Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 7

KOMPLEKSITAS MASYARAKAT INDONESIA


MASYARAKAT INDONESIA
 Indonesia merupakan negara kepulauan serta merupakan
negara berpenduduk keempat terpadat di dunia dengan
komunitas muslim yang terbesar.
 Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki penduduk yang
terdiri dari berbagai kelompok etnik dengan dialek, tradisi dan
kehidupan berbeda-beda dan terbesar diberbagai wilayah.
 Selain itu Indonesia juga kaya akan sumber daya alam yang
pada masa lalu menarik perhatian negara imperialis seperti
Portugis dan Belanda, dan saat ini juga menjadi sasaran
negara negara kapitalis besar, Indonesia menjadi sumber
tenaga kerja murah dan konsumen berbagai produk.
 Dengan kompleksitasnya itu, banyak ilmuan yang tertarik
mengamati dinamika Indonesia, baik aspek politik, sosial,
maupun ekonomi.
A. Komposisi Etnik Penduduk Indonesia

 Berdasarkan sensus tahun 2000 diketahui bahwa jumlah


etnik dan sub-etnik yang terdapat di Indonesia adalah 1072,
dengan 11 etnik memiliki warga di atas satu persen.
 Tentunya setiap etnik memiliki identitas budaya dengan
karakteristiknya tersendiri.
 Indonesia masih dalam tahan nation building selama masa
orde baru, sehingga konsep SARA (suku, agama, ras dan
antar golongan) dianggap sensitif.
 Khususnya ras dan etnik/ Keberadaan kelompok etnik
tersebut dapat menjadi kekuatan integrative dalam
masyarakat, tetapi juga bisa memiliki implikasi yang
bersifat paradoks.
B.Komposisi Penduduk Berdasarkan
Agama
 Indonesia merupakan negara multi-religius. Beberapa agama
yang dianaut sebagian besar penduduk Indonesia adalah
Islam, Kristen Protestan, Khatolik, Hindu, Buddha dan
Khonghucu. Pada situasi tertentu yang sangat represif, peran
negara sangat dominan sehingga integrasi lebih bersifat
koersif. Sedangkan pada waktu yang lain terjadi sebaliknya.
 Begitu pula dilihat dari relasi horizontal antar kelompok, baik
atas dasar etnik maupun lokalitas, masih terjadi hubungan
yang terdapat dikatakan hubungan yang harmonis, masih
terjadi pertentangan dan pada tingkat tertentu bersifat
konfliktual, terutama pada saat negara kurang berperan.
lanjutan
Negara perlu menjalankan perannya untuk
mengembangkan negara-bangsa dengan cara yang
demokrasi dan kebijakan-kebijakan yang bersifat
multicultural dengan identitas sebagai sebuah bangsa
yang satu menjadi kebutuhan bagi semua kelompok
etnik yang ada.
Hal yang paling penting dicatat bahwa dengan
adanya perkembangan sosil politik di Indonesia yang
memunculkan kebutuhan pengelolaan dan
menyelesaikan konflik, berkembang pula ketertarikan
untuk mengembangkan pendidikan multicultural.
C. Stratifikasi Masyarakat Indonesia
 Stratifikasi masyarakat Indonesia dalam konteks negara
bangsa tidak terlepas dari sejarah perkembangan politik dan
struktur pemerintahan serta birokrasi sejak masa Hindia-
Belanda hingga saat ini.enam priode politik sebagai tahapan
perkembangan yang sangat penting di Indonesia, yaitu
periode aturan kolonial (sebelum 1942), periode pendudukan
Jepang (1942-1945),periode revolusi (1945-1949), periode
orde lama (1950-1966), periode orde baru (1966-1998),
periode reformasi (setelah 1998), pada bagian ini akan
dibagi secara singkat perubahan politik dan struktur
pemerintahan pada periode tersebut.
 Sistem pemerintahan dan birokrasi pada masa kolonial
berlangsung sekitar tahun 1830 dengan administrasi baru
dibawah Gubernur Jendral Van den Bosch yang menerapkan
culturstelsel, sekitar tahun 1860/1870.
lanjutan
 Dengan birokratisasi yang menguatkan pada akhir abad ke-19, maka
terbuka kemungkinan penerimaan sebagai pegawai negeri meningkat,
seperti yang diwujudkan dalam penumpasan tanpa ampun terhadap
pemberontakan petani.
 Pada akhir masa pemerintahan kolonial Belanda, situasi sangat tidak
stabil dan diwarnai konflik karena meningkatnya tuntutan untuk
merdeka.
 Jepang menang perang di asia dan mengambil alih pemerintahan dari
Hindia Belanda.
 Pada masa itu pemerintahan Jepang melakukan mobilitasi politik dan
ekonomi dengan mengorganisasikan penduduk ditingkat yang paling
rendah, yaitu kampong dengan penekanan loyalitas yang sangat kuat
terhadap pemerintahan Jepang.
 Pada tahun 50-60, Soekarno gigih menganjurkan peningkatan upaya
pembangunan bangsa. Pembangunan bangsa daan karakter menjadi
kata kunci dalam periode ini.
D. Kondisi Sosial Ekonomi
 Pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan bangsa.Perbedaan tingkat
pendidikan pada umumnya berdampak pada perbedaan peluang
anggota masyarakat unyuk memperoleh pekerjaan.
 Hal ini juga berdampak pada perbedaan tingkat pendapatan yang
akhirnya berpengaruh terhadap perbedaan tingkat kesejahteraan.
 Perbedaan ekonomi di Indonesia sudah dibahas sejak adanya
debat internasional tahun 1950-an tentang dualisme
perekonomian di Indonesia.
 Hal tersebut didorong oleh adanya kondisi sosial ekonomi pada
masa kolonial dan pada masa awal kemerdekaan “regionalisme”.
Dalam perkembangannya kegiatan ekonomi lebih dominan di
Jawa dan sedikit banyak di Sumatera.
lanjutan
Perubahan struktural ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi meningkat sangat luar biasa menjelang tahun
1980-an.
Pembangunan regional di Indonesia pada saat itu
digambarkan sebagai transformasi sosial ekonomi yang
dramatis sejak tahun 1960-an.
Sementara terdapat kesenjangan ekonomi yang serius
antar wilayah, Indonesia telah menjadi sebuah entitas
ekonomi yang lebih terintegrasi, dibantu oleh
pemerintahan yang kuat dan berorientasi
pembangunan, minyak dan aliran modal masuk, serta
investasi utama dibidang infrastruktur fisik dan sosial.
E.Kompleksitas Masyarakat dan
Integrasi Nasional
◦ Integrasi nasional tergantung pada keseimbangan
mendasar antara komponen historis, politik,sosial
budaya,interaksi dan ekonomi sebagai sebuah ekuilibrium
yang dinamis.
◦ Berkembangnya kelompok etnik seperti di Indonesia
dapat menjadi kekuatan integratif dalam masyarakat,
tetapi juga bisa memiliki implikasi yang bersifat
paradoks.
◦ Integrasi nasional sangat kompleks, sehingga sebagian
dari kompleksitas tersebut muncul dari bagaimana
berbagai faktor integrasi tersebut terjadi pada berbagai
level.
F. Konflik Sosial dan Kekerasan
Indonesia menjadi sangat menarik perhatian
internasional sejak terjadinya krisis ekonomi pada
tahun 1997 dan perubhan kepemimpinan nasional pada
tahun 1998.
Pada akhir tahun 1990-an, Indonesia dikejutkan
dengan berbagai konflik etnik.
Selama tahun 1995-1996, terjadi kerusuhan di Jawa.
Sebagian dari konflik tersebut dipersepsikan sebagai
sintemen anti Cina yang diikuti oleh kekerasan seperti
yang umumnya terjadi, baik sebelum maupun setelah
kemerdekaan, meskipun terjadi dalam skala berbeda-
beda.
lanjutan
Mengelompokkan beberapakan kategori
kekerasan.
Kekerasan komunal merupakan kekerasan
sosial yang terjadi antara dua kelompok
masyarakat atau satu kelompok diserang oleh
kelompok lain.
Pengelompokan komunal bisa berdasarkan
etnik,agama,kelas sosial, afiliasi politik atau
hanya sekedar perbedaan kampong, dan lain-
lain.
G. Terbentuknya Bangsa dan Negara
Indonesia
 Kesadaran berkebangsaan dan ide pembentukan
negara kesatuan Indonesia sampai pasca
kemerdekaan Indonesia, konsep kesatuan nasional
menjadi prioritas perhatian pemerintah Indonesia.
 Pada periode orde Baru, kebijakan yang menekankan
pentingnya negara kesatuan begitu kuat sehingga
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat dapat
dikatakan tidak diberi tempat yang memadai.
 Istilah Bhineka Tunggal Ika (Bersatu Dalam
Keragaman) ditetapkan sebagai slogan yang diasumsi
diterima oleh seluruh etnik di wilayah Indonesia.
H. Dinamika Kebangsaan Indonesia
Seperti yang dijelaskan oleh Paulus Wirutomo.
Dinamika hubungan antar etnik terkait dengan besar
kecilnya rasa memiliki Indonesia sebagai bangsa pada
setiap kelompok etnik.
Karakteristik sebuah bangsa membatasi bentuk dan
berbagai fungsi institusi negara, dan dengan demikian
juga membatasi sebagai hubungan antara etniknya.
Pada masa reformasi telah terjadi perubahan sistem
politik dan administrasi pemerintahan yang
berdampak juga pada hubungan antara pusat dan
daerah, maupun antar kelompok etnis.
lanjutan
Pada tingkatan tertentu, dengan berlangsungnya reformasi
dan euphoria demokrasi, negara dapat kehilangan
kewibawaannya dalam mengembangkan sebuah negara
bangsa.
Istilah Bhineka Tunggal Ika maupun nilai gotong royong
dan rukun yang selama ini dilekatkan sebagai ciri
masyarakat Indonesia terus mendapat ujian dalam relasi
antar kolompok di tingkat empirik.
Hal yang paling penting bahwa dengan adanya
perkembangan sosial politik di Indonesia yang
memunculkan kebutuhan pengelolaan dan penyelesaian
konflik, berkembang pula ketertarikan untuk
mengembangkan pendidikan multikultural.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai