Anda di halaman 1dari 15

Pertemuan 8

HUBUNGAN SOSIAL
ANTAR KELOMPOK
ETNIK
HUBUNGAN SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK

• Isu tentang hubungan antar kelompok etnik masih menjadi isu


penting terutama pada masa reformasi ini.
• Etnisitas dan hubungan antar kelompok etnik dipandang memiliki
hubungan yang erat dengan masalah-masalah pembangunan
masyarakat Indonesia.
• Keberagaman budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia pada
dasarnya adalah sebuah potensi untuk membentuk identitas kita
sebagai bangsa Indonesia.
• Kecenderungan ini memang tidak saja terjadi dalam konteks
masyarakat Indonesia, namun telah menjadi kecenderungan pada
masyarakat dunia, seperti diungkapkan Huntington (1997:28)
DEFENISI ETNISITAS

Etnisitas merupakan konsep yang kompleks. Etnisitas juga


dapat diartikan sebagai bangsa. Berdasarkan akar kata, etnisitas
berasal dan bahasa Yunani kuno, yaitu ethnos yang berarti
bangsa dan ethnikos yang berarti “lainnya”. Dalam pengertian
ini maka etnisitas menitikberatkan pada adanya perbedaan
antara apa yang dipandang sebagai bangsa dengan kelompok-
kelompok lainnya yang dipandang sebagai bukan bangsa.
PANDANGAN DAN KONSEP ETNISITAS, MENURUT
AGUSTINO (2001: 255- 256)

1. Pandangan Primodialis
Pandangan ini cenderung menganggap etnisitas adalah sesuatu
yang inheren dalam diri manusia, atau dengan kata lain ras dan
etnisitas memiliki arti yang saling tumpang tindih. Menurut
pandangan ini, tatkala banyak suku, agama, atau lainnya, maka
akan timbul pertikaian hingga kekerasan diantara mereka yang
berbeda.
2. Pandangan Instrumentalis

Etnisitas dianggap sebagai alat yang digunakan oleh

individu atau kelompok untuk mengejar suatu tujuan

yang lebih besar, biasanya dalam bentuk materiil.

Konsepsi etnisitas, bagi kaum instrumentalis, tidak

terlalu relevan kecuali digunakan atau diperalat oleh elit

politik yang ingin mencapai tujuan tertentu.


3. Pandangan Konstruktivis

Etnisitas tidak bersifat kaku sebagaimana dibayangkan


kaum primodialis atau sedemikian mudahnya diperalat
oleh kaum elit politik sebagaimana diduga kaum
instrumentalis. Etnisitas dapat diolah hingga membentuk
suatu jaringan (relasi) pergaulan sosial dan berbagai
lapisan pengalaman. Artinya, etnisitas merupakan
sumber kekayaan hakiki yang dimiliki oleh dunia ini
untuk saling mengenal dan memperkaya budaya satu
dengan lainnya.
• Dengan melihat berbagai pandangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa keanggotaan seseorang
dalam kelompok etnisitas tertentu tidaklah serta
merta menjadi sama dengan kekeluargaan,
karena etnisitas lebih mengarah pada identitas
yang dipersepsikan, bukan sebagai suatu
kelompok yang memiliki aksi sosial yang
kongkrit (Weber 1996: 35).
KOMPOSISI ETNIS

Salah satu cara untuk melihat komposisi kelompok etnik di


Indonesia adalah dengan melihat peta demografi penduduk.
Tetapi, informasi mengenai komposisi kelompok etnik di
Indonesia hanya dapat dilihat pada data sensus penduduk
tahun 1930 dan 2000 (Suryadinata 2003: 13). Sensus 1930
adalah sensus yang dilakukan Pemerintah Belanda.
Sedangkan tahun 2000 adalah pertama kalinya Badan Pusat
Statistik Indonesia memasukan pertanyaan tentang etnisitas.
POLA HUBUNGAN ANTAR ETNIS
1. Masa Kolonial

Hubungan antar etnik dalam konteks masyarakat


Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan begitu saja
dengan yang telah terjadi pada masa kolonial Belanda.
Hubungan antar etnik pada dasarnya telah terjadi jauh
sebelum masa kolonial dalam bentuk hubungan
perdagangan dan pertukaran budaya, namun masa
kolonial merupakan satu titik penting sebab kelompok
etnik di wilayah jajahan berinteraksi dengan pemerintah
kolonial.
2. Pasca-Kolonial: Orde Lama dan Orde Baru

Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, dampak yang dibuat pemerintah

kolonial masih membekas, bahkan hingga kini. Hal ini dilihat dari

kebijakan pemerintah yang menempatkan kelompok etnis Cina bukan

bagian dari negara Indonesia. Kenyataan menarik pada gerakan

nasionalis yang memperoleh kemerdekaan dan menguasai pemerintahan

Indonesia, Belanda dan pengusaha-pengusaha Eropa digantikan oleh

orang-orang Indonesia, baik dalam bidang pemerintahan dan politik.

Tetapi tidak terjadi perubahan pada status kelompok Cina, baik

kelompok yang terpisah dan masyarakat pribumi maupun kelompok

yang mengontrol ekonomi modern dalam masyarakat Indonesia.


3. Masa Reformasi

Hubungan antar etnis di Indonesia tak lepas dan


sejarah dan bagaimana negara mengatur hubungan
tersebut. Pemerintah cukup memegang peranan dalam
mengatur hubungan itu. Karenanya, perubahan peta
politik dan kebijakan publik penting untuk dijadikan
dasar dalam menganalisa pola hubungan antar etnis di
Indonesia.
KEBANGKITAN IDENTITAS ETNIK

• Faktor penting yang harus diperhatikan dalam kelompok


etnik dapat berubah menjadi hubungan konfliktual yaitu
jika di antara kelompok etnis yang saling berinteraksi,
bahkan hidup berdampingan dalam satu kesatuan unit
politik negara, tidak memiliki tujuan yang selaras. Dalam
hal ini konflik dapat dilihat sebagai sesuatu yang
fungsional, sebagai strategi untuk menghilangkan unsur-
unsur disintegrasi dalam masyarakat yang tidak
terintegrasi dengan sempurna.
EMPAT TEORI TENTANG PENYEBAB KONFLIK ANTAR
ETNIS, MENURUT BYMAN (2002)

1. Dilema keamanan kelompok etnik


Segala usaha untuk meningkatkan keamanan
yang dilakukan suatu kelompok sehingga
menimbulkan reaksi balik dari kelompok lain
dan pada akhirnya membuat kelompok
tersebut merasa kurang aman.
2. Perlindungan status
Konflik etnis muncul sebagai konsekuensi
atau hasil dari ketakutan kelompok terhadap
dominasi kelompok lain, baik secara material
maupun budaya.
lanjutan
3. Ambisi hegemoni

Suatu kelompok yang berkuasa tidak cukup puas


dengan bertahannya nilai-nilai budaya dan institusi
mereka saja, tetapi ingin menjadi kelompok dominan.

4. Aspirasi kaum elit

Adanya ambisi dari elit kelompok etnik tertentu untuk


mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dengan
menggunakan isu-isu ketakutan, kebencian dan ambisi
kelompok etnik.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai