

A. Tatanan Sosial

Kita hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya. Lingkungan
sosial tersebut mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat terus
berjalan dan bertahan. Prasyarat- prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial
(sosial order). Konsep tatanan sosial merupakan konsep dasar yang harus
dipahami dengan baik oleh mereka yang mempelajari sosiologi. Karena konsep
tatanan sosial ini terkait erat dengan konsep-konsep dasar lainnya. Apabila Anda
memahami dengan baik konsep-konsep dasar ini, maka Anda akan dapat
menganalisis fenomena sosial dengan baik.

Prinsip yang bisa kita ambil adalah adanya pengaturan dan ketertataan dari
suatu lingkungan sosial. Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu
membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling
berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh
seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu-
individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur
oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial (social
order). Demikian juga dengan tatanan sosial. Semua persyaratan, antara lain
adanya sejumlah individu, interaksi, status dan peranan, nilai dan norma serta
proses harus terpenuhi sehingga tatanan sosial tersebut bisa tetap berlangsung
dan terpelihara.

B. Struktur Sosial

Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial


secara definitif merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial-budaya dan
organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya
organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan
masing-masing bagian.
Skema dibangun secara objektif, agar dapat mengenal posisi yang diberikan
masyarakat kepada nilai-nilai sosial budaya, dan organ-organ atau komponen
sosial yang menjadi milik masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran
agama, ideologi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ
masyarakat merupakan semua komponen yang bersama-sama mewujudkan
masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama, ideoligi, dan
kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat
merupakan komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat, seperti
kelompok sosial maupun lembaga-lembaga sosial.

Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi


sosial dan antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai
sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur
sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini
umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal
(perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak
menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah) dan
ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok
dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih
tinggi).

Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:

· George Simmel: Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola


perilakunya.

· George C. Homans: Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat
dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.

· William Kornblum: Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena
adanya pengulangan pola perilaku individu dan kelompok.

· Soerjono Soekanto: Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-
posisi dan peranan-peranan sosial.

· Abdul Syani: Struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat.

· Coleman. Struktur sosial adalah sebuah pola hubungan antarmanusia dan


antarkelompok manusia.

· Talcott Parsons. Struktur sosial merujuk pada saling keterkaitan antarinstitusi.


Ralph Linton (1968) menambahkan bahwa struktur sosial terdiri atas dua
konsep penting, yaitu status dan peran.

1. Status atau kedudukan

Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut:

a. Ascribed status. Status yang diberikan kepada individu tanpa memandang


kemampuan atau perbedaan antarindividu yang dibawa sejak lahir.

b. Achieved status. Status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih
melalui persaingan dan usaha pribadi.

c. Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain atas jasa-jasa tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan


yang dialami seseorang, sehubungan dengan status yang dimilikinya. Hal ini
disebut konflik status.

a. Konflik status individual. Dirasakan oleh orang yang bersangkutan dalam


bathinnya sendiri. Contohnya seorang perempuan harus memilih antara bekerja
atau menjadi ibu rumah tangga.

b. Konflik status antarkelompok. Terjadi antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya. Contohnya peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering
bertentangan dengan peraturan instansi lain.

c. Konflik status antarindividu. Terjadi antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Contohnya seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai
pengasuhan anak.

Pada umumnya orang juga menggunakan simbol-simbol tertentu untuk


menunjukkan kedudukannya dalam masyarakat. Simbol tersebut dapat berupa
gaya bicara, cara berpakaian, dan penggunaan gelar kebangsawanan maupun
akademis.

2. Peranan
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu status atau kedudukan. Jika
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,
ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan
dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Konflik peranan timbul jika
orang harus memilih peranan dari dua status atau lebih yang dimilikinya.
Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan itu saling bertentangan.
Contohnya konflik peranan seseorang yang berstatus sebagai guru sekaligus
ibu.

Ciri-ciri Struktur Sosial

1. Muncul pada kelompok masyarakat

Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status
dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca
ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.

Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu.
Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang
berbeda pula.

2. Berkaitan erat dengan kebudayaan

Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan.


Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai
banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan
beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah


sbb:

a. Keadaan geografis

Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya


kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan
yang berbeda satu sama lain.

b. Mata pencaharian

Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain


sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.

c. Pembangunan

Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia.


Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan
kelompok masyarakat kaya dan miskin.

3. Dapat berubah dan berkembang

Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur
yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan
zaman.

Fungsi Struktur Sosial

1. Fungsi Identitas

Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah
kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang
ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai
pembeda dari kelompok lainnya.

2. Fungsi Kontrol

Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri


individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam
masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya
dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan
niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan
konsekuensi yang pahit.

3. Fungsi Pembelajaran

Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini
dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai
dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

C. Institusi Sosial

Elemen yang lain dari struktur sosial adalah institusi sosial. Institusi sosial
berkaitan erat dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana
untuk itu individu berusaha membentuk dan mengembangkan serangkaian
hubungan sosial dengan individu lainnya. Serangkaian hubungan sosial tersebut
terlaksana menurut pola-pola tertentu. Pola resmi dari suatu hubungan sosial ini
terjadi di dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem institusi sosial.
Judson R. Landis (1986: 255) mendefinisikan institusi sosial sebagai norma-
norma, aturan-aturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan di sekitar
kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pokok yang terkait dengan
pengalaman masyarakat. Dari definisi ini maka bisa kita pahami bahwa institusi
sosial merujuk pada upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk
mengatasi masalah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mengatasi
masalah tersebut, maka kita jumpai banyak sekali institusi sosial dalam
masyarakat. Besar kecilnya sosial yang ada di masyarakat sangat tergantung
pada sederhana dan kompleksnya kebutuhan atau masalah dari masyarakat
tersebut. Para sosiolog telah berusaha membuat penggolongan institusi sosial
yang ada di masyarakat atas dasar fungsi dari institusi sosial tersebut.

Durkheim mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari institusi. Dalam bahasa


Indonesia dijumpai terjemahann berlainan dari konsep institution. Selo
Soemardjan dan Soelaeman, misalnya, menggunakan istilah “lembaga
kemasyarakatan” sebagai terjemahan konsep social institution.

Institusi sosial adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu


yang dianggap penting, institusi berkembang berangsur-angsur dari kehidupan
sosial manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan
dan disetujui, maka prilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga adalah
peran yang telah dibakukan disetujui dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi
dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas dari siapa
orang yang mengisi peran itu. Institusi mencakup sekumpulan unsur
kelembagaan (norma prilaku, sikap, nilai, symbol, ritual dan ideologi) fungsi
manifest (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak
dikehendaki dan tidak direncanakan). Lima institusi dasar yang penting dalam
masyarakat yang kompleks adalah Institusi keluarga, keagamaan, perintahan,
perekonomian, dan pendidikan

1. Institusi Keluarga

Keluarga merupakan lembaga sosial dasar. Bentuk lembaga ini sangat berbeda,
bervariasi. Keluarga yang berdasarkan pertalian perkawinan atau kehidupan
suami istri disebut keluarga kehidupan suami istri (conjungal fanily), yang terdiri
dari suami, istri dan anak-anak. Namun, dalam banyak masayarakat keluarga
bersifat kerabat, hubungan sedarah, (consanguine), yaitu kelompok keluarga
hubungan sedarah yang jauh lebih besar dengan suatu lingkaran pasangan.

Suatu keluarga mungkin merupakan : Suatu kelompok yang mempunyai nenek


moyang yang sama; Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah
atau perkawinan; Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; Pasangan
tanpa nikah yang mempunyai anak; Satu orang dengan beberapa anak.

Perkawinan adalah suatu pola social yang disetujui, dengan dua orang atau
lebih membentuk keluarga perkawinan neo local yakni pasangan suami istri
membangun rumah tangganya sendiri; perkawinan patri local, dimana pasangan
nikah tinggal bersama keluarga suami; dan dari perkawinan matri local dimana
pasangan suami istri tinggal bersama keluarga istri.

Semua masyarakat mempraktekan endogamy yakni kawin dengan orang dari


dalam kelompoknya sendiri, dan juga eksogami, yakni kawin dengan orang dari
luar kelompok sendiri. Meskipun kebanyakan perkawinan bersifat mono gami
yaitu satu pria dengan satu wanita, banyak masyarkat mengijinkan poligami yang
memperbolehkan seorang pria kawin lebih dari satu wanita ada tiga bentuk
poligami. Bentuk yang pertama adalah perkawinan kelompok yakni perkawinan
beberapa pria dan beberapa wanita bentuk yang sangat jarang ditemukan
adalah poliandri dimana satu istri memiliki banyak suami; sedangkan bentuk
poligami yang umum adalah poligini, yakni seorang suami mempunyai lebih dari
satu istri pada saat yang sama.

2. Institusi Agama

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan


kebudayaan. Agama (bahasa Inggris§: Religion, yang berasar dari bahasa Latin§
religare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang
penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion
(Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

… sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul


bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang
menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu
untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti “10 Firman” dalam agama Kristen
atau “5 rukun Islam” dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan
dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi§. Agama juga
mempengaruhi kesenian.

Semua agama besar menekankan kebajikan seperti kejujuran dan cinta sesama.
Kebajikan ini sangat penting bagi keteraturan prilaku masyarakat manusia, dan
agama membantu manusia untuk memandang serius kebajikan seperti itu.

Institusi agama merupakan system keyakinan dan praktek keagamaan yang


penting dari masyarakat yang telah dibakukan dan dirumuskan serta yang dianut
secara luas dan dipandang perlu dan benar. Agama berkaitan dengan hal-hal
yang sifatnya lebih dari prilaku moral. Agama menawarkan suatu pandangan
dunia dan jawaban atas berbagai persoalan yang membingungkan manusia.
Agama mendororng manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri melaikan memikirkan kepentingan sesama.

3. Institusi pendidikan
Lembaga pendidikan dikembangkan sebagai suatu upaya sistematis untuk
mengajarkan apa yang tidak bisa dipelajari secara mudah dalam lingkungan
keluarga. Lembaga pendidikan primer adalah sekolah formal, yang bermula dari
jenjang sekolah kanak-kanak hingga jenjang perguruan tinggi. Pendidikan formal
mencangkup berbagi jenis sekolah seperti: sekolah korepondensi, sekolah bagi
para siswa sambilan (part time) dan siswa yang bertempat tinggal jauh; sekolah
kejuruan yang menawarkan beraneka ragam latihan dan keterampilan khusus;
ditambah dengan latihan pendidikan magang; serta program pendidikan industry
yang diselenggarakan oleh banyak perusahaan besar dengan tujuan untuk
melatih para karyawan mereka sendiri. Disamping itu berbagai bentuk
pendidikan informal berlangsung, baik dalam kondisi yang menyenangkan
maupun yang buruk, dirumah, dijalanan, dan melalui media massa_terutama
televisi.

Institusi pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga


lainnya, oleh karena itu institusi pendidikan selalu berjuang untuk memperoleh
otonomi dari lembaga-lembaga tersebut. Alat untuk melindungi otonomi
pendidikan meliputi kebebasan akademik dan jabatan akademik. Kebebasan
akademik mengandung pengertian ;(1)sekolah harus dikelola oleh para pendidik
dengan campur tangan pihak luar yang terbatas, dan (2) para sarjana dan guru
besar diperkenankan melakukan penelitian, mempublikasikan dan mengajar
tanpa harus kawatir terhadap penekanan, meskipun penelitian atau apa yang
mereka ajarkan terbukti tidak disenangi orang. Jabatan tetap akademik
melindungi tenaga pengajar dari pemberhentian mendadak yang disebabkan
baik oleh pandangan tenaga pengajar meupun hanya adanya sikap-sikap pilih
kasih kepala sekolah atau pengawas sekolah.

4. Institusi Politik Ekonomi

Institusi-institusi politik ekonomi adalah sarana yang distandirasi untuk


memlihara ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa.
Institusi-institusi politik-ekonomi memiliki tiga pola yakni:

a. System ekonomi campuran, dimana keuntungan dan pemilikan swasta


digabungkan dengan beberapa unsur sosialisme dan paham negara
kesejahteraan

b. System komunisme, yang mencangkup pengertian bahwa pencarian keuntungan


swasta tidak diperkenankan dan perusahaan penting dikelola oleh negara

c. System fasisme, yang berarti bahwa perusahaan swasta diperkenakan berjalan


dibawah pengendalian negara secara otoriter

System ekonomi campuran, yang paling banyak berkembang didunia dewasa ini
sedang berjuang menghadapi resesi, inflasi, dan konflik yang menyangkut
masalah sejauh mana batas fungsi Negara dalam mensejahterakan rakyatnya.

Fungsi nyata dari Institusi-institusi politik-ekonomi adalah untuk memelihara


ketertiban, menciptakan konsensus, dan meningkatkan produksi semaksimal
mungkin. Tidak ada satupun masyarakat yang telah berhasil memenuhi segenap
fungsi tersebut. Fungsi laten dari Institusi -institusi politik ekonomi banyak
jumlahnya, antara lain adalah merusak kebudayaan tradisional dan
mempercepat pengrusakan lingkungan hidup.

D. Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan


sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian
sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang
berperilaku menyimpang / membangkang.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial
masyarakat :

1. Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna


mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)

Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui


gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu
Lintas, dll.

3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)

Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan


untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan
kesalahan yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri.

Anda mungkin juga menyukai