KECAMATAN PANGURURAN
KABUPATEN SAMOSIR
T.P 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
berjudul “Konflik dan Proses Politik”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai
penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Guru pembimbing karena atas bimbingan dan sarannya jugalah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terakhir kepada teman-teman yang tidak
terdapat kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu,
Penulis
PATUAN SITANGGANG
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................4
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan .................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah konflik dalam ilmu politik sering kali dikaitkan dengan kekerasan,
antara individu dan individu, kelompok dan kelompok, individu dan kelompok,
dan bernegara. Sementra itu, salah satu dimensi penting proses politik adalah
politik yang tidak bersifat kekerasan ada tiga tahap. Adapun ketiga tahap ini
meliputi politisasi atau koalisi, tahap pembuatan keputusan, dan tahap tahap
ataupun organisasi dalam upaya Secara sempit konflik politik dapat dirumuskan
4
sebagai kegiatankolektif warga masyarakat yang diarahkan untuk
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik Politik
tapi berhubungan satu sama lain secara fungsional. Lain dari pada itu, masyarakat
terintegrasi atas dasar suatu nialai yang disepakati bersama sehingga masyarakat
yang saling bertentangan. Lain dari pada itu, masyarakat terintergasi dengan suatu
paksaan dari kelompok yang dominan sehingga masyarakat selalu dalam keadaan
Konflik terjadi antar kelompok yang memperebutukan hal yang sama, tetapi
5
masyarakat tidak mungkin terintegrasikan secara permanen denagan
yang terintegrasi atas dasar konsensus sekalipun, tak mungkin bertahan secara
Istilah konflik dalam ilmu politik sering kali dikaitkan dengan kekerasan,
antara individu dan individu, kelompok dan kelompok, individu dan kelompok,
sumber yang sama. Namun, guna mendapatkan dan atau mempertahankan sumber
yang sama itu kekerasan bukan satu-satunya cara. Pada umumnya, kekerasan
dibedakan menjadi dua, yaitu konflik yang berwujud kekerasan dan konflik yang
6
Konflik yang tidak berwujud kekerasan pada umumnya dapat ditemukan
melembaga. Adapun contoh konflik yang tidak berwujud kekerasan, yakni unjuk-
Sementara itu, konflik tidak selalu bersifat negative seperti yang diduga orang
banyak. Apabila ditelaah secara seksama, konflik mempunyai fungsi positif, yakni
pandangan konflik, pada dasarnya politik adalah konflik. Pandangan ini ada
benarnya sebab konflik merupakan gejala yang serba hadir dalam masyarakat,
termasuk dalam proses politik. Selain itu, konflik merupakan gejala yang melekat
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
7
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung
berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang
merasa terhibur.
yang berbeda.
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus
dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena
dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang.
sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara
8
satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik
menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan
itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat
berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat
dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau
9
bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena
b. Tipe-tipe konflik
Konflik dikelompokkan menjadi dua tipe, kedua tipe ini meliputi konflik
positif dan konflik negative. yang dimaksud dengan konflik positif adalah konflik
forum terbuka lainnya. Tuntutan seperti inilah yang dimaksud dengan konflik
yang positif. Sedangkan konflik yang negative adalah penyaluran melalui tindak
c. Struktur konflik
Menurut paul conn, situasi konflik ada dua jenis, pertama Konflik menang-
Konflik menang kalah adalah konflik yang bersifat antagonistic sehingga tidak
bersangkutan. Ciri dari konflik ini adalah tidak mengadakan kerjasama, dan hasil
10
Konflik memang adalah suatu konflik dimana pihak-pihak yang terlibat
factor, yaitu:
jenis.
3. Pihak yang berkonflik menilai tidak mungkin terjadi peningkatan status bagi
dirinya.
maka konflik akan semakin intens. Demikian pula dengan 7 resiko, semakin besar
tingkat resiko yang akan ditimbulkan maka konflik akan semakin intens. 9 Coser
sebagai berikut:
11
2. Semakin besarnya keterlibatan emosional pihak-pihak dalam konflik maka
3. Semakin ketat struktur sosial maka tidak tersedianya alat yang melembaga
konflik. Dengan asumsi konflik tidak akan dapat diselesaikan dan dibasmi, maka
konflik hanya dapat diatur saja sehingga konflik tidak mengakibatkan perpecahan
kepentingan dalam masyarakat, konflik selalu terjadi maka konflik tidak pernah
daripada sebab-sebab konflik. Dalam jangka pendek konflik dapat dibasmi dengan
B. Proses Politik
Salah satu sumber konflik politik adalah adanya struktur yang terdiri dari
12
kepentingan rakyatnya. Rakyat tidaklah patut disalahkan sebagai penyebab
terjadinya konflik politik. Hal yang perlu diperhatikan bahwa konfiik politik
ditimbulkan oleh adanya keterbatasan sumber day adan posisi. Semakin tinggi
masyarakat dan bernegara. Sementra itu, salah satu dimensi penting proses politik
konflik politik yang tidak bersifat kekerasan ada tiga tahap. Adapun ketiga tahap
ini meliputi politisasi atau koalisi, tahap pembuatan keputusan, dan tahap tahap
antara berbagai pihak, dengan segala motifasi yang mendorongnya maka masing-
pemerintah selaku pembuat dan pelaksana politik. Agar tuntutan didengar oleh
melalui meida massa. Dengan kata lain hal tersebut akan menjadi tranding topic
muncul ke permukaan pada dasarnya ada dua hal yaitu karena adanya
Secara kultural, seperti suku bangsa, daerah, agama, dan ras; dan majemuk
secara sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi seperti petani, buruh,
13
pedagang, pengusaha, pegawai negeri sipil, militer, dokter alim ulama,
cendekiawan; dan dalam arti perbedaan karakteristik tempat tinggal seperti desa
vertikal dapat menimbulkan konflik sebab sebagian besar masyarakat yang tidak
memiliki atau hanya memiliki sedikit saja kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan
kepentingan.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
sebagai berikut :
ntapi berhubungan satu sama lain secara fungsional. Lain dari pada itu,
masyarakat terintegrasi atas dasar suatu nialai yang disepakati bersama sehingga
2. Konflik dikelompokkan menjadi dua tipe, kedua tipe ini meliputi konflik positif
dan konflik negative. yang dimaksud dengan konflik positif adalah konflik yang
15
politik, badan-badan pewakilan rakyat, pengadilan, pemerintah, pers, dan foru-
forum terbuka lainnya. Tuntutan seperti inilah yang dimaksud dengan konflik
yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
bandung, 1998
http://nefi34na.blogspot.com/2012/08/sistem-pemilihan-umum.html
16
17