Anda di halaman 1dari 11

Analisis faktor pendorong dan penghambat perubahan

sosial.

Beberapa faktor pendorong perubahan sosial antara lain:

1. Industrialisasi dan urbanisasi


2. Kontak dengan kebudayaan lain
3. Penemuan teknologi baru
4. Sikap terbuka terhadap perbedaan
5. Peningkatan jumlah penduduk
6. Orientasi pada kemudahan dan masa depan
7. Ketidakpuasan terhadap kondisi yang sedang dialami
8. Kesadaran akan perubahan

Selain faktor pendorong, beberapa faktor penghambat perubahan sosial yang


dapat diidentifikasi:

1. Kurangnya kontak dengan kebudayaan masyarakat lain


2. Konservatisme
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lambat
4. Rasa takut adanya goncangan sistem nilai dan norma
5. Prasangka buruk terhadap teknologi asing
6. Kenyamanan pada kondisi saat ini

BEBERAPA Definisi dan pengertian tentang perubahan


sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai
berikut:[3]
Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan
kondisi geografi,kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun
adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.

Emile Durkheim
Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-
faktor ekologis dan demografis, yang mengubah
kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang
diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi
masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas
organistik.
Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat[1]
Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau
perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium)
hubungan sosial
William F. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun
immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar
dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap
unsur-unsur immaterial
Raja
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat
yang memengaruhi suatu sistem sosial.
Tidak semua gejala-gejala sosial yang
mengakibatkan perubahan dapat dikatakan
sebagai perubahan sosial, gejala yang
dapat mengakibatkan perubahan sosial
memiliki ciri-ciri antara lain:[4]

Perubahan yang direncanakan


Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu
oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam
masyarakat.[1][8] Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat
sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-
lembaga kemasyarakatan.[1] Oleh karena itu, suatu perubahan
yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan
pengawasan agent of change.[1] Secara umum, perubahan
berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya,
untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio,
pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan
jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga ber
encana (KB).[
Untuk program Swasembada telur dan daging di pedesaan, pemerintah
mengadakan gerakan intensifikasi ternak ayam kampung /buras.

: Modernisasi
Soerjono Soekanto : modernisasi adalah suatu bentuk
perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan
sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan
pada suatu perencanaan yang disebut sosial planning
5. J.W. Schoorl : modernisasi merupakan penggantian
teknik produksi dari cara – cara tradisional ke cara-cara
yang tertampung dalam pengertian revolusi industri.
Schoorl merumuskan penerapan ilmu pengetahuan ilmiah
yang ada kepada semua aktivitas merupakan factor
penting dalam modernisasi
Dilihat dari definisi diatas modernisasi dapat dilihat
sebagai suatu perubahan fisik yaitu cara – cara tradisional
kearah modern atau penggunaan teknologi atau mesin
serta dari pola pikir yaitu pola pikir tradisional menjadi pola
pikir rasional. Praktis dan efisien
Syarat modernisasi menurut Soerjono Soekanto adalah :
1. cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking)
2. sistem administrasi yang baik, yang benar-benar
mewujudkan birokrasi
3. adanya sistem pengumpulan datayang baik dan teratur
dan terpusat
4. penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat
terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat – alat
komunikasi massa
5. tingkat organisasi yang tinggi
6. sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan
perencanaan sosial

Setiap modernisasi hal yang paling mendukung adalah


sumber daya manusia modern. Adapun konsep manusia
modern dikemukakan oleh Alex Inkeles adalah sebagai
berikut:
1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman
baru dan penemuan-penemuan baru
2. Senantiasa siap menerima perubahan
3. Mempunyai kepekaan terhadap masalah – masalah
yang dihadapi di sekitarnya
4. Senantiasa mempunyai informasi yang lengkap
mengenai pendiriannya
5. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan masa
mendatang
6. Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada
dirinya
7. Tidak parah pada nasib
8. Percaya pada keampuhan iptek
9. Menyadari hak-hak, kewajiban serta kehormatan orang
lain

Pengertian Globalisasi
Pengertian Globalisasi menurut beberapa ahli adalah :
1. Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi
adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu
yang sama misalnya yerbentuknya PBB, OKI
2. Menurut Anthony Giddens (1989), proses peningkatan
kesalingtergantungan masyarakat dunia dinamakan
dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat
kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat
dunia ketiga(yang pernah dijajah Barat dan mayoritas
hidup dari pertanian)

Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di


bidang komunikasi dunia.
Biasanya unsur globalisasi yang mudah diterima
masyarakat adalah berupa teknologi tepat guna dan
mudah aplikasinya, pendidikan formal serta unsur yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Sedang unsur globalisasi yang sulit diteriba biasanya
berupa teknologi yang rumit dan mahal, menyangkut
ideologi, politik dan kepercayaan serta sukar disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan masyarakat.
Masyarakat penerima globalisasi ada yang mampu
menerima globalisasi tersebut atau ada yang menolak.
Adapun mereka yang menolak biasanya adalah :
1. kelompok masyarakat yang belum mapan atau belum
siap menerima perubahan
2. kelompok masyarakat tertinggal yang terasing
3. kelompok masyarakat dari kalangan generasi tua yang
cenderung mencurigai globalisasi

Adapun kelompok masyarakat atau individu yang


menerima globalisasi adalah
1. kelompok masyarakat yang kedudukan atau status
sosialnya sudah mapan
2. kelompok masyarakat kota yang telah menikmati
berbagai media komunikasi dan informasi globalisasi
3. kelompok masyarakat dari kalangan generasi muda
yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-
unsur perubahan dan modernisasi

Dampak positif modernisasi adalah


1. Tercapainya kemajuan kebudayaan bangsa
2. Meningkatnya industri yang memungkinkan masyarakat
lebih sejahtera (lapangan kerja, barang konsumsi, volume
ekspor dan lain-lain)
3. Meningkatnya efesiensi dan efektifitas kerja,
transportasi dan komunikasi
4. Meningkatnya sector ekonomi, pendidikan, kesehatan
dan kualitas sumber daya manusia

Dampak negatif modernisasi antara lain


1. Pudarnya pengetahuan tradisional
2. Pudarnya sistem kepercayaan atau religi tradisional
3. Bergesernya nilai budaya akibat kemajuan di bidang
teknologi dan pengetahuan
4. Melemahnya etos kerja tradisional
5. Meningkatnya angka kriminalitas dan kenakalan remaja
6. Meningkatnya tingkat pencemaran lingkungan
7. Menimbulkan kesenjangan sosial ekonomi

Dampak positif globalisasi


1. Masuknya nilai – nilai positif (disiplin, etos kerja,
pentingnya pendidikan)
2. Mempercepat proses pembangunan karena
perkembangan iptek
3. Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap
unsur –unsur pembaruan

Dampak negatif globalisasi


1. Terjadinya cultural shock, yaitu masyarakat mengalami
disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima
kenyataan perubahan akibat globalisasi
2. Terjadinya cultural lag yaitu unsur – unsur globalisasi
tidak berlangsung secara serempak
3. Anomi, yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan
norma lama telah ditinggalkan sedang nilai dan norma
baru belum terbentuk.

Tantangan global terhadap eksistensi Jati Diri


Bangsa
Jati Diri Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah masyarakat multikultur yang
sesungguhnya sulit untuk dirumuskan jati dirinya. Tetapi
bangsa Inodesia memiliki puncak-puncak kebudayaan
daerah yang luhur dan akhirnya diterima oleh seluruh
bangsa sehingga memunculkan budaya nasional. Jati diri
bangsa Indonesia
Jati Diri Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia adalah masyarakat multikultur yang
sesungguhnya sulit untuk dirumuskan jati dirinya. Tetapi
bangsa Inodesia memiliki puncak-puncak kebudayaan
daerah yang luhur dan akhirnya diterima oleh seluruh
bangsa sehingga memunculkan budaya nasional. Jati diri
bangsa Indonesia adalah budaya-budaya yang khas atau
karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang mampu
membedakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Jati
diri bangsa Indonesia antara lain

1. mementingkan nilai-nilai religius dan ketakwaan terhadap


Tuhan YME
2. senantiasa menempuh jalan musyawarah
3. mementingkan gotong royong
4. menghormati harkat dan martabat orang lain (santun dan malu
terhadap hal yang berkaitan dengan kesusilaan)
5. dapat menerima perbedaan serta menghargai perbedaan
Adanya modernisasi maupun globalisasi dapat memudarkan
budaya dan jati dir bangsa. Adapun tantangan global terhadap
keberadaan jati diri yang dimiliki bangsa adalah adanya sikap,
unsur atau nilai:
1. Konsumerisme
2. Westernisasi
3. Sekulerisme
4. Kekurangmandirian
5. Adanya demoralisasi, kenakalan remaja
6. Munculnya kondisi disharmonis
7. Meningkatnya sikap egois dan materialistis
8. Munculnya pola kehidupan yang kompetitif dan disorganisasi
sosial
9. Kerusakan lingkungan

Upaya Mencegah Memudarnya Budaya dan Jati Diri Bangsa


Adanya arus globalisasi dan modernisasi memunculkan masalah
pada generasi muda. Generasi muda merupakan pewaris
kebudayaan maupun berkewajiban mempertahankan jati diri
bangsa, tetapi pada faktanya sekarang ini banyak generasi muda
merasa asing di negeri sendiri. Oleh karena itu upaya mencegah
memudarnya budaya dan jati diri bangsa perlu dilakukan baik
oleh pemerintah, pihak swasta maupun secara penuh kesadaran
oleh masyarakat itu sendiri. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
1. Melakukan reorientasi budaya (culture reorientation), yaitu
aktivitas menengok kembali keberadaan budaya sebagai langkah
awal untuk memperkenalkan budaya sendiri kepada generasi
baru yang belum memahami nama, fungsi dan asalusul suatu
subkebudayaan
2. Melakukan revitalisasi budaya, yaitu upaya perombakan dan
penyesuaian sedemikian rupa sehingga unsur-unsur budaya
tersebut menjadi penting kembali
3. Melakukan refungsionalisasi budaya, yaitu membuat suatu
budaya mengakar dan berfungsi bagi keperluan sehari-hari
masyarakat
4. Mengupayakan pelembagaan budaya
5. Melakukan implementasi budaya

( TAMBAHKAN MATERI Tentang Desa Progresif ) cari di literature ..

Anda mungkin juga menyukai